Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN UMUM
2.1 Curah Hujan
Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya
dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau
tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka
waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman.
Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan
meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas
tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang
tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air
bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan
(definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 21 mm per hari, hujan sedang antara 21
50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm per hari. ( www.psychologymania.com,
2013)
Pengertian curah hujan sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari air endapan, yaitu titiktitik air yang terdapat di awan dan kemudian jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan terjadi karena
massa udara yang membubung naik dan suhunya menurun. Apabila massa udara telah mencapai jenuh
maka terjadilah kondensasi yang menyebabkan terjadinya hujan.
Banyak sedikitnya curah hujan bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kelembapan Udara
2. Topografi
3. Arah dan kecepatan angin
4. Temperatur udara
5. Arah lereng medan
Menurut Tjasyono, 2004 Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama
dengan melihat pola curah hujan selama setahun. Hal ini didukung oleh Aldrian dan Susanto, 2003
yang telah mengklasifikasi iklim Indonesia sebagai berikut:
1. Curah Hujan Pola Monsunal
Pola ini monsun dicirikan oleh tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim
hujan) dimana pada bulan Juni, Juli dan Agustus terjadi musim kering, sedangkan untuk bulan
Desember, Januari dan Februari merupakan bulan basah. Sedangkan enam bulan sisanya merupakan
periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim hujan dan tiga bulan
peralihan musim hujan ke musim kemarau). Daerah yang didominasi oleh pola monsun ini berada
didaerah Sumatra bagian Selatan, Kalimantan Tengah dan Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan
sebagian Papua.
2. Curah Hujan Pola Ekuatorial

Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan)
yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks. Daerahnya
meliputi pulau Sumatra bagian tengah dan Utara serta pulau Kalimantan bagian Utara.
3. Curah Hujan Pola Lokal
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya
berlawanan dengan tipe hujan monsun. Daerahnya hanya meliputi daerah Maluku, Sulawesi dan
sebagian Papua.
2.1.1 Hujan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat
berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk
apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai
virga. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik
leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di
atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang
mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara.
Menurut jenisnya, tipe hujan terdiri dari tiga macam :
1. Hujan Zenithal / Konveksi
2. Hujan Orografis / Hujan pegunungan
3. Hujan Frontal
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap,
berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya
kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas
curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap
satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah
hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya.

Gambar 1. Siklus Hidrologi (www.psychologymania.com)

Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi
yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada
kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan
gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan
sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas
angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan
di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena
udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan
massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke
iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan
kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi
ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif
oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan
intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan pola hujan
di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah
tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air tawar di planet ini.
Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim
seperti sistem pengelompokan iklim Kppen menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk
membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antarktika adalah benua terkering di Bumi. Di
daerah lain, hujan juga pernah turun dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.

Daftar pustaka
Psychologymania.
2013.
Pengertian
Curah
Hujan.
[website]
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-curah-hujan.html. Diakses pada Sabtu,
01 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB
Winapedia. 2013. Pengertian Curah Hujan. [website] http://www.winapedia.org/2013/02/pengertiancurah-hujan.html. Diakses pada Sabtu, 01 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB
Kadarsah.
2007
.
Tiga
Pola
Curah
Hujan
Indonesia.
[website]
https://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah-iklim-indonesia/. Diakses pada Sabtu,
01 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai