PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah. Diawali dengan terjadinya
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, membentuk zigot, dilanjutkan
dengan implantasi. Durasi yang dibutuhkan oleh seorang ibu untuk perkembangan
janin sampai janin tersebut siap untuk dilahirkan atau aterm rata-rata 280 hari atau 40
minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Setelah itu ibu akan mengalami
persalinan dimana terjadi kontraksi uterus secara teratur sampai keluarnya seluruh
plasenta.1
Di Indonesia angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih menjadi
masalah utama. Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan sasaran kematian maternal 2010
adalah 125/100.000 kelahiran hidup. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian maternal, serata neonatal dengan Making Pregency Safer
(MPS) yang mengemukakan visi bahwa kehamilan dan persalinan di indonesia
berlangsung aman, serta yang dilahirkan hidup dan sehat.
Wanita hamil memerlukan kondisi yang optimal tidak hanya menjelang
persalinan tetapi juga sejak awal kehamilan bahkan sebelum hamil. Perawatan fisik
dan mental ibu selama kehamilan sampai dengan menjelang persalinan disebut
dengan asuhan prenatal. Pada akhir abad ke 20, asuhan prenatal telah menjadi salah
satu layanan yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1998,
terdapat lebih dari 41 juta kunjungan prenatal. Banyak wanita melakukan kunjungan
sebanyak 17 kali atau lebih. United States Public Health Service (1992)
mencanangkan pada tahun 2000 paling tidak 90% wanita Amerika memulai asuhan
prenatal pada trimester pertama.
Persalinan meminta faal yang optimal dari alat kandungan wanita, maka sudah
jelas bahwa diperlukan persiapan fisik dan mental sebelum persalinan. Oleh sebab itu
wanita yang hamil bukan saja memerlukan kesehatan yang optimal menjelang
persalinan, tetapi sejak hamil ibu harus sehat karena sangat mempengaruhi anak yang
dikandungnya dan ibu harus memeriksakan diri semenjak ia pertama hamil.
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam
keadaan ibu dan janin. Dokter harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi
sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan antenatal atau antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, nifas hingga keadaan postpartum mereka sehat dan normal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.3
2.2 Tujuan Antenatal Care
Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari
kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. Adapun tujuan
antenatal adalah :3
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilanya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya
Jumlah kunjungan
minimal
I
II
III
1 kali
1 kali
2 kali
Sebelum minggu ke 14
Sebelum minggu ke 28
Antara minggu ke 28 36
Setelah 36 minggu
9. Periksa laboratorium.
10. Temu wicara (konseling).
Pelayanan yang dilakukan rutin juga merupakan upaya untuk
melakukan deteksi dini kehamilan berisiko sehingga dapat dengan segera
dilakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi dan merencanakan serta
memperbaiki kehamilan tersebut. Kelengkapan antenatal terdiri dari jumlah
kunjungan antenatal dan kualitas pelayanan antenatal.3
a) Anamnesis
Sebelum memberikan pelayanan, klien harus diminta persetujuannya
atau informed consent. Hal ini merupakan langkah penting untuk mencegah
terjadinya konflik dalam masalah etik. Informed consent adalah persetujuan
sepenuhnya yang diberikan oleh pasien atau walinya kepada petugas
kesehatan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan.
Pertanyaan yang diajukan pada saat kunjungan antara lain:
1. Identifikasi diri ibu hamil
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan ibu atau suami
Lamanya menikah
Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
2. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan ini
Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
Lamanya mengalami gangguan tersebut
3. Riwayat menstruasi
Menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri atau
tidak
HPHT (hari pertama haid terakhir) penentuan taksiran persalinan
dengan rumus Naegele : (tanggal+7) (bulan-3) (tahun+1)
Catatan : taksiran persalinan jatuh pada usia kehamilan tepat 40
minggu dan taksiran persalinan ini untuk siklus 28 hari.4
apakah haid terakhirnya normal, terakhir kali ibu merasakan gerakan janin,
bila ibu tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka tanyakan kapan ibu
mulai merasakan kehamilannya. Namun, bila ibu tidak dapat menjawab
pertanyaan tersebut, amakn dipakai cara memperkirakan umur kehamilan
berdasarkan timbulnya tanda kehamilan sebagai berikut:
16 18 minggu)
Mulai terdengar denyut jantung janin (20minggu)
Dari mulai timbulnya tanda kehamilan tersebut dapat diperkirakan
Tabel 1. Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi atau
tidak tahu status imunisasinya5
Pemberian
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
1 tahun setelah TT 3
TT 5
1 tahun setelah TT 4
Dosis booster dapat diberikan pada ibu yang sudah pernah diimunisasi.
Pemberian dosis booster 0,5ml IM dan disesuaikan dengan jumlah vaksinasi yang
telah diterima sebelumnya. Sesuai dengan tabel berikut ini:5
Tabel 2. Pemberian TT untuk ibu yang sudah pernah imunisasi
Pernah
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
5 kali
minimal terpenuhi)
TT 4, 1 tahun setelah TT 3
TT 5, 1 tahun setelah TT 4
Tidak perlu lagi
b)
Pemeriksaan Fisik6
1. Tanda vital (tekanan darah, respirasi, nadi dan temperatur)
2. Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk
menemukan apakah ada kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat
badan
linea mediana
Palpasi : jika kehamilan kurang dari 32 minggu maka yang dinilai
ballotement, nyeri tekan, nyeri lepas, defans musculer. Jika
kehamilan di atas 32 minggu maka dinilai dengan pemeriksaan
Leopold.
Gambar 1. Leopold I
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan
dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar
kemudian carilah bagian bagian kecil yang terletak bertentangan
Gambar 2. Leopold II
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan
tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat
di bagian bawah dan apakah sudah atau belum masuk pintu atas panggul
Gambar 4 Leopold IV
Tinggi fundus uteri : pengukuran dilakukan saat uterus tidak sedang
berkontraksi. Ibu posisi setengah duduk, tempelkan ujung pita meteran mulai
dari tepi atas simfisis pubis, kemudian rentangkan pita meteran mengikuti
aksis atau linea mediana dinding depan abdomen hingga ke puncak fundus.
10
Tinggi fundus adalah jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus
uteri
2. Genitalia
Inspeksi : PPV (+/-), tanda chadwik
VT : pembukaan, porsio, ketuban, bagian terbawah Pemeriksaan
VT, penilian ukuran panggul dilakukan pada usia kehamilan aterm
11
12
penentuan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit. Hitung sel darah putih dan
diferensial dapat mengenali kasus jarang leukemia yang terjadi selama kehamilan
jika terdapat kecurigaan
Kadar hemoglobin normal seseuai dengan trimester kehamilan menurut WHO :
o Normal: 11 g/dl atau lebih,
o Anemia ringan : 8 - < 11 g/dl dan
o Anemia berat : < 8 g/dl
Urinalisis
Ditampung urin midstream dan dilakukan pemeriksaan berikut :
o Analisis adanya glukosa, keton, protein
o Pemeriksaan mikroskopik atas sedimen Biakan kuantitatif atau penyaringan
biokimia untuk adanya basiluria
Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi
Setiap wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah, faktor
rhesus dan penyaringan antibodi yang dilakukan pada kunjungan prenatal yang
pertama. Kalau ditemukan pada suatu penyaringan positif, antibodi yang ada
dapat dikenali dan pasien ditangani dengan tepat.
Penyaringan Glukosa
Penyaringan glukosa untuk diabetes gestasional terbaik dilakukan antara
13
fetoprotein serum ibu. Pemeriksaan ini, yang dapat meramalkan cacat tabung
saraf terbuka, terbaik dilakukan dilakukan antara 16 dan 20 minggu.
bahkan bisa membahayakan pemeriksa. Ibu yang mempunyai antigen (HbsAg +),
bayi mempunyai 70-90 persen resiko terkena hepatitis B dan 85-90 persen risiko
untuk menjadi pembawa HBV yang kronis.
Ultrasonografi (USG)
Metode ini telah mengubah perawatan antenatal yang semula hanya
bersifat menerka-nerka usia gestasi menjadi pengetahuan yang akurat tentang usia
kehamilan sejak usia 7 hari, serta mampu mencatat perkembangan janin,
khususnya bila dicurigai terdapat retardasi pertumbuhan janin. Selain itu,
ultrasonografi juga merupakan alat penting dalam mendiagnosis abnormalitas
janin
Pap Smears
Metode ini sebaiknya dianjurkan pada ibu hamil pada saat trimester
pertama mengingat ibu hamil telah masuk ke dalam kriteria skrining yaitu
merupakan seorang wanita yang seksual aktif. Selain itu, pemeriksaan ini juga
bisa untuk skrining penyakit infeksi genital pada ibu
3
14
12,5 18 kg
11,5 16 kg
7 11,5 kg
< 7 kg
a. Kalori
Peningkatan asupan kalori pada kehamilan dianjurkan sebesar 100-300
kcal selama kehamilan. Kalori diperlukan untuk energi, dan apabila asupan kalori
tidak adekuat maka protein akan dimetabolisme untuk menghasilkan kalori dan
tidak digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
b. Protein
Protein banyak dibutuhkan karena metabolisme bertambah, untuk
pertumbuhan janin, rahim, kelenjar buah dada dan untuk penambahan volume
darah. Kekurangan protein mungkin menimbulkan anemia, toxaemia, gravidarum,
15
oedema dan praematuritas. Sebagian besar protein dianjurkan berasal dari sumber
hewani, misalnya daging, susu, telur, keju, produk ayam, dan ikan, karena
makanan-makanan ini mengandung kombinasi asam amino yang optimal.
c. Zat besi
Fe yang terdapat dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan wanita
hamil akan Fe, jadi dalam kehamilan perlu diberi tambahan Fe paling kurang 30
mg Fe elemental dalam bentuk garam besi sederhana misalnya fero glukonat,
sulfat atau fumarat yang diminum setiap hari sepanjang separu terakhir kehamilan
untuk menghasilkan besi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan selama
hamil dan untuk melindungi simpanan besi yang sudah ada. Kekurangan zat besi
pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi
d. Vitamin
Vitamin diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal. Vitamin A
diperlukan untuk menambah daya tahan terhadap infeksi. Viamin B complex
terdiri dari Vit. B1 (thiamin), riboflavin, dan Vit. B6 atau pyridoxin. Ada
kemungkinan kekurangan Vit. B complex dapat menyebabkan perdarahan pada
bayi, menambah kemungkinan perdarahan postpartum dan atrofi dari ovaria.
Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin. Vitamin D bersifat anti
rachitis dan penting di daerah yang kurang sinar matahari. Vitamin E penting
untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio
e. Asam folat
Selain zat besi, sel sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.
2) Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
16
17
BAB III
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
18
9. Periksa laboratorium
10. Temu wicara (konseling)
BAB IV
LAPORAN KASUS OBSTETRI
STATUS ORANG SAKIT
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. T
Umur
: 39 Tahun
Agama
: Islam
Suku
: jawa
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
Alamat
Tanggal masuk
2. Identitas Suami
Nama
: Tn. N
Umur
: 42 Tahun
Agama
: Islam
Suku
: jawa
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMA
Alamat
1. Anamnesa
19
Ny. T, 39 tahun, G3P2A0, Jawa, Islam, SMA, IRT, i/d Tn. N, 42 tahun, Jawa,
Islam, SMA, Wiraswasta.
Keluhan Utama : Mulas-mulas ingin melahirkan
Telaah
darah (+), keluar air-air dari kemalauan(-). BAK(+) & BAB (+) Normal.
RPT
Anemia
: (-)
Tuberculosis
: (-)
Hipertensi
: (-)
Penyakit jantung
: (-)
Penyakit Ginjal
: (-)
Penyakit lain
: (-)
Reumatik
: (-)
Veneral diseases
: (-)
Diabetes
: (-)
Operasi
: (-)
: G3P2A0
HPHT
: 03/12/2015
TTP
: 10/09/2016
ANC
: 4x Bidan
KB
:-
Usia kehamilan
: 39mgg 4hari
: 14 tahun
Siklus haid
: 28 hari (teratur)
20
Lama haid
Dismenorrhea
: disangkal
Flour albus
:-
Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke
:1
: 26 tahun
Usia suami
: 29 tahun
Lama menikah
: 13 tahun
Perdarahan Antepartum :
Kapan mulai : (-)
Perdarahan ke : (-)
Banyaknya : (-)
Darah Beku
: (-)
Trauma
: (-)
: (-)
Vertigo
: (-)
Pening
: (-)
Gangguan visus
: (-)
Mual
: (-)
Kejang kejang
: (-)
Muntah`
: (-)
Coma
: (-)
: (-)
Icterus
: (-)
Perdarahan Postpartum :
Anak ke
: (-)
Retensio plasenta
: (-)
Kala
: (-)
Placenta rest
: (-)
Banyaknya
: (-)
Infus/transfusi
: (-)
Atonia uteri
: (-)
3. Pemeriksaan Fisik
21
A Status Present
Keadaan umum
: Tampak sakit
Anemis
:-
Sensorium
: Compos Mentis
Ikterik
:-
TD
: 120/70 mmHg
Dyspnoe
:-
HR
: 60 x/i
Sianosis
:-
RR
: 22 x/i
Oedem
:-
: 36,5 0c
Cor
: DBN
TB
: 155 cm
Pulmo
: DBN
BB
: 50 kg
THT
: DBN
B. Status Generalista
Kepala
: Normochepal
Mata
: Konjungtiva Anemis (-/-), Skelra Ikterik (-/-)
Leher
: KGB tidak teraba, TVJ tidak Meningkat
Thorak
: Cor: Bunyi jantung Normal, Reguler, bunyi tambahan (-)
Pulmo
: Suara Pernapasan Vesikuler, Suara tambahan (-)
Abdomen
: distensi (-), BU (+) Normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat (-), Edema (-/-)
C. Status Obstetri
- TFU
: membesar asimetris
TFU
22
Teregang
: kanan
: kepala
- Pemeriksaan Leopold III : teraba bagian keras dan bulat tidak dapat
digerakkan di pintu atas panggul.
Gerak
: (+)
HIS
: 2x20``/10`
DJJ
: 140 x/i
Turunnya
: 4/5.
- Pemeriksaan Leopold IV : didapati hasil divergen
dengan 4/5.
SBR
: DBN
Ring V. Bandl
: (-)
Formula Johnson
: 10/09/2016
Jam
: 16.15WIB
Dokter/Bidan
: PPDS
Pembukaan
: 1cm
Cervix
: sakral
Efficement
: 20 %
Selaput Ketuban
: (+)
Bagian Terbawah
: Kepala
Turunnya
: Hodge I
Posisinya
: Kepala
Promontorium
: Tidak teraba
Lin.inominata
Sacrum
: Cekung
S.Ischiadica
: Tidak Menonjol
Arcus Pubis
: Tumpul
Cocccigeus
: Mobile
Vagina
Vulva
SarungTangan
Meconium
: (-)
Tanggal : 10/09/2016
Jam
: 20.00 wib
Dokter/Bidan
: PPDS
Pembukaan
: 4cm
Cervix
: Anterior
Efficement
: 60%
Selaput Ketuban
: (+)
Bagian Terbawah
: Kepala
Turunnya
: Hodge II
Posisinya
: Kepala
Promontorium
: Tidak teraba
Lin.inominata
Sacrum
: Cekung
S.Ischiadica
: Tidak Menonjol
Arcus Pubis
: Tumpul
Cocccigeus
: Mobile
Vagina
Vulva
SarungTangan
Meconium
: (-)
24
Diagnosis sementara :
Multigravida + KDR (38 39) Minggu + PK + JT + AH + Inpartu
4. Pemeriksaan Penunjang
USG TAS (Tanggal 10-09-2016)
Kandung kemih terisi baik
JT, PK, AH
Fetal Movement (FM)
: (+)
X Ray Pelvimetri
Conj. Vera
25
Nilai
11.0
4.1
8,700
35.7
217,000
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
87.3
26.8
30.8
80 96 fL
27 31 pg
30 34 %
1
0
0
87
26
6
13
01
2 6
5375
2045
48
%
%
%
%
%
%
Diagnosis
Multigravida + KDR (38 39) Minggu + PK + JT + AH + Inpartu
Lapor Supervisor dr. Anwar, Sp.OG.
Advis : Awasi kemajuan persalinan
Rencana:
-
26
Ibu merasakan his semakin lama semakin kuat dan teratur. Tanda-tanda partus
spontan pervaginam dan mempersiapkan partograf.
27
Deli yanti
10 september
22.30 WIB
J
2
J
2
39
10.00 WIB
11.00
RL
RL
RL
RL
28
Laporan : Pada saat pukul 22.30 dilakukan ARM(Artificial Ruptur of Membran) atau
amniotomi. Dengan cara :
1. Persiapkan alat
2. Cuci tangan dan gunakan handscoon steril.Lakukan VT sampai sedalam
kanalis servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah
enganged dan tidak teraba
adanya tali pusat/bagian kecil lainnya.
3. Pegang 1/2 klem kocher /kelly memakai tangan kiri dan memasukan kedalam
vagina dengan perlindungan 2 jari
ketuban.
4. Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-jari tangan kanan,
goreskan klem 1/2 ,kocher untuk menyobek selaput ketuban hingga pecah.
5. Tarik keluar klem 1/2 kocher/kelly dengan tangan kiri dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 %.
6. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan
turunnya kepala janin.
7. Lepas handscoon
8. Periksa kembali DJJ.
29
30
Langkah-langkah persalinan:
1
2
5
6
Membran)atau amniotomi.
Pada his adekuat berikutnya ibu dipimpin untuk mengedan.
Setelah kepala keluar terjadi putaran paksi luar secara spontan
berturut-turut lahir UUK, UUB, dahi, muka, dan seluruh kepala.
Dengan pegangan biparietal kepala ditarik ke bawah untuk melahirkan
bahu anterior, kemudian kepala ditarik ke atas untuk melahirkan bahu
8
9
10
11
12
31
13
14
15
IVFD RL + Oxytocin 10 IU
20 gtt/i
3x1
3x1
2x1
1x1
: Compos Mentis
: 120/70 mmHg
32
HR
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 36,8 C
SL :
Abd
TFU
P/V
: (+), 50cc
BAK : (-)
BAB : (-),
ASI
: (+)
SL :
: Compos Mentis
TD
: 120/70 mmHg
HR
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 36,8 C
Abd
TFU
P/V
: (+), 10 cc
BAK : (-)
BAB : (-)
ASI
: (+)
S : (-)
O : Sensorium : Compos Mentis
SL :
TD
: 110/70 mmHg
HR
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 36,0 C
Abd
TFU
P/V
: (+), 10 cc
BAK : (-)
BAB : (-),
ASI
: (-)
A :
P :
SL :
: Compos Mentis
TD
: 130/80 mmHg
HR
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 36 C
Abd
TFU
P/V
: (+), 10 cc
BAK : (-)
BAB : (-)
ASI
: (-)
SL :
: Compos Mentis
TD
: 120/80 mmHg
HR
: 72 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 37 C
Abd
TFU
P/V
: (-)
BAK : (-)
BAB : (-)
ASI
: (-)
SL :
: Compos Mentis
TD
: 120/80 mmHg
HR
: 74 x/menit
RR
: 20 x/menit
: 37C
Abd
TFU
P/V
: (-),
35
: (-)
SL :
: Compos Mentis
Anemis
:-
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
:-
HR
: 76 x/menit
Dyspnoe
:-
RR
: 20 x/menit
Sianosis
:-
: 36,8 C
Oedem
:-
Abd
TFU
P/V
BAK : (+) N
BAB : (-), flatus (+)
ASI
:-
2x1
3x1
2x1
1x1
Anemis
:-
TD
: 120/90 mmHg
Ikterik
:-
HR
: 76 x/menit
Dyspnoe
:36
S L:
RR
: 20 x/menit
Sianosis
:-
: 36,5 C
Oedem
:-
Abd
TFU
P/V
BAK : (+) N
BAB : (-), flatus (+)
ASI
:-
2x1
3x1
2x1
1x1
SL
: Compos Mentis
Anemis
:-
TD
: 100/70 mmHg
Ikterik
:-
HR
: 64 x/menit
Dyspnoe
:-
RR
: 21 x/menit
Sianosis
:-
: 36,8 C
Oedem
:-
2x1
37
3x1
2x1
1x1
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham GF, et al. 2005. Williams Obstetrics 23nd Ed. New York :
McGraw-Hill Professional
2. Mochtar R. Sinopsis Obstrtri. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2013.
38
39