Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACUAN PENYULUHAN

( SAP ) TB PARU

Disusun Oleh:

Lilis Supini

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah

TB Paru

Pokok Bahasan

Bahaya TBC

Sub Pokok Bahasan

Proses Penularan dan Gejala TBC

Sasaran

Ibu-ibu dan Bapak-bapak

Waktu

60 Menit

Tempat

Poli Penyakit dalam RSU Cibabat Cimahi

A. Tujuan
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui
tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU
sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan penularan TB PARU, maka klien dapat:
1. Memahami pengertian TB PARU
2. Mengetahui gejala-gejala penyakit TB PARU
3. Mengetahui cara penularan TB PARU

B. Materi
1. Menjelaskan pengertian TB PARU
2. Menjelaskan gejala-gejala penyakit TB PARU
3. Menjelaskan cara penularan TB PARU

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

D. Strategi Penyuluhan
1.
2.
3.
4.
5.

Persiapan
Pembukaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penutup

(5 menit)
(10 menit)
(30 menit)
(10 menit)
(5 menit)

E. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini, sebagai berikut:
1. Powerpoint
2. Poster
3. Leaflet

4. Lembar Balik
5. Flipchart

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat mau menerima petugas dan pembimbing
b. Masyarakat mengerti maksud dan tujuan penyuluhan setelah dilakukan kontrak
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat mau menepati kontrak waktu selama 45 menit
b. Petugas dan pembimbing datang tepat waktu
c. Saat penyuluhan masyarakat aktif bertanya tentang masalah yang belum dimengerti
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
b. Masyarakat dapat memberikan pendapat tentang masalah TBC
c. Terminasi, masyarakat bersedia untuk kontrak selanjutnya

G. Sumber

http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.php
www.tbcindonesia.or.id
Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/
http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html

Cimahi, 5 Januari 2016

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Praktikan

Mona Megasari, S. Kep, Ners, M.Kep

Lilis Supini K

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian TBC/Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan
bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun
1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian
akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap
menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru
TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di
Indonesia.
Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita
harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2. Gejala Penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3
minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

3. Cara Penularan Penyakit TBC


Sumber penularan TBC adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC.
TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan
dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang
lain. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anakanak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera
akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang
nantinya
menjadi
sumber
produksi sputum (dahak).
Seseorang
yang
telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih
dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya
tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Anda mungkin juga menyukai