PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid merupakan pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik yang hanya apabila hemoroid ini menyebabkan
keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.
Yang menjadi faktor predisposisi hemoroid adalah herediter, anatomi,
makanan, pekerjaan, psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presepitasi
adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
intraabdominal), fisiologis, dan radang. Umumnya faktor etiologi tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar, tidak
bercampur dengan feses, dan jumlahnya bervariasi dapat hanya berupa garis pada
feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau
mewarnai air toilet menjadi merah.
Hemoroid adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroidialis-nya, namun untuk menghilangkan keluhan.
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada
semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik.
Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan
makanan berserat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
Melihat banyak hal yang menarik berkaitan dengan angka kejadian
hemoroid, baik dari jenis pekerjaan hingga keterlambatan diagnosis, maka akan
sangat menarik mengetahui faktor penyebab dan faktor risiko untuk terjadinya
hemoroid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena
hemoroidalis (Bacon). Patologi keadaan ini dapat bermacam-macam, yaitu
trombosis, ruptur, radang, ulserasi, dan nekrosis.
Dengan kata lain, hemoroid merupakan pelebaran vena di dalam pleksus
hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik yang hanya apabila
hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid Interna
Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan
inferior. Hemoroid interna adalah pleksus v. hemoroidalis superior di atas garis
mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan
2
Tingkat II: varises dari satu atau lebih v. hemoroidalis interna yang keluar
dari dubur pada saat defekasi tetapi masih bisa masuk kembali dengan
sendirinya.
Tingkat III: seperti tingkat II, tetapi tidak bisa masuk spontan, harus
didorong kembali.
Prolaps Mukosa Anal (kiri) dan prolaps rectal yang mengalami penebalan (kanan).
Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior; terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan
di bawah epitel anus.
Vv. Hemoroidalis inferior memulai venuler dan pleksus-pleksus kecil di daerah
anus dan distal dari garis anorektal. Pleksus ini terbagi menjadi 2:
Menjadi vv. hemoroidalis media yang menyalurkan darah surut ke v.
pudenda interna
Menjadi vv. hemoroidalis inferior, berjalan di luar lapisan muskularis dan
masuk ke hipogastrika.
Pleksus inilah yang menjadi varises dan disebut hemoroid eksterna.
jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada
hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar, tidak
bercampur dengan feses, dan jumlahnya bervariasi dapat hanya berupa garis pada
feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau
mewarnai air toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar
berwarna merah segar karena kaya akan zat asam. Perdarahan luas dan intensif di
pleksus hemoroidalis menyebabkan darah di vena tetap merupakan darah arteri.
Terkadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya
anemia berat. Bila hemoroid bertambah besar yang akhirnya dapat menonjol ke
luar maka dapat terjadi prolaps. Pada awalnya biasanya dapat tereduksi spontan.
Pada tahap lanjut, pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi. Dan akhirnya
sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan kembali. Keluarnya
mukus dan terdapatnya feses di pakaian dalam menjadi tanda hemoroid yang
mengalami prolaps permanen. Kulit di daerah perianal akan mengalami iritasi yang
menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh
kelembapan yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri akan terjadi bila
timbul trombosis luas dengan edema dan peradangan.
duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri yang merupakan gejala
radang. Kehamilan dan obesitas juga memegang peranan kausal dalam
menimbulkan gejala hemoroid.
Apabila hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang
menonjol ke luar ini mengeluarkan mukus yang dapat dilihat apabila penderita
diminta mengedan.
Hemoroid interna yang mengalami prolaps, derajat IV (tanda panah hitam panjang). Linea
dentate (tanda panah hitam pendek), dan terlihat polip kecil (tanda panah putih).
Pada pemeriksaan colok dubur (rectal toucher) hemoroid interna tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak begitu tinggi, dan biasanya tidak
nyeri. Colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rectum.
Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi bila telah terjadi
trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi
epitel penghasil musin akan dapat dilihat pada satu atau beberapa kuadran.
Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis (tanda panah panjang) dan perianal tags
yang berasal dari penyakit sebelumnya (tanda panah pendek).
Kelainan divertikuler
Polip adenomatosa
Colitis ulserativa
VII. Penatalaksanaan
A. Terapi Hemoroid Interna
Terapi hemoroid interna yang simptomatik harus ditetapkan secara
perorangan. Hemoroid adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan
untuk menghilangkan pleksus hemoroidialis-nya, namun untuk menghilangkan
keluhan.
Kebanyakan pasien dengan hemoroid (tingkat I dan II) dapat diobati
dengan tindakan lokal yang sederhana dan ajuran diet. Hilangkan faktor
penyebab, misalnya obstipasi, dengan diet banyak makan-makanan berserat
seperti buah dan sayur, banyak minum, dan mengurangi daging. Makanan yang
berserat tinggi membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak sehingga
memudahkan defekasi dan mengedan secara berlebihan. Pasien dilarang makan
makanan yang merangsang.
Bila ada infeksi, berikan antibiotik peroral. Bila terdapat nyeri yang
terus-menerus dapat diberikan supositoria atau salep rectal untuk anestesi dan
pelembab kulit. Supositoria dan salep anus ini diketahui tidak mempunyai efek
9
menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus.
Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di
sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Nekrosis karena iskemia
terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendiri.
Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid. Pada satu kali terapi
hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya
dilakukan dalam jarak waktu dua sampai empat minggu.
Komplikasi tersering dari terapi ini adalah nyeri karena terkenanya garis
mukokutan sehingga ligasi harus dilepas. Untuk menghindari tersebut, alat
ligasi harus dipasang setinggi mungkin
dan diletakkan
di atas
11
Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik
dengan cara segera mengeluarkan thrombus atau melakukan eksisi lengkap
secara hemoroidektomi dengan anestesi lokal. Bila thrombus sudah
dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk mencegah bertautnya tepi kulit
dan pembentukan kembali thrombus di bawahnya. Nyeri segera hilang pada
saat tindakan dan luka akan sembuh dalam waktu singkat sebab luka berada di
daerah yang kaya akan darah.
Thrombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal
ini terapi konservatif merupakan pilihan. Usaha untuk melakukan reposisi
hemoroid eksterna yang mengalami thrombus tidak boleh dilakukan karena
kelainan ini terjadi pada struktur luar anus yang tidak dapat direposisi.
VIII. Komplikasi
Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula
paraanal, dan inkarserasi. Untuk hemoroid eksterna, pengobatannya selalu
operatif. Tergantung keadaan, dilakukan eksisi atau insisi thrombus, serta
pengeluaran thrombus. Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani karena
eksisi yang berlebihan.
Terkadang hemoroid interna yang mengalami prolaps akan menjadi
ireponibel, sehingga tak dapat terpulihkan oleh karena kongesti yang
mengakibatkan edema dan trombosis. Keadaan yang agak jarang ini dapat
berlanjut menjadi trombosis yang melingkar pada hemoroid interna dan
hemoroid eksterna secara bersamaan. Keadaan ini menyebabkan nyeri hebat dan
dapat berlanjut menyebabkan nekrosis mukosa dan kulit yang menutupinya.
Emboli septic dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan abses
hati. Anemia dapat terjadi karena perdarahan ringan yang lama.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah
dapat sangat banyak keluar.
IX. Prognosis
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., Hemorrhoidectomy., YourSurgery_Com-Hemorrhoidectomy.htm., 2002
Anonim.,
Procedure
for
Prolapse
and
Hemorrhoids
(PPH),
www.hemorrhoidtreatmentcenter.com., 2003.
G. Zainea, M.D. George, Pfenninger, M.D. John L., Common Anorectal Conditions:
Part I. Symptoms and Complaints., www.aafp.org., 2001
G. Zainea, M.D. George, Pfenninger, M.D. John L., Common Anorectal Conditions:
Part II. Lesions., www.aafp.org., 2001
Murra-Saca MD. Julio Alejandro., Modern hemorrhoids treatment with rubber bands.,
www. murrasaca.com., 2003
Sjamsuhidayat., R., Wim de Jong., Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2., EGC., Jakarta.,
2005.
Tuwu., A., Pengantar Metode Penelitian Oleh Consuelo G. Sevilla., et al., UI Press.,
Jakarta., 2003.
15