Anda di halaman 1dari 2

Pejalanan Jauh Dapat Menyakitkan, Tergantung Anda..

Akhirnya sampai juga, gumam penumpang, seorang Ibu yang duduk persis disebelah saya.
Saya, Ibu ini yang berusia sekitar 50 tahun dan mungkin lebih dari 400 penumpang pesawat
lainnya barusan mendarat di bandara Internasional Hongkong, setetah menjalani perjalanan
sekitar 13 jam tanpa henti dari Toronto, Canada. Saya kira desahan yang sama juga banyak
keluar dari mulut penumpang lainnya, walaupun saya tidak mendengarnya.
Ibu ini, dari awal keberangkatan kelihatan sangat gelisah, selama dalam perjalanan nampak
sekali kegelisahannya itu. Saya lihat beliau tidak bisa tidur sama sekali, sering menghela
nafas panjang, melihat jam, duduk tidak tenang, sering kebelakang, dan sebagainya. Waktu
saya tanya, kenapa beliau seperti itu, jawabannya, perjalanan ini lama sekali, kita perlu
waktu 13 jam lebih, kita hanya bisa duduk begini, saya sangat bosan dengan perjalanan jauh
seperti ini, saya sangat menderita dan bisa sakit, saya hanya ingin cepat sampai di tujuan,
demikian kira-kira keluhan yang disampaikan Ibu itu.
Mendengar jawaban Ibu tadi, saya ingat, pikiran yang sama sebelum berangkat juga sudah
menghantui saya. Tapi untung saya ingat, kalau saya berpikir seperti itu, saya pasti akan
menderita, perjalanan ini akan sangat menyiksa. Saya ingat juga kata-kata bijak yang
mengatakan, tidak ada perjalanan yang membosankan. Benar juga idiom ini, yang ada
adalah, kegagalan kita menikmatinya, dan kegagalan itu tergantung pada persepsi kita
sendiri tentang perjalanan itu.
Karena tidak ingin seperti Ibu itu, bahkan mungkin untuk sebagian besar penumpang,
persepsi saya tentang perjalanan panjang ini saya rubah total. Ini adalah perjalanan luar
biasa, sangat menakjubkan, saya pasti dapat menikmatinya, kata saya dalam hati. Saat saya
mulai membayangkan penerbangan yang luar biasa itu, seorang pramugari tanpa saya sadari
sudah menyodorkan kotak makanan untuk saya. Karena saya lapar, kotak langsung saya
buka, ternyata nasi dengan ikan salmon seperti di steam, masih panas dengan aroma yang
cukup enak.
Saya lihat penumpang lain di sekitar saya belum mendapatkan makanan. bercampur heran,
waktu pramugari datang membawa minuman, saya tanya, kenapa saya dihidangkan lebih
dahulu ?. Itu makanan khusus yang halal sesuai pesanan bapak waktu booking tiket,
jawab pramugari itu. Hmmm, ini saja sudah suatu hal yang luar biasa, menakjubkan, sesuatu
yang seharusnya dapat saya nikmati. Bagaimana tidak? Di ketinggian lebih dari 30.000 kaki,
pesawat dengan penumpang lebih dari 420 orang, dan muatan lain di lambungnya dengan
berat puluhan, bahkan mungkin ratusan ton, melayang di atas lautan pasifik yang sangat luas,
di saat itu saya mendapatkan perlakuan khusus, makanan halal, hangat dengan aroma yang
mengundang selera, di rumahpun barangkali saya belum tentu mendapatkannya.
Pesawat melayang dengan kecepatan lebih dari 800 Km/jam, angin badai di luar berembus
sangat kencang, suhu udara yang sangat dingin, hanya beberapa jengkal dari tempat saya
duduk, itu semua tidak dirasakan sama sekali. Apakah ini bukan sesuatu yang luar biasa dan
menakjubkan. Terbayang oleh saya, andaikan saya berenang mengarungi lautan pasifik ini,
beberapa menit setelah terjun ke laut saya mungkin sudah tidak bernafas lagi, bila saya
mampu terbang, di suhu minus lebih dari 50 Celsius itu, pasti saya akan membeku. Hmm,
apakah ini bukan sesuatu yang harus saya syukuri, kenapa harus mengeluh, pikir saya.

Tidak berapa lama setelah selesai makan, sambil membayangkan semua itu, mata saya mulai
mengantuk. Karena suhu dalam pesawat cukup dingin, dengan menekan tombol yang ada di
kursi saya, saya panggil pramugari. Kemudian saya minta selimut, anda juga perlu kaos
kaki, penutup mata, headset, kata pramugari itu. Ya terimakasih kata saya. Tidak berapa
lama setelah itu, semua yang saya minta sudah di depan saya, nyamannya gumam saya,
sambil menutup mata untuk tidur.
Sekitar lima jam kemudian saya baru bangun, saya lihat di monitor masih perlu waktu enam
jam lagi untuk sampai di Hongkong, untuk mengisi waktu saya mencoba membaca buku
yang saya bawa, nonton film, menikmati musik, radio, main game dan sebagainya. Semua
tersedia di depan saya, sekali lagi saya berpikir, apakah ini juga bukan sesuatu yang harus
saya nikmati, saya syukuri?
Kemudian, setelah mata agak lelah membaca buku, nonton TV, main game dan sebagainya,
saya kembali tertidur. Saya baru tersentak bangun ketika pramugari membagikan handuk
hangat pembersih muka, ternyata kira-kira satu jam lagi pesawat mau mendarat. Tidak berapa
lama kemudian, setelah makan, minum kopi, pesawat dengan mulus mendarat di bandara
Internasional Hongkong.
Bagaimanapun jauhnya perjalanan anda, nikmatilah, renungkanllah hal-hal yang postip
disekitarnya. Bila anda tidak dapat melakukannya, kebosanan bisa menyelimuti anda
sepanjang waktu, anda akan sangat menderita dan bahkan dapat sakit, paling tidak selama
perjalanan itu.

Anda mungkin juga menyukai