A. Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa sesuadah persalinan dan kelahiran bayi, plasentas, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang dari 6 minggu (Saleha, 2009).
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa ini berlangsung
selama 6-8 minggu (saifudin, 2002).
Selama masa nifas dapat terjadi 4 masalah utama yaitu :
1. Pendarahan Pasca Persalinan
2. Infeksi Masa Nifas
3. Tromboemboli
4. Depresi Pasca Persalinan
B. Macam-macan Nifas Patologis
1. Pendarahan Pasca Persalinan
a. Pengertian
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500
cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi
sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan
500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok,
ataupun merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus
menerus dan ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan
menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh
dalam syok.
b. Klasifikasi
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
1) Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) ialah
perdarahan >500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi
lahir. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia
uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) ialah
perdarahan >500 cc setelah 24 jam pasca persalinan. Penyebab utama
perdarahan postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa
plasenta.
c. Etiologi
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena (Faktor Predisposisi) :
1) Atonia Uteri
Ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi sebagaimana mestinya
setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis
dikontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada
disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak
dapat berkontraksi (Wiknjosastro,2002).
Faktor predisposisi yang mempengaruhi perdarahan postpartum
menurut JHPIEGO, POGI, JNKPR (2007) antara lain:
a) Pembesaran uterus lebih dari normal selama kehamilan yang
disebabkan
karena
(polihidramnion),
b)
c)
d)
e)
f)
g)
jumlah
kehamilan
air
ketuban
kembar
yang
(gemelli),
berlebihan
bayi
besar
(makrosomia)
Kala satu dan atau kala dua yang lama atau memanjang
Persalinan cepat (presipitatus)
Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
Infeksi intrapartum
Pengaruh pemberian narkosa pada anestesi
Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada
preeklamsia
2) Retensio plasenta
Perdarahan yang disebabkan karena plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal itu disebabkan karena
plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas,
akan tetapi belum dilahirkan (Wiknjosastro, 2002). Pada beberapa
kasus dapat terjadi retensio plasenta berulang (habitual retensio
plasenta) (Manuaba, 2001).
Terdapat jenis retensio plasenta antara lain (Saifuddin, 2001) :
a) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan mekanisme separasi fisiologis.
b) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
c) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan serosa dinding uterus.
d) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus serosa dinding uterus.
e) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
Pada kasus retensio plasenta, plasenta harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena plasenta sebagai
2)
1)
2)
3)
Penyulit
1) Syok
2) Bekuan darah
pada serviks atau
posisi terlentang
menghambat
aliran darah keluar
1) Pucat
2) Menggigil
3) Lemah
Diagnosa
Atonia uteri
baik
4) Plasenta lengkap
1) Plasenta belum lahir 1) Tali pusat putus
setelah 30 menit
akibat traksi
2) Perdarahan segera
berlebihan
(P3)
2) Inversio uteri
3) Uterus kontraksi
akibat tarikan
baik
3) Perdarahan
lanjutan
1) Plasenta atau
Uterus berkontraksi
sebagian selaput
tetapi tinggi fundus
(mengandung
tidak berkurang
pembuluh darah)
tidak lengkap
2) Perdarahan segera
(P3)
1) Uterus tidak teraba 1) Syok neurogenik
2) Lumen vagina terisi 2) Pucat dan limbung
massa
3) Tampak tali pusat
(jika plasenta belum
lahir)
4) Perdarahan segera
(P3)
5) Nyeri sedikit atau
berat
1) Sub-involusi uterus 1) Anemia
2) Nyeri tekan perut
2) Demam
bawah
3) Perdarahan lebih
dari 24 jam setelah
persalinan.
Perdarahan
sekunder atau P2S.
4) Perdarahan
bervariasi (ringan
atau berat, terus
menerus atau tidak
teratur) dan berbau
(jika disertai infeksi)
1) Perdarahan segera 1) Syok
2) Nyeri tekan perut
(P3) (Perdarahan
intraabdominal dan 3) Denyut nadi ibu
cepat
atau vaginum)
2) Nyeri perut berat
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboraturium
Retensio plasenta
Tertinggalnya
sebagian plasenta
Inversio uteri
- Perdarahan
terlambat
- Endometritis atau
sisa plasenta
(terinfeksi atau
tidak)
Robekan dinding
uterus (ruptura
uteri)
jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mangaluarkan pus.
b) Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
melalui
perineum.
Permukaan
mukosa
membengkak
dan
dari
darah.
Pada
piemia
terdapat
dahulu
langsung
mencapai
peritoneum
dan
menyebabkan
pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa
kali dilakukan pemeriksaan dalam.
f. Pencegahan Infeksi
1) Selama kehamilan
a) Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas,
harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga
merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus
diperhatikan.
b) Coitus pada
hamil
tua
sebaiknya
dilarang
karena
dapat
faktor
darah
terutama
trombosit
dan
fibrin
dengan
terutama
yang
diselesaikan
dengan
pembedahan,
ada
2) Pelviotrombophlebitis
a) Rawat inap: tirah baring
3) Trombophlebitis femoralis
a) Perawatan kaki
b) Terapi medik: Antibiotik dan analgesik
c) Ibu tidak boleh menyusui
4) TVD
a) Stoking untuk menekan
b) Terapi antikoagulan, warfarin
c) Pemberian analgesik
4. Depresi Pasca Persalinan
a. Klasifikasi
Terdiri dari 3 macam yaitu:
1) Maternity blues
Kesedihan pasca persalinan yang berlangsung 2 hari sampai 2 minggu
postpartum yang ditandai dengan ketidakstabilan emosi ibu
2) Postpartum depression
Kesedihan pasca persalinan yang berlangsung berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan.
3) Postpartum psychosis
Terjadi tekana jiwa yang sangat karena bisa menetap sampai 1 tahun
dan bisa selalu kambuh setiap pasca persalinan
b. Gejala
1) Mimpi buruk
2) Insomnia
3) Phobia
4) Cemas dan tegang
5) Perubahan mood, nafsu makan menurun, sedih, murung, perasaan tidak
berharga, mudah marah, kelelahan, sulit konsentrasi, melukai diri,
tidak mau berhubungan dengan orang lain dan tidak mencintai bayinya
c. Resiko Tinggi Yang Mengalami Gangguan Psikologis
1) Ibu berusia kurang dari 16 tahun
2) Riwayat keluarga dengan depresi atau pernah menderita depresi
3) Depresi pada masa hamil
4) Masalah hubungan keluarga pada masa remaja
5) Tak ada dukungan dari pasangan selama kehamilan dan kelahiran
6) Merawat bayi sendirian tanpa keluarga dan teman
7) Pengalaman negatif saat berhubungan dengan tenaga kesehatan selama
kehamilan
8) Riwayat komplikasi kehamilan.