Kelainan Tiroid
Kelainan Tiroid
PENDAHULUAN
darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia. Pada struma nodosa yang
berlangsung lama, dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi seperti fibrosis,
nekrosis, kalsifikasi, pembentukan kista, dan pendarahan kedalam kista tersebut.
(2)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia, terdiri
dari dua lobus jaringan endokrin yang bergabung di tengah membentuk istmus
sehingga bentuknya seperti kupu-kupu. Kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroid yang berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh seperti metabolisme
karbohidrat, lemak, kardiovaskular, otot, dan pembentukan panas. Hormon yang
terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). (3)
Kelenjar thyroid terletak di leher depan sejajar vertebra cervicalis 5 sampai
thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pear, dengan apex di atas sejauh linea oblique
lamina cartilage thyroidea, dengan basis di bawah pada cincin trachea 5. Bagian
atas dari lobus ini dikenal sebagai pole atas dari kelenjar tiroid, dan bagian bawah
disebut sebagai pole bawah. (4)
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel
dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa berwarna merah
muda yang disebut koloid. Sebagian besar komponen dari koloid adalah
glikoprotein yang dikenal dengan thyroglobulin (Tg). Thyroglobulin berperan
dalam sintesis dari hormon tiroid. Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis
hormon tiroid dan mengaktifkan pelepasannya dalam sirkulasi. Zat koloid,
triglobulin, merupakan tempat hormon tiroid disintesis dan pada akhirnya
disimpan. Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel-folikel adalah
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Sel pensekresi hormon lain dalam kelenjar
tiroid yaitu sel parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan berhubungan
dengan membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu hormon
yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian ikut
berperan dalam pengaturan homeostasis kalsium. (3,4)
akan
menstimulasi
Growth
Hormone
(GH) dan
jumlah
enzim-enzim
dalam
tubuh
sehingga
akan
Gambar 2. Hipotiroid
Kurang aktifnya kelenjar hipotiroid memang tidak langsung berakibat fatal
namun perkembangan fisik dan kecerdasan bayi bisa terhambat. Kelenjar ini
memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mengatur metabolisme atau
penggunaan energi oleh tubuh. Hipotiroid terjadi jika kelenjar tiroid tidak
memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Akibatnya proses
metabolisme pun melambat dan kerja berbagai sistem tubuh termasuk otak
terganggu. (5)
Gejala hipotiroid diantaranya adalah: (6)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Intoleransi dingin
Kretinism (pada anak-anak)
Hiperlipidemia
Myxedema
Lethargy
Konstipasi
Penurunan heart rate
Berat badan meningkat
Penurunan respiratory rate
Penegakan Diagnosis. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan
darah untuk mengetahui kadar hormon. Dua macam test, yakni pengukuran kadar
6
Gambar 3. Hipertiroid
Hipertiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran
kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan Tendah karena umpan balik negatif dari
HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan
HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. (5,6)
Manifestasi klinis pada penderita hipertiroid: (7)
pengukuran kadar TSH dan hormon tiroid dalam darah. Pada keadaan hipertiroid
akan terjadi peningkatan hormon tiroid dan penurunan TSH. Prosedur yang dapat
dilakukan adalah radioimmunoassay. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan
antibodi TPO, TSI, dan anti Tg. Pemeriksaan yang paling disarankan adalah
pengecekan kadar TSI. (4)
Pemeriksaan klinis
-
Inspeksi. Inspeksi dari sisi depan leher, ditandai tiroid yang membesar
dilihat secara keseluruhan dari dua sisi trakea di bawah kartilago cricoids:
Pembesaran nodular dengan satu atau kedua lobus dapat terlihat; Jika
anti tiroid seperti tiosinat dan profiltiourasil (PTU), radioaktif iodine, pembedahan
dan terapi tambahan seperti beta bloker untuk mengontrol takikardi, hipertensi,
dan fibrilasi atrium. (6,7)
3. Goiter
Pembesaran tiroid, atau goiter, adalah manifestasi paling umum dari
kelainan kel.tiroid. Terjadinya goiter multinodular dan diffuse menggambarkan
adanya kelainan sintesis dari hormon tiroid, paling sering disebabkan oleh
defisiensi iodin dari diet. Kerusakan sintesis hormon tiroid menyebabkan
Gambar 3. Goiter
multipel
Nodul pada pasien muda, lebih mungkin menjadi neoplastik daripada
Nodul yang menerima iodine radioaktif pada studi imaging (hot nodules)
lebih mungkin jinak daripada ganas, karena menggambarkan sel yang
terdiferensiasi dengan baik.
10
dalam
efek
anti
vitamin
sehingga
dapat
menyebabkan
11
antikoagulan
- Periksa tekanan darat dan denyut nadi
2. Selama perawatan
- Pemeriksaan rongga mulut meliputi kelenjar saliva dan manifestasi
-
rongga mulut
Monitor vital sign selama prosedur:
Jika pasien euthyroid -> tidak ada kontraindikasi terhadap anastesi lokal
disertai epinefrin
Jika pasien menjalani terapi non selektif b blocker -> hati-hati terhadap
aspirin
Lanjutkan terapi pada penyakit tiroid seperti yang ditentukan
2. Hipotiroid
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dental pada pasien
hipotiroid diantaranya adalah: (9,10)
12
BAB III
A. Simpulan
1. Kelenjar tiroid ialah organ yang memproduksi hormon tiroid dan berperan
dalam berbagai macam metabolisme tubuh.
2. Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid
sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang, akibatnya proses
metabolisme pun melambat.
3. Hipertiroid adalah keadaan yang dapat timbul spontan atau adanya sejenis
antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya
produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar.
4. Pada kedaan hipotiroid, pertumbuhan gigi akan terlambat, begitu juga dengan
erupsi giginya dan efek lain dari hipotiroid yaitu terjadinya macroglosia dan
micrognathia.
5. Pada keadaan hipertiroid, pertumbuhan serta erupsi gigi terjadi lebih cepat,
dan meningkatkan terciptanya caries pada gigi, gingivitis serta periodontitis
yang menyebabkan gigi dan jaringan pendukungnya cepat.
6. Pada pasien yang mengalami kelainan tiroid perlu penanganan khusus
sebelum, selama dan setelah perawatan dental.
B. Saran
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih menginterpretasikan
isi dari makalah, agar berbagai ilmu dan informasi yang ada dapat lebih
bermanfaat dan dapat memajukan ilmu kedokteran gigi.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Silvia A, Wilson, Lorainne M. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit vol 1 dan 2. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2006.
2. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi VI.
Jakarta. EGC. 2011.
3. Alia N.U. Aspek Fisiologi Kelenjar Tiroid. Medicinesia Metabolik
Endokrin. 2011.
4. Ganong W. Kelenjar Tiroid, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: McGraw-Hill & EGC; 2003.
5. Price SA. Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2006
6. Scully. C, Kalantzis A. Oxford Handbook of Dental Patient Care, Second
edition. London. Oxford University Press; 2005. Page 210
7. Sherwood L Human Physiology 7 th Ed. Department of Physiology and
Pharmacology School of Medicine West Virginia University, 2010. Pg
691- 697
8. Sholu C, Manis B. Oral manifestation of thyroid disorder and its
management. Indian J Endocrinol Metab 2011, 15(2):113-116
9. Fabue LC, Soriano YJ, Perez GS. Dental management of patients with
endocrine disorders. J Clin Exp Dent. 2010;2(4):e196-203.
10. James W. Little, Donald Falace, Craig Miller, Nelson L. Rhodus. Dental
14