Anda di halaman 1dari 4

Identifikasi Dampak Pertambangan Batubara pada

Rantai Kegiatan Penambangan


Studi Kasus: PT Berau Coal Site Lati
Fina Fitriana R
Mining Engineering Department, Institute Technology Bandung
Ganesha Street No. 10, West Java, Indonesia
fitrianarozifina@yahoo.com

Pendahuluan
PT. Berau Coal Site Lati merupakan perusahaan pertambangan batubara yang berdiri pada tanggal 5
April 1983. Berlokasi di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dengan total luas konsesi 118.400 Ha bersama
dengan dua site lain PT. Berau Coal Energy Tbk yaitu Site Sambarata, dan Site Binungan. Lokasi penambangan PT
Berau Coal site Lati dapat ditempuh dengan menggunakan jalur Jakarta-Balikpapan (pesawat udara, soekarnohattasepinggan) dilanjutkan dengan Balikpapan-Berau (pesawat udara, sepinggan-kalimarau) dilanjutkan perjalanan darat
menggunakan mobil sekitar tigapuluh menit menuju kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau.
PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan pertambangan batubara terbesar di Indonesia memiliki komitmen yang
kuat dalam pengelolaan lingkungan hidup serta keselamatan dan kesehatan kerja. Bentuk komitmen ini adalah dengan
diterapkannya Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (LK3) yang disebut BeGeMS (Berau
Coal Green Mining System) untuk menjamin kegiatan operasional yang berwawasan lingkungan, keselamatan, dan
kesehatan kerja. Manajemen perusahaan mamiliki motto Berupaya mengurangi timbulan limbah cair, emisi udara,
limbah padat serta limbah B3 mulai darisumber hingga titik keluar.
Dampak Penambangan Batubara
Kegiatan Penambangan Batubara
Secara umum aktivitas penambangan batubara yang dilakukan yaitu overburden removal (pengupasan tanah penutup),
coal mining (penambangan batubara), coal transportation (pengangkutan batubara), dan coal stockpiling (penyimpanan
batubara sementara). Overburden removal adalah kegiatan memindahkan material bongkaran dari alat gali (excavator
jenis backhoe maupun shovel) dari point loading ke tempat penumpukan / pembuangan yang telah direncanakan yang
disebut disposal. Coal mining adalah kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil batubara dari dalam
kulit bumi, kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan. Waste material menyebabkan tersingkapnya
tanah/batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan Markasit (Marcasite). Mineral
sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksidan dan air membentuk air asam tambang. Coal transportation adalah
serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut endapan batubara dari satu tempat (tambang) ke tempat lain
(tempat penimbunan/ pengolahan). Coal stockpiling adalah penyimpanan atau penimbunan batubara sementara.
Dampak Kegiatan Penambangan Batubara
1) Pencemaran Air
Pengupasan tanah penutup (overburden), penggalian batubaranya sendiri, serta waste material menyebabkan
tersingkapnya tanah/batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan Markasit
(Marcasite). Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksidan dan air membentuk air asam tambang. Air
asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe),
cadmium (Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air asam
tambang juga akan mengandung logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat
buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Juari, 2006).
2) Pencemaran Udara
Pencemaran udara berasal dari aktivitas penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan yang
ditimbulkan akibat proses pengambilan maupun transportasi batubara baik pada kendaraan bergerak maupun unit tidak

bergerak.
3) Pencemaran Limbah B3
Kegiatan operasionalnya menghasilkan limbahdomestik maupun limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).
Limbah B3 dominan yang dihasilkan di antaranya adalah berasal dari kegiatan workshop2 yang dimiliki olehkontraktor
kontraktor yang ada di Berau Coal Site Lati berupa minyak pelumas bekas, aki bekas, greasebekas, filter terkontaminasi
bekas, majun terkontaminasi bekas, material terkontaminasi bekas, hose terkontaminasi bekas, limbah laboratorium dan
limbah medis.
Penanganan Dampak Pencemaran
Pencemaran Air
PT Berau Coal site Lati memiliki kebijakan pengendalian pencemaran air. Pengelolaan air limbah tambang di PT.
Berau Coal site Lati pada dasarnya menggunakan tiga prinsip yaitu
1) Insitu treatment
2) Active treatment
Active treatment dengan Conventional Liming Box Bubuk kapur langsung dituangkan ke dalam aliran dan Lime
injection Pembuatan liquid lime dengan konsentrasi (jenuh) tertentu. Upaya ini lebih efektif dan efisien untuk mengolah
air asam tambang.

Gambar 1. Active treatment di settling pond.

3) Passive treatment.
Passive Treatment merupakan sistem pengolahan yang bersifat pasif dimana air mengalir dengan pengaruh grafitasi
sehingga tidak memerlukan energi seperti listrik ataupun penanganan khusus untuk operasional. Passive treatment di
perusahaan ini menggunakan Channel Limestone dan Wetland.

Gambar 2. Active treatment di settling pond.

Selain kebijakan mnegenai penanganan air, perusahaan ini juga memiliki kebijakan manajemen yang berkaitan dengan
konservasi air dengan motto Berupaya melakukan efisiensi penggunaan energi, sumber daya air serta sumber daya lain
untuk kegiatan operasional. Konservasi air pada proses bisnis penambangan batubara di PT Berau Coal bertujuan untuk
menjaga keberlangsungan keberadaan daya tampung dan manfaat sumber daya air bagi proses penambangan
dan lingkungan sekitar. Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan pelestarian sumber air, daur ulang untuk pemanfaatan
kembali, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada peraturan dan persyaratan
yang berlaku. Program konservasi air dalam proses penambangan batubara meliputi :
1. Pemanfaatan air tambang untuk menyiraman jalan, spraying pada kegiatan dumping hopper
batubara dari unit pengangkut di crushing plant.
2. Penggunaan close circuit system untuk pembersihan unit operasional di washing pad.
3. Penghematan air untuk penggunaan di gedung kantor.

Gambar 3. Program Konservasi Air.


Pencemaran Udara
Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari aktivtas
penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan. Dilakukan penyiraman jalan-jalan
tambang untuk mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan sekali masih
memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang
operasional seperti pembangkit listrik telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Komitmen perusahaan dalam pengurangan pencemaran udara melalui program pengurangan pencemaran udara di area
perasional tambang meliputi:
1. Melakukan uji emisi kendaraan bergerak dan unit tidak bergerak secara berkala.
2. Inventarisasi emisi sumber bergerak dan tidak bergerak.
3. Pengukuran biomassa di area reklamasi (area bekas tambang).
4. Perubahan system sinkronisasi dari semi automatic menjadi automatic (deepsea) sehingga tidak ada beban kosong
pada genset dan mengurangi emisi yang dihasilkan.

5. Melakukan predictive maintenance (perawatan) sumber emisi tidak bergerak (genset) dan sumber emisi bergerak
(unit/kendaraan).
6. Melakukan spraying di hopper pada saat dumping batubara.
7. Melakukan revegetasi pada areal reklamasi (area bekas tambang).
Pencemaran Limbah B3
PT. Berau Site Lati merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara (open pit) di Indonesia yang beroperasi
di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Kegiatan operasionalnya menghasilkan limbah domestik maupun limbah bahan
berbahaya dan beracun (limbah B3). Limbah B3 dominan yang dihasilkan di antaranya adalah berasal dari kegiatan
workshop2 yang dimiliki olehkontraktor kontraktor yang ada di Berau Coal Site Lati berupa minyak pelumas bekas, aki
bekas, greasebekas, filter terkontaminasi bekas, majun terkontaminasi bekas, material terkontaminasi bekas, hose
terkontaminasi bekas, limbah laboratorium dan limbah medis.
Tempat Penyimpanan sementara terdiri dari:
1. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Berau Lati berukuran 10 m x 4 m, dengan izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 78 Tahun 2009 tentang Izin
Penyimpanan Limbah B3 PT Berau Coal-Berau Lati berlaku lima tahun
2. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Buma Lati berukuran 21,3 m x 7,8 m, dengan izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup Nomor : 95 Tahun 2009 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Berau CoalBuma Lati
berlaku lima tahun.
3. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Ricobana Lati berukuran 60 m2 dengan izin dari Bupati Berau Nomor :
419 Tahun 2011 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Berau Coal-Ricobana Lati.berlaku lima tahun.
4. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Roda Teknik Lati berukuran 12 m x 8 m dengan izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup Nomor : 31 Tahun 2009 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Berau CoalRoda Teknik
Lati.berlaku lima tahun. ( Sudah tidak digunakan lagi atau ditutup).

Referensi.
Laporan Hasil Verifikasi LapanganProper Pt. Berau Coal Site Lati Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur
Marganingrum, Noviardi R. 2010. Riset Geologi dan Pertambangan : Pencemaran Air Dan Tanah Di Kawasan
Pertambangan Batubara Di Pt. Berau Coal, Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai