BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Target utama Program Indonesia Sehat 2010 adalah penurunan AKI (Angka
Kematian Ibu ) dari 307 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 (SDKI 2003)
menjadi 125 / 100.000 kelahiran hidup pada akhir 2010.
Mengingat pentingnya derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir sebagai
Indikator Derajat Kesehatan, maka untuk itu Pemerintah merencanangkan suatu
Gerakan Nasional Kehamilan yang aman atau Making Pregnancy Safer (MPS)
sebagai bagian dari program Safe Motherhood dalam arti yang luas tujuan Safe
Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi
dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan
kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak
perlu terjadi (Rencana Strategi Nasional Depkes RI, 2001:13).
Peran seorang Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di garis terdepan
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) begitu sangat penting. Upaya
tersebut adalah Program Persalinan yang aman hal ini di mulai dari perawatan
Antenatal yang benar. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan dapat
dideteksinya secara dini berbagai kelainan yang menyertai kehamilan, sehingga
dapat disiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan yang tepat, yang
pada akhirnya resiko komplikasi yang mungkin terjadi dapat dicegah.
1
maka akan memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi klien maupun bidan itu
sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu
memberikan
pelayanan
Asuha
Kebidanan
secara
Komprehensif pada Ny. R dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. R
selama hamil
b. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. R
selama persalinan
c. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Ny. R
selama masa nifas
d. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada bayi baru
lahir Ny. R
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Penulis
Dapat menerapkan materi pelajaran yang sudah didapat tentang asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta dapat mengembangkan ilmu
yang didapat selama mengikuti pendidikan.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan
dan peningkatan tentang manajemen asuhan kebidanan.
3. Untuk Klien Sendiri
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif dan optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 dari (40 Minggu, 9 bulan, 7 hari), dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifuddin AB, 2002 : 89) .
Kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan (0 14 mg), triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan (14 28 mg), triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan (28
40 mg). (Saifuddin AB, 2002 : 89).
Perubahan-perubahan maternal
kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin
mulai terasa.
2)
Perkembangan janin
Perkembangan janin
2)
Perkembangan janin
Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala
tumbuh baik, organ-organ tubuh sudah terbentuk seluruhnya. Pada pria
testis sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita labia mayora
berkembang dengan baik.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya
dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin saja memilih sebuah nama untuk
bayinya (PUSDINAKES, 2003).
Relaksasi
otot
polos
dilambung
yang
Cara mengatasinya :
1) Makan-makanan dengan porsi kecil tapi sering
2) Minum susu rendah lemak
disebabkan
10
2)
3)
c. Perut kembung
Penyebabnya :
Karena penurunan peristaltik usus yang disebabkan peningkatan hormon
progesteron.
Cara mengatasinya :
Hindari makanan yang mengandung gas, seperti kol, melinjo, pete, dan mie,
durian.
11
d. Sembelit
Penyebabnya :
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron, mempengaruhi lemahnya
daya dorong usus terhadap sisa makanan, meningkatnya penyerapan air, serta
pembesaran rahim.
Cara mengatasinya :
1)
Cukup istirahat
3)
4)
bidan / dokter.
e. Ambeien / Haemorhoid
Penyebabnya :
Gangguan sirkulasi pembuluh darah balik sebagai akibat dari rahim yang
membesar.
Cara mengatasinya :
1)
2)
3)
dokter
12
4)
Hindari
terjadinya
sembelit,
karena
sembelit
mempengaruhi rahim
f. Kaki Kram
Penyebabnya :
Belum dapat dipastikan / diketahui secara pasti, tetapi bisa disebabkan oleh
kurangnya konsumsi kalsium.
Cara mengatasinya :
1)
ingin BAK
2)
3)
4)
Cara mengatasinya :
13
h. Bengkak / Oedema
Penyebabnya :
Jika hanya kaki yang bengkak normal, karena terjadi gangguan pada
peredaran darah.
Cara mengatasinya :
1)
Meninggikan
kaki
pada
saat
berbaring,
tidak
3)
4)
2)
14
Pembesaran rahim
2)
3)
4)
5)
Cara mengatasinya :
1) Gunakan body mekanik yang baik
2) Mengatur istirahat
3) Tidak menggunakan sepatu hak tinggi
4) Tidur dengan alas yang agak datar, misalnya : kasur busa
5) Gunakan stagen / korset
k. Napas Pendek
Penyebabnya :
1)
Perubahan hormonal
2)
Adanya
penyempitan
rongga
diafragma
pembesaran rahim dan hal ini lazim terjadi pada ibu hamil.
Cara mengatasinya :
1) Mengadakan latihan pernafasan
2) Menjaga postur tubuh tetap tegak dan baik
l. Baal dan rasa nyeri di perut
karena
15
Penyebabnya :
Gangguan sirkulasi peredaran darah dan penekanan pada saraf, biasanya pada
ibu hamil yang tidur terlentang.
Cara mengatasinya :
1) Tidur miring sehingga peredaran darah kembali lancar dan penekanan
saraf oleh rahim itu sendiri tidak terganggu lagi.
2) Tidur perlu menggunakan obat-obatan
m. Gatal-gatal di perut
Penyebabnya :
Karena gangguan hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta dan ibu tidak
tahap terhadap hormonal tersebut.
Cara mengetasinya :
1)
2)
n. Garis-garis di perut/striae
Penyebabnya :
Tidak jelas kemungkinan disebabkan karena peregangan dan perubahan
hormon (tidak sama untuk semua orang)
16
b. Kebersihan tubuh
Kebersihan harus lebih dijaga pada masa hamil, baju hendaknya longgar dan
mudah menyerap keringat, mandi dianjurkan paling sedikit 3 x sehari.
c. Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun
sehingga dapat menyerap keringat, terutama pakaian dalam
d. Coitus
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam
rongga panggul, koitus sebaiknya dikurangi dan sebaiknya menggunakan
kondom untuk kebersihan dan menghindarkan infeksi.
e. Kerja
Ibu hamil boleh bekerja, misalnya : memasak, menyapu dan sebagainya
(sesuai dengan kemampuan). Bagi pekerja kantor dapat bekerja sampai 2
minggu sebelum TPA (Tafsiran Persalinan Akhir). Bagi yang bekerja berat
dianjurkan untuk bekerja ringan saja karena pekerjaan berat dapat
17
B.
Definisi
b.
(passageway)
c.
( Manuaba, 1998 )
3.
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
18
b.
d.
telah ada.
4.
Tekanan darah
Suhu tubuh
Metabolisme
d.
Detak jantung
19
e.
Pernapasan
f.
g.
Perubahan gastrointestinal
h.
Perubahan hematologi
5.
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi
lengkap ( 0-10 cm).
1)
a)
Fase laten
Fase aktif
2)
Kemajuan persalinan
(1)
His
kontraksi
(frekuensi,
lama,
Keadaan Ibu
20
(1)
Kandung kemih
(3)
(4)
Perubahan perilaku
c)
Keadaan janin
(1)
(2)
b.
I meliputi :
1) Memberikan asuhan fisik dan psikologis
2) Memfasilitasi kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
3) Menganjurkan keluarga memberikan dukungan
4) Mengurangi rasa sakit
5) Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu
6) Menganjurkan perubahan posisi dan ambulansi
7) Menerima atas sikap dan perilaku ibu
8) Memberikan informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
21
4 jam
c.
b)
c)
22
d)
2) Pemantauan kala II
a)
Kemajuan persalinan
b)
anterior
adalah
jika
sutura
sagitalis
mendekati
23
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubunubun kecil (UUK) lebih rendah dari ubun-ubun besar (UUB). Ukuran
kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir, yaitu diameter suboccipito
bregmatika 9,5 cm menggantikan diamter suboccipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak terdorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul cerviks, dinding
panggul atau panggul.
Kemudian kepala mengadakan putaran paksi dalam, yaitu pemutaran dari
bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian
depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
(UUK) memutar kedepan kebawah symphisis.
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala, disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Setelah kepala lahir, maka kepala anak mengadakan putaran paksi luar,
yaitu kepala anak memutar kembali kearah panggul anak untuk
menghilangkan torsi (melilit) pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.
Setelah putaran paksi luar maka dilahirkan bahu depan terlebih dahulu
baru kemudian bahu belakang dilahirkan dengan bahu depan sebagai
24
d.
25
e.
Normal 2004)
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 100-200 cc. Tandatanda pelepasan plasenta :
1) Bentuk uterus berubah menjadi globular dan tinggi fundus uteri naik
karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim.
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba-tiba
f.
26
g.
27
h.
IV
1) Lakukan pengikatan tali pusat
2) Periksa fundus setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua.
28
6.
29
b.
d.
C.
Masa nifas ( puerperium ) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2002)
2.
Puerperineum
intermedial
yaitu
kepulihan
Uterus
30
Tingi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi, secara berangsurangsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum
hamil, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
b.
Involusi
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
Pertengahan symphisis-pusat
2 minggu
6 minggu
Bertambah kecil
8 minggu
Sebesar normal
Bekas implantasi plasenta
Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir yang tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7
hari.
d.
Rasa sakit
31
e.
Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam nifas .
1)
Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
caseosa, lanugo, dan mekonium, terjadi selama 2 hari pasca persalinan.
2)
Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3)
Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4)
Lochea alba
Lochea purulenta
Lochiostasis
f.
Serviks
32
Ligamen ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali.
4.
Dalam masa nifas seorang ibu bisa merasa takut, oleh karena itu ia memerlukan
dukungan dan dorongan dengan perasaan ketidakmampuan serta rasa kehilangan
hubungan yang erat dengan suaminya dan juga tanggung jawab yang terus
menerus untuk mengasuh bayinya.
( PUSDINAKES WHO JHPIEGO, 2003 )
5.
Tujuannya :
33
2) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi alami
3) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
6.
34
b)
Perawatan perineum
c)
Perawatan payudara
d)
Gizi
e)
Kebersihan
f)
g)
Kegiatan seksual
D.
Bayi baru lahir (BBL) adalah organisme yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. (Ilmu Kesehatan Anak, 1985)
2.
35
a.
2)
3)
4)
Bernapas spontan
5)
Gerakan aktif
b.
36
Rangsangan taktil
Berikan nasehat pada ibu dan keluarga supaya jangan memberikan bahan
atau ramuan apapun pada pusat bayi dan jelaskan pada ibu untuk segera
meminta bantuan tenaga kesehatan jika pusat bayi menjadi merah,
mengeluarkan nanah atau darah.
f.
Pemerian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin
anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayinya segera
setelah tali pusat di potong.
37
g.
Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1 mg/hari selama tiga hari untuk mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi vitamin K.
i.
Pencegahan infeksi
38
3.
bulan pertama
(PUSDINAKES, 2003)
a.
dalam 2 hari pertama setelah lahir, tetapi akan kembali mendapatkannya pada
hari kesepuluh setelah lahir.
b.
c.
d.
e.
sehari
f.
sendiri
g.
4.
Hepatitis B (VHB)
39
Waktu pemberian vaksin BCG pada usia 0 sampai 1 bulan dengan dosis 0,05
ml.
c.
Poliomielititis (VPO)
E.
Asuhan Kebidanan
1.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada individu
pasien atau kliennya. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan pada klien
mengacu pada pola pikir sistematis penatalaksanaan. Pola pikir sistematis adalah
proses
pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
mengorganisasikan pikiran dari tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Verney, 1997).
40
2.
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang lengkap dan akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b.
Penanganan Segera)
41
Pada langkah keenam ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah V dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya, jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab tersebut sebenar-benarnya terlaksana.
g.
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan meliputi : pemenuhan kebutuhan sebagaimana yang telah
diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanan. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedang bagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen ini
merupakan sebagian yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembail
42
dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan
penyesuaian rencana asuhan tersebut.
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Langkahlangkah dalam manajemen kebidanan menggambarkan alur pola pikir dan
bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinik untuk mengatasi
masalah.
Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat logis
dalam suatu metode pendokumentasian. Pendokumentasian yang benar
adalah pendokumentasian yang dapat mengkonsumsikan kepada orang lain
mengenai asuhan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada
seorang klien. Didalamnya tersirat proses berfikir yang sistem seorang bidan
dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam proses
manajemen kebidanan.
Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Agar orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang
bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk
SOAP, yaitu :
1)
= Subjektif
43
= Objektif
= Assesment
Diagnosa / masalah
b)
c)
= Plan
44
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Pada asuhan kebidanan penulis mengambil data Ny. R di BPS Eka susanti
Pangkalan Jati Baru mulai dari hamil, persalinan, bayi baru lahir dan nifas. Penulis
menggunakan metode penulisan dalam bentuk narasi yang mengunakan 7 langkah
Varney pada kunjungan pertama, sedangkan pada kunjungan berikutnya penulis
menggunakan metode SOAPIE.
A.
Islam, kebangsaan Indonesia Pendidikan terakhir SMP dan bekerja sebagi Ibu
Rumah tangga, alamat rumah Jl. H Bara 2 Rt. 03/04 Pangkalan Jati Baru Depok.
Suaminya Tn. S berusia 30 tahun, pendidikan terakhir SLTA dan pekerjaan
Swasta. Dalam sebulan penghasilan dapat mencapai Rp. 1.500.000,- dan
tempat tinggal masih mengontrak. Lingkungan rumah baik dan bersih, kebutuhan
nutrisi ibu terpenuhi dan tampak segar dan sehat.
45
Status Pernikahan :
43
46
tidak ikterik, mulut atau gigi tidak ada stomatis dan tidak caries, THT : Serumen,
secret dan tonsilitis tidak menonjol, kelenjar getah bening tidak ada pembesaran.
Mamae membesar dan simetris, tidak ada benjolan ataupun tumor, arelloa
hiperpigmentasi, putting menonjol, colostrum tidak keluar, axilla : benjolan dan
nyeri tekan tidak ada.
Hasil palpasi didapat pada Leopold I tinggi fundus uteri 3 jari dibawah PX (McD
= 29 cm) dan pada fundus teraba bagian besar agak bulat, lunak tidak melenting
(bokong), Leopold II pada bagian kiri perut ibu teraba I bagian keras memanjang
seperti papan dan bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin, Leopold
III bagian bawah teraba I bagian keras bulat tidak melenting (kepala) dan
Leopold IV Divergen, terdengar DJJ, frekuensi 142 x/menit teratur dan kuat.
Pada bagian kaki ibu tidak ditemukan oedema dan varices, reflek patela positif.
Dari hasil pemeriksaan Leopold I didapat TBF (30 11) x 155 = 2745 gr 10%.
Pada pemeriksaan laboratorium Hb 11 gr %, urin protein negatif, urin reduksi
negatif dan golongan darah O.
2.
Diagnosa ibu GIIPIAo hamil 37 minggu 3 hari diagnosa janin tunggal, hidup,
intrauterin. Saat ini ibu dan janin dalam kondisi baik.
3.
Tidak ada masalah maupun diagnosa yang perlu diantisipasi tidak ada.
4.
47
Karena tidak ada masalah dan keadaan ibu baik, sehingga tidak ada yang harus
dilakukan dengan tindakan segera oleh dokter maupun tim kesehatan.
5.
trimester III.
b.
gizi seimbang
c.
persalinan.
d.
personal hygiene.
e.
f.
6.
48
b.
misalnya : adanya perdarahan, nyeri kepala yang hebat menetap tidak bisa
hilang, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang dari biasanya 10
x/hari.
d.
payudara :
1) Tujuan : Memperlancar pengeluaran ASI dan peredaran darah di
payudara.
2) Alat
a) Kapas
b) Waslap/handuk kecil
c) Baskom kecil 2
3) Bahan
a) Air hangat dan air dingin
b) Minyak atau baby oil
49
4) Cara
a) Dua kapas dibasahkan dengan minyak / baby oil lalu diletakkan di
putting selama 3 menit, lalu diputar searah jarum jam untuk
mengangkat sisa-sisa susu yang kering.
b) Kedua tangan diberi minyak atau baby oil, kemudian melakukan
massase payudara dengan cara mengurut dari pangkal payudara ke
arah putting.
c) Basahkan waslap / handuk kecil dengan air hangat lalu kompres
kedua payudara setelah itu dibersihkan dengan air dingin.
Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan terutama pada daerah
vagina dengan cara menyiram air matang ke vagina dari depan ke
belakang vagina.
f.
50
b.
kebersihan pada daerah vagina, sesuai dengan cara yang telah dijelaskan.
e.
Nopember 2009 dan akan datang apabila ada tanda-tanda persalinan atau ada
keluhan.
B.
Pertemuan
Kedua
(Pada
tanggal
30
2. O
51
putih,
payudara
membesar,
simetris,
putting
menonjol,
aerola
4. P
: a.
52
c. Menanyakan kembali kepada ibu mengenai pemahaman tandatanda bahaya yang mengerti kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
Ibu masih mengingatkan dan dapat mengulang kembali.
d. Ibu telah mempraktekkan perawatan payudara dan personal
hygine sehingga payudara dan vagina terlihat bersih.
e. Memberikan penkes tentang aktifitas untuk ibu hamil trimester
III, yaitu dengan bergerak tetapi tidak melakukan pekerjan yang
terlalu berat atau sesuai dengan kemampuan ibu.
f. Memberikan penkes tentang persiapan persalinan seperti rencana
tempat dan penolong persalinan, biaya persalinan, perlengkapan ibu
dan bayi.
g. Menganjurkan dan mengajarkan ibu cara senam hamil yaitu cara
1)
53
4)
54
C.
Kala 1
a. S : Ibu mengatakan mules-mules hilang dan timbul sejak pukul 10.00 dan
pukul 13.00 keluar lendir disertai darah pervaginam dan belum keluar
air-air.
b. O :
55
d. P :
1)
dilakukan
2) Mengobservasi his, djj dan kemajuan persalinan apabila terdapat
tanda-tanda kala II
3) Memberikan alat-alat dan obat yang diperlukan (partus set, hecting
set dan oksitosin).
4) Memberi tahu ibu untuk memilih siapa yang menjadi pendamping
saat persalinan.
5) Mengatur posisi ibu sesuai keinginan ibu.
6) Menganjurkan ibu untuk mengeran saat ada mules dan istirahat jika
tidak mules.
7) Mencatat kemajuan persalinan kedalam partograf
8) Menyiapkan kolaborasi dengan Dr. Kebidanan jika diperlukan
e.
4 jam
56
Partus Set :
Buah
klem
Hecting Set
buah
57
c.
Vaksin Hepatitis B
58
7)
f.
2.
59
c. A. : Ibu GI1PIAo hamil 39 minggu, 3 hari inpartu kala II janin tunggal, hidup,
intra uterin, presentasi kepala.
60
5)
6)
Memimpin ibu untuk meneran saat ada his dan dianjurkan istirahat
saat his hilang sampai dengan kepala maju dan sub occiput berada
di bawah sympisis sebagai hipomochlion, maka lahirlah secara
berturut-turut : UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan seluruh kepala
bayi.
7)
8)
Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat, ternyata tidak ada lilitan.
9)
Setelah bayi lahir, menganjurkan ibu untuk tarik napas dalam dan
tidak meneran.
61
posisi keempat jari tangan pada punggung janin dan ibu jari tangan
kiri pada dada janin kemudian tangan kiri menyusuri punggung ke
arah bokong dan tungkai bawah janin, maka lahirlah seluruh badan
bayi.
11) Meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan. Kemudian mengeringkan bayi dengan duk / kain
12) Memastikan tidak ada bayi kedua, kemudian memberitahu ibu
bahwa ibu akan disuntik, selanjutnya ibu disuntik sintocinon inj 10
Iu (1 ampul) secara Intra muskular.
13) Menjepit dan memotong tali pusat, ganti pembungkus bayi.
14) Membiarkan bayi melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) selama
30 menit sampai 1 jam.
15) Mendokumentasikan dalam Partograf
f.
62
jalan lahir, tali pusat memanjang. TFU sepusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, perdarahan 150 cc, plasenta belum lahir.
c.
d.
: 1)
normal
2) Melakukan Manajemen Aktif Kala III
e. I
63
f. E : Pukul 08.45, Placenta lahir spontan, lengkap, berat 500 gr, Tebal :
2,5cm, panjang tali pusat 50 cm, insersio lateralis, jumlah perdarahan
100 cc. Terlihat adanya robekan perineum derajat II dan perdarahan
aktif, kemudian melakukan penjahitan luka perineum dengan cara
penjahitan secara jelujur.
4.
Ibu
1)
3) A
64
4) P
Membersihkan
badan
ibu,
f).
Mendokumentasikan
dalam
partograf
g).
Memberikan
pendidikan
kesehatan
5) I
Membersihkan
ibu
dengan
65
c).
Mendokumentasikan
hasil
b.
b.
Bayi
a.
S:
jenis kelamin perempuan, pernapasan 46 x/menit, suhu : 36,80C, nadi 129 x/menit, berat
badan 3200 gr, panjang badan 49 cm, mata konjungtiva tidak pucat, selera tidak ikterik,
66
gerkaan aktif, menangis kuat. Pada telinga, anus (+), jari tangan dan kaki lengkap: reflek
morrow (+), reflek sucking (+), reflek rooting (+).
c.
A : NCB-SMK
d.
3)
4)
I : 1) Memberitahu hasil pemeriksaan, bahwa bayinya dalam keadan sehat, tidak ada
kelainan mayor, anus (+), jenis kelamin perempuan, BB 3200 gram, PB 49 cm, lingkar
kepala 31 cm dan lingkar dada 32 cm
2)
67
4)
Ibu
1)
Menganjurkan
ibu
Memberitahukan
ibu
68
Memberikan
Therapy
untuk ibu.
5) I : a) Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi
ibu dan bayi dalam keadaan baik.
b).
15 tab
-
sebanyak 2 kapsul
69
Bayi
1)
Memberitahu
hasil
pemeriksaan
c).
Menyarankan
ibu
untuk
70
d).
Mengajurkan
ibu
Mengajarkan
ibu
dengan
kassa
steril
yang
kering
dan
D.
Pertemuan
Keempat
(pada
tanggal
71
2)
selalu di minum
b. O :
Mengingat ibu
Memberitahu
Memberitahu
Memberitahu
72
6)
Menganjurkan
Memberitahu
Mengajurkan
ibu agar tidak lupa untuk KB jika sudah 40 hari Post partum.
e. I : 1) Memeriksa keadaan umum dan TTV, terdiri dari TD, nadi, suhu dan
pernafasan setiap 8 jam atau jika ada indikasi dan memberitahukan
hasil pemeriksaan kepada ibu
2)
Mengingatkan
Memberitahu
Memberitahu
73
Informasikan
pada ibu tentang tanda bahaya pada nifas, yaitu demam lebih dari 38
o
dan berbau.
6)
Mengajurkan
74
E.
Desember 2009, pukul 10.00 WIB)
Ibu dan Bayi
Pertemuan
kelima
(Pada
tanggal
13
75
76
Keadaan umum ibu dan bayi baik, ibu dan bayi terlihat sehat, tidak
ditemukan tanda bahaya pada ibu, dan bayinya, ibu tampak senang dan
sudah dapat merawat bayinya dengan baik, ibu selalu menjemur bayinya
setiap pagi, ibu selalu minum obat yang diberikan sesuai aturan dan ibu
akan datang control ke bps bidan eka susanti 1 minggu kedepan.
77
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada individu
pasien atau kliennya. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan dan klien mengacu
pada pola pikir sistematis penatalaksanaan. Pola pikir sistematis adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dari tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien (Varney, 1997).
Adapun pola pikirnya menggunakan tujuh langkah Varney yaitu :
1.
Langkah I
2.
Langkah II
: Interprestasi data
3.
Langkah III
4.
Langkah IV
5.
Langkah V
6.
Langkah VI
: Pelaksanaan asuhan
7.
Langkah VII
: Evaluasi
Mengindetifikasi
diagnosa
atau
masalah
potensial
78
79
kandung kencing tertekan oleh bagian terendah janin, yaitu kepala. Kemudian ibu
diberikan penyuluhan mengenai penyebabnya dan ibu mengatakan mengerti. Untuk
mengatasi keluhan sering buang air kecil ibu dianjurkan untuk mengurangi minum
pada malam hari, memperbanyak minum disiang hari dan di anjurkan untuk tidak
menahan keinginan untuk buang air kecil, ini sesuai dengan teori PUSDIKNAKES
2003, yang menyatakan bahwa sering BAK disebabkan karena rahim berada
dibawah kandung kencing sehingga pembesaran rahim menekan kandung kencing.
Cara mengatasinya yaitu : kurangi minum dimalam hari, perbanyak di siang
hari, jangan menunda jika ingin BAK dan hindari minuman yang mengandung soda,
teh dan kopi.
Pertumbuhan TFU dipantau sejak usia kehamilan 37 minggu 3 hari sampai
persalinan berlangsung baik. Pada akhir persalinan tinggi fundus uteri 3 jari bawah
PX. Mc donald 30 cm. Ini menggambarkan bahwa pertumbuhan janin berlangsung
normal sesuai teori. (Mochthar, 1998).
Kenaikan berat badan selama hamil 10 kg, ini tergolong normal, karena
menurut teori kenaikan berat badan selama hamil normalnya 6,5 kg 16,5 kg.
(Sarwono AB, 2005). Namun berdasarkan penelitian terbaru untuk melihat
pertumbuhan janin tidak signifikan dengan melihat penambahan berat badan ibu
namun dapat dilihat juga pada usia kehamilan atau dengan tinggi fundus uteri
(PUSDINAKES WHO JHPIEGO, 2003).
80
Persalinan Ny. R berjalan normal, tidak terjadi kelainan dan penyulit sehingga
tidak dilakukan penanganan khusus hanya penanganan secara alami sesuai dengan
asuhan kebidanan yang fisiologis.
1. Kala I
Ny. R datang pukul 18.30 WIB dengan keluhan mules-mules semakin
bertambah dan ingin menerima hasil pemeriksaan dalam sudah lengkap. Kala 1 fase
aktif berlangsung selama 25 menit, ini tidak sesuai dengan teori sebab secara teoritis
pembukaan servik 1 jam setiap 1 cm (Saifudin AB, 2002).
2. Kala II
Kala II berlangsung selama 5 menit, his pada kala II 4 kali dalam 10 menit
lamanya 45 detik dan kuat. Proses pengeluaran janin tidak ada masalah. Bayi lahir
spontan, menangis kuat, jenis kelamin perempuan, berat badan 3200 gram, PB 49
cm, anus (+), cacat (-). Kala II berlangsung selama 5 menit tidak sesuai dengan teori
bahwa kala II pada multi grarida berlangsung sd 1 jam (Sarwono AB, 2002)
3. Kala III
Berlangsung selama 10 menit, sesuai dengan teori bahwa placenta akan lahir
dalam waktu 6-15 menit setelah bayi lahir. (Asuhan Persalinan Normal., 2004).
Placenta lahir normal dan dilahirkan secara Brandt Andrew. Perdarahan normal
hanya 150 cc karena di dalam kala III menggunakan manajemen aktif kala III
dengan langkah pertama memberikan oxytocin 10 unit secara IM yang bekerja
menjepit pembulu darah di dalam uterus sehingga perdarahan tidak terlalu banyak,
81
kemudian meregangkan tali pusat dan melakukan masase uterus setelah plasenta
lahir.
4. Kala IV
Kala IV pada Ny. R tidak terjadi kelainan. Pengawasan dilakukan selama 2 jam
dengan mengobservasi TTV, perdarahan, TFU dan kontraksi uterus. Keadan umum
ibu baik, TD 110/80 mmHg, N: 84 x/menit, S : 36,4 oC, RR : 22 x/menit TFU
sepusat, kontraksi uterus baik dan perdarahan 50 cc. Sesuai dengan teori syaifudin,
2002 bahwa dalam kala IV observasi dilakukan selama 2 jam setelah bayi lahir dan
uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.
82
normal, tidak ad tanda-tanda komplikasi maupun penyulit nifas yang lainnya seperti
adanya kejang, perdarahan, infeksi.
83
84
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum penatalaksanaan asuhan kebidanan ini sudah mengikuti
80
85
B.
Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
87
SURAT PERSETUJUAN
: Rusmini
Umur
: 25 Tahun
Alamat
Dengan ini menyatakan setuju dan bersedia dijadikan pasien studi kasus setelah
diberikan penjelasan oleh mahasiswa AKBID YPDR Jakarta.
Yang menyatakan
( Ny. Rusmin )
Mengetahui
Pembimbing Laporan Kasus
88
Laporan Kasus
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester enam
Dalam rangka Praktik Klinik Kebidanan III
Oleh :
Yayuk Muji Rahayu
NIM : 07.050
89
LEMBAR PESETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan YPDR Jakarta
90
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadiranMu ya Allah SWT, yang berkenaan
memberikan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada saya dan keluarga sebagai
umatnya.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah saya telah dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Kasus ini, dengan judul ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL,
BERSALIN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. R di BPS EKA SUSANTI
PANGKALAN JATI BARU PERIODE NOVEMBER DESEMBER.
Penelitian ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester enam
dalam rangka Praktik Klinik Kebidanan III.
Terima kasih saya ucapkan yang tidak terhingga kepada yang terhormat :
1.
91
4.
YPDR jakarta, yang telah meluangkan waktu dan ilmunya untuk dapat memberikan
bimbingan dalam penulisan dan penyusunan Laporan kasus ini.
5.
dukungan dan support yang amat besar baik moril maupun materiil
7.
Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima
Jakarta,
Desember 2009
92
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
Partograf