Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular pada manusia merupakan masalah penting yang
dapat terjadi setiap saat, terutama di negara berkembang khususnya
indonesia. Lingkungan hidup di indonesia menjadi jelek akibat
urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota, tumpukan sampah
dimana-mana dan meningkatnya pulusi udara. Penyakit menular
seperti demam berdarah, sudah merebak hampir di setiap daerah.
Penyakit poliomielitis dan flu burung yang di tularkan melalui unggas
dan dinyatakan sebagai kejadian luar bisa juga sempat merenggut
jiwa manusia(Chandra, 2009: 22).
Penyakit menular berjangkit dengan cepat yang menyerang
sejumlah besar orang pada daerah yang luas. Keadaan ini disebut
wabah. Selain kata wabah, ada istilah lain yang sering dipakai untuk
menggambarkan adanya peningkatan kejadian penyakit menular
disuatu daerah, yaitu suatu letusan (outbreak) dan kejadian lur biasa
atau kejadian tidak biasa di masyarakat .
Di indonesia, pernyataan adanya penyakit wabah hanya boleh di
tetapkan oleh mentri kesehatan. Peningkatan penderita penyakit/
kematian akan dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila
kejadian tersebut terbatas dan dapat di tanggulangi sendiri oleh
pemerintah daerah dan dinyatakan oleh keadian luar biasa apabila
perlu koordianasi penanggulangannya membutuhkan bantuan dari
pusat dalam hal ini Dit. Jen. P2M & PLP (Chandra, 2009: 22).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui epidemiologi penyakit menular dalam komunitas.
BAB II
Tinjauan Teori
2.1 Pengertian penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang ditularkan melalui berbagai
media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di
hampir semua negara berkembang. Karena angka kesakitan dan
kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Berbeda dengan penyakit tidak menular yang biasanya bersifat
menahun dan banyak disebabkan oleh gaya hidup. Penyakit menular
biasanya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan
masyarakat. Penyakit jenis ini masih diprioritaskan mengingat sifat
menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan
kerugian yang besar.
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment),
agen penyebab penyakit (agent) dan pejamu (host). Ketiga faktor
penting ini disebut
sehat.
Perubahan
keseimbangan
akan
menyebabkan
1. Lingkungan
Lingkunga terdiri dri lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik
terdiri dari:
a. Keadaan geografis (dataran tinggi/rendah,persawahan, dll)
Keadaan geografis, seperti ketinggian mempenaruhi penularan
penyakit, nyamuk aedes aegypti tidak meyukai ketinggian lebih
dari 1000 m di atas permukaan laut, kadar oksigen juga
mempenggaruhi daya tahan tubuh seseorang. Semakin tinggi
letak
pemukiman,
maka
oksigennya.
Dataran
temperature
udara.
akan
tinggi
juga
Lingkungan
semakin
rendah
berhubungan
persawahan
kadar
dengan
juga
bisa
kuman
penyakit.
udara
dapat
mempengaruhi
kebijakan
pencegahan
dan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAKTERI
VIRUS
PROTOZOA
CACING
LEPTOSPIRA
JAMUR
ETIOLOG
I
PENYAKI
T
MENULA
CARA
PENULARA
N
EPIDEMIOLOGI
1. VEKTOR
2. PERMUKAAN
KULIT
3. UDARA
4. AIR/MAKANAN
5. BINATANG
1.
2.
3.
4.
5.
ZOONOSIS
SPORADIS
ENDEMIS
EPIDEMIS
PANDEMIS
Meningitis
Mumps
Paratyphoid fever
Pediculosis
Pertussis
Plague, pneumonic
Penurnonia
Poliomyelitis
Puerperal fever
Rabies
Ringworm
Salmonellosis
Scabies
Smallpox
Tetanus
Trachoma
Tuberculosis
Typhoid fever
Yaws
Reservoir
Cara penularan
Inkubasi
Tindakan pencegahan
Nama
atau
pseudomembran
onkomikosis.
dapat
terbentuk
Ulkus
di
atau
esofagus,
Evaluasi
bukti
klinis
dan
laboratorium
dari
Reservoir
: Manusia
Cara penularan
Inkubasi
Tindakan pencegahan
penyebaran
sistemik.
Kemoprofilaksis
selama
bulan
pertama
setelah
transplantasi
sekresi
dan
benda-benda
yang
terkontaminasi.
Pengobatan spesifik : Salep nistatin atau azole (mikonazol, klotrimazol,
ketokonazol, flukonazol) berguna untuk berbagai
bentuk
kandidiasis
superfisial.
Klotrimazol
oral
Metode diagnosis
Reservoir
: Manusia
Cara penularan
10
munculnya
erupsi
pertama.
Desinfeksi
Metode diagnosis
usapan
diperlukan
untuk
warna
atau
membedakan
kultur
bakteri
rabas
dari
: Manusia
Cara penularan
Inkubasi
11
Tindakan pencegahan
sakit.
Pengawasan klien : Isolasi Anak tidak masuk sekolah selama masa
akut. Tindakan kewaspadaan terhadap sekresi dan
drainase. Desinfeksi bersamaan terhadap rabas dan
benda benda kotor.
Imunisasi tidak ada
Pengobatan spesifik
sulfanomid,
seperti
natrium
Metode diagnosis
laboratorium
terhadap kulit
kepala
dan
pemeriksaan
mikroskopik
untuk
12
Reservoir
Cara penularan
Inkubasi
Tindakan pencegahan
13
Metode diagnosis
tersebut
secara
mikroskopik
untuk
Cara penularan
Inkubasi
Tindakan pencegahan
14
Mebendazol
(Vermox),
atau
15
rentan,
sehingga
tingkat
kelahiran
yang
tinggi
untuk
16
g. Penyakit menular
Jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang
spesifik atau racun yang di hasilkan dan di tularkan melalui
reservoar atau kontak tidak langsung melalui vektor kepada
orang.
h. Penyakit tidak menular
Ditujukan kepada jenis-jenis penyakit seperti tumor, jantung
koroner, diabetes mellitus dan lain-lain.
2. Periodisitas berjangkitnya penyakit
a. Epidemik
Berjangkitnya suatu penyakit pada sekelompok orang di
masyarakat
dengan
jenis
penyakit,
waktu
dan
sumber
17
hewan.
Contoh : penyakit pes pada tikus
i. Enzoonosis
Penyakit zoonosis yang berjangkit
hewan.
Contoh : penyakit bovine tbc pada sapi
3. Dinamika penularan penyakit
Dinamika penularan penyakit dari sumber atau reservoar infeksi ke
orang yang rentan.
Reservoar infeksi
Merupakan tempat penyinggahan agen penyakit untuk hidup dan
berkembang serta bertahan hidup, dikenal ada 2 tipe rservoar, yaitu pada
manusia dan hewan (Chandra, 2009: 24).
a. Reservoar pada manusia
Pada penyakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang
sedang megalami infeksi dapat berupa kasus atau karier.
Kasus dapat berbentuk subklinis dan klinis, pada kasus subklinis,
tidak di temukan gejala penyakit atau bersifat asimtomatia tetapi
berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain.
Contoh : penyakit poliomielitis
Karier terjadi karena proses penyembuhan tidak sempurna dan
secara bakteriologis agen penyakit masih ada di dalam tubuh,
contohnya pada penyakit demam tifoid.
b. Reservoar pada hewan
Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung yang berupa
kasus atau karier seperti pada manuasia (Chandra, 2009: 27).
Cara penyebaran penyakit menular menurut Chandra ( 2009: 29).
Cara penyebaran atau mode of transmission penyakit infeksi kepada
manusia yang sensitif dapat melalui beberapa cara, baik terjadi secara
langsung atau tidak langsung dari satu orang ke orang salin. Ditinjau dari
aspek epidemiologi, cara penyebaranya di masyarakat bersifat lokal,
regional maupun nasional.
18
dengan
mengobati
penderita
dan
tidak
melakukan
19
20
21
Untuk mencegah infeksi melalui mata, hidung, mulut, dan kulit yang
tidak utuh :
1. Sarung tangan : gunakan jika kemungkinan akan kontak dengan
cairan tubuh. Sarung tangan tersedia untuk flebotomi. Ganti setelah
setiap kali kontak dengan pasien. Jangan menggunakan kembali
sarung tangan pemeriksaan/sarung tangan bedah. Sarung tangan
rumah tangga dapat digunakan kembali jika masih dalam keadaan
utuh dan bersih.
2. Pelindung mata, masker : gunakan jika cairan tubuh menjadi
droplet di udara.
3. Skort : Gunakan jika cairan tubuh cenderung memercik ke
pakaian.
4. Kantong resusitasi (atau alat ventilasi lainnya): Gunakan untuk
menghindari kontak dari mulut ke mulut. Penghalang yang anda
gunakan akan membutuhkan beberapa penilaian untuk resiko
pajanan pada situasi klinis.
5. Linen sampah infeksius : Sebelum dipindahkan, masukkan ke
dalam
kantong
dan
beri
label
untuk
pembuangan
atau
23
ini
meliputi
usaha
memelihara
dan
generasi
yang
sedang
tumbuh
untuk
tidak
tingkat
pertama
(primary
prevention)
penyebab
(agent/pemapar),
lingkungan,
dan
proses
24
optimal.Adapun
usaha
pencegahan
khusus
(specific
kausal
seperti
desinfeksi,
sterilisasi,
pasteurisasi,
25
melalui
perbaikan
dan
peningkatan
derajat
social
masyarakat.
Adapun sasaran pencegahan tingkat pertama ini dapat pula
ditujukan pada factor penjamu seperti perbaikan gizi, pemberian
aiminisasi, penungkatan kehidupan social dan psikologis individu
dan masyarakat serta peningkatan ketahan fisik individu.
3. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit
atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui
diagnosis dini serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat.
Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk
mencegah meluasnya penyakit/terjadinta wabah pada penyakit
menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta
mencegah komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah
menemukan penderita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini
meliputi : (1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu
seperti pegawai negri, buruh/pekerja perusahaan tertentu, murid
sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara, termasuk
pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai,
calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat
keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu ; (2) penyaringan
(screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit
26
(seperti
pemasangan
protese),
rhabilitasi
mental
27
5. Strategi Pencegahan
Strategi
pencegahan
meliputi
sasaran
dan
kegiatan
pencegahan
dengan
sasaran
tersebut
dapat
2.
Pencegahan
Premordial
Primer
Gaya Hidup
Pola makan
Tidak
merokok
Reduksi
stress rendah
Rendah
lemak dan
garam
Latihan fisik
Tidak
3.
Sekunder
merokok
Manajemen
stress
Pola diet
Laithan fisik
Berhenti
Lingkungan
Biologi
System
Tanpa
Manusia
Cegah
Pelayanan
Pengobatan
pencemaran
kawin
alternatif
Kondisi kerja
Riwayat
menyenangk
keluarga,
Penyuluhan
Pemberdayaa
an
Penurunan
profil lemak
Aspirin
polusi timbal
Perubahan
kerja
Konseling
keluarga
Tersier
Manajeme
n stress
Pola diet
Latihan
ringan
Berhenti
Medic
Pengenalan
akibat
samping
obat
merokok
4.
n masyarakat
Pengamanan
rumah,
Terapi fisik
Terapi
tempat untuk
wicara
Kepatuhan
kursi roda
Dukungan
terhadap
Evaluasi
penyebab
sekunder
Penyuluhan
pasien
System
rujukan
Pelayan
komplikasi
Pelayanan
home care
28
merokok
Penyesuaian
keluarga
pengobatan
kecatatan
Pelaksaan
usaha
terprogram
dapat
pemberian
imunisasi
pencegahan
bersifat
dasar,
wajib
yang
maupun
perbaikan
terencana
sukarela,
sanitasi
dan
seperti
lingkungan,
29
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen
penyakit spesifik atau produk beracun yang ditransmisikan dari
orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir benda mati ke pejamu
yang rentan, melalui tumbuhan atau hewan perantara, vektor, atau
lingkungan mati, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Berbagai jenis penyakit menula rmenurut cara penularannya yaitu
Transmisi kontak (indirect, direct, droplet), perantara (air, makanan,
susu, plasma, serum), Transmisi dengan vector (nyamuk, kutu,
lalat, dan lain-lain), air-borne transmission (droplet nuclel, debu).
3. Karakteristik utama penyakit menular yaitu penyakit-penyakit
tersebut sangat umum terjadi di masyarakat, beberapa penyakit
dapat menyebabkan kematian atau kecacatan, beberapa penyakit
dapat menyebabkan epidemik, penyakit-penyakit tersebut sebagian
besar dapat dicegah dengan intervensi sederhana, penyakitpenyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak.
4. Ditinjau dari sudut epidemiologi, perlu diketahui dan dipelajari
batasan, definisi, periodisitas dan dinamika penyebaran suatu
penyakit agar tindakan dan penanganan terhadap penyakit dapat
dilakukan dengan baik.
5. Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara
umum, yakni: pencegahan tingkat dasar, pencegahan tingkat
pertama yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,
pencegahan tingkat kedua yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga yang
meliputu pencegahan terhadap terjadinya cacat dan terakhir adalah
rehabilitasi.
Keempat
tingkat
pencegahan
tersebut
saling
31
32