Anda di halaman 1dari 32

KONSTRUKSI KAYU

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geologi Teknik
Pada jurusan Teknik Sipil
Dosen Pembina

AMARULLAH, Ir.MT

Disusun Oleh

Aby Wijaya Cahya Prima


201601051004

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016

SAMBUNGAN PADA KAYU

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016

PENDAHULUAN
Indonesia adalah suatu negeri yang sangat kaya akan kayu, baik kaya di dalam
jenis maupun kaya di dalam arti kuantitasnya. Jenis-jenis pohon di Indonesia ada
beberapa ribu, sedangkan kalau kita melihat peta Indonesia akan tampak bahwa pulaupulau besar di Indonesia mempunyai banyak area hutan sebagai penghasil kayu.
Kayu merupakan bahan konstruksi bangunan yang banyak dipergunakan untuk
perumahan, jembatan atau keperluan lainnya. Dipilihnya kayu sebagai bahan konstruksi
karena kayu memiliki beberapa keuntungan antara lain mempunyai kekuatan yang
cukup tinggi, ringan, mudah diperoleh, dan di beberapa daerah harganya relatif murah
serta mudah dalam pelaksanaannya.
Meskipun pada saat ini kayu sebagai bahan konstruksi telah banyak digantikan
oleh bahan konstruksi lain, seperti baja ringan (lightweight steel), misalnya pada
konstruksi kuda-kuda ataupun gording, namun bukan berarti bahwa kayu sudah tidak
dipergunakan lagi. Dari segi harga maupun ketersediaan bahan dalam jumlah yang
besar, di daerah-daerah tertentu di Indonesia yang mempunyai hutan yang luas dan
merupakan daerah penghasil kayu, kayu lebih murah dan lebih mudah diperoleh
dibandingkan baja. Juga dari segi arsitektural, konstruksi kayu dipandang lebih indah
dan lebih mudah dibentuk sesuai dengan desain yang diinginkan daripada konstruksi
baja.
Rumusan Masalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
1. Membantu memahami pengertian Kayu
2. Membantu memahami karakteristik,sifat dan jenis kayu
3. Membantu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan
Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1 .Untuk mengetahui pengertian Kayu
2. Bagaimana pengetahuan tentang sifat dan perilaku kayu
3. Bagaimana
DASAR TEORI

Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam dan
termasuk vegetasi hutan. Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan
orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu akan masih tetap selalu
dibutuhkan oleh manusia. Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai
mempunyai sifat-sifat utama,yang menyebabkan kayu tetap selalu dibutuhkan manusia.
Sifat-sifat utama tersebut, antara lain :

Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya


Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses jadi barang lain.
Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik dan tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.
Dan sebagai salah satu bahan bangunan, Kayu sudah lama dikenal oleh

masyarakat kita dan telah dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai
pendukung struktur bangunan. Di Indonesia terdapat banyak sekali jenis pohon yang
dihasilkan dari hutan. Sebagai hasil utama hutan, kayu akan tetap terjaga keberadaannya
selama hutan dikelola secara lestari dan berkesinambungan. Bila dibandingkan dengan
bahan struktur bangunan yang lain kayu memiliki beberapa keandalan diantaranya :

Kayu memiliki berat jenis yang ringan sehingga berat sendiri struktur menjadi

ringan;
Mudah dalam pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan yang sederhana;
Struktur bangunan dari kayu lebih aman terhadap bahaya gempa;
Bahan bangunan dari kayu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi;
Kayu dapat dibudidayakan;
Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada
istilah limbah pada konstruksi kayu.
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras

karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan,


mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,
rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi
kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosa dan diikat

menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu
sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat
sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
Anatomi Kayu
Senyawa utama penyusun sel kayu adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin
dengan komposisi kira-kira 50% selulosa, 25% hemiselulosa, dan 25% lignin (Desch
dkk, 1981, dalam Alimudin dan Irawati, 2005). Sel-sel kayu ini kemudian secara
berkelompok membentuk pembuluh, parenkim, dan serat. Pembuluh memiliki bentuk
seperti pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki bentuk
kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil
fotosintesis. Sedangkan serat memiliki bentuk panjang langsing dan berdinding tebal
serta berfungsi sebagai penguat pohon.
Kelompok sel kayu bergabung membentuk bagian/anatomi pohon seperti pada
Gambar 1. Bagian luar kayu yang disebut kulit (bark), merupakan lapisan yang padat
dan cukup kasar. Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut
lapisan kambium, lapisan ini merupakan tempat pertumbuhan sel-sel kayu. Di sebelah
dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang berwarna keputih-putihan
disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini berfungsi sebagai penghantar zat-zat
makanann dari akar menuju daun, dan dapat pula berfungsi sebagai tempat menyimpan
bahan makanan. Karena itu jika dipakai sebagai bahan konstruksi, bagian kayu ini akan
cepat lapuk. Tebalnya lapisan kayu gubal ini kira-kira 2 cm sampai 10 cm dan relatif
tetap demikian sepanjang hidup pohon (Mandang dkk, 1997).

Gambar 1. Potongan melintang pohon kayu

Ketika pohon mulai dewasa (tua), sebagian kayu di dalam batang mati
berangsur-angsur sehingga tidak dapat berfungsi sebagai saluran air atau zat hara, dan
tidak dapat berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis. Warna kayu
berubah menjadi lebih tua karena pengendapan zat-zat ekstraktif. Lapisan kayu ini
dikenal dengan nama teras (heartwood)dengan fungsi sebagai penguat pohon. Karena
pada kayu teras tidak terdapat zat-zat makanan, maka bagian kayu ini jika digunakan
sebagai bahan konstruksi akan lebih awet.
Pertumbuhan sel-sel kayu ini desertai dengan munculnya struktur seperti cincin
yang disebut dengan cincin tahunan (annual ring). Pohon kayu yang mengalami
pertumbuhan cepat akan memiliki cincin tahunan yang lebih lebar jika dibandingkan
dengan pohon kayu yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah batang
disebut inti (pith) yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan yang dapat
memperkirakan umur dari pohon kayu tersebut.
Kayu adalah bahan alam yang tidak homogen. Sifat tidak homogen ini
desebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang
sering tidak sama. Sifat-sifat fisis dan sifat-sifat mekanis kayu berbeda pada arah
longitudinal, radial, dan tangensial. Perbedaan sifat fisis dan mekanis pada ketiga arah
ini menyebabkan kayu tergolong sebagai bahan ortho-tropik. Pada Gambar 2 dapat
dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial, dan tangensial. Kekuatan
kayu pada arahh longitudinal lebih beesar dibandingkan dengan arah radial maupun
tangensial, dan angka kembang susut pada arah longitudinal lebih kecil dari pada arah
radial maupun arah tangensial.

Gambar 2. Arah longitudinal, radial, dan tangensial pada pohon kayu,


(American Forest Product Laboratory, 1991)

Sifat-sifat Fisis Kayu


Kandungan air kayu merupakan bahan higroskopis, artinya kayu memiliki kaitan
yang sangat erat dengan air. Kemampuan menyerap dan melepaskan air sangat
tergantung dari kondisi lingkungan seperti temperatur dan kelembaban udara.
Kandungan air yang terdapat pada sebuah pohon kayu sangat bervariasi tergantung pada
spesiesnya. Dalam satu spesies yang sama terjadi pula perbedaan kandungan air yang
disebabkan oleh umur, ukuran pohon dan lokasi pertumbuhannya. Pada bagian batang
sebuah pohon kayu terjadi perbedaan kandungan air, dimana pada kayu gubal lebih
banyak dari pada kayu teras.Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam dua
bentuk yaitu air bebas (free water) yang terletak diantara sel-sel kayu, dan air ikat
(bound water) yang terletak pada dinding sel. Selama air bebas masih ada, maka
dinding-dinding sel kayu akan tetap jenuh. Air bebas merupakan air yang pertama yang
akan berkurang seiring dengan proses pengeringan, dan pengeringan selanjutnya akan
dapat mengurangi air ikat pada dinding sel. Ketika batang kayu mulai diolah (ditebang
dan dibentuk), kandungan airpada batang berkisar antara 40% hingga 300%.
Kandungan air ini dinamakan kandungan air segar. Setelah ditebang dan dimulai
dibentuk atau diolah, kandungan air mulai bergerak keluar. Suatu kondisi dimana air
bebas yang berada di antara sel-sel sudah habis sedangkan air ikat yang berada pada
dinding sel masih jenuh dinamakan titik jenuh serat (fiber saturation point). Kandungan
air pada kondisi ini berkisar antara 25% hingga 30%.
Pengeringan selanjutnya (di bawah titik jenuh serat) akan mengurangi kandunga
air ikat pada dinding sel, dan hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan dimensi
tampang melintang batang kayu, perubahan sifat-sifat mekanis, dan ketahanan lapuk.
Kandungan air pada kayu akan sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.
Bila kelembaban udara lingkungan meningkat, maka kandungan air pada kayu juga
akan meningkat, dan begitupun sebaliknya. Pada lingkungan yang memiliki kelembaban
udara yang stabil, maka kandungan air pada kayu juga akan cenderung tetap. Kondisi
kandungan air yang tetap pada kayu ini disebut kadar air imbang (equilibrium moisture
content).
Kerapatan dan Berat Jenis

Kerapatan kayu dinyatakan sebagai berat per unit volume. Pengukuran


kerapatan dimaksudkan untuk mengetahui porositas atau persentase rongga (void) pada
kayu. Kerapatan dan volume sangat bergantung pada kandungan air.
Berat jenis adalah perbandingan antara berat kayu tanpa air dengan berat air
pada volume yang sama. Kayu terdiri dari bagian padat (sel kayu), air dan udara. Ketika
kayu dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan maka volume yang tetap tinggal
adalah volume bagian padat atau volume udara saja, sedangkan airnya sudah menguap.
Berat jenis kayu mempunyai korelasi yang positif dengan kekuatan kayu. Semakin
tinggi berat jenis kayu semakin baik kekuatannya dan begitupun sebaliknya.
Cacat kayu
Cacat atau kerusakan kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan kayu yang
cacat tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai bahan konstruksi. Cacat kayu yang
sering terjadi adalah retak (cracks), mata kayu (knots), dan kemiringan serat (slope of
grain). Retak pada kayu terjadi karena proses penyusutan akibat penurunan kandungan
air selama proses pengeringan. Pada batang kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih
besar yang disebut dengan belah (split). Mata kayu sering terdapat pada batang kayu
yang merupakan bekas cabang kayu. Pada mata kayu ini terjadi pembelokan arah serat,
sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Untuk keperluan konstruksi, sebaiknya
dihindari penggunaan batang kayu yang memiliki mata kayu. Kemiringan serat
menunjukkan sudut miring serat kayu. Kemiringan serat pada batang kayu terjadi
disebabkan karena tidak sesuainya sumbu batang kayu dengan sumbu pohon pada saat
pemotongan/penggergajian.
Pengunaan Kayu
Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu
konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya hubungan dan sambungan kayu. Yang
dimaksud dengan sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungsambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun tegak lurus
dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi. Sedangkan yang disebut dengan
hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi
satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam
satu ruang berdimensi tiga.

Dalam menyusun suatu konstruksi kayu pada umumnya terdiri dari dua batang
atau lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu bagian hingga kokoh. Untuk
memenuhi syarat kekokohan ini maka sambungan dan hubungan hubungan kayu
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.

Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam,
karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan batang-batang kayu
berukuran besar, sehingga dapat merupakan pemborosan.

2.

Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut, mengembang


dan tarikan.

3.

Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan terhadap gayagaya yang bekerja.

Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1.

Sambungan Kayu Arah Memanjang.


Sambungan kayu arah memanjang ada dua, macam yaitu:
a.

Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan


bibir lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring
berkait)

Sambungan Bibir Lurus

Gambar Sambungan Bibir Lurus

Sambungan Bibir Lurus Berkait

Sambungan Bibir Miring

Sambungan Bibir Miring Berkait

b.

Memanjang arah tegak ( misalnya sambungan takikan lurus, sambungan


mulut ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus).

Sambungan Takikan Lurus

Sambungan Mulut Ikan

Sambungan Takikan Lurus Rangkap

Sambungan Purus Lurus

2.

Sambungan kayu arah melebar.


Sambungan kayu ada dua macam yaitu:
a. melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)
b. melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi
dinding).
Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :
Sambungan lidah dan alur.

Sambungan lidah lepas dan alur.

Sambungan lidah bersponing dan alur.

Sambungan lidah miring.

Sambungan papan melebar arah tegak Melebar arah vertikal (yang sebagaian
besar digunakan pada konstruksi dinding).

3. Sambungan Kayu Menyudut.


Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk
sudut miring. Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan
sudut, sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan.
Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :
a.

Sambungan takikan lurus,

b.

sambungan purus dan lubang terbuka,

c.

sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.

d.

Sambungan takikan lurus ekor burung,

e.

sambungan purus dan lubang terbuka,

f.

sambungan purus dan lubang tertutup,

g.

sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,

h.

sambungan takikan lurus ekor burung,

i.

sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

itulah jenis-jenis tipe sambungan dan hubungan kayu. Sebenarnya masih banyak
lagi tipe-tipe sambungan kayu lainnya selain yang disebutkan di atas. Tapi sambungan
sambungan kayu di atas merupakan tipe sambungan yang paling sering ditemui dalam
konstruksi bangunan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Jenis sambungan BIBIR LURUS ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah
memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ).

2. Sambungan kait lurus


Jenis sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada batang, dan seluruh permukaan
batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan paku atau baut.

3. Sambungan lurus miring


Sambungan ini digunakan untuk menyambung gording yang dipikul oleh kuda-kuda. Letak didekatkan
kuda-kuda, bukan bibir penutup.

4. Sambungan kait miring

Hampir sama dengan bibir miring, sambungan digunakan jika gaya tarik bekerja pada batang.

5. Sambungan Takikan Mulut Ikan


Type sambungan TAKIKAN LURUS MULUT IKAN ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah
memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut.

6. Sambungan memanjang kunci sesisi


Jenis sambungan ini digunakan untuk konstruksi kuda-kuda baik balok tarik maupun kaki kuda-kuda,
karena menghasilkan kekuatan tarik maupun desak yang baik.
Letak pengunci pada balok tarik berada diatas, sedangkan pada pada kaki kuda-kuda berada di atas.
Pengunci akan menyebabkan momen sekunder pada sambungan, oleh karena tidak diperkenankan
menggunakan sambungan miring.

7. Sambungan memanjang kunci jepit


Sambungan kunci jepit dapat menetralisir momen sekunder yang terjadi pada sambungan kunci sesisi.
Kekuatan yang dihasilkan lebih baik, namun kurang tepat digunakan untuk kuda-kuda.

8. Sambungan memanjang tegak lurus


Digunakan untuk tiang-tiang tinggi, yang dimensinya sulit didapatkan di pasaran.

9. Sambungan Kayu Melebar Lidah dan Alur


Type sambungan kayu melebar jenis LIDAH DAN ALUR ini biasa digunakan pada jenis kayu melebar
untuk konstruksi lantai dan konstruksi dinding. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut.

10. Sambungan Takikan Lurus Rangkap


Type sambungan TAKIKAN LURUS RANGKAP ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah
memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut.

11. Sambungan Kayu Purus dan Lobang dengan Gigi Tegak


Type sambungan kayu PURUS DAN LOBANG DENGAN GIGI TEGAK ini biasa digunakan pada balok
kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambar berikut.

HUBUNGAN KAYU
Macam-macam hubungan kayu:
- Hubungan penyiku
- Hubungan kayu silang/lintang
- Hubungan pen lobang
- Hubungan kayu serong
Langsung aja ya liat gambarnya,
- Hubungan penyiku

- Hubungan silang dan lintang


Hubungan silang, digunakan untuk menghubungkan kayu yang saling silang (vertikal dan horisontal).
Sambungan lintang digunakan untuk pemasangan bubungan/nok.

Hubungan Pen Lobang


Hubungan Pen lobang, digunakan untuk hubungan ambang atas dengan tiang daun pintu.

Hubungan Serong
Hubungan serong, digunakan untuk hubungan antara kaki kuda-kuda dengan balok tarik.

Nah itulah jenis-jenis tipe sambungan dan hubungan kayu. Sebenarnya masih banyak lagi tipe-tipe
sambungan kayu lainnya selain yang disebutkan di atas. Tapi sambungan sambungan kayu di atas
merupakan tipe sambungan yang paling sering ditemui dalam konstruksi bangunan. Semoga postingan ini
bisa bermanfaat.

Konstruksi bangunan kayu kita bagi atas dua golongan menurut pembangunannya yaitu :

Stabilitas
Stabilitas konstruksi kayu jauh kebih tinggi dibandingkan dengan konstuksi beton maupun
baju.Pada konstruksi kayu terdapat gaya tarik menarik yang tinggi antara komponen komponen
penyusunnya yang telah dijelaskan diatas sebelumnya.Banyak bangunan tahan gempa dibuat
dari kayu.Agar stabilitas kayu bias menjadi lebih tinggi maka harus diperhatikan juga ukuran
kayu yang digunakan ,sebaiknya kayu yang digunakan adalah kayu yang ukurannya sudah
tersedia di pasaran agar tidak terjadi sambungan sambungan karena melebihi ukuran standar
kayu dipasaran yang dapat mengurangi stabilitas dari bangunan tersebut.Semakin banyak balok
kayu penggantung dalam suatu bangunan maka semakin tinggi stabilitas bangunan tersebut,
Kelemahan
Kelemahan konstruksi bangunan kayu adalah biasanya tidak tahan lama karena bahannya yang
mudah lapuk,maka disarankan menggunakan kayu kelas 1.
Lainnya lagi adalah biasanya bangunan yang memiliki konstruksi kayu memiliki banyak ruang
gema sehinnga kurangnya peredaman suara ,tapi masalah itu dapat diatasi dengan sistem
konstruksi yang telah dijelaskan diatas sebelumnya tadi

Anda mungkin juga menyukai