PENDAHULUAN
Menurut Waryana (2014), menu yang bergizi lengkap dan seimbang untuk
anak sekolah harus mengandung bahan makanan sumber tenaga seperti nasi,
bahan makanan sumber zat pembangun yaitu protein hewani seperti telur dan
ikan, untuk protein nabati seperti tempe dan tahu, dan yang ketiga harus
mengandung bahan makanan sumber pengatur yaitu sayuran dan buah yang
mengandung vitamin.
Dari data Depkes (2010), salah satu faktor anak tidak memiliki cukup gizi
yaitu karena pamahaman orang tua yang terbatas mengenai kualitas makanan yang
dikonsumsi anak sehari-hari. selanjutnya Widodo (2009) mengatakan peranan
keluarga amat penting bagi anak sekolah, bahkan pada pemilihan bahanan
makanan sekalipun. Pemenuhan kebutuhan gizi anak dipengaruhi oleh konsumsi
makan anak. Faktor yang mempengaruhi konsumsi anak adalah peran ibu, teman
sebaya, dan iklan di media seperti televisi. Lebih lanjut menurut Andirani &
Wirjatmadi (2012), bahwa anak anak tidak bisa memilih yang terbaik bagi diri
mereka, karena itu mereka perlu mendapatkan arahan yang baik. Peranan anggota
keluarga sangatlah penting dalam menentukan konsumsi makanan yang aman dan
baik. Lebih lanjut Sulistyoningsih (2011), mengatakan orang tua memiliki
pengaruh paling besar terhadap perilaku anak yang berhubungan dengan makanan
selama masa usia sekolah, seorang ibu berperan penting didalam menentukan
makanan yang akan dikonsumsi anak .
Sekolah Dasar (SD) Zahira School adalah sekolah dasar yg berada di
Jl.Ibrahim Umar no 19 Medan, Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil
observasi langsung ke sekolah dasar zahira school, untuk pengasilan orang
termasuk kategori penghasilan orang tua dengan pendapatan yang tinggi. Untuk
sistem pengadaan pangan bagi para murid disediakan sebuah kantin sekolah,
sehingga pedagang kaki lima tidak dapat menjajakan makanan. Tetapi umumnya
anak membawa bekal makanan sendiri, sebagai menu makanan siang pada
istirahat ke 2 setelah 6 les pelajaran, yaitu pada pukul 11.40 s/d pukul 12.00.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada seorang ibu dari murid di sekolah
dasar (SD) Zahira School, bekal yang dibawa oleh anak dipilih berdasarkan
makanan yang sangat disukai anak, ini dilakukan agar nafsu makan anak
meningkat, biasanya lauk yang dibawa anak jenis makanan instan seperti nugget
ayam, sosis ayam, mie instan goreng, ayam goreng. Selain disukai oleh anak, ibu
juga lebih mudah menyajikannya pada pagi hari sebagai bekal karena
penyajiannya sangat praktis. Dan berdasarkan tiga kali observasi yang telah
dilakukan umumnya bekal yang dibawa anak seperti : olahan daging seperti
nugget ayam, sosis ayam, mie instan, ikan sarden, ayam goreng, tempe goreng,
ikan nila goreng.
Melihat permasalah diatas, penulis tetarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Analisis Pengetahuan Ibu tentang Keamanan Pangan dan Nilai
Gizi Bekal Anak SD Zahira School.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik keluarga (Besar keluarga, Pendidikan Ayah/ibu,
Penghasilan ayah/ibu, umur ayah/ibu) siswa di SD Zahira Scool Medan ?
2. Bagaimanakah pengetahuan keamanan pangan ibu SD Zahira School Medan ?
3. Bagaimanakah nilai gizi bekal (energi, protein, vitamin A, Vitamin C, Fe) anak
di SD Zahira School Medan?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pertimbangan
luasnya
cakupan
permasalahan
dalam
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERTANYAAN
PENELITI
A. Kerangka Teoritis
1. Analisis Pengetahuan Ibu Tentang Keamanan Pangan
a. Analisis
Menurut
Menurut Ensiklopedia wikipedia, analisis merupakan proses pemecahan masalah
yang komplek menjadi sub-sub permasaahan agar lebih mudah dimengerti.
b. Pengetahuan Ibu
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang menemukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sedangkan menurut
Poerwadarminta (2001), pengetahuan berasal dari kata tahu yang artinya adalah
mengerti sesudah melihat ( menyaksikan, mengalami atau mengajar). Lebih lanjut
menurut Benjamin (2001), pengetahuan adalah kemampuan internal seseorang
dalam berbagai hal yang kemudian berlanjut ke tahap operasional. Lebih lanjut
menurut Gazalba (1992), bahwa pengetahuan adalah kemampuan mengingat
kembali berbagai hal mulai dari fakta yang amat khusus sampai kepada teori-teori
yang amat rumit serta kemampuan menyalurkan informasi dalam fikiran.
Berdasarkan pendapat-pendapat pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang tinggal didalam pikiran ibu
sebagai hasil pekerjaan yang diperoleh dari mengamati maupun bentuk pelatihan
dalam penggunaan panca indera, setelah berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
adanya pengetahuan maka informasi tersebut masuk kedalam ingatan dan bila
diperlukan maka informasi tersebut akan digunakan.
c. Keamanan Pangan
Menurut Indrati & Gardjito (2014), keamanan pangan (safety food) adalah
segala upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah adanya indikasi yang
membahayakan pada bahan pangan. Selanjutnya menurut Andirani & Wirjatmadi
(2012), keamanan pangan (safety food) adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Lebih
lanjut menurut Moehyi (2000), keamanan pangan (safety food) diartikan sebagai
terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan
kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam
bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja
kedalam bahan makanan atau makanan jadi.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa keamanan
pangan adalah upaya untuk mencegah
merugikan, mengganggu , dan membahayakan kesehatan tubuh baik itu dari zat
alami atau pun buatan seperti cemaran fisik seperti rambut, kayu serpihan logam,
bahaya biologis seperti jamur, dan bahaya kimia seperti zat tambahan pada
makanan atau sering disebut dengan bahan tambahan makanan (BTM).
Menurut Yuliarti (2007), bahan tambahan makanan adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk makanan.
Selanjutnya menurut Indrati & Gardjito (2014), bahan tambahan makanan adalah
bahan bahan selain bahan utama yang sengaja ditambahkan kedalam makanan
atau minuman sesaat sebelum dikonsumsi untuk mendapatkan produk yang lebih
disukai dan tahan lama.
Menurut Yuliarti (2012), jenis jenis bahan tambahan makanan yang paling
umum digunakan seperti :1) Pemanis Sintesis, pemanis buatan (sintesis)
merupakan bahan tambahaan yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan,
tetapi tidak memiliki nilai gizi. 2) Pengawet, pengawet merupakan salah satu
bentuk bahan tambahan makanan. Penambahan pengawet pada makanan untuk
menghambat ataupun menghentikan aktivitas organisme seperti bakteri, kapang
sehingga produk makanan bisa disimpan lebih lama. Dalam pengkonsumsian
pengawet harus dengan jumlah yang sudah dibatasi. 3) Penyedap Rasa dan
Aroma, penyedap rasa merupakan bahan yang banyak sekali terdapat pada
berbagai jenis makanan, tujuan penggunaan bahan penyedap dan aroma dalam
pengolahan pangan yaitu memperbaiki cita rasa dan roma sehingga memberikan
nilai lebih bagi makanan tersebut. Jenis penyedap rasa yang sering kita kenal atau
kita dengar adalah Monosodium Glutamat (MSG), seperti bahan tambahan
lainnya, penggunaan bahan tambahan penyedap ras ini juhga harus dibatasi
penggunaanya, karena penggunaan bahan tambahan ini secara berlebihan dapat
mengganggu kesehatan. 4) Pewarna, pewarna sintetik merupakan bahan
tambahan makanan pada makanan yang diberikan untuk menghasilkan warna
pada makanan. Penggunaan pewarna makanan diperbolehkan selama dalam
jumlah yang terbatas.
Yuliarti (2012), mengatakan pada dasarnya semua bahan kimia adalah
beracun. Ketika masuk kedalam tubuh manusia, zat kimia akan menimbulkan
reaksi yang berbeda beda, tergantung jenis dan jumlah zat kimia yang masuk
bahan bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.
6). Jika membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di badan
BPOM (Pengawas obat dan makanan ) yang bisa dicermati dalam label yang
tertera didalam kemasannya. 7). Apapupun jenisnya, bahan tambahan makanan
(BTM) adalah bahan kimia sehingga tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
Batasilah konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan 8).
Membekali diri dengan pengetahuan bahan tambahan makanan 9). Tubuh
manusia membutuhkan nutrisi yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Oleh
karena itu makanan yang dikonsumsi sebaiknya memiliki kandugan gizi yang
baik dan sesuai bagi kebutuhan manusia. Kandungan gizi bagi makanan terdiri
atas karbohidrat, protein, lemak,vitamin,mineral dan air.
2. Nilai Gizi Bekal
Menurut Winata (2001), nilai adalah harga, atau kualitas sesuatu. Artinya
sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang
berharga. Selanjutnya menurut Djahri (2003), nilai adalah harga, makna, isi,
pesan, yang tersirat didalam fakta, konsep, sehingga bermakna secara fungsional.
Lebih lanjut menurut Darojat (2014), nilai adalah sesuatu yang berharga bermutu,
menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Menurut Agria (2001), gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, perkembangan dan memperbaiki jaringan tubuh, pengertian gizi
berasal dari bahasa Mesir, yang berarti adalah makanan. Selanjutnya menurut
Almatsier (2003), gizi merupakan nutrients, yang berarti zat pada makanan yang
dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan meliputi
protein, vitamin, mineral, lemak, dan air. Lebih lanjut menurut Adriani &
Wirjatmadi (2012), gizi adalah senyawa kimia yang terkandung dalam makanan
yang pada gilirannya dapat diserap dan diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya.
Menurut Syazwa (2012), makanan bekal adalah makanan yang dimasak
dirumah dan dibungkus didalam kemasan atau wadah utuk dimakan ditempat lain.
Lebih lanjut menuut Pujiandi (2003), Program makan bersama disekolah sangat
baik dilaksanakan karena merupakan modal dasar bagi anak untuk memberikan
arahan pada anak mengenai pola makan dengan gizi yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai giji bekal adalah harga atau kualitas
dari zat yang terkandung pada suatu makanan yang dibutuhkan oleh organisme untuk
pertumbuhan dan perkembangan meliputi karbohidrat, protein, lemak,vitamin,
mineral. Makanan yang dibuat adalah sebagai bekal untuk anak sekolah dasar.
Menurut Santoso (2004), beberapa persyaratan makanan untuk anak
sekolah adalah : 1). Memiliki kelengkapan gizi dan seimbang biasanya terdiri atas
karbohidrat, protein, vitamin, lemak, mineral. 2). Porsi makanan tidak terlalu
besar 3). Makanan cukup basah (tidak terlalu kering), agar mudah ditelan. 4).
Potongan atau ukuran makanan cukup kecil 5). Tidak berduri dan bertulang kecil
6). Tidak terlalu pedas, rasanya tidak asam, dan tidak berbumbu tajam 7). Bersih,
rapi, menarik dari segi warna dan bentuk 8). Cukup bervariasi bahan jenis
hidangannya. 9). Menggunakan bahan makanan yang segar dan sehat. 10).
Hindari menggunakan bahan makanan tambahan yang dapat membahayakan
kesehatan anak kelak. 11).Usahakan makanan bekal dimasak sendiri sehingga
tidak mengandung bahan kimia seperti pengawet, pewarna ataupun penyedap
maknanan yang terlalu banyak.
Menurut Almatsir (2006), bahan makanan dikelompokan berdasarkan tiga
fungsi utama zat gizi, yaitu 1). Makanan sumber energi atau disebut makanan
pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung ,talas, sagu, serta hasil olahan
mie dan sebagainya 2). Makanan sumber protein, yaitu protein hewani : daging
ayam, ikan, telur, dan makanan sumber protein nabati : tahu, tempe, dan hasil
olahan kacang kacangan lainnya seperti kacang kedelai ,kacang hijaun, kacang
merah 3).Makanan sumber pengatur yaitu sayuran dan buah.
Menurut Markum (2002), menu yang dianjurkan untuk memenuhi gizi pada jadwal
siang adalah :
Tabel. 1 Jumlah konsumsi makanan siang untuk memenuhi kecukupan gizi 1900 kkal
Jadwal makan siang
Gram
200
100
50
50
150
1 gelas
1 potong
1 potong
gelas
1 potong
Keterangan :
1) Dapat diganti dengan makanan penukarnya seperti roti, jagung, kentang, sagu.
2) Diartikan sumber protein hewani : daging, telur, hati, ikan laut, ikan tawar.
3) Diartikan sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan.
4) Dapat diganti dengan makanan penukar sebanyak 25 gram.
5) Berat biskuit Regal : 8-10 gr/buah
Berat biskuit Farley : 15-16 gr/buah
Urt : ukuran rumah tangga
G
: gram.
Menurut Padmiarti dkk (2008), Pola konsumsi makanan pada usia sekolah
dasar sangat dipengaruhi oleh orang tua. Orang tua bertanggung jawab terhadap
situasi saat makan dirumah, jenis dan jumlah makanan yang disajikan.
Selanjutnya menurut Santoso dan Ranti (2004), pola makan masyarakat atau
kelompok di mana anak berada, akan sangat mempengaruhi kebiasaan makan,
selera, dan daya terima anak akan suatu makanan. Oleh karena itu, di lingkungan
anak hidup terutama keluarga perlu pembiasaan makan anak yang memperhatikan
kesehatan dan gizi.
Menurut Luthfi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan anak
adalah : 1). Pengetahuan ibu mengenai makanan yang bergizi, bila pengetahuan
tentang bahan makanan yang bergizi masih kurang maka pemberian makanan
untuk keluarga biasa dipilih bahan-bahan makanan yang hanya dapat
mengenyangkan perut saja tanpa memikirkan apakah makanan itu bergizi atau
tidak, sehingga kebutuhan gizi energi dan zat gizi masyarakat dan anggota
keluarga tidak tercukupi. Menurut Suhardjo (2000), bila ibu rumah tangga
memiliki pengetahuan gizi yang baik ia akan mampu untuk memilih makananmakanan yang bergizi untuk dikonsumsi. 2). Pendidikan ibu, peranan ibu sangat
penting dalam penyediaan makanan bagi anaknya. Menurut Depkes RI (2000),
pendidikan ibu sangat menentukan dalam pilihan makanan dan jenis makanan
yang dikonsumsi oleh anak dan anggota keluarganya lainnya. Pendidikan gizi ibu
bertujuan meningkatkan penggunaan sumber daya makanan yang tersedia. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa tingkat kecukupan zat gizi pada anak tinggi bila
pendidikan ibu tinggi 3). Pendapatan keluarga, pendapatan salah satu faktor
dalam menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Menurut Agoes (2003),
Tingkat pendapatan ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli dengan
tambahan uang tersebut. Orang miskin membelanjakan sebagian pendapatan
tambahan untuk makanan sedangkan orang kaya jauh lebih rendah. 4). Jumlah
diimbangi
dengan
meningkatnya
pendapatan
akan
menyebabkan
responden memiliki
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SD Zahira School Jl.Ibrahim Umar No.19
Medan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
pembelajaran 2014/2015.
B. Metodologi penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif.
Menurut Rahmat (2008), metode deskriptif adalah metode penelitian bersifat
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu peristiwa keadaan gejala-gejala
yang diteliti berdasarkan fakta yanga da dilapangan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono,2005), Populasi juga dapat
dikatakan
(Notoadmojo, 2005). Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh
anak didik yang bersekolah di SD Zahira School (Sekolah Islam Berwawasan
Internasional) , tahun pelajaran 2014/ 2015 dengan jumlah siswa 103
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Kelas
Jumlah Siswa
.
1
17
2
3
4
II
III
IV
23
25
16
22
Jumlah
103
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk penelitian.
Menurut Arikunto (2006), Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
porposive sempling, yaitu didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat
sendiri oleh peneliti sendiri (Notoadmodjo,2005). Dengan keterbatasan penulis,
penulis mengambil kelas III dan kelas IV, dengan pertimbangan karena selain
karakteristik bekal yang hampir sama, jarak kelas ini saling berdekatan di lantai 2
sekolah, sehingga memudahkan penulis didalam melakukan penelitian nantinya.
Setiap kelas jumlah siswa maksimum 25 orang. Pada kelas III jumlah siswa
sebanyak 25 orang, dan jumlah siswa pada kelas IV sebanyak 16 orang. Maka
jumlah seluruh sampel yaitu kelas III dan IV berjumlah 41 orang.
D. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
Pengetahuan Keamanan Pangan ibu dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini
adalah Kecukupan Gizi untuk Bekal Anak Sekolah Dasar
Untuk menghindari pengertian yang salah dan terlalu luas, maka perlu
dibuat defenisi operasionalnya, sebagi berikut :
Topik
1.
Keamanan Pangan
2.
Bahan tambahan
makanan
(BTM) pada makanan
Peran bekal sekolah
Kualitas bahan bekal
sekolah
Porsi bekal sekolah
Cara
memperoleh
bekal sekolah
Variasi bekal sekolah
Jumlah total
3.
4.
5.
6.
7.
Nomor Item
Soal
1, 3, 4, 6, 7, 17, 18, 27, 14
29, 33, 34, 35, 37,39
5, 2, 22, 23, 24, 25, 26, 13
28, 30, 31, 32, 36, 40
2, 38
8, 9, 12
2
3
10, 15
11, 14, 16, 19, 20
2
5
13
1
40
KGij :
Bj
Bjd x Gij (Supariasa,2002)
Keterangan :
KGij
Bj
Bjd
Gij
F. Validitas Tes
instrumen.Suatu
instrumen
yang
valid
mempunyai
validitas
F
P% = N X
Keterangan :
P%
: Persentasi Jawaban Responden (Jumlah persentasi yang dicari)
100% atau jumlah personl yang menjawab
F
: Frekuensi jawaban
N
: Jumlah keseluruhan responden
100%
: Bilangan tetap