BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Pengamatan
IV.1
Pembahasan
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap
dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun
parameter standar mutu simplisia yaitu sebagai berikut (Dirjen POM, 1989).
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia
murni (Dirjen POM, 1989).
Pada hari 24 Juni 2016 kami semua mahasiswa farmasi semester 5
berangkat ke tempat PKL yang berlokasi di desa girisa kecamatan paguyaman
kabupaten boalemo. Pada hari tersebut semua mahasiswa dikumpulkan
dirumah koordinator penanggung jawab PKL yaitu Bpk. Moh. Adam
Mustafa, S.Si., M.Sc pada pukul 07.00. Setelah itu, tepat pada pukul 10.00
WITA semua mahasiswa yang mengikuti PKL berangkat ke lokasi PKL yang
bertepat di desa girisa. Sesampainya disana semua peserta PKL dan assisten
13
16
melakukan
pembagian perahu. Setelah pembagian perahu selesai kami pun pergi mencari
bintang laut, teripang dan bulu babi dengan cara sambil menyelam. Semua
sampel tersebut kami isi didalam sebuah box yang sudah diisis dengan air laut
sebelumnya. Setelah waktu menunjukkan pukul 14.00 kami pun segera
kembali ke perahu masing-masing dan kembali ke desa tempat tinggal kami.
Kemudian setelah beristirahat kami melakukan perajangan pada sampel
dipinggir laut. Perajangan dilakukan untuk memudahkan pada saat
pengemasan, perajangan setiap sampel di lakukan pada bagian-bagian yang
berbeda. Pada Teripang (Holoturia scabra) yang diambil adalah bagian
kulitnya,
pertama-tama
kemudian
16
dikeluarkan isi perut teripang tersebut. Hal ini dikarenakan isi perut dari
teripang adalah pasir karena menurut Andari (1988) pada umumnya teripang
hidup sebagai bentik di tempat berpasir atau tempat yang agak lunak (pasir
berlumpur) kemudian dipotong kecil-kecil. Pada sampel Bintang Laut
(Linchia leavigata) yang diambil adalah bagian jari-jarinya, bagian jarinya
tersebut di potong dengan menggunakan parang hal ini dikarenakan bagian
dari tubuh bintang laut tersebut jika tidak terkena air akan menjadi keras.
Sedangkan bagian tengah dari tubuhnya dibuang menurut Mukayat (1989) hal
ini dikarenakan pada bagian tengah bintang laut terdapat lubang anus sebagai
tempat keluarnya kotoran. Sedangkan pada Bulu babi (Temnopleurus
alexandrii) yang diambil adalah bagian cangkangnya, sedangkan duri dan
gonadnya dibuang. Menurut Siahay (2009) hal ini dikarenakan
pada
bagiannya durinya terdapat racun yang apabila tersusuk pada kulit akan
menimbulkan nyeri dan rasa gatal yang berkepanjangan hingga satu minggu
lamanya, sedangkan bagian gonadnya akan mengalami pembusukan jika
pengolahannya tidak dilakukan secara benar dan tepat selain itu. Pertamatama duri pada bulu babi tersebut digunting hingga tidak ada lagi duri yang
tersisa pada cangkang bulu babi, setelah itu cangkang bulu babi dibelah dua
dan dikeluarkan gonadnya
16
makan bersama anggota asisten dan para praktikan dari kelompok lain. Lalu,
pada esok harinya kami bersiap-siap untuk pulang ke Kota Gorontalo. Tepat
pukul 11.00 WITA kami pulang dan sampai pada pukul 15.00 WITA.