ABSTRAK
Stres didefinisikan sebagai tuntutan yang melebihi kemampuan dan
membahayakan kesejahteraan. Siswa SMA kelas XII digolongkan dalam usia remaja.
Pola emosi remaja yang belum matang membuat remaja rentan mengalami stres.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana tingkat stres yang dialami
siswa SMA menjelang Ujian Nasional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
instrumen DASS-21 yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond (1995),
kepada 192 siswa yang bersedia menjadi responden. Dari pengumpulan data tersebut
didapatkan hasil bahwa sebagian kecil dari responden (4,15%) dikelompokkan dalam
keadaan normal, sebagian kecil (15,2%) dikelompokkan dalam tingkat stres ringan,
setengah dari responden (49,74%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, hampir
setengahnya dari responden (30,05%) dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan
sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres sangat
berat.
Kata kunci : stres, siswa, remaja, Ujian Nasional
ABSTRACT
Stress is defined as a demand that exceeds capacity and endangering the
welfare. High school students were classified in adolescence. Emotional patterns of
immature make adolescence susceptible to stress. This study aims to describe how the
level of stress by high school students before the National Exam. The data was
collected using the DASS-21 instrument who developed by Lovibond and Lovibond
(1995) to 192 students. From the collection of these data showed that a fraction of the
respondents (4.15%) are grouped under normal circumstances, a minority (15.2%)
grouped in the mild stress level, half of respondents (49.74%) are grouped in levels of
stress are, nearly half of respondents (30.05%) are grouped into levels of stress, and
the fraction of respondents (0.52%) are grouped in a very severe stress levels.
Keywords: stress, students, adolescent, the National Examination
PENDAHULUAN
Ujian Nasional adalah sistem evaluasi dalam bentuk pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik tingkat dasar dan menengah secara nasional, (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2010). Keharusan
menerima Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan menjadi beban bagi siswa. Beban
yang melebihi kemampuan menghadapinya didefinisikan sebagai stres, seperti yang
diungkapkan Lazarus dan Folkman, (1986), bahwa stres adalah hubungan antara
seseorang dengan lingkungannya, dimana dalam hubungan itu terdapat tuntutan yang
melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraannya.
Siswa SMA kelas XII dalam penggolongan umur menurut WHO (1995),
adalah termasuk dalam kelompok remaja akhir (17-19 tahun), dimana pada tahap ini
proses berfikir mulai kompleks (Poltekes Depkes Jakarta I, 2010). Remaja
menunjukkan peningkatan kortisol sebagai respon terhadap stres signifikan lebih
besar daripada anak-anak usia pertengahan (7-12), (Stroud, et al., 2009). Siswa
sebagai remaja dapat saja mengalami kegoncangan jika menerima tekanan dari dalam
diri mereka maupun dari lingkungan luar diri mereka. Pada masa remaja ini siswa
memiliki karakteristik untuk berperan sebagai orang dewasa, salah satunya
menghadapi masalah sendiri tanpa bantuan orang lain (Hurlock, 1980).
SMAN 3 Bandung adalah sekolah dengan lulusan-lulusan terbaik di Bandung,
sekolah ini juga menyandang nama baik sekolah unggulan nomor satu di Kota
dengan keterangan dari salah satu guru BK sebelumnya yang mengemukakan bahwa
siswa kelas XII banyak mengeluhkan ketegangan, kejenuhan terhadap proses
pembelajaran yang terus menerus, dan semakin sedikit kesempatan bersantai.
Stres yang dikemukakan oleh Lovibond & Lovibond (1995) terbagi menjadi
beberapa tingkatan, yaitu tidak stres (normal), stres ringan, stres sedang, stres berat,
dan stres sangat berat. Langkah awal yang diambil untuk mengatasi stres yang terjadi
pada siswa kelas XII, adalah menggambarkan tingkat stres yang dialami. Maka
diambillah judul penelitian Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII SMAN 3
Bandung Menjelang Ujian Nasional. Berdasarkan latar belakang di atas dapat
dirumuskan masalah, yaitu Bagaimana gambaran tingkat stres siswa kelas XII
SMAN 3 Bandung menjelang Ujian Nasional 2012? Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat stres siswa kelas XII SMAN 3 Bandung menjelang
Ujian Nasional 2012.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah Tingkat Stres Siswa
SMAN 3 Bandung Kelas XII Menjelang Ujian Nasional.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 3 Bandung
yang berjumlah 371 siswa. Kemudian dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan
Oseatiarla Arian Kinantie
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang)
Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536
Skor
0-7
8-9
10-12
13-16
17+
% =
%
n
1-26%
F
8
29
96
58
1
192
%
4,18
15,10
50
30,20
0,52
100%
tingkat
menurut
seringnya
respon
dirasakan
dan
mengganggu
Folkman (1986) terdapat tiga hal yang berhubungan dengan stres, yaitu stimulus
(stresor), respon, dan proses.
Ujian Nasional bagi siswa adalah salah satu penentu kelulusan, begitu pula
pada siswa SMAN 3 Bandung. Ujian Nasional adalah standar nasional yang tidak
dapat ditolak oleh siswa. Pada saat menjelang Ujian Nasional, siswa dapat saja
mengalami stres, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Masa dimana siswa
menjelang Ujian Nasional dapat menimbulkan stimulus yang menstimuli munculnya
stres, seperti waktu belajar yang melampaui batas jenuh, latihan soal yang melampaui
kapasitas tubuh siswa, dan sebagainya. Sementara itu, perkembangan usia pada siswa
SMA, khususnya SMAN 3 Bandung termasuk dalam kelompok usia remaja akhir.
Siswa mulai mencoba menempatkan dirinya sebagai orang dewasa di lingkungan
sosial. Siswa menyelesaikan masalahnya sendiri dan menganggap dirinya mampu
mengatasi masalah tersebut tanpa bimbingan orang dewasa (Hurlock, 1980). Stroud,
et al. (2009) dalam jurnal psikologi menyertakan hasil penelitiannya bahwa usia
remaja memiliki respon stres signifikan lebih besar daripada usia di bawahnya.
Berdasarkan teori-teori tersebut, siswa sangat berisiko mengalami stres. Jika
Ujian Nasional dan hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional
menimbulkan tekanan (stimulus), dan siswa sebagai remaja dengan tanpa bimbingan
orang dewasa memaksakan diri untuk mencoba mengatasi tekanannya sendiri, maka
dapat mengakibatkan stress yang berat. Siswa yang merasakan Ujian Nasional dan
hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional sebagai beban
Oseatiarla Arian Kinantie
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang)
Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536
(tuntutan) yang melebihi kapasitasnya, baik secara fisik maupun emosi, berisiko
mengalami stres yang cukup berat.
Menurut wawancara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum menyatakan
bahwa sekolah telah mempersiapkan siswa-siswanya dalam hal pematangan materi
pembelajaran, terutama pelajaran-pelajaran yang akan diujiankan sejak mereka mulai
memasuki semester genap, yaitu pada awal bulan Januari.
Persiapan yang cukup matang dari sekolah dan dari siswa secara individu
dapat memberi kesan bahwa tuntutan (stimulus) yang dirasakan tidak terlalu
menganggu, sehingga stres yang dirasakan tergolong dalam stres tingkat sedang.
Selain itu, interaksi dengan sekolah juga berperan dengan tingkat stres siswa, yaitu
interaksi siswa-siswa, siswa-guru, siswa-lingkungan sekolah, (Pranadji & Muharifah,
2010). Menurut data dokumentasi sekolah prihal kunjungan siswa ke BK
memperlihatkan bahwa siswa kelas XII jauh lebih sering atau jauh lebih banyak yang
melakukan interaksi dengan BK dibanding kelas X dan kelas XI. Data tersebut juga
memberikan informasi tentang persentasi siswa yang melakukan interaksi dengan BK
tiga bulan terakhir dihitung dari seluruh populasi kelas XII, yaitu 6% dari populasi
pada bulan Januari, 8% dari populasi pada bulan Februari, dan 18% dari populasi
pada bulan Maret. Selanjutnya dapat dilihat peningkatan persentasi setiap bulan, pada
bulan Februari, terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 2%, pada bulan
Maret terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 10%. Dari data-data tersebut
dapat dilihat bahwa interaksi siswa dengan sekolah sudah berjalan cukup baik.
Oseatiarla Arian Kinantie
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang)
Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536
10
Stres yang dirasakan siswa kembali pada penilaian terhadap tuntutan yang
dirasakannya. Lazarus & Folkman (1986) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi penilaian tersebut, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor
personal diantaranya adalah komitmen dan kepercayaan. Siswa dalam konteks ini
memiliki komitmen terhadap diri sendiri, bahwa Ujian Nasional adalah peristiwa
yang penting, menyangkut masa depannya, dan bahwa siswa harus dapat
melewatinya untuk selanjutnya meneruskan masa depan. Ujian Nasional dianggap
penting, namun karena ada hal yang mengancam, maka terjadilah stres. Selain itu
dalam faktor personal disebutkan kepercayaan, terutama kepercayaan pada diri
sendiri. Kepercayaan siswa pada kemampuannya sendiri berpengaruh terhadap
penilaian stres yang dirasakan, apakah menjadi tantangan atau justru mengancam.
Faktor lain yang mempengaruhi penilaian terhadap stres yaitu faktor
situasional. Hal yang termasuk dalam faktor situasional yaitu ketidakpasian. Siswa
mengalami ketidakpastian, lulus atau tidak lulus, mampu atau tidak mampu, terkait
juga dengan hal kemampuan memprediksi, apakah siswa dapat menghadapi Ujian
Nasional dengan baik atau tidak. Faktor situasional yang paling terlihat adalah durasi
dan kesegaraan waktu. Semakin mendekati Ujian Nasional, tuntutan dapat dinilai
mengancam bahkan membahayakan. Menjelang Ujian Nasional, siswa menilai
tuntutan yang dirasakan melebihi kemampuan yang dimilikinya, dan mungkin justru
membahayakan.
11
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan
bahwa sebagian kecil dari responden (4,15%) dikelompokkan dalam keadaan normal,
sebagian kecil lainnya dari responden (15,2%) dikelompokkan dalam tingkat stres
ringan, setengah dari responden (49,74%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang,
hampir setengahnya dari responden (30,05%) dikelompokkan dalam tingkat stres
berat, dan sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres
sangat berat. Hal tersebut berkaitan dengan seperti apa tuntutan dinilai oleh siswa,
tidak berbahaya, mengancam, atau membahayakan. Dukungan dari lingkungan
berperan sebagai resource yang secara aktif mempengaruhi derajat stres.
SARAN
1. Pada penelitian ini terlihat faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat stres
siswa menjelang Ujian Nasional. Maka disarankan agar dilakukan penelitian
lanjutan untuk membahas pengaruh-pengaruh tersebut.
2. Disarankan kepada institusi SMAN 3 Bandung untuk mengagendakan
pelatihan manajemen stres menjelang Ujian Nasional secara rutin, serta
memodifikasi teknik pematangan materi, agar lebih menyenangkan untuk
menghindari jenuh pada siswa.
3. Peran perawat jiwa pada lingkup komunitas, belum banyak yang
menyinggung tentang stres pada siswa menjelang Ujian Nasional, disarankan
Oseatiarla Arian Kinantie
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang)
Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536
12
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyid, H. 1994. Dasar-Dasar Statistika dan Terapan. Program Pasca Sarjana.
Bandung : Universitas Padjadjaran
Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
_______ . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21) Instrument. Available at :
http://www.blackdoginstitute.org.au/docs/3.DASS21withscoringinfo.pdf
(diakses 2 Maret 2012)
Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan Ed. 5. Jakarta : Erlangga
Henry & Crawford. 2005. The Short-Form Version of the Depression Anxiety Stress
Scale (DASS-21): Construct validity and normative data in a large no-clinical
sample. J. of Clinical Psychology (2005), 44, 227-239. Available at :
http://www.abdn.ac.uk/~psy086/dept/pdfs/BJCP_2005_DASS21.pdf (diakses
28 Februari 2012)
Lazarus & Folkman. 1986. Stress, Appraisal, and Coping. New York : Spinger
Publishing Company. Available at : http://books.google.co.id/books?id=iySQQuUpr8C&printsec=frontcover&dq=lazarus&hl=id#v=onepage&q=lazar
us&f=false (diakses Februari 2012)
Lazarus, R. 1999. Stress and Emotions. New York : Spinger Publishing Company.
Available at:
http://books.google.co.id/books?id=mATTP46QIp4C&printsec=frontcover&d
q=lazarus&hl=id#v=onepage&q=lazarus&f=false (diakses Maret 2012)
13
14