Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A; Konsep Pengetahuan
1; Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan seseorang dengan orang lain berbeda-beda,
sehingga dengan demikian pengetahuan merupakan kekayaan mental
yang secara langsung atau tidak langsung memperkaya kehidupan
manusia.. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia dan sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Tingkat
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
2; Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda- beda. Secara
garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :
a; Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan. Tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,

menguraikan,

mendefinisikan,

sebagainya.

menyatakan

dan

b; Memahami (comprehension)
Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat


menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham

terhadap

objek

atau

materi

harus

dapat

menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya


terhadap objek yang dipelajari.
c; Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari atau kondisi real (sebenarnya). Dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d; Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e; Sintesis (synthesis)
Sintesis

adalah

suatu

penerapan

kemampuan

atau

keterampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-eleman


menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya. Dengan kata lain
Sintetis

menunjukan

kemampuan

untuk

menjabarkan

atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan


yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f;

Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.
Penilaian-penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada .
3; Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut

Notoatmodjo

(2010),

ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :


a; Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi.
b; Informasi atau Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact)

sehingga

menghasilkan

perubahan

atau

peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media


massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya penetahuan
terhadap hal tersebut.
c; Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa


melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
d; Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologos, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e; Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu.

4; Pengukuran Tingkat Pengetahuan


Pengukuran tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010),
bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik lisan
maupun tulisan maka dikatakan mengetahui bidang itu sekumpulan

jawaban

yang

diberikan

seseorang

itu

dinamakan

pengetahuan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau


angket yang menyatakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden. Pada penelitian ini kategori tersebut dimodifikasi menjadi 3
kategori, yang mengacu pada teori Nursalam (2008), yaitu:
a; Baik

: Apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh


responden sebanyak 76-100%

b; Cukup

: Apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh


responden benar sebanyak 56-75%

c; Kurang

: Apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh


responden benar sebanyak 55%

5; Macam Macam Pengetahuan


Macam-

macam

pengetahuan menurut

polanya

dibedakan

menjadi 4 macam pengetahuan diantaranya:


a; Tahu bahwa
Pengetahuan tahu bahwa adalah pengetahuan tentang
informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu
memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang
benar.

Jenis

pengetahuan

Pengetahuan

ini

mengumpulkan

informasi

ini

berkaitan
atau

disebut
dengan
data

pengetahuan

teoritis.

keberhasilan

dalam

tertentu.

Maka

kekuatan

pengetahuan ini adalah informasi atau data yang dimilikinya.


Seseorang yang mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang
mempunyai data atau akurat melebihi orang lain.
b; Tahu bagaimana

Pengetahuan jenis ini menyangkut bagaimana melakukan


sesuatu. Ini yang dikenal sebagai know-how. Pengetahuan ini
berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan
kemahiran

teknis

pengetahuan

dalam

dibidang

melakukan

tekhnik.

sesuatu

Seseorang

yang

pengetahuanmempunyai

pengetahuan ini tidak lain berarti ia tahu bagaimana melakukan


sesuatu. Dengan kata lain pengetahuan ini berkaitan dengan praktek.
c; Tahu akan / mengenai
Yang dimaksud dengan pengetahuan jenis ini adalah sesuatu
yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau
seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi, unsur yang
paling penting dalam pengetahuan ini adalah pengenalan dan
pengalaman pribadi secara langsung dengan objeknya.
d; Tahu mengapa
Biasanya

jenis

pengetahuan

ini

berkaitan

dengan

pengetahuan bahwa. Hanya saja, tahu mengapa jauh lebih


mendalam dan serius daripada tahu bahwa tahu mengapa berkaitan
dengan penjelasan. Skema alur bagan tersebut dapat di lihat pada
Gambar 2.1 berikut :

TAHU AKAN
( pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi )
TAHU BAHWA
( masih bersifat umum )
TAHU MENGAPA

( refleksi, abstraksi,penjelasan )
TAHU BAGAIMANA
( pemecahan, penerapan, tindakan )
Gambar 2.1 Skema alur hubungan empat macam pengetahuan (Keraf
dalam Notoatmodjo, 2003).

B; Sikap
1; Konsep Sikap (Attitude)
Sikap adalah kecenderungan berbuat atau bereaksi secara senang
atau tidak senang terhadap orang-orang, objek atau situasi (Santoso, 2010).
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap sesuatu stimulus atau objek. Sikap adalah kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian
dilahirkan dalam prilaku, sikapmerupakan kecenderungan dalam bertingkah
laku

(Notoadmodjo,

2007).

Dalam

psikologi,

sikap

dianggap

lebih

akurat/nyata dibandingkan nilai atau keyakinan. Istilah ini menggambarkan


perasaan individu yang relative stabil terhadap suatu situasi atau sebuah hal.
Sikap terbentuk dari 3 komponen:
a; Kognitif: Kognitif merupakan pengetahuan dan informasi individualkognitif merupakan aspek keyakinan yang membentuk sikap.
b; Afektif: Afektif terkait dengan emosi, perasaan dan pilihan.
c; Perilaku: Ini terkait dengan secara actual dapat dilakukan oleh seorang
individu, yang dalam beberapa hal ditentukan oleh ketrampilan apa yang
mereka miliki dan yang mampu mereka mulai, dan dalam kondisi seperti
apa.

Sikap lebih sulit diubah, perubahan dalam salah satu dari tiga bagian
komponen sikap dapat memulai perubahan prilaku, namun, tidak ada jaminan
bahwa hal ini dapat terjadi (Bowden, 2011).
Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap
merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2005).
Perilaku ibu juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare
seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang
tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak (Purwanti,2006).
2; Bentuk Sikap
Selanjutnya sikap dapat dibedakan atas bentuknya dalam sikap positif
dan sikap negatif, yaitu:
a; Sikap positif
Merupakan

perwujudan

nyata

dari

intensitas

perasaan

yang

memperhatikan hal-hal yang positif. Suasana jiwa yang lebih mengutamakan


kegiatan kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada
kesedihan, harapan daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah dan
membawa seseorang untuk selalu dikenang, dihargai, dihormati oleh orang
lain. Untuk menyatakan sikap yang positif, seseorang tidak hanya
mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dapat melalui
bagaimana cara ia berbicara, berjumpa dengan orang lain, dan cara
menghadapi masalah.
b; Sikap negatif
Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang
pada kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka yang
muram, sedih, suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat.

Sesuatu yang menunjjukan ketidakramahan, ketidak mentenangkan, dan


tidak memiliki kepercayaan diri.

3; Ciri-Ciri Sikap
Seperti yang telah kita ketahui, sikap merupakan keadaan sikap,
bertingkah laku, atau respon yang diberikan atas apa yang terjadi, serta
bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan emosional
terhadap objek, baik berupa orang, lembaga atau persoalan tertentu.
W. A. Gerungan mengemukakan bahwa: untuk dapat membedakan
antara attitude, motif kebiasaan dan lain-lain, faktor psychis yang turut
menyusun pribadi orang, maka telah dirumuskan lima buah sifat khas dari
pada attitude. (W. A. Gerungan, 2009:153)
Adapun ciri-ciri sikap itu adalah:

0 Attitude ini bukan dibawa orang sejak ia lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan
objeknya.

Attitude itu dapat berubah-ubah.

b Attitude itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung relasi


tertentu terhadap objek.

Objek attitude kumpulan dari hal-hal tertentu.

d Attitude tidak mempunyai segi-segi motivasi dan segi perasaan, sifat


inilah yang membedakan attitude dari pada kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

4; Fungsi Sikap

10

Menurut Katz dalam Zaim Elmubarok (2008: 50) ada empat fungsi sikap
yaitu:
a; Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat.
b; Fungsi pertahanan ego.
c; Fungsi pernyataan nilai.
d; Fungsi pengetahuan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan pengertiannya sebagai
berikut:
a; Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa
individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang
diinginkannya dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya.
Dengan demikian, maka individu akan membentuk sikap positif terhadap
hal-hal

yang

dirasakan

akan

mendatangkan

keuntungan

dan

membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang merugikannya.


b; Fungsi pertahanan ego yang menunjukkan keinginan individu untuk
menghindarkan diri serta melindungi dari hal-hal yang mengancam
egonya atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan,
maka sikap dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang
akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut.
c; Fungsi

pernyataan

nilai,

menunjukkan

keinginan

individu

untuk

memperoleh kepuasan dalam menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya


sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.
d; Fungsi

pengetahuan,

menunjukkan

keinginan

individu

untuk

mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari pebalaran dan untuk


mengorganisasikan pengalamannya.
Sikap memiliki fungsi penting dalam hidup. Bagi individu agar dapat

11

menyesuaikan diri dengan lingkungan di tempat tinggalnya. Agar sesuai


dengan tata cara kebiasaan setempat serta dapat merubah sikap individu
untuk terus berubah ke kebaikan. Menurut Walgito (2010:111) terdapat empat
fungsi sikap, antara lain:

a; Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap


adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah
menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.

b; Sikap berfungsi sebagai pengatur tingkah laku.


c; Sikap berfungsi sebagai alat pengukur pengalaman-pengalaman.
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima
pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi
diterima secara aktif, artinya pengalaman yang berasal dari dunia luar itu
tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih manamana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani.
d; Sikap

berfungsi

sebagai

pernyataan

kepribadian.

Sikap

sering

mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah


terpisah dari pribadi yang mendukungnya.
Berdasarkan pendapat di atas, fungsi sikap merupakan alat yang
digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan sikap
merupakan hasil dari cerminan sikap seseorang, baik itu baik ataupun
buruk, serta merupakan alat pengatur tingkah laku dan perekam
pengalaman-pengalaman yang terjadi di dalam diri pribadi seseorang.
5; Perubahan Sikap
Menurut Davidoff dalam Zaim Elmubarok (2008: 50) Sikap dapat berubah
dan berkembang karena hasil dari proses belajar, proses sosialisasi, arus

12

informasi, pengaruh kebudayaan dan adanya pengalaman-pengalaman baru


yang dialami oleh individu. Sedangkan menurut Sarlito W. Sarwono (2009,
203-204), sikap dapat terbentuk atau berubah melalui tiga cara yaitu :
a; Adopsi
Adopsi yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap
diserap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b; Diferensiasi
Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan
dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang sebelumnya dianggap
sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
c; Trauma
Trauma adalah pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba dan menegangkan
yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
Pengalaman-pengalaman yang traumatis juga menyebabkan perubahan
sikap.
Menurut Kelman dalam Azwar S (2012: 55) ada tiga proses yang
berperan dalam proses perubahan sikap yaitu :
a; Kesediaan (Compliance), Terjadinya proses yang disebut kesediaan
adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain
atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi
positif, seperti pujian, dukungan, simpati, dan semacamnya sambil
menghindari hal-hal yang dianggap negatif. Tentu saja perubahan
perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan
lama dan biasanya hanya tampak selama pihak lain diperkirakan

13

masih menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan.


b; Identifikasi (Identification) , Proses identifikasi terjadi apabila individu
meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap sekelompok orang
dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang bentuk hubungan
menyenangkan antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada
dasarnya proses identifikasi merupakan sarana atau cara untuk
memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok
lain dan cara menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan
tersebut.
c; Internalisasi (Internalization), Internalisasi terjadi apabila individu
menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu dikarenakan
sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percaya dan sesuai dengan
sistem nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka isi dan hakekat sikap
yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh individu. Sikap
demikian itulah yang biasanya merupakan sikap yang dipertahankan
oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem
nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.
6; Alat Ukur/Skala Sikap
Menurut djaali (2008:28) skala likert ialah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur siukap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.
Skala likert itu aslinya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan
seseorang terhadap suatu objek yang jenjangnya biasa tersusun atas :
SS

= Sangat setuju

= Setuju

TB

= Tidak berpendapat

14

TS

= Tidak setuju

STS

= Sangat tidak setuju

C; Konsep Sibling Rivalry


1; Pengertian sibling Rivalry

Sibling

Rivalry

adalah

kecemburuan,

persaingan

dan

pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini


terjadi pada semua orang

tua yang mempunyai dua anak atau lebih

(Lusa, 2011). Menurut Suherni (2009) Sibling Rivalry adalah kompetisi


antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan
perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan
pengakuan atau suatu yang lebih. Sibling Rivalry adalah rasa persaingan
antara saudara kandung yang disebabkan adanya kekhawatiran ia akan
kehilangan kasih sayang dari orangtuanya karena kehadiran adiknya
(Sulistyawaty,2009)

2;

Faktor faktor yang menyebabkan sibling rivalry

Faktor faktor penyebab Sibling rivalry pada anak usia dini


menurut Istiadi (2006,dalam khasanah 2012) adalah sebagai
berikut :
a; Anak sangat tergantung pada cinta dan kasih orangtuanya
b; Adanya konflik dan ketidak setujuan hidup bersama dengan orang
lain dalam jangka waktu yang cukup lama.

15

c; Faforitisme orangtua terhadap salah seorang dapat memicu dendam


anak yang lain.
d; Jika seorang anak kurang berbakat dibandingkan saudaranya maka
anak yang kurang berbakat cenderung membenci saudaranya.
e; Anak yang cepat bosan dan frustasi
f; Anak

anak

yang

memiliki

kelemahan

tertentu

dalam

perkembangannya, seperti kemampuan bahasa dan interaksi sosial


atau

anak

yang

temperamentalbersaing

untuk

mendapatkan

perlakuan yang spesial dari orangtua.


g; Tidak adanya pembagian waktu yang baik dalam keluarga.
h; Kesalahan orang tua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih
atau membanding bandingkan antara anak yang satu dengan yang
lainnya.
i;

3; Penyebab Diare
Menurut Elliott dkk. (2002) bahwa terjadinya diare disebabkan
oleh mikroorganisme bakteri atau virus akibat mengkonsumsi makanan
atau minuman yang tercemar oleh organisme patogen atau toksinnya. Hal
tersebut juga dikatakan bahwa jenis bakteri yang biasa menyebabkan
diare adalah Shigella dysenteriae, Salmonella typhi, dan Vibrio cholerae.
Sedangkan

jenis

virus

yang

sering

menyebabkan

diare

adalah

Adenovirus, Rotavirus dan Astrovirus.


Menurut Hidayat (2008) yang dapat menyebabkan diare selain
dari mikro organisme adalah:
a; Faktor Malabsorbsi

16

1; Malabsorbsi

karbohidrat:

disakarida

(intoleransi

laktosa,

maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,


fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak-anak yang
terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2; Malabsorbsi lemak
3; Malabsorbsi protein

b; Faktor Makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
c; Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar).
4; Cara Penularan Diare
Menurut Savitri ramaiah (2007), cara penularan diare, adalah
melalui
a; Makanan atau minuman yang terkontaminasi, termasuk air.
b; Kontak langsung dari satu orang ke orang lain.
c; Kontak langsung dari tinja yang terinfeksi.
Menurut Sutanto (2011), cara penularan diare, adalah melalui:
a; Tinja yang mengandung kuman diare
b; Air sumur atau air tanah yang terkontaminasi kuman diare.
c; Makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman diare.
d; Tidak

mencuci

tangan

sebelum

masak

yang

tanpa

disadari

sebenarnya tangan telah terkontaminasi kuman diare yang tidak


tampak oleh mata telanjang.

17

5; Tanda dan Gejala Diare


Menurut Ngastiyah (2005), tanda dan gejala diare mula-mula
pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin
disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama makin
berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan
daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin
lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal
dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah
dapat timbul sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit,
gejala dehidrasi mulai nampak: yaitu berat badan turun, turgor berkurang,
mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lender
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan
yang hilang dapat menyebabkan dehidrasi.
6; Akibat Diare
Menurut Ngastiyah (2005) Akibat diare terdiri dari:
a; Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
b; Renjatan hipovolemik.
c; Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan elektrokardiogram).
d; Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim lactase. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
e; Hipoglikemia.

18

f;

Malnutrisi energi protein, akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik.
Sedangkan menurut Savitri Ramaiah (2007) komplikasi dari diare

yang kadang kala timbul mencakup:


a; Gangguan pada keseimbangan elektrolit normal dalam tubuh
Elektrolit adalah zat-zat kimia yang ketika mencair atau larut
dalam air atau cairan lainnya memecah menjadi partikel-partikel dan
mampu membawa aliran listrik. Konsentrasi elektrolit berbeda-beda
dalam darah. Jaringan dan cairan dalam sel-sel tubuh.
b; Kelumpuhan illeus (paralitic illeus)
Suatu kondisi dimana terjadi pengurangan atau tidak adanya
gerakan usus. Kondisi ini dapat terjadi akibat pembedahan, cedera
pada dinding perut, sakit ginjal yang parah atau penyakit parah
lainnya.
c; Septisemia
Suatu kondisi dimana terdapatnya suatu infeksi pada seluruh
bagian tubuh. Kondisi ini biasanya menyusul adanya infeksi di salah
satu bagian tubuh, yang sari sana bakteri pergi ke berbagai bagian
tubuh lain melalui darah.
d; Komplikasi darah seperti koagulasi intra vaskuler terdiseminasi
Jika ada penyakit atau cedera parah apapun, darah cenderung
membentuk suatu masa semipadat atau gumpalan darah didalam
pembuluh darah. Karenanya tubuh harus menggunakan zat kimia
untuk membentuknya. Untuk memerangi efek gumpalan, tubuh
memproduksi sejumlah besar bahan kimia anti penggumpal.

19

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011) dehidrasi adalah


keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan
volume darah (hipovolemi), kolaps cardiovascular dan kematian bila tidak
di obati dengan cepat.

7; Klasifikasi Dehidrasi
Menurut Savitri Ramaiah (2007) akibat diare dapat terjadi
dehidrasi. Dehidrasi dapat di bagi 2 bagian yaitu, diantaranya:
a; Dehidrasi Ringan
1; Meningkatkan rasa haus
2; Kegelisahan atau rewel
3; Menurunnya elastisitas kulit
4; Mulut dan lidah yang kering
5; Mata yang kering karena tidak adanya air mata
6; Mata yang cekung
b; Dehidrasi Parah
1; Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
2; Anak yang terlihat lemah, tidak sadar atau lemas
3; Ketidakmampuan untuk minum
4; Hilangnya elastisitas kulit secara sepenuhnya
5; Tidak adanya air mata
6; Lapian lender yang sangat kering pada mulut
7; Pengurangan volume air seni yang parah atau tidak adanya air
seni.
8; Penatalaksanaan

20

Menurut Kemenkes RI (2011) ada tiga cara dasar terapi diare di


rumah adalah sebagai berikut:
a; Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya
Anak yang diare membutuhkan lebih banyak membutuhkan
cairan dari biasanya untuk mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dan muntah. Bila segera setelah diare diberikan cairan yang tepat
dalam jumlah yang memadai, dehidrasi dapat dicegah.
Cairan yang tepat untuk pengobatan dirumah, dalam upaya
meningkatkan cairan dan elektrolit yang hilang, diantaranya:
1; Air:
Meskipun air tidak mengandung garam atau sumber glukosa,
biasanya air tersedia dimana-mana dan untuk memberikan dalam
jumlah yang besar kepada anak umumnya dapat diterima oleh ibu.
Air lebih cepat diabsorbsi di usus dan bila diberikan dengan
makanan yang mengandung karbohidrat yang dimasak, terutama
ditambah garam akan menjadi pengobatan yang tepat bagi
kebanyakan anak yang tidak dehidrasi.
2; Cairan makanan:
Cairan ini adalah sup yang dibuat di rumah, air tajin atau air yang
telah digunakan untuk memasak biji-bijian lain, minuman yoghurt.
Efikasi cairan ini dapat ditingkatkan dengan menambahkan garam
sampai 3 gram.
3; Larutan gula garam (LGG)
Komposisi larutan gula garam mendekati ideal untuk mencegah
dehidrasi, namun untuk menyiapkannya membutuhkan takaran
yang tepat yaitu untuk gula, garam dan air, ibu-ibu sering

21

mendapat kesulitan dalam pembuatannya. Hal ini mengakibatkan


cairan menjadi hiperosmoler.

b; Larutan oralit
Meskipun tidak selalu dianggap sebagai cairan rumah tangga,
larutan oralit dapat digunakan dirumah untuk mencegah dehidrasi.
Paket oralit diberikan disarana kesehatan untuk digunakan dirumah,
untuk pengobatan penderita yang belum menjadi dehidrasi dan yang
sudah dehidrasi disarana kesehatan. Oralit diberikan dirumah setiap
kali selesai buang air besar, dengan dosis anak dibawah umur 1-4
tahun : 100-200 ml.
c; Berikan anak makanan yang cukup dan bergizi
Pada saat diare anak diberikan makan sebanyak dia mau.
Tawarkan makanan setiap 3-4 jam. Pemberian makanan sedikitsedikit dan sering lebih dapat diterima dari pada diberikan dalam
jumlah besar tapi jarang. Pada umumnya makanan harus diberikan
paling sedikit setengah dari kalori dietnya.
d; Membawa anak ke sarana kesehatan bila diarenya tidak membaik
atau ada tanda-tanda dehidrasi. Gejala-gejala yang perlu diketahui
oleh ibu-ibu meliputi:
1; Tinja cair keluar sangat sering
2; Muntah berulang
3; Rasa haus yang meningkat
4; Tidak dapat makan atau minum seperti biasanya

22

Menurut Savitri Ramaiah ( 2007 ) ada tiga prinsip penangan diare,


yaitu

penggantian

cairan

yang

hilang,

memberi

makanan

dan

penggunaan obat-obatan yang tepat.


a; Penggantian cairan yang hilang
1; Cairan dan elektrolit perlu diberikan bagi segala jenis diare
2; Larutan rehidrasi oral (pemberian cairan lewat mulut) adalah
cairan terbaik untuk menangani diare
3; Jika larutan rehidrasi oral (misalnya dengan oralit) tidak tersedia
beberapa cairan yang tersedia dirumah juga bisa digunakan
b; Pemberian makanan
1;Makanan harus diteruskan sebisa mungkin
2;Frekuensi dan total volume makanan harus ditingkatkan setelah
penanganan diare untuk menghindari malnutrisi.
c; Penggunaan obat-obatan yang tepat
1; Obat-obatan untuk membunuh bakteri atau parasit seharunya
diberikan, hanya untuk kondisi spesifik ketika penyebab diare
telah teridentifikasi
2; Obat-obatan yang mengurangi gerakan usus dan karenanya dapat
mengendalikan diare tidak di rekomendasikan, karena tidak
bermanfaat. Dalam kasus-kasus tertentu obat ini juga bisa
berbahaya.
9; Pencegahan Diare
Menurut Sutanto (2011), diare dapat dicegah dengan cara:

23

a; Buang air ditempatnya dan tidak sembarang tempat, latih anak


untuk buang air di kakus.
b; Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda
selalu bersih ketika memberikan makanan pada anak.
c; Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
d; Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan tidak
terkontaminasi kuman apapun.
e; Untuk

bayi

usahakan

untuk

merebus

peralatan

makan

dan

minumannya terlebih dahulu.


f;

Minum dan makanlah, makanan yang sudah dimasak.

g; Hindari memberikan makanan setengah matang atau setengah


masak pada anak.
h; Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.
i;

Berikan ASI selama mungkin pada anak, disamping pemberian


makanan lainnya.

j;

Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada
bayi yang disusui ibunya.

k; Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.


l;

Pastikan tangan pengasuh tetap bersih, ketika mengasuh anak atau


memberikan makan dan minum pada anak.

m; Jaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.

10; Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak


a; Faktor Pengetahuan

24

Berdasarkan

penelitian

Irmansyah

(2012)

bahwa

ada

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejaidan diare pada


anak usia 1-5 tahun.

b; Faktor lain menurut Widijati adalah:


1; Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
morbiditas anak balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang
tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh seorang anak.
2; Faktor Pekerjaaan
Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta
rata-rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis
pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya
diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar
untuk terpapar dengan penyakit.
3; Faktor Umur Balita
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2
tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi
diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.
4; Faktor Lingkungan
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu: sarana air
bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi

25

bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak


sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan
perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan
dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.
5; Faktor Gizi
Diare

menyebabkan

gizi

kurang

dan

memperberat

diarenya. Oleh karena itu, pengobatan dengan makanan yang


baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut.
Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal
karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi.
Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90,
kurang = <90-70, buruk =<70 dengan BB per TB.
6; Faktor Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap
faktor-faktor penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita
diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah,
kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
7; Faktor makanan dan minuman yang di konsumsi
Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air,
terutama air minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu
mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat langsung
ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan
kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang
makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur. Bakteri yang
terdapat pada saluran pencernaan:

26

1; Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella.


2; Virus : Enterovirus, rota virus.
3. Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan).
8; Faktor terhadap Laktosa (susu kaleng)
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada
pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk
menderita diarelebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh
dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan
pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam
ASI mangandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap
berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.
D; Konsep Ibu dan Balita
1; Konsep Ibu
Ibu adalah seorang yang berperan penting dalam kelangsungan
tumbuh kembang dan status kesehatan anak. Seorang anak tidak akan
tumbuh menjadi anak yang sehat, bila tidak didukung oleh pengetahuan
ibu tentang penyakit yang mempengaruhi kesehatan anak. (Friedman,
1998,http://Masdanang.co.cc, diperoleh tanggal 10 Februari 2014).
Keluarga

memberikan

perawatan

kesehatan

yang

bersifat

preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang


sakit. Oleh karena itu, jika salah satu anggota keluarga sakit maka
mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Orang yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kesehatan anak salah satunya
adalah ibu. Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak dan

27

tanggung

jawab

dalam

merawat

anaknya

(Friedman,

1998http://Masdanang.co.cc, diperoleh tanggal 10 Februari 2014).


2; Konsep Balita
Balita adalah kependekan dari bayi lima tahun. Anak usia balita
merupakan usia dimana anak memiliki perkembangan intelektual dan
keterampilan motorik yang cukup pesat. Perkembangan, kemampuan
motorik, dan intelektual anak balita paling pesat adalah pada usia 3-5
tahun (Triton PB, 2008).
a; Tumbuh Kembang
Pertumbuhan (Growth) adalah suatu yang berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound) ukuran panjang (cm, inchi), umur tulang dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Dian
Adriana, 2004).
Perkembangan

(Development)

adalah

bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks


dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat

memenuhi

intelektual

dan

fungsinya.

tingkah

laku

lingkungan. (Dian Adriana, 2004).

Termasuk
sebagai

perkembangan
hasil

interaksi

emosi,
dengan

28

b; Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Proses

pertumbuhan

dan

perkembangan

anak

tidak

selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Dian


Adriana

2004

faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan anak yaitu:


1;Faktor internal
a; Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Eropa lebih tinggi
dan lebih besar dibanding anak Asia.
b; Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
c; Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa remaja.
d; Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang
lebih cepat dari pada laki-laki. Akan tetapi setelah melewati
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e; Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak
yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak, contohnya seperti kerdil.

29

f;

Kelainan kromosom
Kelainan

kromosom

umumnya

disertai

dengan

kegagalan pertumbuhan seperti pada sindrome downs dan


sindrome turners.
2; Faktor eksternal
a; Faktor prenatal :gizi, zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi
kelainan imunologi, dan psikologi ibu.
b; Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Ciri- ciri tumbuh kembang anak
1; Tumbuh kembang adalah proses yang berkesinambungan sejak
dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan dan lingkungan.
2; Dalam periode tertentu masa percepatan atau masa perlambatan
serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
3; Pola perkembangan anak adalah sama dengan semua anak,
tetapi kecepatan berbeda antara anak yang satu dengan anak
yang lain.
4; Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem
susunan saraf. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang
khas. Reflex primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum volunteer tercapai (Dian Adriana, 2004).

E; Kerangka Teori

30

Kerangka Teori tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita


dengan Kejadian Diare pada Balita, dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut
ini :

Stimulus berupa informasi


tentang faktor terjadinya
diare meliputi:

1. Penyebab diare
2. Akibat diare
3. Cara pencegahan diare
Pengetahuan
diare
(Elliott dkk, tentang
2002; Widijati,
Kejadian Diare:
meliputi:
2009)
a; Definisi diare
1. Diare
b; Klasifikasi diare
2. Tidak Diare
c; Penyebab diare
Tingkat pengetahuan d;
ibu Tanda
tentang
diare
dapat
dan
gejala
diaremempengaruhi terjadinya diare pada anak balitanya (Marwah dkk.
e; Akibat diare
Faktor Instrinsik
f; Pencegahan diare
a; g; Pendidikan
Penularan diare
b; Umur
c; h.Pekerjaan
Penatalaksanaan
d;(Widijati,
Perilaku
bersih
2009;
Irmansyah,
e; Status Gizi
2012)
f; Pengetahuan
g; Sikap
(Darmanto,
2007)
Gambar 2.2
Kerangka teori penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan
dengan Kejadian Diare pada Ibu yang memiliki Anak Usia Balita
(Elliott dkk, 2002; Widijati, 2009; Notoatmodjo, 2010; Irmansyah,
2012; Marwah dkk., 2015, dimodifikasi oleh peneliti).

Anda mungkin juga menyukai