Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Wajib Lapor dalam pasal 55 Undang-undang Nomor 35/2009 itu

bunyinya berisi:
Ayat (1) Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), rumah sakit dan
atau lembaga rehabilitasi medis dan lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Ayat (2) Pecandu narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit dan
atau lembaga rehabilitasi medis dan lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
Penempatan masalah ketergantungan Narkotika pada perspektif
kesehatan
~Meningkatkan pemenuhan hak dan kebutuhan pecandu NAPZA atas layanan
kesehatan
~Meningkatkan efektivitas penanganan masalah NAPZA, khususnya dalam
mengurangi dampak buruk dan menekan angka kematian
~menurunkan beban pengadilan, lembaga pemasyarakatan, dan rumah tahanan
~menekan angka kriminalitas yang diakibatkan oleh penyalahgunaan NAPZA
Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
Narkotika (PP. Nomor 25/2011)
Deifinisi Wajib Lapor: kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh Pecandu
Narkotika yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan atau orang tua atau wali
dari pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada Institusi Penerima Wajib
Lapor untuk mendapatkan pengobatan dan atau perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial
Tujuannya sebagai:
A. Memenuhi hak pecandu Narkotika dalam mendapatkan pengobatan dan atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
B. Mengikutsertakan orang tua, wali, keluarga, dan masyarakat dalam
meningkatkan janggung jawab terhadap pecandu narkotika yang ada di bawah
pengawasan dan bimbingannya; dan
C. Memberikan bahan informasi bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan di
bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika.

Penyelenggaraan Wajib Lapor


Di Institusi Penerima Wajib Lapor yang terdiri diantaranya pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas), rumah sakit, dan atau lembaga rehabilitasi medis dan
lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah
Institusi Penerima Wajib lapor harus memenuhi persyaratan. Yaitu:
Dalam bidang ketenagaan, harus sesuai dengan wewenang yang berlaku dimana
mempunyai keahlian di bidang ketergantungan narkotika
Dalam bidang sarana harus memenuhi standar yang berlaku untuk melakukan
rehabilitasi medis dan sosial
Penyelenggaraan Wajib Lapor terdiri dari 3 komponen, yaitu adanya
-Asesmen
-Rencana Terapi
-Terapi dan Rehabilitasi
Proses asesmen dilakukan dengan tahap pertama yaitu mewawancara. Beberapa
data yang ditanyakan atau harus diketahui secara lengkap diantaranya riwayat
medis, riwayat penggunaan napza, riwayat dukungan, riwayat legal, riwayat
psikiatris, riwayat keluarga dan sosial.
Selanjutnya melakukan observasi, terdiri dari observasi verbal dan observasi non
verbal. Baru kemudian dilanjutkan ke tahap pemeriksaan. Dengan tahap
pemeriksaan fisik dan psikologis.
Kerahasiaan Hasil Asesmen
Saat hasil asesmen dicatat pada rekam medis atau catatan perubahan perilaku
pecandu narkotika, dipastikan kerahasiaannya terjamin dan terjaga. Kerahasiaan
hasil asesmen dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Rencana terapi yang telah disusun berdasarkan hasil asesmen harus disepakati oleh
pecandu narkotika, orang tua, wali atau keluarga pecandu narkotika dan pimpinan
Instistusi Penerima Wajib Lapor.
Penyelenggaraan wajib Lapor
Pecandu narkotika yang telah menjalani wajib lapor pada IPWL diberi kartu lapor diri
setelah menjalani asesmen. Kartu ini berlaku selama masa 2x masa perawatan.
IPWL yang tidak memiliki kemampuan melakukan perawaran tertentu sesuai
rencana rehabilitasi atau asas permintaan klien atau keluarganya harus melakukan
rujukan kepada institusi yang memiliki kemampuan tersebut.
Pecandu narkotika yang sedang menjalani pengobatan dan atau perawatan di
fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga rehabilitasi medis atau sosial (termasuk TC
dan keagamaan) tetap harus melakukan wajib lapor pada IPWL terdekat.

GENERAL CONCEPT OF HARM REDUCTION


Harm reduction: an alternative way treatment approach for the use and misuse
(penyalahgunaan) of substance (Drugs, alcohol,ect) or behavior (Sex,
Shopping,eating, etc.)

Anda mungkin juga menyukai