Anda di halaman 1dari 7

CASE BASED DISCUSSION

SEORANG PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS BANGETAYU


SEMARANG
Periode 1 Desember 20 Desember 2014
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang

Disusun oleh:
Akmaliya Hayuningsih
Dicky Fitriyadi
Dinar Kukuh Prasetyo
Salsa Febriana Yusuf Perwitasari

01.210.6077
01.210.6127
01.209.5876
01.210.6268

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS BANGETAYU
1 DESEMBER 20 DESEMBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
CASE BASE DISCUSSION

1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. AU
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 27 tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Guru TK
Alamat
: Sembungharjo RT 01 RW 01
2. Keluhan Pasien
Batuk Berdarah
3. Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh batuk sejak bulan ramadhan tahun 2014. Selain keluhan
tersebut, pasien mengeluh bahwa badan panas semlenget dan berkeringat pada
malam hari. Dengan keluhan tersebut pasien sudah berobat ke dokter dan belum
membaik. Selama periode lama nya keluhan batuk semenjak bulan ramadhan,
keluhan batuk pasien juga disertai dengan batuk berdarah. Karena dengan keluhan
tersebut pasien berobat ke Puskesmas Bangetayu dan disarankan untuk periksa

dahak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pada tahun 2010 pasien pernah mengalami keluhan batuk

berdarah akan tetapi mereda dan belum terdiagosa TB.


Riwayat Keluarga
Pasien periksa ke puskesmas bangetayu dikarenakan sebelumnya adik
perempuan pasien suspek penyakit TB. Dengan alasan tersebut sehingga pasien
melakukan pemeriksaan dahak. Pasien tinggal bersama suami dan satu orang anak
laki-laki. Dari pemeriksaan anak pasien didapatkan hasil BTA (+) sedangkan suami

belum diperiksa dahak.


Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai guru TK di salah satu sekolah di daerah tempat tinggal
nya. Sedangkan suami berprofesi sebagai seorang penjaga sekolah. Pasien beserta

suami memiliki seorang anak berusia 5 tahun.


4. Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
Kesadaran
: Composmentis
Suhu
: 36,8oC
Nadi
: 75x/ menit
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Pernafasan
: 22x/ menit

Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Mesochepal
Leher
: Pembesaran KGB (-), Deviasi trakea (-)
Mata
: Dalam batas normal
Hidung
: Napas cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga
: Gangguan pendengaran (-)
Mulut
: Sianosis (-)
Thorax
Cor
1. Inspeksi
: Iktus kordis tak nampak
2. Palpasi
: Iktus tidak kuat angkat
3. Perkusi
: Batas jantung dbn
4. Auskultasi
: Reguler
Pulmo
1. Inspeksi
: Bentuk dada simetris
2. Palpasi
: Strem fermitus dada kanan sama dengan yang kiri
3. Perkusi
: Apex redup, basis dalam batas normal
4. Auskultasi
: Vesikuler, ronkhi (+) kanan kiri
Abdomen
: dalam batas normal
Ekstremitas
: Akral dingin(-),Ekstremitas pucat (-),Oedem(-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sputum
: SPS BTA (+3)
5. Diagnosa
Tuberkulosis Paru
6. Terapi
Pasien diterapi dengan fase awal dimulai tanggal 10 november 2014, antara
lain:
1. Rifampicin 500 mg
2. Isoniazid 75 mg
3. Pirazinamid 400 mg
4. Etambutol 275 mg
7. Data Penderita TB di Puskesmas
Data pasien TB tahun 2014, yaitu :

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober

Suspek
16
20
19
19
24
12
12
15
20
17

BTA (+)

BTA (-) dan Ekstra Paru

Kambuh

Anak

4
6
3
2
1
2
0
0
0
2

Rontgen (+)
3
0
0
0
3
0
2
0
0
2

0
0
0
0
0
0
1
0
0
0

2
1
1
3
5
1
1
3
0
4

0
0
0
0
0
0
0
1
0
0

November

21

8. Data Keluarga

No

Nama

Hubungan Jenis
dengan

Umur

Pekerjaan

Pendidikan

Agama

34 tahun

Penjaga

SMA

Islam

kelamin

pasien
1

MG

KK

Laki-laki

Sekolah
2

AU

Istri

Perempuan

27 tahun

Guru

SMA

Islam

AF

Anak

Laki-laki

5 tahun

Pelajar

TK

Islam

9. Analisa Penyebab Masalah


Berikut merupakan fakta fakta data survey kesehatan di rumah pasien yang
dapat mempengaruhi terjadinya penemuan kasus TBC sesuai kriteria HL.Blum :

Perilaku
Data tentang perilaku pasien diperoleh dari autoanmnesa kepada pasien saat
kunjungan ke rumah pasien. Perilaku erat hubungannya dengan mudah terkenanya
infeksi kuman tuberculosis. Berdasarkan data, terdapat beberapa perilaku yang
berpengaruh terhadap terjadinya kasus Tuberkulosis antara lain :
1. Pasien belum mengetahui dengan baik tentang penyakit dan gejala gejala TB

pada anak dan dewasa


2. Pasien kurang memperhatikan tentang menjaga kebersihan makanan.
3. Kebiasaan membuka jendela saat pagi hari.
4. Kebiasaan membersihkan rumah kurang dari 2 kali setiap hari.
Lingkungan
Parameter fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian penularan
penyakit TBC yang telah diamati dari rumah pasien adalah :

1. Kepadatan Hunian
Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh rumah biasanya dinyatakan
dengan m /orang. Untuk rumah sederhana minimum 10 m /orang, sementara
2

untuk kamar tidur diperlukan luas lantai minimum 3m /orang.


2

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan luas tanah 6m 4 m = 28


m2 dihuni oleh 3 orang sehingga didapatkan kepadatan rumah 8 m 2 . Keadaan
rumah pasien tidak memenuhi standar minimal untuk kepadatan rumah. Tidak
terdapat ruang kamar tidur yang terpisah dengan ruangan lainnya.
Dalam hubungan dengan penularan TB Paru, maka kepadatan hunian
dapat menyebabkan infeksi silang ( Cross infektion ). Adanya penderita TB
paru dalam rumah dengan kepadatan cukup tinggi, maka penularan penyakit
melalui udara ataupun droplet akan lebih cepat terjadi.
2. Ventilasi atau Penghawaan
Ventilasi adalah suatu usaha untuk memelihara kondisi atmosphere
yang menyenangkan dan menyehatkan bagi manusia. Untuk mendapatkan
Ventilasi atau penghawaan yang baik bagi suatu rumah atau ruangan, maka ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:
a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.
Sedangkan luas lubang ventilasi insidental (dapat dibuka dan di tutup)
minimum 5% dari luas lantai. Hingga jumlah keduanya 10% dari luas lantai
ruangan.
Hasil pengamatan di rumah pasien ventilasi didapatkan dari pintu
dan jendela. Terdapat dua pintu, pintu pertama berukuran 2 m 2 m, pintu
kedua berukuran 1m 2m dan satu jendela berukuran 1m 1m. Jumlah
total ventilasi yang di miliki adalah 7 m 2. Luas ventilasi >10% dari luas
ruangan. Akan tetapi setiap hari pasien hanya membuka ventilasi berupa
pintu berukuran 1m 2m sebagai ventilasi udara.
b. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak di cemari oleh asap dari
sampah atau dari pabrik, knalpot kendaraan, debu dan lain lain. Rumah
pasien berada di sebelah jalan yang biasanya di lewati oleh kendaraan
seperti sepeda motor, mobil dan truk pengangkut barang. Udara yang
masuk ke dalam rumah banyak dicemari oleh debu dari jalan dan knalpot

kendaraan. Keadaan udara yang tidak bersih akan menganggu fungsi


pernapasan pasien dan keluarga.
c. Aliran udara tidak menyebabkan penghuninya masuk angin. Untuk itu tidak
menempatkan tempat tidur persis pada aliran udara, misalnya di depan
jendela atau pintu. Hasil pengamatan didapatkan tidak ada ruangan untuk
tempat tidur. Letak tempat tidur berada dekat dengan pintu yang langsung
berhubungan dengan luar.
3. Jenis Lantai
Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan bersih . Jenis lantai rumah
pasien adalah plesetan semen, berdebu dan kotor.
4. Pencahayaan
Keadaan pencahayaan rumah pasien masih kurang memenuhi seluruh
ruangan. Karena cahaya yang masuk hanya dari pintu bagian belakang yang
tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup. Pintu dan jendela yang cukup
terkena sinar matahari tidak difungsikan karena lebih banyak debu yang masuk
bila dibuka.
5. Kamar Mandi
Pasien tidak mempunyai kamar mandi khusus untuk satu keluarga.
Kamar mandi yang tersedia digunakan bersama sama dengan tiga anggota
keluarga yang lain. Keadaan kamar mandi berada di luar rumah.

Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi dapat mempengaruhi lingkungan dan perilaku yang
dapat berpengaruh pada penularan tuberculosis. Social ekonomi yang kurang dapat
membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Berdasarkan hasil survey, pasien bekerja sebagai guru. Setiap harinya pasien
bekerja mengajar anak didiknya. Suami nya juga bekerja ditempat yang sama
sebagai tenaga pengajar. Dari status ekonomi, pasien berkecukupan. Pasien
bersama suami dan satu orang anaknya tinggal dirumah mereka sendiri. Namun
kini, anaknya ikut tertular penyakit tuberculosis dari ibunya.

Genetik
Kasus TB tidak dipengaruhi oleh genetik, karena tuberculosis bukan
penyakit keturunan melainkan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui
droplet di udara dan menggunakan peralatan yang sama dengan penderita. Dalam
anggota keluarga pasien, sebelum pasien sakit, tidak ada yang mengalami gejala-

gejala seperti pasien. Namun setelah pasien didiagnosa TBC, anaknya mengalami
gejala-gejala seperti pasien, dan kini anaknya pun didiagnosa TBC.

Pelayanan Kesehatan
Rumah pasien dekat dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu didekat dengan
Puskesmas Banget Ayu (+ 1,5 km).
Berdasarkan data-data diatas, maka dapat dilakukan analisa penyebab masalah

terjadinya penemuan kasus Tuberculosis BTA (+) ditinjau dari pendekatan HL Blum
pada kasus ini adalah :
1) Perilaku
Pasien belum mengetahui dengan baik tentang penyakit dan gejala gejala TB

pada anak dan dewasa


Pasien kurang memperhatikan tentang menjaga kebersihan makanan.
Kebiasaan membuka jendela saat pagi hari.
Kebiasaan membersihkan rumah kurang dari 2 kali setiap hari.
2)

Lingkungan
Kepadatan hunian tidak memenuhi syarat kesehatan
Ventilasi masih kurang
Jenis lantai rumah pasien adalah plesetan semen, berdebu dan kotor
Keadaan pencahayaan rumah pasien masih kurang memenuhi seluruh ruangan
Pasien tidak mempunyai kamar mandi khusus untuk satu keluarga

3) Genetik : tidak ada masalah karena tuberculosis bukan merupakan penyakit keturunan
4) Pelayanan Kesehatan (Yankes) : tidak ada masalah karena rumah pasien dekat dengan
pelayanan kesehatan

BAGAN HL.BLUM
LINGKUNGAN
PERILAKU

Kepadatan hunian tidak memenuhi syarat kesehatan

Pasien
belum mengetahui
dengan baik tentang penyakit dan
Ventilasi
masih kurang

Jenis
rumah
adalah plesetan semen,
gejala
gejalalantai
TB pada
anakpasien
dan dewasa
Pasien berdebu
kurang dan
memperhatikan
tentang menjaga kebersihan
kotor

Keadaan pencahayaan rumah pasien masih kurang

makanan.
PELAYANAN
memenuhi
seluruh
ruangan
Kebiasaan
membuka
jendela
saat pagi hari.
KESEHATAN
Pasien
tidak mempunyai
kamar
mandi
Tidak ada masalah karena
Kebiasaan
membersihkan
rumah
kurang
darikhusus
2 kaliuntuk
setiap
GENETIKA

tuberculosis bukan merupakan


penyakit keturunan. hari.

satu keluarga

Derajat/ Status kesehatan


individu

Tidak ada masalah karena


rumah pasien dekat
dengan pelayanan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai