Anda di halaman 1dari 24

Manajemen

Keperawatan
Konsep Pengorganisasian

Disusun Oleh :
Alfiana Ramdhania
(130012002)

Konsep Pengorganisasian

Konsep Organisasi
Organisasi sebagai kumpulan orang-orang

tidak dapat dilepaskan dari lingkungan,


karena

pada

dasarnya

organisasi

juga

merupakan bagian dari lingkungan dan juga


masyarakat.

Lingkungan

organisasi

menjadi dua, yaitu :


1. Lingkungan internal
2. Lingkungan eksternal

dapat

dibagi

Struktur Organisasi
Suatu

struktur organisasi menetapkan cara tugas

pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan


secara formal. Elemen tersebut adalah spesialisasi
pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang
kendali, sentralisasi, dan desentralisasi.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat

digunakan

dalam

penyusunan

struktur

organisasi, yaitu :
1. Pembuatan

struktur

organisasi

berdasarkan fungsi
2. Pembuatan

struktur

berdasarkan jenis layanan

organisasi

3. Contoh struktur organisasi dalam rumah

sakit
4. Pembuatan

Struktur

Organisasi

Berdasarkan Pelanggan
5. Pembuatan

Struktur

Berdasarkan Tempat

Organisasi

Job Analyses
Sumberdaya manusia (SDM) perawat di

ruang rawat terdiri dari kepala ruangan,


ketua tim (perawat primer) dan perawat
pelaksana.

Untuk

menempatkan/menugaskan

seorang

perawat sebagai kepala ruangan atau sebagai


ketua tim, atau sebagai perawat pelaksana
diperlukan kriteria tertentu sebagai standar.
Kesalahan di dalam menempatkan perawat akan
mempengaruhi kinerja dan menurunkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan.

Job Description
Perawat
Kepala Ruangan
Perawat Primer/Ketua Tim

Perawat pelaksana

Evaluasion
Evaluasi (bahasa Inggris : Evaluation) adalah proses penilaian.

Dalam perusahaan evaluasi dapat diartikam sebagai proses


pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya
mencapai tujuan perusahan. Evaluasi adalah proses yang teratur
dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan
tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat
suatu kesiampulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari
pelaksanaan.

Menurut

Mantra (1997), evaluasi secara

umum dibedakan atas :


1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi sumatif
4. Evaluasi dampak program
5. Evaluasi hasil

Metode Pemberian
Asuhan Keperawatan
(MAKP)

Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan

asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia


kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan 1 2
jenis intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada
semua pasien di bangsal.

Tim
Metode ini menggunakan anggota tim yang terdiri atas

anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan


keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yangsaling membantu. Metode ini biasa
digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat
inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.

Metode Kasus
Metode Kasus merupakan model pemberian asuhan

yang pertama digunakan.


Pada model ini perawat memberikan asuhan keperawatan

kepada seorang pasien secara menyeluruh, sehingga


mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap pasien
dengan baik, sehingga pasien merasa puas dan
merasakan lebih aman karena mengetahui perawat yang
bertanggung jawab atas dirinya.

Model

ruangan

ini sangat sesuai digunakan di


rawat

khusus

seperti

ruang

perawatan intensif, misalnya ruang ICCU,


ICU, HCU, Haemodialisa dan sebagainya.

Manajemen Kasus
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary

nursing. Dalam model ini, asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan


pandangan bahwa untuk penyelesaian kasus keperawatan secara tuntas
berdasarkan berbagai sumber daya yang ada. Tujuan dari manajemen kasus
adalah menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan
sesuai dengan standar, memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin,
menggunakan

sumber

daya

seefisien

mungkin,

memfasilitasi

secara

berkesinambungan asuhan keperawatan melalui kolaborasi dengan tim


kesehatan lainnya, pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja,
memfasilitasi alih ilmu pengetahuan.

Moduler
Modifikasi : MAKP Tim Primer
Menurut Sitorus (2002) penetapan sistem model MAKP

ini didasarkan pada beberapa alasan tersebut:


a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni,

karena perawat murni harus mempunyai latar


belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.

b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni,

karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien


terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan

komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas


asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena saat
ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah
lulusan D-3, bimbingan tentang asuhan keperawatan
diberikan oleh perawat primer / ketua tim.

Primer
Ilmu keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang

kesehatan mengalami perkembangan seiring dengan


tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang bermutu tinggi yang semakin meningkat. Para
pakar keperawatan mengembangkan model pemberian
asuhan keperawatan yang terbaru yaitu model primer
(primary nursing).

Tujuan dari model primer adalah terdapatnya

kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara


komprehensif

dan

dapat

dipertanggung

jawabkan.
Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse

adalah tercapainya hasil berupa kemampuan


yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai