Laporan Tetap OTK 1 Wetted Wall Absorption Column
Laporan Tetap OTK 1 Wetted Wall Absorption Column
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perpindahan massa merupakan perpindahan satu unsur dari konsentrasi
yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Misalnya kita masukan gula
ke dalam secangkir kopi, di mana gula akan larut dan kemudian berdifusi secara
seragam ke dalam secangkir kopi tersebut.
Perpindahan massa merupakan proses penting dalam proses industri,
misalnya dalam penghilangan polutan dari suatu aliran keluaran pabrik dengan
absorpsi, pemisahan gas dari air limbah, difusi neutron dalam reaktor nuklir.
Absorpsi gas merupakan suatu proses penyerapan gas pada seluruh
permukaan zat cair (absorben). Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan
massa dari fase gas ke fase likuid. Kecepatan larut gas dalam absorben likuid
tergantung pada kesetimbangan yang ada, oleh karena itu diperlukan karakteristik
sistem gas likuid. Di dalam kolom absorber gas yang akan diserap dialirkan ke
bagian bottom kolom sedangkan pelarut dialirkan ke bagian atas kolom. Peristiwa
ini terjadi karena gas lebih ringan dan mudah menyebar daripada likuid. Sehingga
kontak antara likuid dan gas akan berlangsung dengan baik dan mempengaruhi
banyaknya gas yang diserap oleh pelarut.
Proses absorpsi dapat dibedakan menjadi 2 bagian, antara lain:
1)
adanya
perpindahan
massa
di
Perpindahan massa ini terjadi akibat adanya proses absorpsi yang terjadi di dalam
kolom tersebut.
Dengan adanya perpindahan massa maka akan diperoleh suatu bilangan
yang merupakan koefisien perpindahan massa. Di mana koefisien perpindahan
massa itu merupakan besaran empiris yang diciptakan untuk memudahkan
persoalan-persoalan perpindahan massa antar fase.
1.2. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mengetahui prinsip dan cara kerja Weted Wall Absorpsion Column.
2. Mengetahui aplikasi Wetted Wall Absorpsion Column.
3. Mengetahui cara menghitung koefisien perpindahan massa dalam likuid (kL)
1.3. Permasalahan
Masalah yang akan dibahas dalam percobaan ini adalah:
1.
2.
3.
1.4. Hipotesa
1.
Semakin banyak air yang disuplai maka semakin luas bidang penyerapan
Semakin besar laju alir maka semakin besar perpindahan massa pada
fase likuid (k1).
1.5. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah:
1. Dapat mengetahui cara kerja alat wetted wall absorption secara lebih jelas.
2. Dapat menentukan nilai Sh dan nilai Re dari suatu senyawa dengan
menggunakan metode wetted wall absorption.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Absorpsi Gas
Absorpsi gas merupakan suatu proses di mana campuran gas dikontakkan
dengan likuid yang bertujuan untuk memisahkan satu atau lebih komponen dari
gas. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase gas ke likuid.
Kecepatan larut gas dalam absorben tergantung pada kesetimbangan yang ada,
karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan sistem gas-likuid. Laju absorpsi
dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda, yaitu:
1. Menggunakan koefisien individual
2. Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
3. Menggunakan koefisien volumetrik.
4. Menggunakan koefisien persatuan luas.
2.2. Tipe-Tipe Absorber
Absorber digolongkan menjadi beberapa bagian berdasarkan klasifikasi dan
pemakaian pada operasinya. Pemakaiannya harus disesuaikan dengan kondisi
yang diinginkan. Absorber diklasifikasi ke dalam 5 tipe utama yang metodenya
digunakan untuk menghasilkan kontak interfase.
2.2.1. Spray Tower
Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar di mana fase gas mengalir
dan masuk serta kontak dengan likuid terjadi di dalam spray nozzles. Aliran fase
di dalam spray tower dimulai dari likuid masuk ke dalam spray dan jatuh karena
gaya gravitasi, serta kontak secara countercurrent dengan aliran gas yang masuk.
Untuk ketinggian yang rendah, efisiensi ruang spray kira-kira mendekati packed
powder, tetapi untuk ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi spray turun dengan
cepat. Adanya kemungkinan terjadinya interfase aktif yang sangat besar pada saat
terjadinya
sedikit
penurunan,
ternyata
pada
prakteknya
ditemukan
drop fals menentukan waktu kontak dan sirkulasinya disertai dengan influensasi
perpindahan massa antara dua fase dan harus kontak secara kontinu. Hambatan
pada transfer yaitu pada fase gas dikurangi dengan gerakan swirling dari falling
likuid droplets. Spray tower digunakan untuk perpindahan massa larutan gas yang
tinggi dengan dikontrol laju perpindahan masa secara normal pada fase gas.
2.2.2. Bubble Tower
Pada bubble tower, gas terdispersi menjadi fase likuid di dalam fine bubble.
Small gas bubble merupakan bagian untuk menentukan luas area. Kontak
perpindahan massa terjadi di dalam bubble formation dan buble rise up melalui
likuid. Arah aliran countercurrent di mana gas terdispersi di bottom tower.
Gerakan bubble mengurangi hambatan fase likuid. Penggunaan bubble tower
dengan sistem di mana pengontrol laju dari perpindahan masa pada fase likuid
yang absorpsinya adalah relatif fase gas. Mekanisme dasar perpindahan massa
terjadi di dalam bubble tower dan demikian juga dengan aliran counter di dalam
tank bubble batch di mana gas itu terdispersi di dalam bottom tank.
2.2.3. Packed Tower
Packed tower merupakan tipe absorber yang digunakan untuk memperbesar
luas permukaan kontak antara gas dan likuid. Keuntungan dari penggunaan
packed tower, antara lain:
1) Pressure drop aliran gas rendah.
2) Lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk packing
keramik.
3) Biaya kolom dapat lebih murah dari plate column pada ukuran diameter yang
sama.
4) Cairan hold up kecil.
2.2.4. Plate Column
Plate column merupakan tipe absorber yang digunakan lebih luas
dibandingkan dengan packed column terutama untuk destilasi. Keuntungan dari
penggunaan plate column, antara lain:
1) Menyiapkan kontak lebih positif antara dua fase likuid.
2) Dapat meng-handle cairan lebih besar tanpa terjadi floading.
KC . D . B . I M
0 ,83
0 , 44
0,23. Re . Sc
DAB .
.................... (1)
di mana :
B = densitas likuid B
Re = Reynold Number
DAB = massa difusivitas komponen A yang menjadi likuid
Sc = bilangan number Schmidt.
2.4.2. Koefisien Perpindahan Massa untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian
dan Peaceman)
Koefisien perpindahan massa untuk lapisan film ditunjukkan oleh
persamaan Vivian dan Peaceman:
KI .Z
2 gz 3
0,5
0,433. Sc .
DAB
2
. Re
0, 4
.................... (2)
di mana :
z
= panjang kotak
= gravitasi
Re
= Reynold Number
DAB
= viskositas likuid B
Sc
= Schmidt Number.
4r/ di mana r adalah massa flowrate likuid per unit wetted parameter. Koefisien
film likuid terletak antara 1020% lebih rendah daripada persamaan teoritis untuk
absorpsi di dalam aliran laminar film.
2.5. Aliran dalam Pipa
Korelasi untuk perpindahan massa pada dinding dalam harus mempunyai
bentuk yang sama dengan korelasi untuk perpindahan kalor karena persamaan
dasar untuk difusi dan konduksi serupa. Persamaan ini merupakan persamaan
yang paling sederhana dan cocok dengan data publikasi dalam jangkauan
Reynolds Number dan Schmidt Number yang cukup luas. Bentuk alternatif dari
bentuk korelasi didapat dengan membagi persamaan di atas dengan NRe x NSc
sehingga menghasilkan faktor jM sebagaimana ditunjukkan oleh Chilton dan
Colbum sama dengan jH serta f/2. Suku (/w) 0,14 biasanya 1,0 untuk
perpindahan massa oleh karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan ini
berlaku umum untuk perpindahan kalor dan perpindahan massa dengan pelarutan
yang sama.
Adanya perluasan analogi di atas dapat menutupi rugi gesek yang dilakukan
untuk pipa saja karena semua rugi disini berasal dari gesek kulit saja. Analogi ini
tidak berlaku untuk rugi gesek di mana tidak terdapat seret bentuk dari pemisahan
aliran, sebagaimana terdapat pada aliran seputar benda. Korelasi yang telah
disajikan untuk berbagai kisaran Schmidt Number. Data untuk penguapan
beberapa macam zat cair di dalam menara di dinding basah dikorelasi dengan
eksponen yang agak lebih tinggi baik untuk Reynold Number maupun untuk
Schmidt Number. Schmidt Number berkisar antara 0,60 dan 0,25 dan dalam
jangkau yang sempit. Perbedaan antara eksponen itu mungkin mempunyai makna
fundamental karena perpindahan ke permukaan zat cair yang mungkin
mempunyai gelombang yang harus berbeda dari permukaan perpindahan padat
yang licin. Korelasi untuk perpindahan massa dan Schmidt Number yang tinggi
(antara 430100.000) didapat dengan mengukur laju kelarutan di dalam tabung
asam benzoat di dalam air dan zat cair viscous. Perbedaan antara eksponen
Schmidt Number dan nilai 1/3 yang biasa mungkin tidak banyak, tetapi eksponen
Reynold Number jelas lebih besar dari 0,80.
t .................... (3)
sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian
yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian
berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang
luas untuk kontak zat cair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua
fase. Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:
1) Tidak terjadi reaksi kimia dengan fluida di dalam menara
2) Harus kuat tetapi tidak terlalu berat.
3) Mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat
cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.
4) Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas.
5) Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang
akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan
konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju
optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya
operasi untuk kedua unit dan biaya tetap untuk peralatan.
Bila gas hanya diumpankan ke dalam menara absorpsi maka suhu di dalam
menara itu berubah secara menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor
absorpsi zat terlarut menyebabkan naiknya suhu larutan, penguapan pelarut
cenderung menyebabkan suhu turun. Efeknya secara menyeluruh ialah
peningkatan suhu larutan, tetapi di dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai
melewati maksimum. Bentuk profil suhu bergantung pada laju penyerapan zat
terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut, serta perpindahan kalor antara kedua
fase.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Bahan yang Digunakan
1) Air
2) Udara
3.2. Alat-alat yang digunakan
Wetted wall absorption column terdiri dari:
1) Tabung 1 berupa kolom Deoksigenator.
2) Pompa 1.
3) Pompa 2.
4) Kompressor.
5) Tabung 2 berupa kolom absorpsi.
6) Sensor probe inlet dan outlet.
3.3. Prosedur Percobaan
1) Tekan tombol power lalu tekan tombol supply
2) Tekan tombol pump 1untuk mengalirkan air dari bak penampung ke kolom
deoksigenator
3) Atur flowmeter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan
4) Bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pump 2 yang berfungsi
untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmeter dan sensor probe dimana alat
ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O2 yang terserap dari inlet.
5) Kemudian air akan mengalir ke puncak wetted wall absorption column dan
selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer yang
berupa lapisan tipis (film)
6) Bersamaan dengan itu, O2 mengalir dari dasar kolom setelah terlebih dahulu
dipompakan udara oleh kompresor melalui cakram yang mendistribusi udara
ke kolom sehingga O2 naik ke atas dan sebaliknya film turun ke bawah secara
countercurrent. Udara yang dialirkan oleh kompressor sebelumnya masuk
dalam flowmeter udara untuk menghitung laju alir udara.
7) Kemudian air yang sudah bebas O2 masuk ke sensor probe untuk menghitung
O2 outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO meter.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Hasil Pengamatan
Laju Udara
(cc/min)
1200
Konsentrasi O2 in
(mg/l)
2,4
2,6
2,8
3
Konsentrasi O2
out (mg/l)
4,23
4,18
4,026
3,77
2200
108,5
147,38
176,52
228,68
3,7
3,9
4
4,1
4,37
4,16
4,03
4,17
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
147,38 cc/min x
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
1 min/60sec x 1 m3/106 cc
= 0,003 kg/m3
= 0,00377 kg/m3
= 0,0037 kg/m3
= 0,0039 kg/m3
= 0,004 kg/m3
= 0,0041 kg/m3
C 2 C1
C
ln 2
C1
Rumus: Clm =
kg/m3
Clm
C1 = 0,0024 kg/m3
0,00423 0,0024
0,00423
ln
0,0024
=
Clm
C1 = 0,0026 kg/m3
0,00418 0,0026
0,00418
ln
0,0026
=
Clm
C1 = 0,0028 kg/m3
0,004026 0,0028
0,004026
ln
0,0028
=
Clm
C1 = 0,003 kg/m3
0,00377 0,003
0,00377
ln
0,003
=
1) Untuk
Clm
0,00437 0,0037
0,00437
ln
0,0037
=
C1 = 0,0037 kg/m3
2) Untuk
Clm
C1 = 0,0039 kg/m3
0,00416 0,0039
0,00416
ln
0,0039
=
3) Untuk
Clm
C1 = 0,004 kg/m3
0,00403 0,004
0,00403
ln
0,004
=
4) Untuk
Clm
C1 = 0,0041 kg/m3
0,00417 0,0041
0,00417
ln
0,0041
=
meter
Di mana:
d = diameter kolom = 3,16 cm = 3,16 x 10-2 m
Wp = (3,14) (3,16 x 10-2 m)
Wp = 0,0992 m
4.2.5. Menghitung Laju Volumetric Air ()
Rumus: = (laju alir air . ) / Wp
kg/m.sec
Di mana:
= 1000 kg/m3
Wp = 0,0992 m
Pada laju alir udara 1200-2200 cc/min
1) Untuk laju alir air = 1,81 x 10-6
= (laju alir air . ) / Wp
= (1,81 x 10-6 m3/s x 1000 kg/m3) / 0,0992 m
= 0,0182 kg/m.sec
= 0,038 kg/m.sec
4.2.6. Menghitung Reynold Number (Re)
Rumus: Re = 4/
tak berdimensi
Di mana:
= 1,02 x 10-3 Ns/m2
Re = 4/
Re = (4)( 0,038) / (1,02 x 10-3)
Re = 149,02
4.2.7. Menghitung Flux Massa Oksigen
Rumus: j = (C2 C1) . Laju alir air
kg/s
A = (3,14)(3,16 x 10-2)(0,9)
A = 0,0893 m2
z = 90 cm = 0,9 m
4.2.9. Menghitung Koefisien Liquid (KL)
j
Rumus: KL = A.C lm
j
KL = A.C lm
KL = 3,60 x 10-9 / (0,00338)(0,0893)
KL = 1,19 x 10-5 m/sec
4) Untuk j = 2,93 x 10-9 kg/sec Clm = 0,00337 kg/m3 dan A=0,0893 m2
j
K = A.C lm
L
Di mana:
Z = 90 cm = 0,9 m
DL= 2,5 x 10-9 m2/s
tak berdimensi
Sh = 88,56
4) Untuk KL = 7,22 x 10-7 m/sec
z
Sh = K DL
L
Sh
4140
Y = ln Sh
8,33
Re
71,37
X = ln Re
4,28
X2
18,32
XY
35,65
4716
8,46
98,04
4,59
21,1
38,83
4284
8,36
117,75
4,77
22,75
40
3506,4
8,16
144,02
25
40,8
33,31
18,64
87,17
155,28
n XY X Y
A
= Slope
=
Slope
= Intersep
n X 2 ( X ) 2
(4)(155,28) (18,64)(33,31)
(4)(87,17) (18,64) 2
= 0,18
Y X
n X
(33,31)(87,17) (155,28)(18,64)
(4)(87,17) (18,64) 2
2
2
XY X
( X ) 2
Intersep
= 7,5
Y = 0,18X + 7,5
Ln a = 7,5
a = 1808,04
b = 0,18
Sh =1808,04Re 0,18
Jadi :
Sh
1231,2
Y = ln Sh
7,12
Re
71,37
X = ln Re
4,28
X2
18,32
XY
30,47
640,8
6,46
98,04
4,59
21,1
29,65
88,56
4,48
117,65
4,77
22,75
21,37
259,92
5,56
144,02
25
27,8
23,62
18,64
87,17
109,29
n XY X Y
A
= Slope
n X 2 ( X ) 2
Slope
= Intersep
= -2,53
Y X
n X
2
2
XY X
( X ) 2
(23,62)(87,17) (109,29)(18,64)
(4)(87,17) (18,64) 2
=
Intersep
= 17,71
Y = -2,53X + 17,71
Ln a = 17,71
a = 49130962,75
b = -2,53
Jadi : Sh = 49130962,75Re-2,53
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami hanya mendapat penjelasan tentang prinsip kerja
wetted wall absorption colomn dikarenakan alat yang tersedia tidak dapat
berfungsi. Dari penjelasan yang diberikan oleh asisten diketahui bahwa absorpsi
adalah suatu metode pemisahan campuran gas dengan absorben berupa likuid
dengan penyerapan pada seluruh permukaan absorben. Wetted wall absorption
column merupakan alat yang digunakan untuk mengamati terbentuknya lapisan
tipis dari fluida yang mengalir pada dinding wetted wall column dan terjadinya
kontak dengan udara di mana terjadi perpindahan massa dan perpindahan
momentum secara bersamaan.
Proses
absorpsi
yang
terjadi
pada
percobaan
ini
adalah
secara
countercurrent di mana air dan udara dikontakkan secara berlawanan. Air dari
basin dipompa ke dalam kolom deoksigenator dengan tujuan untuk mengurangi
kadar oksigen di dalam air. Pada kolom deoksigenator, air mengalir dari atas
kolom menuju ke bawah kolom dipengaruhi oleh tekanan yang semakin ke bawah
maka tekanan semakin besar sehingga menyebabkan aliran menjadi turbulen, serta
adanya gaya gravitasi.
Dari kolom deoksigenator air dipompakan ke dalam wetted wall column
melewati sensor probe 1, di dalam sensor probe 1 dapat dilihat suhu air, ppm
oksigen yang tersisa di dalam air, dan persen oksigen yang tercatat pada
deoksigenator meter. Aliran air dan udara dapat diatur pada flowmeter yang
terdapat pada control power.
Dari sensor probe, air terlebih dahulu masuk ke dalam clear wall di bagian
atas kolom absorber yang merupakan tempat penampungan air sementara
bertujuan agar air yang mengalir tidak langsung mengucur ke dalam wetted wall
column.
Di dalam wetted wall column air mengalir pada dinding, kemudian dari
bagian bawah kolom dialirkan udara dengan bantuan kompressor. Sebelum masuk
ke dalam wetted wall column, udara terlebih dahulu masuk ke dalam penyaring
yang bertujuan untuk menyaring udara sehingga hanya oksigen yang masuk ke
dalam wetted wall column. Proses absorpsi terjadi ketika air yang mengalir secara
laminer pada dinding kolom kontak dengan udara yang masuk ke dalam kolom.
Proses absorpsi yang baik terjadi pada saat kecepatan alir udara yang tinggi
kontak dengan kecepatan alir air yang rendah. Hal inilah yang terjadi pada wetted
wall column.
Setelah keluar dari wetted wall column, aliran campuran air dan udara
masuk ke dalam clear wall pada bagian bawah kolom dengan tujuan untuk
menampung sementara aliran air agar tidak langsung mengucur ke luar dari
wetted wall column. Selanjutnya aliran tersebut masuk ke dalam sensor probe 2
dengan tujuan untuk mengukur kadar oksigen yang terkandung di dalam air outlet.
Diketahui bahwa kadar oksigen pada outlet lebih banyak dibandingkan dengan
inlet karena pada saat proses absorpsi terjadi penambahan oksigen pada air dari
udara yang dialirkan.
Dari sensor probe 2, air dialirkan kembali ke dalam basin. Untuk
dipompakan kembali ke dalam kolom deoksigenator. Proses absorpsi ini
berlangsung secara kontinu.
Dari percobaan ini diketahui bahwa yang membedakan proses absorpsi
dengan stripping ialah pada absorpsi proses terjadi pada tekanan yang tinggi dan
temperatur rendah, sedangkan stripping terjadi pada tekanan rendah dan
temperatur tinggi. Maka, apabila flowrate udara dinaikkan dan flowrate air tetap
maka proses absorpsi oksigen juga akan bertambah besar. Hal ini dikarenakan
luas permukaan air akan menjadi lebih besar sehingga kontak dengan udara akan
bertambah besar yang menyebabkan proses penyerapan oksigen menjadi lebih
besar.
Kemudian, kami juga diberikan data hasil pengamatan dari percobaan yang
pernah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan massa
dalam likuid (kL) pada aliran udara 1200 cc/min adalah semakin kecil dengan laju
alir air yang berbeda-beda (dalam percobaan ini digunakan empat laju alir air),
yaitu dari 1,15 x 10-5 m/sec menjadi 9,47 x 10-6.m/sec, sedangkan pada aliran
udara 2200 cc/min adalah sebesar 3,42 x 10-6 m/sec menjadi 7,22 x 10-7 m/sec.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1.
Prinsip kerja wetted wall absorption column adalah beradasarkan air yang
dialirkan pada dinding wetted wall column yang kemudian kontak secara
countercurrent dengan udara yang dialirkan dari bawah kolom.
2.
3.
4.
Semakin tinggi laju alir udara maka semakin luas permukaan kontak
antara udara dengan air sehingga proses absorpsi akan berlangsung dengan
baik.
5.
6.2. Saran
Diharapkan ketersediaan alat yang dapat berfungsi dengan baik untuk
menunjang kegiatan praktikum agar berjalan dengan baik sehingga praktikan
dapat lebih memahami bagaimana prinsip kerja dari alat yang digunakan dengan
melihat dan mempraktekannya secara langsung.
Daftar Pustaka
Muhfari. (2011). Aliran dalam Pipa. Diperoleh 23 Februari 2014, dari
http://muhfari.wordpress.com/2011/11/16/aliran-pada-saluran-tertutuppipa/
Rahayu, Suparni Setyowati. (2009). Absorpsi. Diperoleh 23 Februari 2014, dari
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologiproses/absorbsi/
Subiono, Mardi. (2011). Absorber dan Stripper. Diperoleh 23 Februari 2014, dari
http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/absorber-danstripper/
Suryaputra, Wijaya. (2010). Wetted Wall Column. Diperoleh 23 Maret 2014, dari
http://wijayasuryaputra.blog.com/2010/12/08/wetted-wall-column/
Traybal, E, Robert. 1985. Mass-Transfer Operations third edition. McGraw-Hill
Book Company. Singapore
Warren, L. Mc Cabe, Julian C, Smith, and Peter Harriot. OperasiTteknik Kimia
Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta
ln Re (Reynold Number)
ln Re (Reynold Number)
Tugas Umum
Pompa, Kompressor, Blower, dan Fan
1. POMPA
1.1.
Pengertian Pompa
Pompa merupakan suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga
mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat
lain, di mana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
Selain digunakan untuk memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan dan ketinggian cairan.
1.2.
Konstruksi Pompa
Konstruksi sebuah pompa agar dapat memindahkan cairan dari suatu tempat
ke tempat lain adalah sebagai berikut:
1.3.
Klasifikasi Pompa
Berdasarkan
prinsip
pompa
kerjanya,
dapat
diklasifikasikan menjadi 7
(tujuh)
Pompa desak dibedakan atas: oscilating pumps (pompa desak gerak bolak
balik) dengan rotary displecement pumps (pompa desak berputar). Contoh pompa
desak gerak bolak balik adalah piston/plunger pumps, diaphragm pumps. Contoh
pompa rotary displacement pumps adalah rotary pump, eccentric spiral pumps,
gear pumps, vane pumps, dan lain-lain.
1.3.3. Jet Pumps
Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari
tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh
aliran media yang digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas. Media yang
digunakan dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian
yang bergerak dan konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi
pompa ini sangat terbatas.
1.3.4. Air Lift Pumps (Mammoth Pumps)
Cara kerja pompa ini sangat tergantung pada aksi dari campuran antara
cairan dan gas (two phase flow).
1.3.5. Hidraulic pumps
Pompa ini menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada
suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi
yang berbentuk lain (energi tekan).
1.3.6. Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan
menggunakan roda timbah, archimedean screw dan peralatan sejenis.
1.3.7. Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet
padi edia ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari pompa
ini sangat terbatas pada cairan metal.
2.
KOMPRESSOR
2.1.
Pengertian Kompresor
Klasifikasi Kompresor
Secara garis besar kompresor dapat dikasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement Compressor dan Dynamic Compressor. Positive
displacement compressor terdiri atas reciprocating dan rotary sedangkan
Dynamic compressor terdiri atas centrifugal, axial dan ejector.
kedua
sampai
pada
tekanan
yang
diinginkan.
Pemampatan
(pengkompresian) udara tahap kedua lebih besar, di mana temperatur udara akan
naik selama terjadi kompresi sehingga perlu mengalami proses pendinginan
dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan
misalnya, dengan sistem udara atau dengan sistem air bersirkulasi. Batas tekanan
maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor
satu tingkat tekanan hingga 4 bar. Sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya
hingga 15 bar.
2.2.3. Kompresor Diafragma (Diaphragma Compressor)
Jenis kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun
letak torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk
dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak
secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan
bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak
digunakan pada industri bahan makanan, farmasi, obat obatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya
terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara
langsung menghisap dan menekan udara tetapi menggerakkan sebuah membran
(diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembang kempis itulah yang akan
menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
2.2.4. Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor putar ini memiliki sepasang rotor berbentuk sekrup. Pasangan
ini berputar serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti
roda gigi. Putaran serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu
sendiri atau dengan perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena
gesekan antar rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai performansi yang baik
untuk umur kerja yang panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan
pada kompresor ini ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya biasanya
adalah 30 kg/cm2 (2900 kPa). Mekanisme kerja kompresor rotary, udara masuk
dimampatkan melalui blade (Mata Pisau) yang berputar cepat. Blade tersebut
digerakkan untuk memampatkan udara yang masuk.
Kompresor beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan
hasil keluaran yang lebih tinggi dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya
investasinya rendah, bentuknya kompak, ringan dan mudah perawatannya,
sehingga kompresor ini sangat popular di industri.
2.2.5. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung sedangkan lainnya
berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi
lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling
bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat
digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi
kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar
sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.
2.2.6. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-Kupu)
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa
pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya
adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara balingbaling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan
dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak
pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-
kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling
bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
2.2.7. Kompresor Aliran (Turbo Compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar.
Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara
aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu roda
turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan.
Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.
2.2.8. Kompresor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari
ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara
dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat, maka dari
tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat
pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang
dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan sudu- sudu tersebut maka akan
semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial
akan menghisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk ke
dalam ruangan hisap lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki
penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.
2.2.9. Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu
yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar)
dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian
sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutlak
diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem
turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. perbedaannya, jika
pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada
kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan
menghasilkan udara bertekanan.
2.3. Penggerak Kompresor
5. Silinder (Cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket.
6. Liner Silinder (Cylinder Liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses
ekspansi, pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
7. Front and Rear Cylinder Cover
Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank end/rear
cover yang berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar silinder.
8. Water Jacket
Weal jacket adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai
pendingin.
9. Torak (Piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan
(suction), kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).
10. Cincin Torak (Piston Rings)
Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan
dinding liner silinder.
11. Batang Torak
Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.
12. Cincin Penahan Gas (Packing Rod)
Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara
bagian yang bergerak (batang torak) dengan bagian yang diam (silinder). Cincin
penahan gas ini terdiri dari beberapa ring segment.
13. Ring Oil Scraper
Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame
14. Katup Kompresor (Compressor Valve)
Berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam
atau keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri akibat
adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dengan bagian luar
silinder.
3.
BLOWER
3.1.
Pengertian Blower
Blower merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan angin yang
bervolume kencang yang dapat dimanfaatkan dalam bidang pekerjaan manusia.
Blower hampir menyerupai kipas angin, namun blower mampu menghasilkan
angin yang jauh lebih kencang daripada kipas angin. Di dalam blower terdapat
lubang kecil yang berfungsi untuk mengeluarkan angin yang dihasilkan oleh
blower itu sendiri. Meskipun blower merupakan salah satu jenis peralatan modern,
namun alat ini masih jarang dijumpai.
Pada dasarnya blower memiliki prinsip kerja yang mirip dengan kompresor.
Blower digerakkan oleh mesin penggerak yang berupa engine ataupun motor
listrik. Tekanan angin yang terdapat pada blower biasanya tidak terlalu besar dan
biasnya blower ini dimanfaatkan untuk membawa muatan produk berupa bubuk
atau biji yang ditiup oleh blower.
Blower dapat digunakan sebagai peniup, namun juga bisa digunakan sebagai
vakum. Blower mampu memberikan laju aliran volume transfer yang tinggi
dengan rasio tekanan yang relatif lebih besar. Rasio tekanan dari kipas angin di
bawah 1,1 sedangkan blower memiliki rasio tekanan 1,1-1,2. Fan menghasilkan
aliran gas dengan sedikit tekanan dan volume gas yang lebih besar, sementara
blower menghasilkan rasio tekanan yang relatif lebih tinggi dengan volume aliran
gas yang lebih besar.
FAN
4.1.
Pengertian Fan
Pada industri, fan merupakan alat yang digunakan untuk pasokan ventilasi
atau udara pembakaran yang mana untuk mensirkulasi udara atau gas lainnya
melewati alat dan untuk mengeluarkan udara atau gas lainnya dari alat. Fan secara
luas digunakan di industri dan pengaplikasian komersial seperti ventilasi, material
handling, boiler, refrigerasi, dust collection, aplikasi pendingin dan lainnya.
4.2.
Klasifikasi Fan
Secara umum, fan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
diubah ke tekanan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang cocok
untuk kondisi operasi yang kasar, seperti sistim dengan suhu tinggi, aliran udara
kotor atau lembab, dan
handling
induksi, kecepatan rotasi dari fan direct drive dibatasi dalam beberapa persen dari
kecepatan motor sinkron (umumnya 1200, 1800 dan 3600 rpm).
Adjustable speed drive (ASD) biasa digunakan di dalam direct drive untuk
meningkatkan fleksibilitas kecapatan rotasi. ASD pada umumnya digunakan
untuk fan yang beroperasi pada berbagai kondisi. Aplikasi pada suhu rendah dan
sistem udara yang bersih sangat cocok untuk direct drive. Belt drive memberikan
fleksibilitas dalam pemilihan kecepatan kipas. Jika perkiraan awal salah atau
persyaratan sistem berubah, belt drive memungkinkan fleksibilitas dalam
mengubah kecepatan fan. Pada fan axial, belt drive menjadi keuntungan dalam
aplikasi pada suhu tinggi atau lingkungan yang korosif.
Ada beberapa jenis belt drive diantaranya standar belt, V-belt, cogged V-belt
dan synchronous belt. Secara umum, synchronous belt adalah yang paling efisien
karena menggunakan tipe mesh yang membatasi slip dan dapat menurunkan biaya
operasi. Synchronous belt biasanya menghasilkan kebisingan lebih dari belt
lainnya. Sedangkan, V-belt paling sering digunakan karena efisiensinya, biaya
operasinya yang rendah, fleksibilitas operasi dan operasi yang kuat. Cogged Vbelt pada umumnya memiliki efisiensi sekitar 70-80%. Tetapi sistem ini
cenderung lebih mahal daripada alternatif belt drive. Cogged belt ini cenderung
memerlukan pemeriksaan lebih sering dan lebaih baik dalam aplikasi dengan
akses yang sangat terbatas.
3. Ductwork dan Piping
Untuk kebanyakan sistem fan, udara diarahkan melalui saluran atau pipa.
Umumnya, saluran terbuat dari lembaran logam dan digunakan dalam sistem
tekanan rendah sedangkan pipa yang lebih kuat digunakan pada aplikasi tekanan
tinggi. Saluran yang lebih besar menciptakan resistensi aliran udara lebih rendah
dibandingkan saluran kecil. Meskipun biaya awal saluran besar lebih tinggi dalam
bahan dan pemasangan tetapi akan mengurangi biaya energi karena gesekan yang
rendah.
Pertimbangan lain dalam saluran adalah bentuk dan tingkat kebocoran.
Saluran bulat memiliki luas permukaan yang lebih kecil dibandingkan saluran
persegi panjang sehingga kebocoran yang terjadi akan berkurang. Dalam laju
udara panas atau dingin, luas permukaan ini juga mempengaruhi jumlah panas
yang ditransfer ke lingkungan.
4. Perangkat Control Aliran
Perangkat control aliran ini terdiri dari peredam di bagian inlet dan outlet fan
serta baling-baling di saluran masuk fan. Baling-baling inlet menyesuaikan output
fan ke dalam 2 (dua) cara utama yaitu dengan cara menciptakan pusaran dalam
aliran udara yang berdampak udara menabrak blade atau dengan memblokir udara
sekaligus yang membatasi jumlah udara masuk ke fan. Pusaran udara ini akan
membantu mengurangi tenaga fan.
Peredam dapat digunakan untuk memblokir udara masuk atau keluar fan dan
untuk mengontrol aliran udara di cabang sistem. Peredam mengontrol aliran udara
dan mengubah jumlah pembatas dalam suatu aliran udara. Meningkatkan
pembatasan menghasilkan penurunan tekanan yang lebih besar di seluruh
peredam, sedangkan penurunan pembatasan akan mengurangi perbedaan tekanan
dan memungkinkan aliran udara lebih.
Daftar Pustaka
Aditya. (2013.) Komponen-Komponen Kompresor. Diperoleh 1 Maret 2014, dari
http://adiezzzt.blogspot.com/2013/01/makalah-kompresor.html
Arasid, Harun. (2013). Sistem Kompresor. Diperoleh 1 Maret 2014, dari
http://haruna16.wordpress.com/makalah-sistem-kompresor-3/
Media proyek. (2013). Mengenal Jenis Pompa Berdasarkan Cara Kerjanya.
Diperoleh 2 Maret 2014, dari
http://www.mediaproyek.com/2013/06/mengenal-jenis-jenis-pompaberdasarkan.html
Mira, Diana. (2012). Teori Dasar Pompa. Diperoleh 2 Maret 2012, dari
http://beatifulminders.blogspot.com/2009/03/teori-dasar-pompa.html
Prihadisetyo. (2009), Prosedur yang Benar Start-Up Pompa dan Blower/Fan
Sentrifugal Berkapasitas Besar. Diperoleh 28 Sebruari 2014, dari
http://prihadisetyo.wordpress.com/2009/04/29/prosedur-yang-benar-startup-pompa-dan-blowerfan-sentrifugal-berkapasitas-besar/
Rahman, Jodi. (2012), Perbedaan Fan dan Blower. Diperoleh 28 Februari
2014, dari http://apaperbedaan.blogspot.com/2012/08/perbedaan-fan-danblower.html
Tugas Khusus
Chega Putri Pratiwi
03111003007
BUBBLE TOWER
Perbedaan dalam komposisi kesetimbangan antara fase likuid dan uap
dapat digunakan untuk memisahkan suatu komponen secara individu ataupun
campuran. Dalam peralatan industri untuk operasi transfer uap-likuid, uap dapat
berupa gelembung yang melalui (melintas) fase likuid secara kontinyu (droplet)
likuid yang jatuh kedalam fase uap secara kontinyu, ataupun kombinasi dari
beberapa metode lainnya.
Pengertian dari gelembung uap (bubbling vapor) yang melintasi likuid
adalah uap didistribusi melalui sparger atau pipa berlubang (perforated pipe) yang
terletak pada dasar tangki yang berisi likuid. Gelembung-gelembung uap tersebut
melintasi likuid selama masa lintasannya ke permukaan (ke bagian atas kolom),
dimana ia akan terpisah dan meninggalkan kolom melalui jalur uap bagian atas
(overhead) dari kolom.
Kolom gelembung (bubble coloum) dapat berupa piringan dengan
sejumlah lubang yang di las pada risers atau chimney, dimana uap akan lewat
melintas dari bagian bawah kolom. Tiap risers dipenuhi oleh sejumlah cap
berbentuk bell (genta) untuk mempercepat uap melalui risers tersebut.
yang berupa liquid, misalnya etanol dan air. Pada alat ini terdapat pelat-pelat yang
berfungsi sebagai perlengkapan dalam (internal fitting) berupa bidang yang
letaknya mendatar dan disusun satu diatas yang lain pada jarak-jarak tertentu di
dalam pipa kolom. Pada setiap plat terdapat lapisan cairan dengan ketinggian
tertentu. Cairan ini diterobos oleh uap yang naik melalui lubang-lubang pada
pelat.
b. Piring aliran melintang yang menunjukkan jalan masuk dan jalan keluar tanggul
Alat ini digunakan untuk cairan, dimana cairan masuk melewati piring
menuju ke piring berikut di bawahnya. Cairan di dalam kolom dipindahkan dari
pusat piring. Alat ini juga harus mempunyai cairan yang dapat menahan pada
piring yang lebih rendah untuk mencegah uap air mengalir dari atas alat ini.
Cairan pada piring yang lebih rendah ditahan oleh sebuah tanggul (weit). Tanggul
ini berfungsi untuk mendistribusikan cairan. Cairan yang masuk melalui tanggul
akan mengalir melintang sesuia dengan aliran pada piring untuk selanjutnya
mengalir ke jalan keluar tanggul.
c. Bubble Cap (Pelat Genta)
Suatu bubble cap adalah suatu piringan yang dilebgkapi dengan sebuah
lubang yang menuju suatu pipa yang sesuai yaitu chimney, yang dilewati oleh uap
dari bagian bawah piringan. Tiap-tiap pipa arah naik ditutupi oleh sumbat
berbentuk bel (genta). Sumbat-sumbat tersebut diberi bingkai agar tersedia ruang
yang cukup antara riser (pipa naik) dan sumbat sebagai tempat keluarnya uap.
Pada operasinya, uap naik melalui chimney dan dialihkan ke bawah oleh
sumbat. Keluarnya berupa gelembung-gelembung kecil dari celah pada bagian
bawah sumbat dibawah cairan. Level cairan diduga diatas pinggiran oleh suatu
alat yang berupa weit. Jadi, permukaan weit sekitar 2-2,5 in diatas puncak celah
dari bubble cap. Cairan memasuki piringan dan melewatinya dan turun melalui
pipa turun melalui piringan ke bagian bawah piringan (plate). Sementara uap
turun melalui piringan bercampur dengan cairan yang berada diatas piringan
karena hamburan dihasilkan dari celah bubble cap. Uap kemudian terpisah pada
permukaan cairan dan melewati bagian atas piringan, selanjutnya sejumlah aliran
balik dari likuid melewati bagian bawah dan uap melewati bagian atas, melewati
kolom penampang hasil.
Peralatan bubble coloum ini banyak diaplikasikan didalam proses yang
melibatkan pemisahn secara termal, seperti pada destilasi, rektifikasi, dan
fraksionasi.
2. Kolom Destilasi dan Rektifikasi
Destilasi dan rektifikasi adalah proses pemisahan termal yang digunakan secara
luas dibidang teknik untuk memisahkan campuran dalam jumlah yang besar.
Contoh:
Destilasi atau penyulingan larutan, untuk mengurangi volumenya, untuk
meningkatkan konsentrasi zat terlarut atau untuk mengkristalkan bahan padat
yang terlarut.
Destilasi produk antara atau produk akhir yang diperoleh pada reaksi kimia.
Rektifikasi pelarut organik yang telah tercemar, agar diperoleh cairan murni yang
dapat digunakan kembali.
Ketiga proses diatas adalah serupa, yaitu pemisahan terjadi oleh
penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah
bagian-bagian
yang
sama
dari
keadaan
cair
menjadi
berbentuk
uap.
Diameter Tutup
(m)
0,9
1,2
1,8
2,4
13,0
(mm)
75
100
100
100
150
Bubble cap
0,60
0,57
0,66
0,70
0,74
Daftar Pustaka
Satir, Depi Oktari. (2012). Bubble Coloum. Diperoleh 2 Maret 2014, dari
(http://depisatir.blogspot.com /2012/10/bubble-coloum.html
Welty, James R. et al. 2004. Dasar-dasar Fenomena Transport. Erlangga : Jakarta
Tugas Khusus
Rika Damayanti
03111003021
SPRAY TOWER
Spray tower merupakan tipe absorber dengan proses absorbesi terjadi
dengan cara penyemprotan cairan terhadap gas. Spray tower terdiri dari chamberchamber besar di mana fase gas mengalir dan masuk serta kontak dengan likuid
terjadi di dalam spray nozzles. Aliran fase di dalam spray tower dimulai dari
likuid masuk dari atas ke dalam spray dan jatuh karena gaya gravitasi, serta
kontak secara countercurrent dengan aliran gas yang masuk dari bawah.
tetap rendah dari 0,3-1,2 m/s (1-4 ft/s) untuk mencegah kelebihan tetesan dari
yang terjadi di dalam tower. Untuk mempertahankan kecepatan gas yang rendah,
spray tower harus lebih besar dari scrubber yang mengatur tingkat aliran gas
aliran serupa.
Masalah lain yang terjadi di spray tower adalah setelah tetesan jatuh pada
jarak pendek, mereka cenderung menggumpal atau menabrak dinding tower.
Akibatnya, total luas permukaan cairan untuk kontak berkurang sehingga
mengurangi efisiensi pengumpulan scrubber.
Selain konfigutasi aliran countercurrent, aliran dalam spray tower juga
dapat berupa cocurrent atau crosscurrent. Dalam aliran cocurrent, gas dan aliran
cairan yang masuk dari arah yang sama. Hal ini disebabkan karena aliran gas tidak
mendorong terhadap semprotan cairan, kecepatan gas di dalam tower lebih tinggi
dibandingkan dengan aliran countercurrent. Akibatnya, spray tower cocurrent
dibandingkan
dengan
spray
tower
countercureent
lebih
kecil
untuk
menghilangkan aliran gas buang dengan jumlah yang sama. Spray tower
coscurrent juga disebut horisontal spray scrubber di mana gas dan aliran cairan
yang masuk dalam arah yang tegak lurus satu sama lain.
Gas
Partikel
Penurunan
Tekanan
rasio (L/G)
Inlet
Aplikasi
efisiensi
(p)
tekanan
(PL)
702800
50-90% +
Pertambanga
air
kPa
(efisiensi tinggi
n, Industri
Kimia, Proses
sangat mudah
industri
Boiler dan
Besi dan
0.5-3.0 di
5 gal/ 1.000 ft
10400
larut)
28 m
dalam air
adalah
psig
diameter
normal;> 10
Incinerator
Industri baja
saat
menggunakan
semprotan
tekanan
Spray tower dapat digunakan untuk penyerapan gas tetapi tidak seefektif
packed atau plate tower. Spray tower dapat sangat efektif dalam menghilangkan
polutan jika polutan memiliki kelarutan yang tinggi atau jika ditambahkan
sejumlah reagen kimia ke dalam cairan. Misalnya, spray tower digunakan untuk
menghilangkan gas HCl dari pembuangan gas dalam pembuatan asam klorida.
Dalam produksi superfosfat digunakan manufaktur fertilizer, gas SiF4 dan HF
yang dilepaskan dari berbagai titik dalam proses. Spray tower telah digunakan
untuk menghilangkan kandungan senyawa dengan kelarutan yang tinggi. Spray
tower juga digunakan untuk menghilangkan bau pada tulang dan pabrik industry
gemuk melalui scrbbing gas buang dengan larutan KMnO4.
Karena kemampuannya untuk menangani sebagian besar volume gas di
lingkungan yang korosif, spray tower juga digunakan dalam sejumlah gas sistem
desulfurisasi gas sebagai tahap pertama atau kedua dalam proses penghilangan
polutan. Dalam sebuah spray tower, proses absorpsi dapat ditingkatkan dengan
memperhatikan beberapa parameter, antara lain:
1) Kecepatan gas dan pressure drop
Meningkatkan
kecepatan
relatif
antara
gas
dan droplet
liquid dapat
dengan
cara
mempersempit
throat,
menginjeksikan
momentum dari aliran gas dapat berpindah ke droplet yang akan menurunkan
kecepatan relatif antara droplet dan partikel. Sedangkan kecepatan relatif
rendah menghasilkan efisiensi pengumpulan yang rendah pula.
Daftar Pustaka
Fidaus, Muhammad Yusuf. (2011). Dasar-Dasar Absorpsi. Diperoleh 2 Maret
2014, dari
http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2011/10/23/dasar-dasarabsorpsi/
Hasanah, Warda. (2012). Kawasan Daerah Simongan Menggunakan Metode
Spray Tower. Diperoleh 2 Maret 2014, dari
http://wardaadr.blogspot.com/2012/06/penanggulangan-polusi-udarayang.html
Putra, Febry Yusra. (2011). Wet Scrubber. Diperoleh 2 Maret 2014, dari http://elandalucy.blogspot.com/2011/06/wet-scrubber.html
Tugas Khusus
Elsagita Siagian
03111003038
PACKED TOWER
Packed tower digunakan pada proses destilasi, absorpsi, dan ekstraksi caircair. Kinerja sebuah packed tower sangat bergantung pada kualitas distribusi gad
dan likuid yang melewati packed bed. Packed tower digunakan untuk kontak
secara kontinu likuid dan gas untuk kedua aliran yaitu counter current dan cross
current, column vertical dimana diisi dengan packing atau dengan memperluas
permukaan kintak. Packing yang digunakan pada packed tower untuk
memperbesar permukaan kontak antara gas dan lukid.
Packed towers hampir selalu memiliki tekanan yang rendah dibandingkan
tower yang lain. Packing terdiri dari keeping-keping yang jumlahnya banyak
untuk meningkatkan kapasitas absorpsinya. Aliran gasnya sekitar 500 ft 3/min
(14,2 m3/min) digunakan 1 in (2,5 cm) packing, untuk aliran gasnya atau 2000
ft3/min (56,6 m3/min). Ada beberapa perbandingan bahan pembuat packed tower:
1) Bahan plastik:
a) Harganya murah
b) Daya tahannya lemah
2) Bahan keramik:
a) Harganya murah
b) Daya tahannya lemah
Packed tower merupakan tipe column absorbs yang banyak digunakan
karena pressure drop aliran gasnya rendah, cairan hold up kecil, lebih ekonomis
dalam cairan yang korosif, dan biaya columnnya relatif murah.
Pemilihan Packing
Pemilihan antara column tray atau packing untuk proses tertentu dapat ditentukan
dengan mempertimbangkan kelebihan atau kekurangan masing-masing desain
seperti berikut ini :
1. Column tray dapat didesain untuk proses dengan rentang laju alir likuid dan
gas yang lebih besar dibandingkan dengan packed column.
2. Packed column tidak sesuai dengan laju alir likuid yang sangat rendah
3. Efisiensi tray dapat diprediksi dengan lebih teliti dibandingkan dengan
perhitungan untuk packing (HETP).
4. Hasil desain column tray lebih terjamin daripada packed column. Pada
packed column selalu ada keraguan bahwa distribusi likuid dapat terjaga
dengan baik di sepanjang packed column pada semua kondisi operasi
terutama pada column yang cukup besar.
5. Pada column tray lebih mudah membuat pendingin; coil dapat dipasang pada
tray.
6. Pada column tray lebih mudah untuk membuat side-streams.
7. Jika likuid menyebabkan fouling atau mengandung padatan, lebih mudah
membersihkannya pada column tray. Jika diameter column cukup kecil akan
lebih murah menggunakan packing dan mengganti packing jika terjadi
fouling.
8. Untuk likuid yang bersifat korosif, lebih murah jika menggunakan packed
column daripada column tray.
9. Likuid hold-up jauh lebih rendah pada packed column dibandingkan column
tray. Hal ini sangat penting ketika inventory liquid yang mudah terbakar atau
beracun harus sekecil mungkin untuk alasan keselamatan.
10. Packed column lebih sesuai untuk menangani foaming system.
11. Pressure drop per tahap kesetimbangan (HETP) lebih rendah pada packing
daripada tray dan pada column vakum sebaiknya menggunakan packing.
12. Pada column dengan diameter kecil (kurang dari 0,6 m) sebaiknya
menggunakan packing; tray akan sulit dipasang dan cukup mahal.
Menentukan Tinggi Packing Bed
Penentuan tinggi packing bed pada column destilasi dapat menggunakan
konsep Height of an equivalent equilibrium stage untuk mengkonversi jumlah
tahap ideal yang diperlukan menjadi tinggi packing. Tinggi tahap kesetimbangan
ekivalen yang biasanya disebut tinggi plate teoritik (height of a theoretical plate,
HETP) adalah tinggi packing yang diperlukan untuk menghasilkan proses
pemisahan yang sama seperti pada tahap kesetimbangan. Berikut ini nilai HETP
untuk packing jenis Pall rings yang dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi
packing bed yang diperlukan.
Ukuran, mm
HETP, m
25 (1 in.)
0,4 0,5
38 (1 in.)
0,6 0,75
50 (2 in.)
0,75 1,0
Merancang sebuah packed column adalah campuran halus seni dan sains.
Packed column adalah yang paling sering digunakan untuk menghilangkan
kontaminan atau pengotor dalam aliran gas (proses absorpsi). Namun packed
column juga dapat digunakan untuk menghilangkan komponen volatile dari aliran
cairan dengan mengontakkan cair dengan gas inert (stripping). Packed column
juga digunakan dalam penerapan proses destilasi saat pemisahan untuk menutupi
komponen yang mendidih. Dalam packed column ini lebih fokus pada proses
penyerapan.
Langkah pertama dalam merancang sebuah packed tower dibutuhkan ilmu
pengetaahuan dan seni namun yang paling berperan adalah ilmu pengetahuan
untuk merancangnya. Data kesetimbangan antara kontak kontaminan dan pelarut
atau komponen penyulingan sangat diperlukan untuk analisis rancangan packed
tower ini. Jika tabel data untuk sistem tidak tersedia dan jumlah total dari
kontaminan adalah kecil (pada umumnya demikian), Hukum Raoult dapat
digunkaan untuk memperkirakan data kesetimbangan penyerapan atau proses
stripping. Untuk destilasi, data kesetimbangan dapat diprediksi dengan memilih
model termodinamika yang sesuai. Garis operasi tower dibagun berbeda
tergantung pada proses yang akan dilakukan destilasi atau stripping. Dalam
absorpsi/stripping, garis operasi dibangun berbeda tergantung apakah aliran bahan
terkontaminasi dapat dianggap encer atau diperlakukan sebagai aliran pekat.
Biasanya aman untuk mengasumsikan aliran sebagai bahan encer jika konsentrasi
kontaminan korang dari 10% dari aliran. Untuk aliran yang tidak dapat dianggap
encer maka koefisien transfer massa harus dievaluasi dalam bentuk gas dan aliran
cairan.
Langkah-Langkah Merancang Packed column
1. Memiliki luas permukaan yang besar; luas interface yang tinggi antara gas
dan likuid
2. Memiliki struktur yang terbuka; resistansi yang rendah untuk aliran gas
3. Menghasilkan distribusi likuid yang seragam pada permukaan packing
4. Menghasilkan aliran gas yang seragam pada permukaan packing
5. Menghasilkan aliran gas yang seragam sepanjang penampang column.
Penyusunan Packing
1. Stacked
Disusun secara manual dengan tenaga manusia dan relatif lebih mahal.
Biasanya digunakan untuk laju alir gas yang tinggi dan mengharuskan pressure
drop yang redah. Contoh : cooling tower.
2. Dumped
Cara yang paling sering digunakan dalam menyusun packing. Tower diisi
dengan air dan packing dijatuhkan ke bagian dasar packing support. Cara ini yang
paling bayak digunakan di industri proses.
Jenis Packing
Jenis-jenis packing antara lain : Raschig rings, Pall rings, Berl saddle dan
intalox saddle. Ring dan saddle tersedia dari bahan keramik, logam, plastik, dan
akrbon. Ring yang terbuat dari logam dan plastik (polipropilen) lebih efisien
dibandingkan dengan ring yang terbuat dari keramik karena dapat dibuat lebih
tipis. Dibandingkan dengan pall ring dan saddle, raschig ring per volume
harganya lebih murah namun efisiensinya lebih rendah dan biasanya total column
akan lebih mahal jika menggunkaan raschig ring. Untuk column yang baru
biasanya digunakan pall ring dan berl atau intalox saddle.
Pemilihan material packing bergantung pada jenis fluida dan temperature
operasi. Packing keramik dipilih jika likuid yang digunakan bersifat korosif
namun keramik tidak cocok untuk basa kuat. Packing plastic lemah terhadap
beberapa pelarut organik dan hanya dapat digunakan sampai temperatur moderat
(tidak terlalu tinggi) maka tidak cocok untuk column destilasi. Jika kondisi operasi
column cenderung tidak stabil maka sebaiknya digunakan packing logam karena
keramik akan mudah pecah.
Ukuran Packing
Secara umum ukuran maksimum packing yang digunakan dalam column
adalah 50 mm. packing yang lebih kecil lebih mahal daripada packing yang lebih
besar. Jika digunakan packing dengan ukuran diatas 50 mm maka biaya per meter
kubik (per volume) yang lebih rendah maka efisiensi perpindahan massa yang
lebih rendah. Jika menggunakan packing yang terlalu besar dalam column yang
kecil maka tidak akan diperoleh distribusi likuid yang baik.
Rentang ukuran packing yang direkomendasikan:
Diameter column
digunakan
< 25 mm (1 in)
25 38 mm (1-1,5 in)
50 75 mm (2-3 in)
Daftar Pustaka
Rustamaji. Heri. (2011). Tinggi Packed Column. Diperoleh 28 februari 2014, dari
http://herirustamaji.files.wordpress.com/2011/12/pap_31.pdf
Verdian. Mart. (2011). Penyusunan Packing Tower. Diperoleh 28 februari 2014,
dari http://mvf-processengineer.blogspot.com/2011/02/packedtower.html
Yeni.
(2010).
Packing
Tower.
Diperoleh
28
http://id.scribd.com/doc/55181922/Packed-Tower
februari
2014,
dari
Tugas Khusus
Adi Kuncoro
0311003045
2.
Reforming Unit
3.
4.
Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
Hidrogen
b.
Nitrogen
c.
Karbon Dioksida
Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk
reaksi steam dan Metana yang bersifat endotermis. Suplai panas untuk reaksi ini
berasal dari pembakaran udara dengan oksigen dari udara. Sebagai penghasil
bahan baku pembuatan Ammonia yaitu gas sintesa, kinerja Secondary Reformer
sangat mempengaruhi jumlah produk Ammonia yang dihasilkan di Ammonia
Plant.
Reaksi reformasi yang digunakan umumnya adalah steam reforming. Rasio
H2O:CH4 yang biasanya digunakan adalah 2-6. Konversi untuk menghasilkan H2
yang relatif tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan rasio H 2O:CH4 pada
temperature tinggi. Namun penggunaan rasio yang tinggi akan meningkatkan
kebutuhan H2O. Menurut hukum termodinamika untuk reaksi steam reforming,
semakin tinggi temperatur dan semakin rendah tekanan akan mengakibatkan
peningkatan konversi CH4. Pada nyatanya, penggunaan tekanan tinggi tetap
dilakukan dengan pertimbangan bahwa gas alam tersedia pada tekanan tinggi.
Tekanan umpan yang biasanya digunakan adalah 5 - 30 atm.Temperatur
umpan yang digunakan sangat bervariasi, diantaranya adalah 454 650 C.
Sedangkan temperature reaksi yang digunakan adalah 727 927 oC. Simulasi
yang dilakukan bertujuan melihat pengaruh variabel-variabel di atas terhadap
konversi CH4, profil temperatur reaktor, dan komposisi campuran gas dengan
menggunakan model one dimensional pseudo homogeneous yang relatif
sederhana dan diturunkan dari neraca massa dan energi rektor unggun tetap
bertekanan konstan.
Dari reaksi yang ada dapat kita pastikan bahwa dalam reformer terjadi
reaksi yang sangat kompleks. Untuk itu komposisi keluaran proses reformer akan
bervariasi tergantung dari komposisi umpan, temperatur, tekanan operasi, dan
katalis yang digunakan. Katalis yang digunakan untuk reaksi steam reforming
umumnya memiliki pusat aktif yang menggunakan logam nikel. Dan reactor
untuk reformer ini termasuk dalam jenis fixed bed reactor dengan reaksi
endothermic.
1.1.3.
dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon dioksida yang terbawa
dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter,
oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration
terlebih dahulu masuk ke Methanator.
Pada unit ini dibagi dalam dua bagian proses yaitu:
1. CO2 Absorber dan CO2 Stripper
Pada unit ini menggunakan reaktor yang berjenis Packed Bed Reactor.
Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan
vertical serta dioperasikan secara adiabatis. Gas yang keluar dari Low temperature
shift converter dimasukkan melalui CO2 absorber dengan menggunakan sparger
dibagian menara . Kondisi absorbsi adalah 47 oC hingga 80oC dan tekanan sekitar
32,2 kg/cm2 . Sistem pengambilan CO2 menggunakan aMDea ( activated
methyldiethanolamine ) dengan konsentrasi 40 % berat. Gas yang keluar dari
bagian atas absorber masuk ke CO2 absorber overhead KO drum untuk
memisahkan cairan yang terbawa . Kelebihan gas sintesis
preheater. Pada absorbsi CO2, mula-mula gas CO2 bereaksi dengan H2O.
Reaksi absorbsi CO2 dengan menggunakan aMDEA adalah sebagai berikut:
a + MDEA + H2O(l) + CO2(g) MDEAH+ + HCO3
Rich solution dari absorber bagian bawah dialirkan melalui hydraulic
turbine kemudian akan memompa larutan tersebut dari bawah LP flash section
melalui lean/semi lean solution exchanger ke bagian atas stripper section .
Larutan yang meninggalkan stripper section kemudian akan dipanaskan hingga
124oC di CO2 stripper reboiler dan dengan uap bertekanan rendah di CO2 stripper
steam reboiler . CO2 dan steam dari LP flash section didinginkan menjadi 38oC di
contact cooler section. CO2 yang diperoleh memiliki kemurnian minimal 99 %
volum dan kemudian dikirim ke pabrik urea . Reaksi yang terjadi adalah
kebalikan absorbsi CO2 yaitu:
MDEAH+ + HCO3 -
dalam prosesnya ada pendinginan. Gas keluaran metanator dibatasi kadar CO dan
CO2 maksimum 5 ppmv . Reaksi yang terjadi adalah kebalikan dari shift
converter dan reforming , reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)
CO2(g) + 4H2(g) CH4(g) + 2H2O(g)
Gas proses dari CO2 absorber overhead knock out drum dengan suhu 47 oC
akan dipanaskan di methanator feed/effluent exchanger hingga temperatur 310oC
dan di methanator preheater hingga 316oC. Untuk aliran bypass dipasang
methanator effluent cooler sebagai kontrol temperatur . Gas kemudian melewati
methanator yang berisi katalis nikel sebanyak 19,8 m3 , reaksi akan berlangsung
eksotermis dengan kondisi temperatur operasi reaktor 316-345 oC . Keluaran
metanator akan didinginkan hingga 82 oC dan dengan air pendingin hingga 38oC .
Air yang terkondensasi dipisahkan di syn gas compressor suction drum kemudian
sejumlah kecil gas sintesis akan direcycle ke feed gas compressor sebagai
penyedia hidrogen untuk desulfurisasi.
1.1.4.
Daftar Pustaka
Anonim. (2013). Pembuatan Amonia. Diperoleh 28 Februari 2014, dari http://titisindhuwati.blogspot.com/2012/01/pembuatan-amonia.html
Anonim. (2013). Unit Absorpsi di PT PUSRI. Diperoleh 1 Maret 2014, dari
http://www.pusri.co.id
Tugas Khusus
M. Sentot B.I
03111003083
digunakan untuk memisahkan suatu solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk
memisahkan solut dari cairan sehingga diperoleh gas dengan kandungan solute
lebih pekat. Hubungan absorber dan stripper ditunjukkan dalam gambar 1.
Gambar 2. Penampang membujur dari watted wall column untuk bagian dimana
perpindahan massa fasa diukur/ditelaah.
Kita tinjau sistem setinggi dz. Neraca material komponen A yang dilakukan
terhadap segmen tersebut menghasilkan persamaan differensial sebagai berikut :
d(W . XA) / dz = JAy D ..(1)
dimana, W = laju alir massa gas dalam arah z (gr mole/det)
Dengan menggunakan kenyataan bahwa penambahan laju alir massa dalam
arah z hanyalah karena adanya fluks massa
sebagai berikut:
JAy
dW
=J . . D (2)
dz
AY
Persamaan 1 dan 2 akan menghasilkan hubungan
W
d XA
=( 1 X A ) J AY . . D
dz
( 1X A ) ( X AO X A )
kg . loc . . D
dz
W
rata-rata
(lihat
persamaan
(7)),
maka
anggapan
tersebut
dapat
z =L
kg .loc . . D . dz
z =0
.D. L
d XA
W
z=0
=
D . L ( X AOX A ) (1 X A )
Ruas kiri adalah definisi kg,l sedang ekspansi parsiil ruas kanan dapat dengan
mudah diintegrasikan
kg , l=
( X AOZ A )o (1X A )
W
=ln
. D . L(1X AO )
( X AOZ A )1 (1 X A )
kg , l , D X
L
=f ( N , N Sc , )
C DAB
D
heat transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan cepat. Jika sejumlah
campuran gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau lebih, di mana konsentrasi
masing-masing berbeda, maka masing-masing molekul ini cenderung menuju ke
komposisi yang sama. Proses ini terjadi secara alami. Perpindahan massa
makroskopis ini tidak tergantung pada konveksi dalam
d A
dZ
d A
merupakan molar flux pada Z, dZ
merupakan perubahan
konsentrasi serta DAB adalah difusitas massa atau koefisien difusitas komponen A
yang terdifusi melalui komponen B. Karena perpindahan massa atau difusi hanya
terjadi
dalam
campuran,
maka
pengaruh
dari
tiap
komponen
harus
Difusivitas
masing-masing
fase
berbeda-beda.
Koefisien
difusivitas untuk gas lebih tinggi, yaitu antara 5.10 -6 10-5 m2/s ; untuk liquid 10-10
10-9 m2/s dan untuk solid 10-14 10-10 m2/s.
Perpindahan massa konvektif termasuk perpindahan antara fluida yang
bergerak atau dua fluida yang bergerak yang tidak tercampur. Model ini
tergantung pada mekanisme perpindahan dan karakterisitk gerakan fluida.
Persamaan laju perpindahan massa konvektif sebagai berikut:
NA = k . A
Di mana,
D AB .P
PA1 PA2
RT ( Z 2 Z 1 ) LnPB
Di mana:
NAZ
DAB
= difusivitas
= tekanan
= konstanta gas
= temperatur
= jarak
Persamaan ini diperoleh dari teori lapisan atau film theory, di mana gas
melewati permukaan liquid. Teori lapisan ini didasarkan pada model dimana
tahanan untuk berdifusi dari permukaan liquid ke aliran gas diasumsikan terjadi
dalam suatu stagnant film atau laminer film tebal .Dengan kata lain menunjukkan
tebal lapisan likuid.
1) Transfer Massa dari gas ke film falling liquid.
2) Transfer massa dalam wetted wall column
Kebanyakan data dari PM antara perm pipa dan aliran fluida telah
ditentukan dengan menggunakan wetted wall columns.Alasan mendasar untuk
menggunakan
kolom-kolom
ini
untuk
penyelidikan
PM
adalah
untuk
mengkontakkan luas area antara 2 fase sehingga dapat dihitung dengan tepat.
Koefisien PM konvektif untuk jatuhnya liquid film dikorelasikan oleh
vivian dan peacemen dengan korelasi:
2 gZ 3
KLZ
0,433 sc
2
DAB
1
2
Di mana:
1
6
Re 0, 4
Z = Panjang
DAB = Difusivitas massa antara komponen A dan B]
= Densitas liquid B
= Viskositas liquid B
g = Percepatan gravitasi
sc = Schmidt Number (dievaluasikan pada temp film liquid)
Re = Reynold number
Koefisien film liquid lebih rendah 10 sampai 20% daripada pers secara
shav 0,023 Re
Di mana:
Sh
= Sherwood number
Re
= Reynold number
Sc
= Schmidt number
0 ,83
sc
1
3
jatuhnya film
sebenarnya tidak dipengaruhi oleh proses difusi. Pada proses ini terjadi
perpindahan massa dan perpindahan momentum. Persamaan differensial
untuk perpindahan momentum:
d yx
dy
g 0
Di mana:
= shear stress
= density
= gravitasi
= jarak
g 2
Vx
Di mana:
Vx
= kecepatan arah x
= tebal film
= viskositas
Kecepatan maksimum;
y 1 y 2
6 2
Vmax
g 2
Di mana:
Vmax = kecepatan maximum
Absorpsi gas adalah operasi di mana campuran gas dikontakkan dengan
liquid untuk tujuan melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan
larutan gas dalam liguid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari
fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada
kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan
sistem gas-liquid.
2. Teori Penetrasi
Teori penetrasi yang dinyatakan oleh Trey Ball menyatakan kontak 2 fluida.
Pada gambar (a) gelembung gas membesar melalui liquid yang mengabsorbsi gas.
Partikel liquid mula-mula berada di puncak gelembung dimana partikel liquid siap
sepanjang permukaan gelembung. Pada gambar (b) terlihat dimana liquid dengan
gerakan turbulen memperlihatkan arus eddy constant.
Mula-mula partikel gas terlarut tidak seragam dan mula-mula arus eddy
dianggap diam, jika arus eddy dibiarkan berkontak dengan gas pada
permukaannya, konsentrasi liquid permukaan gas Ca yang berada pada kelarutan
keseimbangan gas dari liquid selama partikel liquid menjadi penentu difusi
unsteady state atau penetrasi solute pada arah Z.
Untuk waktu yang pendek dan difusinya berlangsung pelan di dalam
molekul solute yang larut tidak pernah mencapai kedalaman Zp sesuai dengan
ketebalan arus eddy. Keadaan batas yang ada pada fenomena transfer massa dalam
dinding kolom yang dibasahi adalah:
CA0 pada 9 = 0 , untuk semua Z
CA pada Z = 0 , 9 > 0
CA0 pada Z = , untuk semua 9
3. Teori Film
Gambar di bawah ini memperlihatkan cairan yang sedang jatuh pada lapisan
(film) dengan aliran laminer ke bawah pada permukaan rotameter yang vertikal
berkontak dengan gas A yang larut ke dalam cairan dengan konsentrasi A yang
seragam C A0 dari pada A pada puncaknya.
A0
gas terlarut ke
dalam cairan. Koefisien perpindahan massa Kgl dengan sejumlah gas terlarut
setelah liquid terjenuh sejauh L dan dihitung.
Masalah ini dapat dipecahkan dengan penyelesaian aimultan persamaan
kontinuitas. Untuk komponen A dengan persamaan yang menggambarkan liquid
yaitu persamaan laminer.
Persamaan simultan dan jumlah persamaan diferensial partikel menjadi
lebih mudah dengan beberapa asumsi:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
yang larut disebut kelarutan gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada.
Pada T tetap, kelarutan gas akan bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang
sama. Gas yang berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda. Pada umumnya
kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.
5. Sistem Multikomponen
Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsiil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas
tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
4) Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik-menarik dalam larutan tidak berubah,
dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
5) Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.
6) Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi
lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau
menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian
bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedang
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian bawah
serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang
cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu.
Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan encer
zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor,
sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian
yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian
berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang
luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua
fase. Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:
6) Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara
7) Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat
8) Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan
terlalu tinggi
9) Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas.
10) Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang
akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan
konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju
optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya
operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan. Bila gas hanya
diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara
menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut
menyebabkan naiknya suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan
suhu turun. Efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di
dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu
bergantung pada laju penyerapan zat terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut,
serta perpindahan kalor antara kedua fase.
Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:
5. Menggunakan koefisien individual
6. Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
7. Menggunakan koefisien volumetrik.
8. Menggunakan koefisien persatuan luas.
Daftar Pustaka
Yudi,
Anggi.
(2013).
Absorpsi.
Diperoleh
Maret
2014,
dari
http://chemeng2301.blogspot.com/2013/05/absorpsi.html
Alex. (2013). Laporan Operasi Teknik Kimia Absorpsi. Diperoleh 2 Maret 2014,
dari
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/03/laporan-operasi-teknik-
kimia-absorbsi.html
Tugas Khusus
Dwi Sunu Permatahati
0311003098
KOLOM STRIPPER
Stripping adalah proses pemisahan fisik di mana satu atau lebih komponen
yang dihapus dari aliran cair dengan aliran uap. Dalam aplikasi industri aliran
cairan dan uap bisa berupa co-current atau aliran counter-current. Stripping
biasanya dilakukan dalam packed column atau tray column. Stripper adalah alat
yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya
menggunakan prinsip perbedaan titik didih dari campuran yang akan dipisahkan.
Pada operasi yang ideal disetiap stage akan terjadi kontak fase antara fase cair
dengan fase uap yang diikuti perpindahan panas.
Ada banyak variabel dan pertimbangan desain untuk pemilihan strippers.
Diantaranya adalah kondisi masuk, tingkat pemulihan dari zat terlarut yang
dibutuhkan, pemilihan agen strippers dan alirannya, kondisi operasi, jumlah
tahap, efek panas, jenis dan ukuran peralatan. Steam, udara, gas inert, dan gas
hidrokarbon sering digunakan sebagai agen stripping. Hal ini didasarkan pada
kelarutan, stabilitas, tingkat korosif, dan ketersediaan.
sedikit atau bisa dikatakan bebas dari gas yang akan dipisahkan, sebagai contoh
bila kita akan memisahkan oksigen dan air maka outletnya merupakan air yang
kandungan oksigen atau nilai DO nya sudah rendah atau dapat dikatakan oksigen
yang terkandung di dalam air sudah sedikit. Maka inilah salah satu peristiwa yang
dapat dikatakan sebagai pemisahan dengan menggunakan stripper.
Dalam perhitungan ukuran stripper, satu faktor yang sangat penting adalah
nilai koefisien transfer atau tinggi unit transfer. Sementara itu kecepatan aliran
total gas dan cairan akan ditentukan oleh proses, hal ini penting untuk
menentukan aliran yang cocok per unit area yang melalui column. Aliran gas
dibatasi dengan tidak boleh melebihi kecepatan pemisahan, dan akan ada hasil
drop jika kecepatan cairan sangat rendah. Hal ini sangat cocok untuk menguji
pengaruh kecepatan aliran gas dan cairan pada koefisien transfer. Pada
kenyataannya proses stripper juga dipengaruhi oleh beberapa variabel lain, seperti
temperature, tekanan dan diffusivity.
Stripping terutama dilakukan di tray towers (plate columns) dan packed
columns, dan jarang sekali di spray towers, bubble columns, dan centrifugal
contactors. Tray towers terdiri dari kolom vertikal dengan cairan yang mengalir di
bagian atas dan keluar bagian bawah dimana cairan dan gas dikontakan melalui
piringan-piringan yang disebut tray. Fasa uap masuk di bagian bawah kolom dan
keluar dari atas. Tray atau piringan membuat cairan mengalir bolak-balik
horizontal sedangkan gelembung uap mengalir ke atas melalui lubang di piringan.
Fungsi dari plate itu sendiri adalah untuk memperbesar kontak antara cairan dan
gas sehingga komponen dapat dipisahkan sesuai dengan rapat jenisnya, dalam
bentuk cairan ataupun gas. Jumlah tray dalam suatu kolom tergantung pada
tingginya kesulitan pemisahan zat yang akan dilakukan dan juga ditentukan
berdasarkan perhitungan neraca massa dan kesetimbangan.
A. Jenis-jenis Tray
a. Bubble Cup Tray
Bubble cup tray merupakan jenis tray yang paling tua dibandingkan dengan
jenis tray yang lain. Pada bubble cup tray cairan (feed) akan turun ke bawah
kolom melalui tray-tray, dengan adanya weir pada setiap tray maka cairan yang
turun akan mengisi tray dengan ketinggian tertentu dan cairan yang melebihi weir
ini akan tuurun melalui downcomer ke tray dibawahnya. Downcomer terdapat
pada semua aquilibrium stage-tray, yang berfungsi sebagai media untuk
mengalirkan cairan dari tray atas ke tray di bawahnya.
Uap naik ke atas melalui riser kemudian oleh bubble cup dibelokkan melalui
slot-slot dan menembus cairan. Aliran uap berfungsi untuk menurunkan tekanan
parsial senyawa hidrokarbon. Kelebihan bubble cup tray ini yaitu pada
penggunaan riser yang memastikan banyaknya cairan yang tertahan di tray adalah
tetap, berapapun kecepatan aliran uapnya.
b. Sieve Tray
Sieve ini merupakan tray yang paling sederhana. Terdiri dari plate datar yang
berlubang-lubang di tray dan cairan tertahan pada tray sehingga terjadi kontak
antara uap dan cairan. Kekurangan dari sieve tray adalah kurang fleksible karena
perubahan kecepatan akan mengurangi efisiensi tray. Lubang yang dilalui uap dan
cairan biasanya berupa lubang-lubang kecil, sering juga digunakan lubang-lubang
besar dan slot.
c. Valve Tray
Valve tray mempunyai design yang khusus. valve tray sama seperti sieve tray
tetapi diameter lubangnya lebih besar yang ditutupi oleh movable flaps yang
bergerak jika aliran uap meningkat. Valve tray dapat beroperasi lebih efisien pada
kecepatan aliran rendah daripada Sieve Tray.
Packed columns mirip dengan tray towers aliran cairan dan uap mengalir
masuk dan keluar dengan cara yang sama. Perbedaannya adalah dalam packed
columns tidak ada tray atau piringan. Sebaliknya, packing digunakan untuk
meningkatkan daerah kontak antara cairan dan uap fase. Ada berbagai jenis
packing yang digunakan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada dasarnya prinsip kerja kolom stripper adalah proses penguapan biasa,
pada temperatur tertentu fraksi ringan yang temperatur didihnya lebih rendah dari
temperatur top kolom akan menguap dan keluar melalui top kolom. Secara umum
untuk membantu penguapan dilakukan dengan injeksi steam atau dengan bantuan
alat penukar panas reboiler untuk menaikkan temperatur.
demikian produk yang diambil dari dasar stripper diharapkan sudah sesuai dengan
spesifikasinya.
Variabel-variabel yang mempengaruhi operasi kolom stripper adalah sebagai
berikut:
1. Temperatur umpan masuk kolom
Temperatur umpan mempengaruhi jumlah komponen yang teruapkan pada
flash zone, bila temperatur terlalu rendah, maka akan banyak fraksi ringan yang
jatuh ke produk bawah dan sebaliknya bila terlalu tinggi fraksi berat akan terikut
ke atas
2. Tekanan kolom
Tekanan kolom akan berpengaruh terhadap temperatur penguapan cairan, bila
tekanan kolom rendah maka temperatur yang dibutuhkan juga rendah.
3. Sifat fisik umpan
Semakin banyak fraksi berat pada umpan, maka dibutuhkan energi yang lebih
besar untuk memisahkannya.
B. Tipe Packing
1. Random Packing
Di dalam cooling tower, random packing dijatuhkan atau ditempatkan secara
acak di dalam menara, menara diisi air untuk mengurangi kecepatan jatuhnya.
Random packing umumnya digunakan di dalam kilang minyak, proses gas, kimia
dan proses industri lingkungan. Random packing mempunyai densitas yang tinggi,
panas yang sangat baik, tahan terhadap asam dan dapat menahan korosi yang
disebabkan oleh berbagai macam asam anorganik, asam organik dan solven
organic, kecuali asam hydrofluoric. Adapun jenis-jenis dari random packing
antara lain:
1.1.
Rasching Ring
Rasching ring, generasi pertama random packing, biasanya terbuat dari logam
seperti baja karbon atau dari non-logam karbon hitam. Hal ini biasanya lebih tebal
daripada jenis random packing yang lainnya. jenis packing ini menawarkan
duarbility korosi tinggi.
Raschig ring yang dibuat khusus dari karbon grafit atau digunakan dalam
aplikasi khusus menuntut korosi baik dan thermal shock resistance. Mereka paling
tahan terhadap asam, alkalis dan sebagai pembersih pada temperatur tinggi
Raching ring memiliki penggunaan yang luas karena harganya yang murah
dan disediakan oleh vendor dalam berbagai ukuran dan bahan. Namun demikian,
akhir-akhir ini penggunaan rasching ring secara bertahap mulai digantikan oleh
pall ring yang lebih efisien walaupun harganya lebih mahal.
1.2.
Pall Ring
Pall ring merupakan tipe baru dari random packing. Pall ring mempunyai
efisiensi yang tinggi dan merupakan pengembangan dari raschig ring. Dohntec
pall ring menunjukkan bahwa pall ring mempunyai kapasitas yang lebih besar
dan pressure drop yang lebih kecil daripada random packing yang lain. Pada pall
ring mempunyai dinding silindris yang terbuka dan bagian dalam yang cenderung
menonjol keluar, sehingga pall ring dapat menerima kapasitas yang lebih besar
dan pressure drop yang lebih kecil daripada cylindrical rings. Desain cincin
terbuka pada pall ring dapat menjaga distribusi dan menahan tendensi saluran
dinding. Kontak pada permukaan bagian dalam dan bagian luar dari pall ring,
efektif untuk distribusi liquid dan gas, serta tahan terhadap penyumbatan.
1.3.
Cascade Ring
Cascade ring adalah sebuah media packing yang didesain untuk memperbesar
kapasitas, meningkatkan efisiensi dan kekuatan mekanik lebih dari pall ring.
Rasio berat atau diameter packing adalah 0,5. karena aspek rasio ini, ketika
packing ini dimasukkan ke dalam tower, cascade ring cenderung untuk struktur
seperti bagian dalam yang lebih efisien. Semua ciri-ciri ini, mengurangi pressure
drop dan meningkatkan efisiensi transfer massa.
1.4.
Berl Saddle
Berl saddle merupakan bentuk packing terbuka seperti sebuah saddle tanpa
bagian dalam dan bagian luar, bentuk dari berl saddle lebih baik bila
dibandingkan dengan raschig ring didalam aspek distribusi fluida dan tahanannya
rendah. Dan berl saddle membuat tekanan menjadi lebih rendah pada bagian
dalam tower.
1.5.
panas. Cross partition packing juga tahan terhadap korosi yang disebabkan oleh
berbagai macam asam anorganik, asam organik, dan solven organic, kecuali asam
hydrofluoric. Oleh karena itu, cross partition ring digunakan secara luas. Jenis
packing ini digunakan pada dry tower, absorbing tower, cooling tower, scrubbing
tower dan actifier tower didalam industri kimia, industri metallurgi, industri coal
gas, dan industri yang memproduksi oksigen.
1.6.
Intalox Saddle
Intalox saddle merupakan pengembangan dari saddle yang berbentuk
Rasching ring
b.
c.
d.
Wood grids
Daftar Pustaka
Anonim. (2014). Stripping (Chemistry). Diperoleh 28 Februari 2014, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Stripping_(chemistry)
Anonim. (2011). Stripper. Diakses 28 Februari 2014, dari
http://letslaern.blogspot.com/2011/07/stripper.html
Novanesk. (2010). Stripper. Diperoleh 28 Februari 2014, dari http://strippernovanesk.blogspot.com/