Jurnal PKM
Jurnal PKM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Hubungan a n t a r a
lip o filita s
dengan a k t iv it a s
b io lo g is
suatu
fase polar
yang
menggambarkan absorbsi obat (8). Sifat lipofilitas mempunyai kegunaan untuk : meramalkan
kemampuan
absorbsi
diperhatikan juga
dalam le-
bahwa transport
oleh
biologis
Hansch
dengan
dan
nilai
kawan-kawan
aktivitas
biologis
harga
koefisien
partisi
yang
jumlahnya
SKRIPSI
SUSANI
dan
rumus
peningkatan
aktivitas
peningkatan
lipofilitas
maksimum.
mencapai
di
dapat
biologis
yang
Peningkatan
harga
atas
maksimum
dengan
nencapai
harga
lipofilitas
akan
bahwa
sebanding
akan
harga
dilihat
menyebabkan
setelah
penurunan
yang
lipofilitas
menembus lapisan
lapisan lipid
sehingga tidak
demikian
seluruh
tertahan
dapat larut
dalam
obat tersebut
tidak
T in ja u a n
T en tan g
K o e fisie n
P a rtisi
SKRIPSI
yang
larut
satu
terdiri
dari
dalam
yang
SUSANI
inaka
dalam
keseimbangan
fase
itu
potensial
sama.
Dalam
dinyatakan
dalam persamaan :
Uo = Uo + KT In Co
Uv = Uv + KT In Cv
dimana:
Co = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa pelarut organik
Cv = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
T
= Temperatur
dan Uv
Co
C
Uv - Uo
K.T
sehingga Co / Cv
Co
Cv
= tetap
= tetap = P
dilarutkan
SKRIPSI
dalam
saling
SUSANI
10
fasa
tetap.
atau
Tetapan
disebut
koefisien
partisi
pelarut
Apabila
zat
tersebut
mengalami
disosiasi
pada
C o _______________
Cv(l - a )
dimana cx
= derajat ionisasi
tidak tercampurkan.
b. Sebagai
Indeks
perbandingan daya
kelarutan
dalam
berbagai pelarut.
c. Sebagai parameter dari kecepatan
relatif
pemisahan
Pada umutnnya dengan peningkatan polaritas obat ( adanya ionisasi, gugus hidroksil, karboksil,
no ),kelarutan dalam air meningkat
daripada
gugus ami
kelarutan
SKRIPSI
SUSANI
11
gus metil atau metilen, dan lainnya ), menghasilkan penurunan kelarutan dalam air dan
peningkatan
koefisien
bersifat
basa meningkat. pH mempunyai pengaruh terhadap penetrasi dan absorbsi elektrolit lemah yang
difusi pasif karena pH
cairan
ditranspor
fisiologi
pada
oleh
tempat
nilai
(polar
dan
non
polar
penelitian
panjang
sifat
kepolaran
oktanol
yang
bersifat
mendekati
adanya
penambahan
solut,
tekanan
stabil
uapnya
secara
sangat
rendah.
SKRIPSI
SUSANI
c. Oktanol
sukar
larut
dalam
air,
mempunyai
gugus
tidak
yang
rendah
sehingga
sering
digunakan
adalah
pendekatan
model
merapengaruhi
pengukuran
a. Kemurnian senyawa
Kemurnian senyawa sangat penting dan berpengaruh papengukuran
koefisien
partisi . Rekker
menyebutkan
sehingga pengukuran
koefisien
partisi
SKRIPSI
SUSANI
13
b. Kelarutan
Bila zat terlarut praktis
satu
fasa
polar
atau
tidak
non
larut
pada
polar,
maka
salah
dapat
pelarut
yang
murni,
koefisien
partisi
agar
didapatkan
kuantitatif
suatu
sehingga
senyawa
dapat
nilai
partisi
yang
jika
sistem ini
dipakai
pada
sistem
temperatur
butanol-air,
tertentu
akan
dimana
saling
melarut.
Collander dan Smith menunjukkan hubungan koefisien
partisi apabila digunakan pasangan pelarut yang berbeda
dengan rumus (25,26)
log Pi = a log P 2 + b
SKRIPSI
SUSANI
dari
suatu
obat
T in ja u a n T en tan g
K ro m a to g ra fi
Kromatografi
kromatografi
Lapis
lapis
L a p is
Tipis
tipis
T ip is
Fasa
dengan
Balik
fasa
yang
bersifat
polar.
polar
dan
fasa
fase
adalah
diam
adalah
gerak
adalah
Sedangkan
pada
diamnya
adalah
Fasa B a lik
geraknya
senyawa
yang
dari penggunaan
kromatografi
memisahkan
lapis tipis
komponen-koraponen
digunakan
pada
poliamid.
parafin cair
dengan minyak
dalam
Silika
petroleum
silikon
atau
gel
kromatografi
dapat
diimpregnasi
eter
oktanol
atau
yang
dapat
juga
dengan
juga
dilarutkan
SKRIPSI
SUSANI
15
(24,28). Ada beberapa cara impregnasi yang dapat
dila
lam impregnatan.
c. Impregnatan disemprotkan pada
lempeng
kromatografi
Impregnasi umumnya
dilakukan
dengan
maksud
membantu
fasa
terikat,
tetapi
dapat
juga
diam
untuk
mengvisualisasikan noda.
Proses pemisahan yang
lapis tipis fasa balik
terjadi
adalah
pada
proses
fasa
diam
kromatografi
partisi
berfungsi
pembawa
dengan
antara
sebagai
solut
yang
kecepatan
yang
konstan.
Kromatografi
digunakan untuk
lapis
tipis
fase
menunjukkan sifat
balik
lipofilitas
dapat
suatu
dengan
SKRIPSI
SUSANI
Rm
= modifikasi retardasi
Rf
= faktor retardasi
koefi
sien partisi dengan harga Rm yang diturunkan dari per samaan di atas :
Rm = Log ( 1/ Rf
- 1 )
nilai
koefisien partisi di -
memiliki nilai Rm
yang tinggi
rendah
steroid
suatu
diperoleh
seri
dari
fenol,
hubungan
linier
diperoleh
aseton
yang
dari
sebagai fase
ekstrapolasi
merupakan
pada
perpotongan
SKRIPSI
SUSANI
nilai
konsentrasi 0 X
lipofilitas
suatu
senyawa antara fase minyak dengan fase air. Dengan memperoleh harga Rm^ maka
dapat
diperbandingkan. Sehingga
dapat
diketahui pula
karakter lipofilitas dari masing-masing senyawa . Menurut Green, Soczewinski, dan kawan-kawan (12)
ketepatan
0,9
dan
digunakannya
diketahui
nilai
berbagai
berapa
Rm
-0,95
konsentrasi
batas
0,95.
aseton
maka
dapat
aseton
yang
mendapatkan
harga
konsentrasi
Dengan
dalam
pada
penentuan
memberikan
meskipun
gerak
dari
zat
pengulangan akan
terlarut
diperoleh
perbedaan
yang
menggunakan
fase
yang
hasil
sama.
yang
Dengan
sama
ukuran
jika
partikel
yang tetap.
b. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
Ketidakrataan
lapisan
penyerap
akan
menyebabkan
SKRIPSI
SUSANI
18
sebagai
tipis
fase
fase
balik
cuplikan
memberikan
tendensi
kemungkinan
dalam
jumlah
penyebaran
terbentuknya
yang
berlebihan
noda-noda
dengan
sebaiknya
terutama untuk
komposisi
dikerjakan
mencegah
pelarut
pada
suhu
tetap,
perubahan-perubahan
yang disebabkan
oleh
dalam
penguapan
sangat
penting,
hingga
perlu
tipis
fase
mengusahakan
lebih cepat
terjadi
SKRIPSI
SUSANI
19
4.
T in ja u a n
4 .1 .
ten ta n g
T in ja u a n
T u r u n a n Asam B e n z o a t
ten ta n g
Asam B e n z o a t
1 4 ,3 1
: CgH^C^H
Berat molekul
: 122,12
Rumus bangun
Merupakan
kristal
halus,
ringan,
tidak
300
bagian
mendidih,
eter,
30
berwarna,
350
bagian
alkohol,
bagian
karbon
gliserol,lemak-
: 121,5
pKa
: 4,2
Absorbsi
: Jika
123,5 C
digunakan
per
oral
secara
cepat
akan
di
secara
asam
benzoat
: mempunyai
dieksresikan
sebagai
khasiat
antibakteri
SKRIPSI
dosis
<
farmasi.
dan
5)
anti
efektif
Salah
satu
SUSANI
20
untuk
antiseptik
eksternal
mempunyai
dengan
4 .2 .
T in ja u a n
ten tan g
A sa m S a l i s i l a t
(14,31)
Rumus molekul
C^HgOg
Berat Molekul
138,12
Rumus Bangun
berwarna
agak
atau
serbuk
dan
tajam.
manis
550
bagian
45
bagian
kloroform.
Kelarutan
amonium
dalam
sitrat,
air
Na
: 158 - 161 C
pKa
: 3,0
Absorbsi
Seperti
pada
Aspirin.
Asam
Salisilat
SKRIPSI
menyebabkan
dermatitis.
Gejala-gejala
dari
SUSANI
21
keracunan
salisilat
akut
dapat
terjadi
setelah
Asam
salisilat
mempunyai
khasiat
secara
tabur,
lotion,
atau
salep
untuk
terapi
ulcer
kronik,
parasit.
penya-
Digunakan
dalam
Juga
mempunyai
epitelium
yang perlahan
dan
tidak
de-
sakit.
4 .3 .
T in ja u a n
T e n t a n g Asam A s e t i l s a l i s i l a t
Aspirin,
(14,31)
Acetosal
: CgHgO^
Berat molekul
: 180,2
Rumus Bangun
atau
serbuk
berbau
SKRIPSI
hablur
air,
atau
20
SUSANI
22
bagian eter, 7 bagian etanolj
17
bagian
kloroforn,
: 141
- 144
pKa
: 3,5
Absorbsi
Diabsorbsi
dengan
cepat
dan
sempurna
dinding
dalam
dicapai
dalam
waktu
memadai
kurang
dari
30'.
usus
plasma
Setelah
menurun
oleh
dan
jika diberikan
dalam
bentuk
tablet,
pH
secara
banyak
melarut
permukaan
kelarutan
salisilat
meningkat ,salisilat
aspirin tidak
salisilat
jaringan
cepat
tubuh
sebagian
mudah
jaringan
terutama
Setelah
terdistribusi
dan
besar.
dalam
besar
menembus
dalam
barrier
biotransformasi
sistem
mikrosoma
dalam
dan
salisilat
glukoromida
SKRIPSI
yaitu
fenolik
:
dan
asam
salisilurat,
ester/asil
eter/
glukoromida.
SUSANI
Sebagian
kecil
salisilat
dihidroksibenzoat
lisilat
dan
dioksidasi
asam
menjadi
trihidroksibenzoat. Sa
dieksresikan terutama ke
dalam kemih
perubahan
disebutkan
Hanya
sedikit
sekali
melalui keringat,
aspirin + 20'
salisilat
empedu,
sedangkan
asam
dan
yang
15-30'
kimia
di
dan
atas.
disekresikan
tinja.
salisilat
dalam
Waktu
antara
dalam
paruh
3-6
dalam
jam
dosis
tinggi .
Kegunaan
antipiretik,
anti
Diantaranya
tempat
aktivitas
inflamasi
yang
analgesik dan
pada
Menunjukkan
asal
dan
terpenting
anti radang.
dari
dan
tetapi
diduga
kerja
detaam.
menghambat
Aspirin
terjadinya
energi
panas,
dipercepat
dengan
meningkatkan
tidak
tapi
mungkin
lainnya
dengan
aspirin
sakit
untuk
bekerja
bukan
kerja
rasa
bisa
aktivitas
diduga
sakit,
urikosurik.
adalah
Aspirin
rasa
analgesik
belum
sintesa
peradangan.
dan
efektif
menghambat
pelepasan
aliran
darah
energi
dan
pengeluaran keringat.
SKRIPSI
SUSANI
24
4-. 4.
= Asam
( 14, 31
Asam
N ( 2,3-Xylil) antranilat
Sifat Fisika Ki mi a
Rumus molekul
Berat molekul
: 241,3
Rumus Bangun
Kerupakan
serbuk
air,
larut dalam larutan alkali hidroksida, dalam 185 ba gian etanol, 80 bagian eter dan dalam 150 bagian kloroform.
Titik lebur
: 230 - 231 C
pKa
: 4,2
Absorbsi
puncak
: Diabsorbsi melalui
plasma
pemberian.
dicapai
Sebagian
saluran
setelah
besar
asam
ketnih,
yang
terutama
2-4
cerna.
jam
setelah
mefenamat
Dalam
48
Kadar
jam
tidak
lebih
diberikan
dieksresikan
berupa
metabolit
terkonjugasi.
Kegunaan
SKRIPSI
SUSANI
amino 2
hidroksi-
.Mesalazine.
Sifat
Kimia
Rumus molekul
: CyH^NO^
Berat molekul
: 153,13
Rumus bangun
merupakan serbuk kristal coklat muda kemerahan, ham pir tidak berbau.Sedikit larut dalam air, sangat se dikit
larut dalam
larut kloroforra, eter,butilalkohol, etilasetat.n heksan.propil alkohol. Larut dalam larutan HCl dan alka
li hidroksida.
Titik lebur :280C
Absorbsi
oral
sedikit
dari
obat
Mesalasin
obat
absorbsi
sebagian
terjadi
di
SKRIPSI
genetik
SUSANI
dan tidak reversibel. Metabolit terasetilasi dieksresikan lewat urin. Waktu paruh mesalasin
jam dan 40 - 50 X terikat pada
plasma
sekitar satu
protein.
Me
plasma.
Jumlah
air
menimbulkan efek-
usus
SKRIPSI
besar.
yang ringan
.
SUSANI