Hari Ibu
Hari Ibu
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam
keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas
domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat
anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan
nasional.
Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman,
Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau
Mother's Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei.
Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau
International Women's Day diperingati setiap tanggal 8 Maret.
pernikahan.[10]
Indonesia juga merayakan Hari Kartini pada 21 April, untuk mengenang aktivis wanita
Raden Ajeng Kartini. Ini merupakan perayaan terhadap emansipasi perempuan.[8]
Peringatan tanggal ini diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia 1938. [10] Pada saat
Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita dan
hari lahir Kartini sebagai memperingati hari emansipasi wanita nasional. Tetapi banyak
warga Indonesia yang memprotes dengan berbagai alasan diantaranya Kartini hanya
berjuang di Jepara dan Rembang, Kartini lebih pro Belanda dari pada tokoh wanita seperti
Cut Nyak Dien, dll. Karena Soekarno sudah terlanjur menetapkan Hari Kartini maka
Soekarno berpikir bagaimana cara memperingati pahlawan wanita selain Kartini seperti
Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai
Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dll. Akhirnya Soekarno memutuskan membuat Hari Ibu
Nasional sebagai hari mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan
seluruh warga Indonesia menyetujuinya.
India
Hari Ibu telah berasimilasi dengan kultur India,[11] dan dirayakan setiap hari Minggu kedua
bulan Mei.[12] Di India, para ibu dianggap sebagai dewi atas anak-anak mereka.[13]