KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: penyakit
infeksi/ menular”
Disusun Oleh:
Nama : Salonike Mansoben
Nim : 19061084
Semester : VI
Fakultas : Keperawatan
Kelompok :V
Dosen : Ns. Margaretha Bangkut S.Kep.,MM
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA
INDONESIA TOMOHON
2022
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Komunitas II tentang
“Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Infeksi/menular” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini saya sadar karena
kemampuan saya sangat terbatas. Maka makalah ini masih mengandung banyak kekurangan,
untuk itu saya harapkan para pembaca bersedia memberi saran dan pendapat untuk makalah
ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
A. Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Infeksi/menular
B. Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Infeksi/menular
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DaftarPustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi:
Penyakit Infeksi/menular
2. Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah Kesehatan Populasi: Penyakit
Infeksi/menular
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah kesehatan
Populasi: penyakit menular/Infeksi
2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui Konsep dasar Keperawatan Komunitas dengan masalah
Kesehatan Populasi: Penyakit Infeksi/menular
2) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah
Kesehatan Populasi: Penyakit Infeksi/menular
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Enviroment
agent Host
Pejamu/Host adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Bibit penyakit/ agent adalah
suatu perjalanan penyakit. Bibit penyakit/agent adalah suatu subsitansi tertentu
yang keberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan
penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Environment
(lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia (Rajab, 2009). John
Gordon berpendapat bahwa:
a. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan host
(manusia)
b. Keadaan keseimbangan tergantung pada sifat alami dan karakteristik agent
dan host (baik individu/kelompok)
c. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami daru lingkungan
(lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis)
1) Agent Penyakit
Agen penyakit adalah makhluk hidup atau mati yang memegang peranan
penting di dalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Golongan virus, misalnya influenza dan cacar
b. Golongan riketsia, misalnya tifus
c. Golongan bakteri, misalnya disentri
d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, dan sebagiannya
e. Golongan jamur, misalnya panu
f. Golongan cacing, misalnya cacing perut seperti ascaris, cacing kremi,
cacing pita, cacing tambang, dan sebagainya (Budiarto, 2003)
Klasifikasi agen penyakit agen penyakit dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
a. Agen biologis, contohnya virus, bakteri, fungi
b. Agen kimia, dapat bersifat endogenous, seperti asidosis, diabetes dan
uremia atau bersifat eksogenus seperti zat kimia, alergen, debu
c. Agen nutrisi, contoh protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
d. Agen mekanik, contoh gesekan, benturan atau pukulan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan tubuh penjamu
e. Agen fisika, contoh panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, kebisingan
(Chandra 2009)
2) Host/ pejamu
Semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit (Rajab, 2009)
Faktor intrinsik pada host
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemofilia
b. Umur, misalnya pada usia lanjut beresiko terkena penyakit jantung
c. jenis kelamin, misalnya penyakit hipertensi cenderung menyerang pria dan
penyakit kelenjar gondok cenderung menyerang wanita
d. keadaan fisiologi, misalnya kehamilan dan persalinan memiliki risiko
penyakit anemia
e. kekebalan, misalnya manusia yang tidak mempunyai kekebalan tubuh
yang baik akan mudah terserang penyakit
f. penyakit yang diderita sebelumnya misalnya rhumatoid arthritis yang
mudah kambuh
g. sifat-sifat manusia misalnya hygiene perorangan yang buruk akan
menyebabkan mudah terserang penyakit (Budiarto, 2003)
Dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinteraksi dengan
mikroba patogen,yang secara alamiah akan melewati 4 tahap. a. Tahap Rentan
Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat,namun faktor predisposisi
yang memudahkan terkena penyakit seperti umur Keadaan fisik,
perilaku/kebiasaan hidup. Sosial ekonomi dan lain-lain. Faktor predisposisi
tersebut mempercepat masuknya agen penyebab penyakit untuk berinteraksi
dengan pejamu.
b. Tahap inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu,mikroba patogen mulai beraksi, namun tanda dan
gejala penyakit belum tampak.saat mulai masuknya mikroba patogen ke tubuh
pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit disebut masa inkubasi.
Masa inkubasi 1 penyakit berbeda dengan penyakit lainnya.
c. Tahap klinis
Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan
gejala penyakit. Dalam perkembangannya,penyakit akan berjalan secara bertahap.
Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari dan masih dapat diatasi dengan berobat
jalan.tahap selanjutnya kuman penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan
karena penyakit bertambah parah baik secara objektif maupun subjektif.pada
tahap ini penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan
jika berobat umumnya harus memerlukan perawatan.
d. Tahap akhir penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit
tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif.
1. Sembuh sempurna
2. Sembuh dengan cacat
3. Pembawa (carier)
4. Kronis
5. Meninggal dunia.
2. Sub system
a) Lingkungan fisik meliputi :
1. Iklim/ cuaca : Tropis
2. Keadaan rumah
a. Pencahayaan rumah oleh matahari
- Baik
- Cukup
- Kurang
b. Ventilasi
- Ada
- Tidak ada
- Luas kamar
- Memenuhi syarat
- Tidak memenuhi syarat
c. Status rumah
- Milik sendiri
- Kontrak
d. Lantai rumah
- Tanah
- Papan Keramik
3. Memiliki perkarangan
- Memiliki
- Tidak memiliki
4. Sumber air dan air minum
a. Penyediaan air bersih
- PAM
- Sumur
- Sungai
b. Penyediaan air minum
- PAM
- Sumur
- Sungai
- Air mineral
c. Pengolahan air minum
- Masak
- Tidak dimasak
6. Kondisi tanah (kualitas dan kuantitas)
Kondisi tanah masyarakat di area sekitar apakah subur atau tidak
7. Binatang dan tumbuh- tumbuhan
- Apakah binatang seperti nyamuk dan lalat sering terlihat di sekitar
pemukiman warga terutama di tempat pembuangan sampah
- Apakah ada tumbuh- tumbuhan yang terlihat di pemukiman masyarakat
8. Saluran pembuangan air/ sampah
Kebiasaan membuang sampah
- Diangkat petugas
- Dibuang sembarangan
- Pembuangan air limbah
- Got/ parit
- Sungai
Keadaan pembuangan air limbah
- Baik / lancar
- Kotor
9. Jamban
Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban
- Tidak memiliki jamban
Macam jamban yang dimiliki
- Septitank
- Disungai
Keadaan jamban
- Bersih
- Kotor
10. Fasilitas umum dan kesehatan
Fasilitas umum
Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna
- Pengajian
- Ceramah agama
- PKK dan kegiatan lainnya
Tempat perkumpulan umum
- Balai desa
- RT
- RW
- Masjid/ mushola
Fasilitas kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Praktek kesehatan lain
11. Kebiasaan check up kesehatan
- Rutin tiap bulan
- Jarang
12. Pusat perbelanjaan
Apakah pusat perbelanjaan di masyarakat sudah cukup memadai atau belum
seperti adanya minimarket, pasar dan sebagainya
b) Pendidikan
• Fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis fasilitas
(milik pemerintah atau non pemerintah)
Tingkat pendidikan penduduk :
- SD
- SMP
- SMA
- Perguruan tinggi
• Sarana sekolah (jika ada): jumlah siswa, fasilitas sekolah, UKS
c) Ekonomi
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
a. Deficit kesehatan Status kesehatan komunitas Pengembangan kesehatan
komunitas (hal : 113) masyarakat (hal : 296).
berhubungan Ekspektasi : Meningkat Tindakan
dengan program Kriteria hasil : Observasi
tidak atau kurang
• Ketersediaan • Identifikasi masalah
didukung komunitas
program atau isu kesehatan
(SDKI; D.0110;
promosi dan prioritasnya
hal : 244).
kesehatan meningkat • Identifikasi potensi
Definisi :
• Ketersediaan atau asset dalam
Terdapat masalah
kesehatan atau program masyarakat terkait
faktor risiko yang dapat proteksi isu yang dihadapi
mengganggu
kesejahteraan pada suatu kesehatan meningkat • Identifikasi kekuatan
kelompok • Partisipasi dalam dan partner dalam
program kesehatan pengembangan
komunitas kesehatan
meningkat • Identifikasi
• Keikutsertaan pemimpin / tokoh
asuransi/ dalam masyarakat
jaminan Terapeutik
kesehatan meningkat
• Berikan kesempatan
• Kepatuhan terhadap
kepada setiap
standar kesehatan
anggota masyarakat
lingkungan
untuk berpartisipasi
meningkat
sesuai aset ang
• Sitem dimiliki
surveilans
• Libatkan
kesehatan meningkat anggota
masyarakat untuk
• Pemantauan standar
meningkatkan
kesehatan komunitas kesadaran terhadap
meningkat isu dan masalah
kesehatan
• Angka yang
mortalitas
menurun
• Angka morbiditas
menurun
• Prevalensi penyakit
menurun
• Kemampuan Terapeutik
menggambarkan
• Sediakan materi dan
pengalaman
sebelumnya media pendidikan
kesehatan
• Jadwalkan
meningkat pendidikan
Perilaku kesehatan
sesuai sesuai
dengan pengetahuan kesepakatan
meningkat • Berikan kesempatan
Persepsi yang keliru untuk bertanya
terhadap masalah Edukasi
menurun
• Jelaskan faktor
Perilaku membaik
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
• Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
• Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
D. Implementasi Keperawatan
i. Mengembangkan
mekanisme keterlibatan tatanan
local, regional bahkan nasional terkait
isu kesehatan komunitas
e. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
f. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan komunitas berguna untuk melengkapi proses
keperawatan komunitas khususnya terhadap populasi penyakit
menular/infeksi. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian
ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi
keperawatan lalu dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka
dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk
bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi/ struktur dari bagian organisasi atau system dari tubuh (Gold Medical
Dictionary). Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasite, atau jamur dan dapat berpindah ke
orang lain yang sehat. Penyakit menular adalah adalah penyakit yang disebabkan
oleh transmisi infectious agent / produk toksinnya dari seseorang/ reservoir ke
orang lain/ suspectable host.(Irwan, 2019).
Berdasarkan manifestasi klinik maka karakteristik penyakit menular terdiri
dari:
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. E.T & MCFarlane.J. 2011. Community as partner theory and practice in nursing.
6th ed. Wolter Kluwer. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya: Salemba Medika
Deepublish Publisher
Faisal,Y. 2007. Macam-macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya. Jakarta:
Pustaka Obor Populer
Nofalia,I & Agustina. 2019. Modul Pembelajaran Keperawatan Komunitas II. Jakarta : Icme
Press
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.