Anda di halaman 1dari 50

PESAWAT ECG

A. Peralatan Diagnostik

Gambar 3.1 pesawat ECG

3.1 Data Alat


Nama Alat
Merk / Type
Nomor seri
Unit

: Elektrocardiography
: Cardioline / Delta 60 Plus
: MD 16004317
: ICU Central

3.2 Dasar Teori


1. Elektrokardiogram
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan
direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung
dan persyarafan jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat
membayangkan keadaan jantung.
2. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung terdiri dari 4 bagian yaitu atrium (dextra & sinistra) & ventrikel
(dextra & sinistra). Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio
239

Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point
penting dalam pembacaan EKG.

Gambar 3.2 Jantung

Berawal dari aliran lisrtik yang di kendalikan oleh pacu jantung khusus
yaitu Nodus Sinus Atrial (SA) di dinding atrium kanan, dimana impuls secara
terus menerus dilepaskan. Dari Nodus SA suatu gelombang rangsangan di
hantarkan melewati dinding atrium yang menyebabkanya berkontraksi. Nodus
AtrioVentrikular (AV) menerima gelombang rangsangan dan meneruskanya
melalui Serat purkinje di berkas His yang menyebabkan rangsangan dan
kontraksi dinding ventrikel kanan dan kiri. Gelombang rangsangan menyebar di
seluruh dinding jantung di sertai perubahan muatan listrik yang dapat di terima
dari dinding dada dan di rekam pada Elektrokardiografi.
3. Gambaran EKG Normal
Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap gelombang
mewakilkan satu denyut jantung (satu kali aktifitas listrik jantung). Lihat gambar
satu gelombang EKG:

Gambar 3.3 Gelombang EKG jantung

Dalam satu gelombang EKG terdiri Interval dan Segmen. Titik terdiri dari
titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U)

240

sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan
Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.

Gambar 3.4 Gelombang EKG

Penjelasan gambar :
1. Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada atrium
jantung (dextra & sinistra).
2. Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi
(listrik) pada ventrikel jantung (dextra & sinistra).
3. Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.

Gambar 3.5 Bentuk Gelombang EKG lead 1, 2, 3, aVR, aVL, aVF, V1-V6

Gambar diatas adalah gambar EKG sebenarnya, I, II, aVR dan lain-lain
disebut dengan sadapan atau lead. Aktifitas listrik jantung hanya dapat direkam
dari luar jantung (yaitu tubuh), tidak mungkin langsung di tempel ke jantung.
Pada prinsipnya ada 3(tiga) jenis sadapan yaitu Prekordial (dada), Bipolar (Kaki
dan Tangan 2 elektroda) dan Unipolar (Kaki dan Tangan 3 elektroda).
4. Sadapan atau Lokasi Penempatan EKG

241

Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di kulit


pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang
berbeda. Terdapat 3 jenis sadapan (lead) pada EKG, yaitu :
1) Sadapan Prekardial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara
langsung di dada.
a. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
b. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
c. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
d. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak
apeks berpindah).
e. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.
f. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea
midaxillaris.

Gambar 3.6 Peletakan V1-V6 di dada pasien

2) Sadapan Bipolar

Gambar 3.7 Sadapan Bipolar

242

Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan


angka romawi I, II dan III
a. Sadapan I

: Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang

bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+).


b. Sadapan II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki
kiri (LL) yang bermuatan (+)
c. Sadapan III : Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang
bermuatan (-) dan kaki kiri (+).
3) Sadapan Unipolar

Gambar 3.8 Sadapan Unipolar Ekstremitas

a. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan
(+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri.
b. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan
(+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
c. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LL) yang bermuatan (+)
dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda indifiren.
Bila kita gabungkan dari ketiga sadapan yang ada di atas akan tampak
menjadi seperti pada gambar di bawah ini yang biasanya kita sebut sebagai
sadapan lengkap 12 lead/ ECG 12 LEAD lengkap.

243

Gambar 3.9 Sadapan Lengkap 12 lead

5. Bagian bagian ECG Cardioline 60 plus

Gambar 3.10 bagain pesawat ECG Delta 60 plus

Keterangan :
1

= kertas print

= LCD

= indikator AC

= START/STOP-Taste

5a

= keypad setting

5b

= Alphanumeric

3.3 Blok Diagram


1. Blok Diagram ECG secara umum

244

Elektroda
pasien

Instrument
amplifier

Rangkaian
Recorder

Main
amplifier

Thermal
Paper

ADC
mikrokontrol
er

Pre-Amp

Filter

Display

Gambar 3.11 blok diagram pewasat ECG

2. Blok diagram pesawat ECG

Gambar 3.12 Blok diagran pesawat ECG Delta 60 plus

3.4 Cara kerja blok diagram


Elektroda pasien menangkap sinyal aktivitas jantung dari tubuh pasien
kemudian menuju instrument amplifier untuk dikelola sehingga sinyal aktivitas
jantung pasien berubah menjadi besaran listrik, karena tegangan yang dihasilkan
oleh instrumen sangat kecil maka dikuatkan dengan rangkaian amplifier. Rangkaian
filter disini berfungsi untuk menghilangkan noise atau gangguan dari frekuensi lain,
karena dalam hal ini sinyal jantung murni yang dibutuhkan. Setelah sinyal difilter,
245

maka dikuatkan dalam level Volt oleh Main Amplifier dan penguatan dapat diatur
melalui sensitifitas pada pesawat ECG. Main Amp ini juga berfungsi untuk
memperkuat pulsa jantung dimana pulsa ini diperkuat sedemikian rupa sehingga
mampu menggerakkkan pena heat stylus pada rangkaian recorder, sehingga stylus
mampu bergerak dan menggambarkan grafik sinyal jantung pasien pada thermal
paper. Selain itu sinyal yang telah dikuatkan oleh Main Amplifier ini juga digunakan
sebagai inputan yang nantinya sinyal tersebut akan diproses oleh ADC untuk
selanjutnya bentuk sinyal jantung pasien tersebut ditampilkan pada layar LCD.
3.5 Cara Pengoperasian
1. Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar
2. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam
tangan, gelang, logam lain agar dilepas
3. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda.
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai.
6. Memasang arde.
7. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
8. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram pada kedua tungkai pergelangan
tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman
ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :

Warna merah pada pergelangan tangan kanan

Warna hijau pada kaki kiri

Warna hitam pada kaki kanan.

Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.

Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead

V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan

V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri

V3 pada pertengahan V2 dan V4


246

V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri

V5 pada axila sebelah depan kiri

V6 pada axila sebelah belakang kiri

Gambar 3.13 pemasangan elektroda

9. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik


10. Bila rekaman Elektrokardiogram telah lengkap terekam, semua elektroda
yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula.
11. Pasien dibantu merapihkan pakaian
3.6 Teknik Pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian. Tes kualitatif pemeliharaan pencegahan
Chassis / body alat : periksa bagian luar unit untuk kebersihan dan fisik
umum kondisi. Pastikan bahwa plastik utuh, bahwa semua perangkat keras
tidak kendor kuncian baut atau sekrupnya, dan bahwa tidak ada tanda-tanda

cairan tumpah atau penyalahgunaan tindakan serius yang menganggu.


Mount / fasteners : Jika perangkat yang terpasang di atas atau trolley, periksa
kondisi ketinggian. Jika melekat pada dinding, atau bersandar pada rak,

periksa keamanan kaitan atau braket ECG tersebut.


AC Plug / Colokan sumber Daya PLN : periksa konektor daya AC untuk

kerusakan. pastikan tidak ada kerusakan.


Kabel : periksa kabel sensor, elektroda, dan kabel power.

247

Kelengkapan / konektor : periksa semua fitting dan konektor kabel listrik

untuk kondisi umum.


Elektroda / probe : konfirmasikan elektroda tersedia dengan baik dan sesuai
untuk daerah penggunaan. Periksa semua dan probe untuk kondisi fisik dan
kebersihan. Peralatan memiliki cairan, gel elektroda kering atau bekas-bekas
di atasnya, beritahukan staf klinis. Membersihkan bantalan probe dan
permukaan elektroda jika diperlukan dan memastikan mereka benar-benar
kering sebelum pengujian. Preventive Maintenance Protokol. Pastikan
bahwa label penyelidikan jelas mengidentifikasi unit terkait. Tidak benar
dipertukarkan probe dari berbagai jenis atau dari produsen yang berbeda
dapat mempengaruhi kontrol suhu. Menegaskan bahwa setiap transduser

diperlukan (jika ada) berada di tangan dan memeriksa kondisi fisik mereka.
Kontrol / switch : Sebelum mengubah kontrol atau batas alarm, memeriksa
posisi mereka setiap pengaturan muncul banyak sekali (misalnya, alarm
batas di ujung jangkauan mereka), mempertimbangkan kemungkinan tidak
tepat klinis penggunaan atau kegagalan perangkat baru . Catat pengaturan
kontrol yang harus dikembalikan ke posisi aslinya berikut inspeksi. Periksa
semua kontrol dan switch untuk kondisi fisik, mengamankan mounting, dan
gerak yang benar. Periksa tombol-tombol kontrol tidak tergelincir pada poros

mereka.
Baterai / charger : Periksa kondisi fisik baterai dan konektor baterai.
Alarm : Mengoperasikan perangkat dengan cara yang mengaktifkan semua
alarm. Periksa apapun yang terkait Interlocks fungsi. Periksa aksi terputusprobe alarm.

2) Pemeliharaan preventif.
a. Grounding Resistance: Menggunakan ohmmeter, analisa keselamatan listrik,
atau multimeter dengan baik resolusi fraksional, mengukur ohm dan
merekam perlawanan antara pin ground dari kabel listrik dan terbuka (tidak
dicat

dan

tidak

anodized)

logam

pada

sasis.

Kami

merekomendasikan maksimal 0,5 ohm.


b. Kebocoran arus : Ukur chassis kebocoran arus ke tanah dengan konduktor

pentanahan

plug-peralatan

yang

248

terhubung

sementara

dibuka.

Mengoperasikan perangkat dalam semua mode normal, termasuk pada,


siaga, dan mematikan, dan catatan kebocoran maxi-mum saat ini. Chassis
saat ini untuk kebocoran tanah tidak boleh melebihi 300A.
3) Preventive maintenance tes kuantitatif.
a. Kertas: Lampirkan mencetak untuk Formulir AM jika tersedia.
b. Tingkat Kalibrasi: Menggunakan EKG simulasi dengan tingkat 30, 60, 80,
120 dan 160 pulsa per menit, pastikan bahwa indikator denyut jantung
menampilkan tingkat dalam 5% atau 5bpm, mana yang lebih besar. Pastikan
visual QRS dan terdengar kerja indikator.

B.

Peralatan Life Support

249

Gambar 3.14 pesawat syringe pump terumo TE 331

3.1 Data Alat


Nama Alat

: Syringe Pump

Merk / Type

: Terumo / TE 331

Nomor seri

: 08030411

Unit

: ICU Central

3.2 Dasar Teori


Syringe pump adalah salah satu alat medis yang digunakan untuk membantu
memasukkan cairan obat ke pasien dalam jumlah (mL) dan waktu (jam) tertentu dan
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dalam kerjanya, Syringe Pump menggunakan
motor stepper sebagai tenaga pendorong spuit agar cairan obat atau cairan zat
makanan terdorong masuk ke tubuh pasien. Sebuah sensor optocoupler untuk
mengontrol kecepatan motor, sensor volume spuit untuk mengetahui volume
maksimal spuit, sebuah plunger atau penjepit pendorong spuit untuk pemicu alarm
plunger syringe, dan dikendalikan dengan mikro komputer serta dilengkapi dengan
sistem alarm yang menyeluruh.
Bagian bagian syringe pump terumo TE 311 antara lain, operating panel yang
didalamnya terdapat beberapa tombol untuk mengoperasikan pesawat, clamp yang
berfungsi sebagai penjepit spuit, slit untuk menempatkan spuit, slider hook, cluth,
slider dan dial.

250

3.3 Blok Diagram

Gambar 3.15 Blok diagram pesawat syringe pump Terumo TE 331

3.4 Cara kerja blok diagram


Blok power supply mendistribusikan tegangan dari PLN keseluruh rangkaian,
pada alat ini juga menggunakan baterai sebagai cadangan supply. Mikrokontroller
sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe pump. Output berupa perintah untuk
mengendalikan motor, baik untuk memberhentikan motor atau pun mempercepat
kerja motor. Selain itu mengolah pendeteksian sensor yang berfungsi sebagai
Pengaman dan selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm. Block Sensor

251

mendeteksi cairan yang ada pada syringe. Dapat menggunakan sistem optocopler.
Menggunakan optocoupler sebagai sensor. Dengan sebuah fototransistor sebagai
penerima dari LED yang memancarakan cahaya, yang akan mempengaruhi
resistansi fototransistor. Block Motor Driver sebagai tenaga utama pendorong
syringe yang berisi cairan. Berupa motor DC. Bekerja dengan kecepatan delivery
rate sesuai dengan penyetingan awal yang dilakukan dan dapat dipercepat dengan
menekan push button pada setting alat. Block Alarm dan Display. Alarm sebagai
keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada syring akan habis. Display pada
syringe sebagai indicator penyettingan dari kecepatan motor dalam mendorong
cairan pada syringe yang diatur terlebih dahulu.
3.5 Cara Pengoperasian
a. Penggunaan Secara Umum
1. Sebelum pemakaian pertama mesin disambungkan kesumber listrik (charge).
2. Angkat clamp unit, kemudian pasang plunger syringe/spuit dengan benar.
3. Tekan clutch kemudian posisikan syringe dengan benar.
4. Kembalikan posisi clamp unit pada tempat semula.
5. Tekan tombol POWER.
6. Tekan tombol rate/D.Limit/ml (SELECT), sehingga muncul RATE
pada display, putar dial setting yang berada di bagian samping pump.
7. Setelah angka delivery rate di-set tekan tombol START.
8. Lampu indikator menyala warna hijau (berputar), berarti mesin sudah
beroperasi.
b. Setting Occlusion Limit
1. Mesin dalam kondisi hidup.
2. Tekan tombol StopSilencebersama denganrate/D.Limit/ml(SELECT)
hingga muncul tulisan P300/P500/P800 pada display.
3. Setelah itu tahan (jangan dilepas) tombol Stop Silenceuntuk
melakukan

pemilihan

tombol Rate/D.Limit/ml

occlusion

yang

(SELECT), hingga

diinginkan,
posisi

oklusi

tekan
yang

diinginkan.
c. Setting Bell
1. Mesin dalam kondisi menyala atau hidup.
2. Tekan tombol Stop Silence bersamaan dengan Clear ml hingga muncul
tulisan BEL, 1/2/3 pada display.

252

3. Setelah itu tahan penekanan pada tombol Stop Silence jangan dilepas,
untuk melakukan pemilihan BEL yang diinginkan, lakukan penekanan pada
Clear ml.Sampai tingkat volume yang diinginkan tercapai.
d. Setting Syringe
1. Mesin dalam keadaan mati (OFF).
2. Tekan tombol Stop Silence, rate/DLimit/ml (SELECT) dan Power
bersamaan hingga muncul tulisan Syr pada display lalu Syr 11.
3. Masukkan nomor kode syringe yang diinginkan dengan menDial.
4. Untuk menyimpan data tersebut tekan tombol START hingga muncul

tulisan GOODpada display.


5. Setelah itu, matikan kembali mesin dan nyalakan kembali maka jenis syringe
yang di setting akan muncul pada display sesaat setelah dinyalakan.
e. Setting Nearly Empty
1. Mesin dalam kondisi mati (OFF).
2. Tekan
tombol ON dan STOP bersamaan

hingga

muncul

tulisan USER, display akan berkedip, masukkan angka 331, dengan


menDial.
3. Tekan tombol STOP hingga muncul tulisan rALI pada display.
4. Tekan tombol SELECT hingga muncul tulisan Spc1,

tekan

tombol SELECT lagi, muncul tulisan NEAR.


5. Tekan tombol STOP, hingga muncul tulisan _ _ _, masukkan angka
nearly empty yang diinginkan. (3-30 menit/kelipatan 3).
6. Untuk menyimpan data tersebut tekan tombol START hingga muncul
tulisan GOOD.
f. Melihat history
1. Tekan ON untuk menghidupkan alat
2. Tekan START dan STOP bersamaan, hingga terdengar bunyi dan display
akan menunjukkan H***, *** menunjukkan history yang ada.
3. Putar dial untuk memilih history yang diinginkan.
4. Tekan select, display akan menunjukkan setiap detil data yang tersimpan

3.6 Teknik Pemeliharaan


1) Harian
Bersihkan permukaan pesawat seteleh digunakan.

253

Setiap kali selesai penggunaan tutupi dengan kain agar pesawat tidak

berdebu.
Pastikan kondisi baterai dalam kondisi penuh untuk pemakaian

selanjutnya.
2) Bulanan
Cek kondisi permukaan pesawat.
Cek fungsi baterai charger.
Cek fungsi semua alarm.
Cek fungsi dorong spuit.
Cek fungsi alarm sensor.
3) Tahunan

Lakukan prosedur kalibrasi pesawat.

C. Peralatan Terapi

Gambar 3.16 Pesawat Elektro Stimulator

3.1 Data Alat


Nama Alat

: Elektro Stimulator

Merk / Type

: Kinetizer / KB

Nomor seri

: 3937

Unit

: Poli Orthopedi

254

3.2 Dasar Teori


Elektrostimulator merupakan suatu alat elektronik yang menghasilkan
tegangan listrik dengan intensitas dan frekuensi tertentu. Dalam pemakaianya
elektrostimulator berfungsi sebagai sumber rangsangan listrik yang diharapkan
mampu meningkatkan atau menciptakan keseimbangan biopotensial. ES banyak
jenisnya, salah satunya adalah Functional Electrical Stimulation (FES). FES adalah
ES yag berfungsi untuk memberikan stimulasi pada jaringan tubuh untuk dapat
melakukan fungsi/kerja tertentu. Selama mengidap penyakit stroke, pasien
mengalami ketidakmampuan menggerakkan organ motorik seperti tangan dan kaki.
Hal ini diakibatkan oleh terputusnya jaringan saraf antara jaringan syaraf neural dan
jaringan otot motorik. Jika hal ii berlangsung dalam kurun waktu yang lama otototot organ motorik akan mengalami penurunan daya kontraksi otot, dilanjutkan
dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot dan yang paling parah adalah
terjadinya degenerasi otot.
Hal inilah yang menyebabkan pasien pasca stroke mengalami kesulitan
pemulihan sehingga harus dilatih menggerakkan organ motorik dengan fisioterapi.
Jadi pokok permasalahan ini adalah tidak bekerjanya itiit dalam waktu yang lama
menyebabkan otot kehilangan kemampuan kontraksi sehingga tidak mempunyai
daya untuk melakukan pergerakan. Pada kondisi seperti ini maka pasien diperlukan
melakukan terapi. Salah satu alat yang digunakan yaitu Elektrostimulator Efektivitas
terapi menggunakan elektrostimulator bergantung pada bentuk gelombang, besarnya
intensitas (tegangan dan arus), frekuensi dan waktu rangsangan. Penentuan bentuk
gelombang disesuaikan dengan jenis terapinya. Variabel intensitas dan frekuensi
merupakan variabel penentu efektivitas terapi. Disini, penentuan intensitas selain
berpengaruh terhadap efektivitas terapi juga harus mempertimbangkan ambang
batas energi listrik yang diperkenankan, agar tidak terjadi efek ionisasi dan fibrilasi
jantung.
Terapi elektrik atau disebut juga dengan elektroterapi merupakan metode
terapi suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik
sebagai sarana pengobatan. Saat ini elektroterapi sedang berkembang di dalam dunia
medis dengan berkembangnya metode Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation

255

(TENS),

Microcurrent

Stimulation,

Galvanic

stimulation,

iontophoresis,

electroacupuncture, dan sebagainya. Peningkatan permeabilitas sel terhadap ion


Natrium akan diikuti dengan peningkatan permeabilitas terhadap ion Kalium. Energi
dibutuhkan untuk terjadinya proses ini di dalam serat otot. Ketika stimulus lokal
diberikan ke dekat membran yang mengitari, perubahan terjadi pada konduktansi
ionik membran, yang cenderung memulihkan potensial saat istirahat (resting
potential) bahkan jika stimulus tetap ada. Dengan demikian potensial membran sel
terbentuk kembali dan tingkat rasa sakit berkurang secara nyata. Pada titik ini sel
dapat memasuki fase regenerasinya. Secara normal, sel saraf beroperasi secara
elektrik, menggunakan aliran ion bermuatan positif melalui air sebagaimana
rangkaian elektronik menggunakan aliran elektron yang bermuatan negatif melalui
konduktor logam. Ini berarti bahwa penerapan arus listrik di luar dapat
mempengaruhi neuron. Regenerasi adalah serangkaian reaksi-reaksi endothermal
dan elektrokimia. Ini berarti bahwa sejumlah listrik yang kecil dibutuhkan oleh sel
untuk menyediakan energi sebagai catu daya proses regenerasi. Tubuh secara
normal mengandung energi yang lebih dari cukup untuk menghasilkan efek yang
diinginkan ini. Setelah tubuh menerima terapi bioelektrik, terdapat input elektronik
ke dalam berbagai titik yang mengatur fungsi sel dan sistem neuromuskular tubuh.
Pemakaian glikogen jaringan otot meningkat dan kandungan asam amino otak juga
meningkat. Pada waktu yang sama, aktivitas beberapa enzim di dalam jaringan
menjadi lebih kuat. Perubahan ini menunjukkan bahwa terapi dapat mendorong
proses metabolisme jaringan dalam pergerakannya membantu menyegarkan
kekuatan resistansi tubuh, sehingga mendorong pemulihan jaringan yang rusak.
Salah satunya studi preklinis telah menunjukkan bahwa penerapan eksternal
stimulator elektrik arus mikro dapat:

Menyebabkan migrasi epitel dan fibroblast ke dalam daerah luka

Meningkatkan konsentrasi ATP di dalam jaringan

Meningkatkan sintesa protein dan DNA

Mempercepat penyembuhan jaringan lunak atau borok

Mempercepat pemulihan jaringan saraf yang rusak

Memperlancar peredaran darah

256

3.3 Blok Diagram

Gambar 3.17 blok diagram

3.4 Cara kerja blok diagram


Tegangan dari PLN yang berupa arus AC masuk ke trafo step down untuk
diturunkan tegangannya menjadi lebih rendah kemudian masuk ke power supply
257

dimana power supply berfungsi menyearahkan tegangan menjadi DC untuk


mensupply ke komponen yang lain. Power supply memberi tegangan ke electrode
dan pulse generator. Pulse generator berfungsi untuk membangkitkan pulsa yang
kemudian masuk mikrokontroller. Di mikrokontroller data diproses yang kemudian
di tampilkan pada seven segment berupa besarnya tegangan yang digunakan. Dari
mikrokontroller mengatur relay saklar kemudian ke electrode dan electrode
dipasangkan pada pasien. Pulse Generator adalah salah satu sirkuit elektronik
atau sebuah

peralatan tes elektronik

yang

digunakan untuk

menghasilkan

pulsa persegi panjang. Pembangkit detak atau Pulse Generator pada prinsipnya
hanyalah sebuah pembangkit detak (oscilator), dengan tambahan pengatur lebar
pulsa dan pengatur frekuensi. Untuk membangun sebuah pembangkit detak
(oscilator) tidak sulit. Satu IC gerbang ditambah kapasitor dan resistor jadilah
oscilator. Ide dari pulse generator adalah satu pembangkit detak frekuensi tinggi,
pembagi frekuensi dan Pengatur lebar detak. Frekuensi detak 100Khz dibagi 10
untuk mendapatkan keluaran alternatif dan dapat dibagi menurut keperluan.
Keluaran yang terpakai di masukan pada blok pelambat (delay) dan keluaran nya
akan menjadi masukan bagi rangkaian pengatur lebar detak (Pulse Width
Generator), untuk mengatur-atur bentuk gelombang agar didapat frekuensi dan
bentuk gelombang yang diperlukan .
3.5 Cara Pengoperasian
1. Pilih program yang diinginkan dengan menekan tombol E +/2. Program yang telah kita pilih akan ditampilkan pada display
3. Tekan tombol start O untuk memulai terapi
4. Lampu indikator menunjukkan channel yang aktif untuk program yang dipilih
5. lampu indikator lainnya akan menyala jika elektroda sudah terpasang
6. Lampu indikator intensitas berfungsi sebagai indikator intensitas
7. Untuk mengubah intensitas menggunakan tombol + untuk menambah dan untuk mengurangi
8. Jika ingin menginterupsi terapi tekan tombol start O, dan kemudian display akan
menunjukkan waktu sisa terapi.
3.6 Teknik pemeliharaan
1) Pemeliharaan Harian
Cek dan bersihkan seluruh body alat
258

Bersihkan elektroda, pastikan elektroda dalam keadaan bersih sebelum


pemakaian
Merapikan alat setelah pemakaian
2) Pemeliharaan Bulanan
Cek sistem catu daya
Cek kabel power
Cek fungsi selektor, tombol dan switch
Cek dan periksa lampu indikator
3) Pemeliharaan Tahunan

Lakukan kalibrasi dan uji kinerja alat


Lakukan pengukuran arus bocor dan grounding

259

D. Peralatan Radiologi

Gambar 3.18 General X-ray

3.1 Data Alat


Nama Alat

: General X-ray

Merk / Type

: Hitachi / DR 125 AB

Nomor seri

: N40HF 08F1026-04

Unit

: Radiologi

3.2 Dasar Teori

260

Pesawat rontgen adalah peralatan kesehatan yang memanfaatkan radiasi sinarX untuk keperluan diagnosa dan terapi, bedanya untuk keperluan terapi dosis sinarX yan digunakan lebih besar dari pada untuk keperluan diagnosa. General X-ray
digunakan untuk keperluan diagnosis, beberapa pesawat rontgen yang digunakan
untuk keperluan diagnosis diantanya terdapat pesawat X-ray konvensional,
kondensator discharge, X-ray mobile, CT-scan, MRI, dll.
Untuk dapat membangkitkan dan menghasilkan sinar-X, maka harus
memenuhi syarat-syarat terjadinya sinar-X, yaitu :

Sumber penghasil elektron : sumber elektron adalah filamen yang dipanaskan


dengan mengalirkan arus listrik sehingga timbul emisi elektron, filamen ini

berada pada elektoda negatif yang disebut katoda


Cara menggerakkan elektron dari katoda menuju anode yaitu dengan mmberi
beda potensial yang tinggi entara kedua elektroda dimana anode lebih positif

terhadap katoda
Agar pergerakan elektron dari katoda menuju anode tidak mengalami hambatan

maka tabung sinar X harus hampa udara


Cara untuk menghentikan elektron adalah dengan membuat target yang terbuat
dari bahan tungsten dengan syarat tertentu antara lain titik lebur yang tinggi,
metal ini berada pada arah anode sebagai elektrod positip, Luas dari metal
tersebut sebagai somber radiasidan disebut focal spot
General X-ray bekerja saat anoda pada X-ray tube mendapat tegangan positif

dan katoda X-ray tube mendapat tegangan negatif, filamen X-ray tube mendapat
tegangan dari trafo filamen. Emisi elektron akan terbentuk ketika filamen X-ray tube
memanas dan ketika anoda dan katoda X-ray tube mendapat tegangan yang sesuai
maka elektron yang berada cup katoda X-ray tube akan meloncat ke anoda karena
elektron dan katoda sama-sama bermuatan negatif dan menumbuk target dan
terjadilah sinar-X. Sinar yang terjadi dikeluarkan melalui window dan diarahkan ke
objek dan diterima oleh kaset.

261

Gambar 3.19 X-ray Tube

Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut
anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila
diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan
tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda ditarik ke anoda. Arus elektron
ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan bantuan sebuah silinder (focusing
cup). Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan
lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron dengan
kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x.
Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin
besar daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten,
sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi (34000C)
hanya sebagian kecil energi elektron yang berubah menjadi sinar x kurang dari 1%
pada tegangan 100 kV dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk
antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung didinginkan dengan menggunakan
pendingin minyak emersi / air.
Dalam pengoperasian pesawat rontgen, membutuhkan safety khusus untuk
keamanan pengguna dan pasien karena menggunakan sinar-X radiasi tinggi, alat
pelindung diri yang digunakan user diantaranya yaitu :
1. Apron.
Apron untuk proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi
atau fluoroskopi dengan tabung sinar-X hingga 150 kVp harus menyediakan
sekurang kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah

262

hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. Saat ini
sudah ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain yang lebih ringan tetapi
memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan dapat mengurangi rasa sakit pada
pinggang karena beratnya lebih ringan dibandingkan dengan apron yang
sebelumnya ada.

Gambar 3.20 Apron.

2. Penahan radiasi Gonad


Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi
diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang kurangnya
setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm
pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk
mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.

263

Gambar 3.21 Gonad

3. Pelindung Leher.
Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi
diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang kurangnya
setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm
pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk
mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.

Gambar 3.22. Pelindung Leher.

4. Sarung Tangan Timbal.


Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus
memberikan kesetaraan atenuasi sekurang kurangnya 0,25 mm Pb pada 150
kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan
pergelangan tangan.

264

Gambar 3.23 Sarung tangan timbal

5. Kaca Timbal.
Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel control
dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan rancangan yang tepat
sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan. Penahan
radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb.

6. Kacamata Pb.
Merupakan kacamata yang digunakan oleh radiografer dan terbuat dari
campuran kaca timbal untuk melindungi organ mata terutama waktu proses
flouroscopy.

Gambar 3.24 Kacamata

7. Masker.
Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia
karena

radiografer

harus

berinteraksi

265

dengan

pasien

saat

melakukan

pemeriksaan. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat


bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, virus,
dsb).
8. Sarung Tangan Sintetis.
Sarung tangan untuk melindungi radiografer dari infeksi
nasokimia mengingat radiografer selalu melakukan pemeriksaan dan kontak
langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit / infeksi yang diderita
pasien.

3.3 Blok Diagram

Gambar 3.25 Blok Diagram

Keterangan :
1
2
3
4
5

= blok rangkaian auto trafo


= blok rangkaian timer
= blk rangkaian pemanas filamen
= blok rangkaian trafo HTT
= blok rangkaian X-ray Tube

3.4 Cara kerja bkok diagram

266

Supply Auto Trafo didapat dari tegangan jala-jala PLN sebesar 220V AC,
Kemudian dalakukan pemelihan level tegangan input dari Auto Trafo yang akan
menghasilkan level output tegangan tertentu pula, tegangan inillah yang akan
supplay untuk seluruh rangkaian pada pesawat ini terutama pada blok rangkaian
HTT dan blok pemanas filament.
Blok timer mempunyai fungsi yang cukup signifikan yaitu:
a. Sebagai penghubung dan pemutus supplay daya dari rangkaian Auto trafo dan
blok rangkaian tegangan tinggi.
b. Sebagai penentu lamanya penyinaran atau lamanya radiasi yang diberikan pada
pasien.
Blok rangkaian pemanas filamen ini bertanggung jawab terhadap tersedianya
emisi elektron pada katode didalam tabung hampa udara, sebagai salah satu syarat
terjadinya sinar-X. Rangakaian Trafo tegangan tinggi ini bertanggung jawab untuk
memberikan beda potensial antara katode dengan anode sehingga emisi elektron
yang berada dikatode dapat menumbuk target dan terjadi sinar-X ,Beada potensial
ini ada dalam besaran KV. Didalam tabung X- Ray unit seluruh proses terjadinya
sinar-X, sampai dihasilkan sinar-X.
3.5 Cara Pengoperasian
1)
2)
3)
4)
5)

Memastikan pesawat telah terhubung dengan supply tegangan.


Menyetel kunci kontak pada mode radiografi.
Menekan power pada posisi ON
Mengatur dosis radiografi (kV dan mAs)
Mengatur medan radiasi dengan menekan tombol lampu pada panel operasi atau

pada kolimator dan putar knop untuk mengatur luas eksposi


6) Menekan ready pada handswitch
7) Menunggu sampai indikator ready siap
8) Menekan tombol ekspose pada handswitch untuk ekspose
3.6 Teknik pemeliharaan
1) Harian
Bersihkan permukaan pesawat seteleh digunakan.
Bersihkan bed pasien setelah digunakan.
Pastikan kondisi rel dalam kondisi baik.
Cek fungsi kolimator.
267

2) Bulanan
Cek kondisi permukaan pesawat.
Cek lampu kolimator.
Cek hasil foto untuk kualitas KV dan mAs
3) Tahunan
Lakukan kalibrasi dan uji fungsi pesawat.
Lakukan pemeriksaan kebocoran arus.
E. Peratalan Bedah Anasthesi

Gambar 3.26 Pesawat ESU

3.1 Data Alat


Nama Alat

: Eektrosurgery Unit

Merk / Type

: Uzumcu / EK 410

Nomor seri

: 3470092775

Unit

: OK IGD

3.2 Dasar Teori


Dalam dunia medis tentu sering ditemui berbagai tindakan medis yang
memerlukan pembedahan. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan
pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005).

268

Pembukaan bagian tubuh ini umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian yang
ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Umumnya pembedahan dilakukan dengan
menggunakan pisau yang tajam dan steril, dimana penggunaan pisau yang tajam dan
steril mempermudah dalam melakukan penyayatan dan mengurangi dampak
terjadinya infeksi. Dalam beberapa kasus pembedahan, pendarahan jaringan yang
sedang dilakukan pembedahan cukup sering terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dan tuntutan akan kebutuhan alat bedah yang
dapat mengurangi dampak terjadinya pendarahan jaringan sekaligus memperhalus
hasil sayatan dalam proses pembedahan, maka dirancang suatu alat bedah yang
memanfaatkan arus listrik dengan frekuensi tinggi, alat tersebut dikenal dengan
nama Electrosurgery Unit (ESU).
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda
sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara
500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Secara umum, jika suatu tahanan dialirkan arus listrik

maka akan

menimbulkan panas. Umumnya tiap zat atau bahan memiliki nilai impedansi
masing-masing terhadap arus listrik yang melewatinya. Demikian juga jaringan
tubuh manusia, terdapat bermacam-macam unsur dan elemen dengan impedansi
berbeda. Secara umum unsur jaringan tubuh manusia terbagi menjadi dua, yaitu
jaringan atau unsur dengan kadar air yang cukup banyak sehingga memiliki nilai
impedansi kecil, seperti misalnya otot, daging dan darah. Kemudian jaringan atau
unsur dengan kadar air yang sedikit sehingga memiliki nilai impedansi besar, seperti
misalnya kulit, lemak dan tulang.
Pada jaringan dengan kadar air tinggi seperti daging dan otot dengan kadar air
sekitar 72-75% , menyebabkan jaringan memiliki nilai impedansi kecil sehingga
jaringan dapat mengalirkan arus listrik besar bersamaan dengan energi panas yang
ditimbulkan menjadi besar. Sedangkan pada jaringan tubuh dengan kadar air rendah
seperti pada jaringan lemak sekitar 14% dan jaringan kulit sekitar 5-10%,

269

menyebabkan jaringan memiliki nilai impedansi besar sehingga jaringan hanya


mengalirkan arus listrik kecil bersamaan dengan energi panas yang ditimbulkan
rendah.
Saat arus listrik dialirkan menuju jaringan tubuh manusia, maka akan
menimbulkan 3 efek, yaitu :

1. Efek Elektrolit.
Efek yang timbul karena mengalirnya arus listrik frekuensi rendah
(<5kHz) di dalam jaringan biologis. Hal ini dapat terjadi karena dalam jaringan
biologis, ion-ion dari larutan elektrolit akan bergerak menuju electrodeelectrode sesuai dengan polaritas dari ion-ion tersebut, akibatnya akan terjadi
konsentrasi dari ion-ion pada sisi jaringan dimana elektroda-elektroda
ditempelkan pada jaringan biologis tersebut. Akhirnya keseimbangan elektrolit
akan terganggu dan akan terjadi kerusakan pada jaringan biologis.

Gambar 3.27 efek elektrolit

2. Efek Faradik
Efek yang timbul jika suatu jaringan pada tubuh diberikan arus dengan
frekuensi tertentu maka secara refleks jaringan (otot) akan bergerak karena
adanya rangsangan. Dalam pembedahan dengan menggunakan arus berfrekuensi
tinggi, efek faradik sangat tidak diinginkan untuk terjadi. Penyebab terjadinya
efek faradik adalah jika menggunakan arus listrik dengan rentang frekuensi
antara 1-100 KHz, kemudian jika menggunakan frekuensi diatas 100 KHz, efek
faradik akan mulai menurun. Sampai pada frekuensi diatas 300KHz efek faradik
dapat diabaikan.
270

3. Efek Thermal / panas


Arus listrik dengan frekuensi tinggi (>300kHz) dapat menimbulkan efek
panas pada jaringan tubuh tanpa menimbulkan efek elektrolit dan faradik.
Berikut adalah rentang efek panas dan akibatnya pada jaringan tubuh:
Suhu
Efek terhadap jaringan
450 C - 600 C
Koagulasi
0
0
90 C - 100 C
Desiccation
>1000 C
Vaporatization
>2000 C
Carbonisasi
0
>500 C
Pembakaran
Dengan mengacu pada efek-efek yang ditimbulkan arus listrik jika
dialirkan pada jaringan tubuh biologis, maka perancangan ESU (vessel sealing)
mempergunakan efek panas yang dimanfaatkan untuk pembedahan sehingga
dapat menghasilkan penutupan luka hasil sayatan dan mengurangi pendarahan,
kemudian harus menggunakan arus AC dan frekuensi diatas 300 KHz guna
menghilangkan atau membuat efek faradik dan elektrolisis menjadi terabaikan
sehingga keselamatan pasien terjaga.

3.3 Blok Diagram

Generator RF
positif

amplifier

Elektroda
aktif

Mikro
Setting

objek

kontroller

Generator RF
negatif
Gambar 3.28 Blok diagram

271

amplifier

Elektroda
netral

3.4 Cara kerja blok diagram


Setting digunakan untuk melakukan pemilihan mode yang akan digunakan
(mode bipolar dan makrobipolar) dalam melakukan pengoperasian. Setelah setting
telah dilakukan, maka setting tersebut dijadikan input pada blog mikrokontroller.
Mikrokontroller akan mengolah perintah sesuai dengan setting yang dilakukan.
Kemudian akan mengaktifkan blog generator. Generator terdiri dari tiga blog yaitu
blog vessel sealing, blog bipolar dan blog makrobipolar. Generator akan aktif sesuai
perintah setting pada mikrokontroller. Pada blok ini yang diloloskan hanya frekuensi
tingginya saja, sedangkan sinyal atau pulsanya tetap. Kemudian untuk mendapatkan
pulsa yang tinggi, maka akan dikuatkan oleh blok amplifier. Pada blok ini, pulsa
yang rendah akan dikuatkan, sehingga didapatkan pulsa yang tinggi. Kemudian
frekuensi dan pulsa yang tinggi tersebut digunakan untuk pemotongan dan
penyegelan pembuluh pada pembedahan.
3.5 Cara Pengoperasian
1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan ESU dan bagian-bagiannya dari debu
dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU
terutama cairan
2. Pastikan bahwa semua accesories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan
baik
3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding.Pastikan kabel
power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak
ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan
4. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power
5. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk
cutting maupun coagulation. Lukukan juga pemilihan efek yang diinginkan
untuk cutting dan mode yang diinginkan untuk coagulating, bila memang
dibutuhkan
6. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan
baik
7. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.
3.6 Teknik pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian :

Cek kebersihan permukaan alat.

272

Memastikan handpiece dalam keadaan bersih sebelum penggunaan.


.

2) Pemeliharaan Bulanan

Ganti filter.

Mengecek fisik chassis atau selungkup.

Mengecek kabel daya dan sakelar ON / OFF.

Cek fungsi foot switch.

Cek selang

Cek kontrol atau suction regulator.

Cek adaptor.

Pastikan indikator atau display dalam keadaan baik.

3) Pemeliharaan tahunan :
Lakukan kalibrasi dengan self test internal dan konfirmasi output kabel

elektroda, auto trafo, dan footswitch.


Lakukan pengukuran kebocoran arus bocor dan grounding
Lakukan uji generator

F. Peralatan Laboratorium

273

Gambar 3.29 Pesawat Fotometer

3.1 Data Alat


Nama Alat

: Fotometer

Merk / Type

: Vital Scientific / Microlab 300

Nomor seri

: 11 5948

Unit

: Laboratorium IGD

3.2 Dasar Teori


Fotometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya dari suatu larutan. Alat ini merupakan peralatan dasar dari sebuah
laboratorium klinik karena alat ini dapat menentukan kadar suatu zat didalam cairan
tubuh manusia seperti serum atau plasma. Fotometer secara umum dapat digunakan
untuk mengukur pencahayaan , irradiance, penyerapan cahaya, hamburan cahaya,
refleksi cahaya, fluorosensi, pendar, dan lumeinescence.
Pada awalnya, pengamatan fotometer dengan menggunakan cahaya sebagai
media dilakukan dengan menggunakan ketelitian mata, sebelum akhirnya elemen
peka cahaya elektronik dikembangkan. Dengan cara fluks cahaya relatif
dibandingkan dengan cahaya standar, fotometer ditempatkan sedemikian rupa
sehingga pencahayaan dari sumber yang diteliti adalah sama dengan yang dari
sumber standar seperti penerangan sama dapat dinilai oleh mata.

274

Secara umum, fotometer mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda atau


photomultipliers, untuk menganalisis cahaya, fotometer dapat mengukur cahaya
setelah melewati filter atau melalui monokromator untuk menentukan panjang
gelombang atau untuk analisis distribusi spektral dari cahaya. Prinsip kerja
fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian disedotkan pada aspirator
sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar cahaya kemudian sampel akan
disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju ke pembuangan. Sampel yang
digunakan harus dimasukkan dalam inkubator. Hal ini agar reagen-reagen dalam
sampel bekerja secara maksimal.
3.3 Blok Diagram

Gambar 3.30 Blok Diagram

3.4 Cara kerja blok diagram


Lampu halogen akan memancarkan cahaya polikromatik yang ditangkap oleh
monokromator dan dibiaskan menjadi berkas cahaya monokromatik. Kemudian
berkas cahaya dari monokromatik terbentuk menjadi satu berkas cahaya (a) yaitu
dengan satu gelombang saja yang melewati filter. Setelah difilter akan muncul satu
gelombang yang menuju ke kuvet yang berisi sample dan cahaya monokromatik
diserap maka terjadi proses eksitasi dan menghasilkan cahaya radiasi. Detector
menangkap cahaya radiasi dan mengubahnya ke dalam besaran listrik. Besaran
listrik tersebut masih lemah dan kemudian dikuatkan oleh amplifier. Dari ampldi
275

teruskan ke ADC untuk dirubah dari data analog ke digital. Kemudian dari data
digital diteruskan ke mikrokontroler,kemudian diolah dan ditampilkan ke LCD
untuk pembacaan hasil.
3.5 Cara Pengoperasian
Dipastikan kuvet telah terpasang dan pompa peristaltik telah dilingkari selang.
Kabel dihubungkan dengan arus listrik 220 V. Tombol On/Off ditekan untuk
menghidupkan alat dan diamkan 10 menit untuk warming up. Sampel disedot
dengan menekan tombol aspirator. Metode yang digunakan dipilih pada touch
screen. Semua pengaturan yang kemudian diatur. Semua pengaturan yang digunakan
diatur. Hasil analisis dicetak dan sampel yang telah diuji dibuang. Selang dari
pompa peristaltik dilepas. Alat dibilas dengan aquabides sebanyak 10 kali dan
desinfektan 10%. Sisa buangan dikeluarkan dengan mengalirkan udara. Selang
dilepas dari pompa, alat dibersihkan dengan menggunakan tisue, tekan tombol
On/Off untuk mematikan alat. Kabel dilepas dari sumber arus. Tutp alat agar tidak
terkena debu.
3.6 Teknik pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian
Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta dihindari dari

pelarut yang bersifat korosif.


Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan.
Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol dan
air atau menggunakan sodium hipoklorit.

2) Pemeliharaan bulanan

Cek sistem catu daya

Cek kabel power

Cek fungsi selektor, tombol dan switch

Cek dan periksa lampu indikator

Cek lampu halogen, bila perlu dilakukan penggantian.

276

3) Pemeliharaan Tahunan

Lakukan kalibrasi dan uji kinerja alat

Lakukan pengukuran arus bocor dan grounding

277

G. Materi Penunjang
3.1. Peralatan Gas Medik
a. Oxygen Liquid

Gambar 3.31. Oxygen Liquid

Oxygen Liquid merupakan oksigen cair yang nantinya akan dirubah


menjadi gas di oxygen sentral menggunakan vaporizer. Tekanannya pun
akan berubah. Jika saat oxygen cair tekanannya adalah 10 bar, maka ketika
telah menjadi gas tekanannya akan berubah menjadi 5 bar. Tekanan
tersebut jauh lebih kecil dari tekanan oksigen tabung. Kandungan
oksigennya adalah 99,5%. Pada oksigen sentral, pipa-pipa yang dilalui
oleh oksigen cair akan dilapisi oleh aluminium, untuk melindungi pipa dari
bunga-bunga es yang dapat menyebabkan korosi. Setelah berubah menjadi
gas, oksigen akan disuplai ke ruangan-ruangan melalui pipa tembaga
murni. Sebelum oksigen sampai ke pasien, maka terlebih dahulu akan
masuk ke manometer, selanjutnya diatur oleh regulator dan dilembabkan
oleh humidifier agar kelembabannya cocok dengan udara yang biasa kita
hirup.
Pada RSUD Kabupaten Jombang sendiri, oxygen liquid ini digunakan
untuk menyediakan pasokan O2 untuk menggantikan sekitar 600-700
tabung oxygen yang dibutuhkan tiap bulannya. Oxygen ini nantinya akan

278

disalurkan pada ruang bedah sentral, UGD, VVIP, ICU sentral, Anggrek dan
PONEK, Paviliun Cempaka, Paviliun Dahlia.
Bahaya oxygen liqud terhadap kesehatan:
1. Luka bakar kryogenik
Apabila kulit terkena cairan pada suhu rendah dapat menyebabkan
luka seperti terbakar.
Kelembaban kulit bisa mengakibatkan kulit terlepas.
Apabila terkena suhu dingin yang cukup lama maka bisa
mengakibatkan bagian tubuh menjadi beku.
Menghisap uap/gas yang sangat singin bisa mengakibatkan
kerusakan paru-paru atau alat pernapasan.
2. Pengkayaan oksigen
Apabila kadar oksigen naik menjadi 25% atau lebih sudah dapat
mempercepat terjadinya pembakaran semua benda/material termasuk
bahan yang terbuat dari besi.
Langkah-langkah penanggulangan:
1. Gunakan baju atau alat pelindung yang dapat melindungi diri
terhadap luka bakar dingin. Ujung celana harus berada diluar sepatu.
2. Gunakan sarung tangan yang longgar sehingga mudah dilepas.
3. Bila terjadi kebocoran cairan maka gunakan pelindung muka.
4. Janganlah merokok atau menyalakan api secara terbuka di area
tangki oxygen cair.
5. Pertolongan pertama pada kecelakaan kryogenik yaitu: guyurlah
bagian tubuh yang terkena cairan kryogenik dengan air bersih yang
cukup banyak dan jangan sekali-kali menggunakan air panas atau alat
pemanas.
6. Lakukan perawatan sementara sbb:
a. Buka pakaian agar longgar, teruskan guyur dengan air bersih.
b. Lindungi bagian yang luka/beku dengan kain, kasa atau ganti
pakaian yang kering dan bersih/steril.
c. Upayakan korban dalam keadaan hangat dan posisi tubuh
beristirahat.
d. Hindari merokok atau minum-minuman beralkohol karena dapat
mengganggu kelancaran aliran darah.

279

7. Bila terjadi terjadi kebocoran cairan/gas oksigen segera hubungi


penanggung jawab.

280

b. Compressed Air

Gambar 3.32 Compressed Air

Compressed Air atau udara tekan merupakan gas campuran yang


diproduksi dengan persentasi khusus. Udara tekan ( Compressed Air) dan
Oksigen digunakan sebagai sumber gas dari ventilator, bisa menggunakan
tabung dan kompressor medis ataupun gas medis pada Wall Outlet. Namun
yang digunakan pada RSUD Jombang ini adalah dengan sistem tabung.
Pada sentral tabung compressed air ini terdiri dari regulator, botol
gas medis (terdiri dari sayap kanan dan sayap kiri), manifold, valve, selang
pengisian (Lead Copper Tube), dan safety valve. Sentral compressed air ini
terdiri dari dua bagian (sayap tabung bagian kanan dan sayap tabung
bagian kiri) kedua bagian dipisahkan oleh middle valve induk. Sentral gas
tekan misal berkapasitas 5 x 2 tabung artinya 5 tabung sayap kanan dan 5
tabung sayap kiri yang dirangkai dengan memakai pipa tembaga tekanan
tinggi, valve tekanan tinggi serta lead cooper tube tekanan tinggi pada
masing- masing tabung (kurang lebih tekanan gas dalam botol 150 Bar =
150 Kg/cm2 dan volume tabung masing-masing 6M 3). Kedua sayap tabung
ini dihubungkan pada manifold dan regulator yang dilengkapi dengan 2
buah valve yaitu valve induk sebelah kanan dan valve induk sebelah kiri
yang berfungsi sebagai pengatur kerja sentral secara bergantian. Pada
sentral instalasi juga terdapat safety valve sebagai pengaman menghindari
tekanan tinggi diatas 6 bar.
Kedua bagian sentral sayap ini bekerja bergantian dilakukan secara
manual, apabila bagian kanan dipakai atau sedang bekerja maka bagian kiri
disiapkan tabung baru sebagai cadangan. Apabila tekanan di manometer
sentral pada kondisi kurang lebih 2 Bar maka perlu dilakukan
pengggantian bagian, misalnya dari bagian kiri habis dipindah ke bagian
kanan yang sudah siap caranya dengan membuka valve induk sebelah
281

kanan dan menutup valve induk sebelah kiri untuk selanjutnya mengganti
tabung sebelah kiri dengan tabung isi yang baru. Demikian seterusnya
bekerja secara bergantian.

282

3.2. Peralatan Penunjang Non Medis


a. PABX
Gambar 3.33 PABX

PABX merupakan singkatan dari Private Automatic Branch


exchange. Sebuah PABX pada dasarnya adalah sebuah sistem telepon yang
biasa disebut juga dengan switchboard yang digunakan sebagai sistem
telepon internal di kantor.
Gambaran Sederhana Sistem PABX
PABX memiliki beberapa/ banyak sambungan kabel yang mengarah
pada sebuah switchboard. Itulah sebabnya mengapa ada istilah "branch"
dalam kepanjangan PABX, karena "branch" atau cabang ini mengacu
kepada banyaknya sambungan yang dihubungkan ke PABX. Alat PABX
merupakan teknologi yang canggih karena dapat digunakan sebagai
telepon, modem dan mesin fax, serta bisa digunakan sebagai alat
komunikasi internal karyawan di kantor.
Cara kerja PABX adalah bahwa sesungguhnya perangkat ini
merupakan modem yang berfungsi sebagai control station pusat. Setiap
kali ada telepon baru yang masuk, maka telepon tersebut akan di-routing
(diarahkan) melalui control station ini. Karena di dalam sistem PABX
tersebut telah dimasukan kode tertentu untuk masing-masing nomor
telepon di kantor, atau untuk masing-masing extension, maka telepon
283

masuk tersebut akan diarahkan ke tujuan yang tepat dengan menggunakan


kode tersebut.
Contoh Kegunaan PABX di Kantor
PABX juga dapat diprogram sehingga akan muncul greeting otomatis
setiap kali ada telepon masuk sebelum diarahkan ke tujuan yang
bersangkutan. Untuk tujuan fungsi fax, Anda dapat memprogram
sambungan yang melalui control station tersebut menuju ke sebuah mesin
fax, atau bahkan ke berbagai nomor tujuan fax.
PABX modern bahkan dapat diprogram dengan sistem komputer
untuk melacak setiap telepon masuk dan telepon keluar. Sistem ini bahkan
bisa diatur siapa saja yang boleh melakukan hubungan telepon ke tujuan
tertentu. PABX juga bisa digunakan untuk mengetahui penggunaan telepon
karyawan yang tidak semestinya.
PABX juga dapat digunakan sebagai Auto Attendant, yaitu fitur yang
mengarahkan penelepon masuk ke tujuan tertentu secara otomatis. Fitur ini
terutama sangat cocok untuk bisnis skala besar yang selalu menerima
telepon masuk dalam jumlah besar setiap harinya. Anda juga dapat
melakukan conference call menggunakan PABX.
b. Jaringan Listrik Rumah Sakit
Demi tercapainya pelayanan yang memusakan dan memadai di
rumah sakit maka kondisi kelistrikan rumah sakit harus diupayakan
semaksimal mungkin untuk mensuplai energi untuk peralatan rumah sakit,
diantaranya :

1) Trafo

Gambar 3.34 Trafo

284

Trafo digunakan untuk menurunkan tegangan dari PLN yang


berukuran 20 KV dari jaringan distribusi menjadi 380V/220V sehingga
tegangan yang telah diturunkan dapat diproses kembali untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan listrik peralatan rumah sakit. Karena
kebutuhan listrik rumah sakit yang sedemikian besar maka diperlukan
trafo distribusi tersendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah sakit.
Terdapat 2 buah trafo dengan masing-masing mempunyai kapasitas daya
555 KVA.
2) Genset

Gambar 3.35 Genset

Gambar 3.36 Genset Tampak Dalam

Merupakan motor generator pembangkit tegangan listrik dengan


kekuatan daya yang berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi masing-

285

masing genset digunakan untuk mensuplai tegangan ketika listrik dari


PLN padam. Disebut genset karena merupakan gabungan dari dua
perangkat yang berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. Engine
sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau altenator sebagai
perangkat pembangkit listrik. Engine dapat berupa perangkat mesin desel
berbahan bakar solar atau bensin, sedangkan generator atau altenator
merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator
(kumparan statis) dan rotor (kumparan berputar). Untuk genset diatas
memiliki kekuatan 500 KVA.

3)

Automatic Transfer Switch (ATS)

Gambar 3.37 Automatic Transfer Switch

Merupakan suatu blok panel rangkaian pemindah saklar secara


otomatis. Ketika listrik PLN padam maka ATS secara otomatis
memindahkan jalur input tegangan induk dari output trafo berpindah ke
jalur genset, dan secara otomatis juga genset akan menyala ketika listrik
PLN padam untuk membackup listrik rumah sakit. Ketika listrik PLN
menyala kembali maka ATS secara otomatis memindah jalur input listrik
286

rumah sakit dari jalur genset berpindah ke jalur trafo yang mendapat
input tegangan dari PLN.

c. Instalasi Air Rumah Sakit

Gambar 3.38 Sistem Hidrofor

Sistem instalasi air pada rumah sakit menggunakan sistem hidrofor


(pressure tank). Pada prinsipnya berguna untuk menstabilkan tekanan air
pada kran-kran pressure tank biasanya terdapat membran yang berfungsi
untuk menjaga daya tahan switch kerena pada saat terpakai sedikit,
pompa tidak perlu bekerja dan pressure switch tidak perlu bekerja
sehingga menjaga daya tahan pressure switch, dengan adanya udara
bertekanan di dalam tangki, maka pada akhirnya akan membantu
menekan air, dan hasil tekanan air yang dihasilkan oleh pompa akan lebih
stabil. Di RSUD Jombang tekanan pada tangki sistem hidrofor mencapai
4-5 bar sehingga dapat menyuplai air hingga lantai tiga dan terdapat tiga
pusat pompa hidrofor untuk mendistribusikan air ke seluruh rumah sakit.
Prinsip kerja sistem hidrofor sebagai berikut :

287

Air yang telah ditampung di bawah atau air sumber dari sumur
dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara di
dalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang
cukup untuk didistribusikan ke pralatan plumbing di seluruh bengunan
yang di rencanakan.
Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang
membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak
pompa.
Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas
maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum
tekanan telah dicapai. Di RSUD Jombang menggunakan dua pompa
air, dua pompa air ini bekerja secara bergantian sesuai waktu yang
sudah disetting oleh petugas air, pergantian motor ini difungsikan agar
tidak membebani kerja motor karena jika menggunakan hanya satu
motor, motor akan bekerja terus menerus sehingga akan mempercepat
motor menjadi aus dan kumparannya juga akan cepat terbakar.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kekurangannya,
diantaranya : daerah fluktasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm sangat besar
dibandingkan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya,
dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa
hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan
menguras seluruh air dalam tangki tekan. Derah fluktasi tekan tergantung
pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2-3 lantai tekanan air
harus mencapai 1-1,5 kg/cm atau 0,981-1,471 bar atau 10-11,5 mka
(muka kolam air). Sedangkan kelebihankelebihan sistem tangki tekan
adalah lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu
menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena
dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan
harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang diatas menara.

288

Anda mungkin juga menyukai