Namun selama ini publik tidak tahu bahwa DPD tidak punya wewenang yang sejajar
dengan DPR dalam legislasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan
daerah.
Grafik 2 : Pengetahuan Publik tentang Wewenang DPD
Apakah Ibu/Bapak tahu peran-peran atau wewenang DPD sekarang berikut ini?
(%)
Karena itu, publik umumnya (73%) mendukung gagasan dilakukannya perubahan atau
amandemen UUD yang berkaitan dengan DPD agar DPD punya wewenang legislatif
yang sejajar dengan DPR yang berkaitan dengan kepentingan daerah.
Publik menghendaki agar dalam UUD kita dinyatakan bahwa DPD, seperti halnya DPR,
punya wewenang untuk membuat dan memutuskan UU yang berkaitan dengan
kepentingan daerah.
Harapan publik ini konsisten dengan legitimasi demokrasi yang kuat yang dimiliki DPD
sekarang.
Informasi opini publik ini harus diresponi secara positif untuk membuat desain
institusional kita semakin dekat dengan aspirasi publik.
Politisi, DPR, partai politik, dan pemerintah, harus mengambil gagasan yang populer ini
bila mereka ingin membangun hubungan yang dekat dengan rakyat. Tidak ada insentif
politiknya kalau mereka menolak amandemen tersebut sebab dipercaya publik
merupakan kebutuhan dasar bagi pejabat dan institusi publik.
Penguatan peran DPD, bukan saja benar secara demokratik, tapi juga punya dasar moral
dan intelektual yang kuat, dan karena itu sulit untuk menolak gagasan tersebut.
Dasar moralnya adalah bahwa anggota DPD mendapat legitimasi demokratis sangat kuat
untuk mewakili rakyat, dibanding anggota DPR.
Secara intelektual, adanya dua lembaga legislatif, bikameralisme, dalam konteks
otonomi daerah atau desentrasilisasi dalam hubungan pusat dan daerah, adalah praktek
yang umum dalam demokrasi di dunia. Ada kaitan yang kuat dalam hubungan antara
bikameralisme dan sistem politik desentralisasi dalam hubungan pusat dan daerah
(Lijphart 1996), dan demokrasi kita seharusnya menjadi bagian dari pola ini.
Download Document :
Amandemen UUD 45 untuk Penguatan Wewenang DPD.pdf
02/08/2007