Asuransi adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih yang pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan. (UU RI No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian)
Asuransi yang dikutip dari Ather suatu instrument sosial yang menggabungkan resiko
individu menjadi resiko kelompok dan menggunakan dana yang dikumpulkan oleh kelompok
tersebut untuk membayar kerugian yang diderita. Dalam asuransi kesehatan, resiko sakit
secara bersama-sama di tanggung oleh peserta dengan mengumpulkan premi ke perusahaan
atau badan penyelenggara asuransi kemudian pihak asuransi mentransfer resiko individu
kesuatu kelompok dan membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh
seluruh anggota kelompok (Ilyas, 2006)
Jaminan Kesehatan Nasional
Kata Jaminan secara bahasa dapat diartikan asuransi (insurance), peyakinan
(assurance), janji (promise), dan dapat berarti pengamanan (security) kata Jaminan yang
berarti asuransi di Indonesia berakar dari proses pengumpulan dana bersama untuk
kepentingan bersama yang memiliki arti transfer resiko. (Thabrany, 2014)
Dalam Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional, beberapa pengertian yang patut diketahui terkait dengan asuransi
tersebut adalah Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat
wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya.
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan
Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian
dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini
diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak. (UU SJSN No.40 tahun 2004)
Puskesmas
Dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di pelayanan Kesehatan tingkat
ii.
iii.
iv.
v.
pertama.
kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan.
kasus medis rujuk balik.
Pemeriksaan, pengobatan dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama.
Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau
vi.
dokter.
Rehabilitasi medik dasar.
c. pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non
spesialistik yang mencakup :
a. administrasi pelayanan yang meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan
untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
b. pelayanan promotif dan preventif yang meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan
perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana, skrining kesehatan.
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis.
d. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, dan bayi.
e. upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi.
f. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif.
g. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
h. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama berupa pemeriksaan
darah sederhana (Hemoglobin, trombosit, leukosit, hematokrit, eosinofil, eritrosit,
golongan darah, laju endap darah, malaria), urine sederhana (warna, berat jenis,
kejernihan, pH, leukosit, eritrosit), feses sederhana (benzidin tes, mikroskopik
cacing), gula darah sewaktu.
i. pemeriksaan penunjang sederhana lain yang dapat dilakukan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
j. pelayanan rujuk balik dari fasilitas kesehatan lanjutan.
k. pelayanan program rujuk balik.
l. pelaksanaan prolanis dan home visit.
m. rehabilitasi medik dasar (Kemenkes,RI., 2014).
Kelebihan
a.
wajib bukan sukarela, BPJS Kesehatan bukan profit (mencari keuntungan) tetapi bersifat
non-profit, dan manfaat yang didapat bersifat komprehensif.
b.
c.
d. Asuransi berlaku seumur hidup dari anak baru lahir hingga lansia.
2.
Kekurangan
a.
Terjadi pengalihan tanggung jawab negara kepada individu atau rakyat melalui iuran
yang dibayarkan langsung, atau melalui pemberi kerja bagi karyawan swasta, atau oleh
negara bagi pegawai negeri. Lalu sebagai tambal sulamnya, negara membayar iuran program
jaminan sosial bagi yang miskin. Pengalihan tanggung jawab negara kepada individu dalam
masalah jaminan sosial juga bisa dilihat dari penjelasan undang-undang tersebut tentang
prinsip gotong-royong yaitu: Peserta yang mampu (membantu) kepada peserta yang kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah
membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Jadi, jelas
undang-undang ini justru ingin melepaskan tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial
atau kesehatan.
b.
Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang terdaftar dan tercatat membayar
iuran.
c.
Belum mencakup semua masyarakat, misalnya gelandangan, anak panti asuhan, orang
Sistem kerjasama dengan rumah sakit belum efektif. Masih banyak rumah sakit swasta