Anda di halaman 1dari 11

1.

KEGIATAN PENAMBANGAN BAWAH TANAH DIBAWAH INI :


1. 1. PT. FREEPORT INDONESIA
1.1.1. Metode Penambangan
Penambangan bijih tembaga dilakukan dengan menggunakan metode
tambang terbuka untuk daerah Grasberg, blok caving di daerah Gunung
Bijih Timur.
Open Stoping
Metode penambangan

yang dipakai di daerah DOZ / MLA adalah

sublevel open stoping with delayed backfill yang merupakan satu-satunya


metode penambangan yang diterapkan diindonesia sampai saat ini.
Dalam metode ini, badan bijih dibagi menjadi beberapa sublevel dengan
jarak yang berkisar antara 20 50 m, dengan lebar stope 8 23 m. Arah
atau orientasi stope dibuat sedemikian rupa sehingga memotong struktur
geologi setempat dengan panjang antara 20 200 m.
Metode penyangga menggunakan cable bolt, splitset, shotcrete, dan kayu
tergantung dari kegunaan / tujuan dan lokasi pemasangannya. Bijih
peledakan dikeluarkan melalui bagian bawah stope dengan LHD remote
control. Stope yang telah selesai ditambang diisi dari bagian atas dengan
batuan pengotor menggunakan truk jungkit (dump truck) berkapasitas 8
15 ton.

Setelah kegiatan pengisian tersebut selesai, stope diatasnya siap untuk


ditambang.
Kebutuhan material pengisi untuk stope yang telah ditambang kurang
lebih setengah dari kapasitas produksi bijih tembaga, rata-rata setiap hari
diperlukan 900 ton buangan material.

Block Caving
Metode penambangan yang diterapkan oleh PT. Freeport Indonesia
Company di tambang Gunung Bijih Timur adalah metode blok caving
dengan metode trench undercutting / drawbell yang menggunakan
peralatan angkut LHD.
Kegiatan penambangan di Gunung Bijih Timur terdiri dari dua daerah
penambangan yaitu :
- Area I : terdiri dari paras 3.628 m, 3.610 m dan 3.600.
-

Area II : 3.558 m, 3.540 m serta 3.530 m.

Dalam metode ini terlebih dahulu dibuat beberapa drill drift, trench drift
dan panel drift sebelum kegiatan penambangan dimulai atau sebagain
pembuatan lubang bukaan / tahap penyiapan. Drill drift ( 3,6 m x 3,6 m )
dibuat tegak lurus terhadap arah jurus badan bijih / strike dengan spasi 30 m
panjang 173 m. Drill drift in I digunakan sebagai jalan masuk kegiatan

pemboran peledakan undercut untuk permulaan kegiatan meruntuhkan


badan bijih.
Trench drift ( 3,8 m x 4,2 m ) dengan spasi 30 m yang terletak ditengah
antara panel drift, berfungsi menampung bijih besi peledakan atau runtuhan
material dari paras diatasnya.
Pemboran untuk membuat lubang bukaan dilakukan mengikuti pola burn cut
dengan alat bor Jack leg, jumlah lubang yang dihasilkan rata-rata berkisar
antara 60 90 buah.
Metode ventilasi yang dipakai di tambang GBT adalah up cast, udara
bersih dari area I dan II dialirkan kearah atas untuk membuang udara kotor.
Tambang Terbuka

Metode ini dipakai untuk menambang bijih tembaga di daerah


Grasberg, yang bukaan awalnya diketinggian 4200 m dpl. Penambang
menggunakan cara berjenjang dengan tinggi jenjang 9,0 m serta kemiringan
75 o. Adanya peralatan yang berukuran lebih besar memungkinkan tinggi
jenjang dapat mencapai 15 m. Alat bor yang digunakan adalah jenis Tamrock.
Panjang lubang bor adalah 10,5 m dengan garis tengah 97 / 8.
Ukuran peledakan 8 m x 8 m dengan kedalaman 10 m, memakai
bahan peledak Anfo dan Pexgel dengan factor bahan peledak rata-rata 0,17
kg / ton material.

Alat gali dan alat muat yang digunakan adalah pemuat Caterpilar type
992 dengan kapasitas 13,5 cuyrd. Pengangkutan dari front kerja baik untuk
bijih maupun buangan dilakukan dengan truck jungkit Caterpilar type 777 dan
785 yang berkapasitas masing-masing 85 dan 135 ton
2. 2. PT. Antam Pongkor ( Tambang Emas )
2.2.1. Metode Penambangan
Sistem penambangan yang diterapkan pada endapan emas Gunung
Pongkor adalah system penambangan bawah tanah ( underground mining )
dengan metode cut and fill breast stoping, menggunakan uncemented
hydraulic back fill dengan kemajuan penambangan ke arah atas overhand
breast stoping. Metode penambangan ini lazim diterapkan pada endapan
dengan kondisi yang relatif sempit dan vertical.
2.2.2. Sistem Pengangkutan
Salah satu system pengangkutan yang dapat diterapkan ditambang
bawah tanah pada unit pertambangan emas Pongkor PT.Aneka Tambang
adalah system pengangkutan
Rail way ( menggunakan rel ). Dasar pemilihan system pengangkutan
dengan rel biasanya adalah tenaga per shift atau per harinya yang tinggi dan
jarak

pengangkutan

yang

panjang.

Akan

tetapi

pemilihan

system

pengangkutan ini terhadap system lainnya, seperti Belt Conveyor tidaklah


mudah dan memerlukan suatu studi dari beberapa factor secara baik
misalnya : tenaga jarak pengangkutan, kemiringan jalur, ukuran material yang

diangkut, keamanan, investasi biaya perawatan, dan biaya operasi, serta


sistem penambangannya.
Pemilihan keretan ( lori ) sebagai alat angkut dipengaruhi oleh tonase
per shift. Faktor-faktor fisik pemuatan dan penumpahan dan jumlah rangkaian
keretan yang dapat dioperasikan secara umum. Setelah itu type, ukuran dan
pesifikasi lokomotif dapat ditentukan. Lokomotif

( penarik kereta yang

digunakan dapat berupa trolley lokomotif


batterey locomotive ataupun diesel locomotive.
Keuntungan dengan cara ini adalah kapasitas tinggi, fleksible,
amannya perawatan dan biaya operasi rendah dan dapat digunakan secara
ganda ( alat pengangkutan material keluar dan pengangkutan bahan kedalam
).
Kerugian memakai system ini antara lain biaya investasi tinggi,
dibutuhkan lebih banyak fasilitas perawatan dan mengurangi jumlah
cadangan.
2.2.3. Peralatan

3.3. PT. Bukit Asam ( Tambang Batu Bara )


3.3.1. Sistem Penambangan
Penambangan di Unit Pertambangan Tanjungenim ada dua cara,
yaitu :
-

Konversional, untuk daerah penambangan Non-Airlaya ( NAL ),


menggunakan kombinasi truk dan alat gali sekop mesin ( shovel ).

Penambangan penerus ( Continuous Surface Mining ), yaitu operasi


penggalian yang terus menerus dengan memakai bucket wheel
excavator ( BWE ) belt conveyor spreader, untuk tambang Airlaya
( TAL ).

1. Penambangan secara konversional di Non-Airlaya


Dearah yang termasuk didalam operasi Non Airlaya ( OPNAL ) adalah
Suban, Muaratiga, Klawas, dan Airpetai.
Operasi penambangan merupakan rangkaian kerja dari :
-

Pengupasan dan memindahkan lapisan penutup

Penggalian dan pemuatan batu bara

Pengangkutan

Penimbunan kembali pada daerah bekas penambangan ( bock


filling ).

Pada umumnya lahan penambangan berhumus dengan kedalaman 0,5


1,0 m. Lapisan humus, termasuk alang-alang dan rerumputan, dikumpulkan

pada suatu tempat tertentu untuk kemudian digunakan kembali pada saat
reklamasi. Tahap selanjutnya adalah pengupasan lapisan penutup dengan
memakai peralatan buldoser, truk jungkit, dan penggaruk ( back hoe ).
Lapisan penutup terdiri dari batu Lumpur, batu lanau, batu pasir, dan batu
lempung biru.

Untuk pembongkaran batuan keras digunakan peledakan dengan bahan


peledakan ANFO
deck spelling ( Ammonium Nitrat Fuei Oil ). Jarak lokasi pembuangan lapisan
penutup adalah 2 5 km dari permukaan kerja.
Penambangan
Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka dengan
menggunakan system jenjang majemuk.
Penggalian batu bara dilakukan dengan menggunakan alat penggalian
seperti buldoser dan penggaruk, pemuat dengan memakai alat muat
( loader ), dan pengangkut dengan memakai truk jungkit.
2. Penambangan Menerus
Sistem penambangan di Airlaya merupakan tambang terbuka dan dilakukan
dengan

cara

membuat

jenjang-jenjang.

Pada

akhir

penambangan

direncanakan terbentuk tujuh jenjang dengan ketinggian setiap jenjang 24

30 m, dan kemiringan 45o. Kedalaman total adalah 137 m di bawah


permukaan laut dan nisbah pengupasan rata-rata 3 : 1 bcm / ton.
Kegiatan Penambangan dan Sarana yang diguanakan adalah :
-

Kegiatan penggalian / penambangan


Menggunakan alat BWE yang dibantu dengan belt wagon ( BW ),
hoper car.
Tambang Airlaya mengoperasikan lima buah BMW untuk menggali
lapisan penutup dan batu bara.

Kegiatan pengangkutan ditangani dengan system ban-jalan yang


panjang keseluruhannya mencapai 30 km. Hasil galian diangkut
dengan excavation conveyor yang terdapat di CDP.

Kegiatan penimbunan lapisan penutup yang diangkut dengan ban


jalan CD yang diterima oleh tripper car ( CT ), kemudian diteruskan ke
spreader ( SP ) untuk dihamparkan di tempat penimbunan.

Batu bara yang diangkut dengan ban-jalan CC diterima oleh stacker


reclaimer (

3.3.2. Sistem Pengangkutan


Material hasil penggalian baik berupa batu bara maupun material
lapisan penutup diangkut menggunakan ban-jalan. Rangkaian alat angkut ini
dipasang dengan sudut kemiringan 0 20 o. Sedangkan setiap jarak 500
100 m terdapat satu stasiun pengawas yang dilayani oleh seorang operator.

Kapasitar tempat penimbunan 250.000 ton batu bara terbagi menjadi


dua bagian yang terletak pada sisi kiri-kanan jalur alat pencurah / penggaruk.
Stacker / reclaimer ini dengan lengan curahnya mampu menumpuk 5.600 ton
batu bara / jam. Sedangkan untuk operasi pengerukkannya mampu
mengeruk tumpukan batu bara dengan kapasitas 2.800 ton / jam, yang
kemudian diangkut dengan BW ke tempat TLS untuk selanjutnya dimuat ke
gerbong ketera api.
Gerbong yang digunakan untuk mengangkut batu bara lewat TLS
adalah gerbong KKBW dengan kapasitas maksimum 51 ton untuk
mengangkut batu bara ke pelabuhan Tarahan, Lampung. Sedangkan untuk
pengangkutan untuk ke stasiun Kertapati, palembang, dan Semen Baturaja
digunakan gerbong KKBRU dengan kapasitas maksimum 30 ton
Alat yang dipakai untuk menghampar lapisan ( tanah ) buangan adalah
spreader dibantu dengantripper car yang memiliki data teknis sebagai
berikut :

1600

Spreader, tipe ARS 35 60 15 mempunyai data teknis sebagai berikut :


- Kapasitas

: 2.600 m3 / jam

- Kecepatan ban

: 6,5 m / dt

- Lebar ban

: 1.600 mm

Panjang boom penerima

: 40 m

- Panjang boom pembuang

: 60 m

- Jangkauan curah max

: 105 m

- Komsumsi listrik

: 1.395 kw

- Berat total

: 950 ton

- Dya dukung tanah

: 70 kpa

Tripper car, tipe UR 1600, mempunyai data teknis sebagai berikut :


- Kapasitas

: 2.600 m3 / jam

- Lebar ban

: 1.600 mm

- Kecepatan

: 5,5 m / dt

- Konsumsi listrik

: 365 kw

- Berat ton

: 394 ton

- Daya dukung tanah

: 70 kpa.

Tugas : III
Dosen : Ir. Rosdiati Rahim. MT

Peralatan dan Pengangkutan


Tambang Bawah Tanah

Oleh :
HERMAWAN
99 31 052

Universitas Veteran Repuklik Indonesia


Makassar
2003

Anda mungkin juga menyukai