Anda di halaman 1dari 20

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.

Hubungan a n t a r a

lip o filita s

dengan a k t iv it a s

b io lo g is

Lipofilitas adalah ukuran relatif daya tarik


molekul pada

fase non polar terhadap

suatu

fase polar

yang

menggambarkan absorbsi obat (8). Sifat lipofilitas mempunyai kegunaan untuk : meramalkan

kemampuan

absorbsi

obat dalam lambung, usus, rongga bukal, kolon dan kulit


juga sebagai petunjuk untuk penyimpanan obat
mak, meskipun harus

diperhatikan juga

dalam le-

bahwa transport

obat dipengaruhi juga oleh mekanisme transport yang la


in selain cara difusi pasif (8,16).
Hubungan antara aktivitas
log P dalam oktanol-air

oleh

biologis
Hansch

dengan

dan

nilai

kawan-kawan

dinyatakan dengan rumus (10) :


log A = log 1/C = a log P + b
dimana:
log A = logaritma aktivitas biologis relatif
C = kadar obat yang diperlukan untuk menimbulkan
respon biologis
log P = logaritma koefisien partisi
a , b = tetapan koefisien partisi
Hubungan antara nilai log P dengan

aktivitas

biologis

berdasarkan rumus di atas adalah bersifat linier .


Hansch juga mengembangkan hubungan tersebut dengan
menggunakan

harga

koefisien

partisi

yang

jumlahnya

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

banyak, ternyata ditemukan hubungan yang parabolik

dan

dirumuskan sebagai berikut :


log A = log 1/C = -a (log P)2 + b (log P) + C
dimana : a, b dan c adalah tetapan-tetapan yang didapat
dari penggunaan metode least square (17).
Dari kedua

rumus

peningkatan

aktivitas

peningkatan

lipofilitas

maksimum.
mencapai

di

dapat

biologis
yang

Peningkatan
harga

atas

maksimum

dengan

nencapai

harga

lipofilitas

akan

bahwa

sebanding

akan

harga

dilihat

menyebabkan

setelah
penurunan

aktivitas (10). Hal ini disebabkan karena sifat bilayer


membran biologis. Membran biologis terdiri dari lapisan
lipid yang bersifat non polar dan lapisan protein
bersifat polar

. Jika suatu obat mempunyai

yang tinggi, maka


lipid

dapat dengan mudah

yang

lipofilitas

menembus lapisan

membran sel , untuk selanjutnya berikatan dengan

reseptor dan menimbulkan efek. Akan tetapi jika lipofilitasnya


pada

terlalu tinggi , obat tersebut akan

lapisan lipid

sehingga tidak

cairan biologis. Dengan


dapat diedarkan ke

demikian

seluruh

tertahan

dapat larut

dalam

obat tersebut

tidak

tubuh dan berikatan dengan

reseptor, sehingga aktivitasnya menurun.

T in ja u a n

T en tan g

K o e fisie n

P a rtisi

Apabila ke dalam suatu sistem


dua lapisan zat cair yang tak

SKRIPSI

yang

larut

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

satu

terdiri

dari

dalam

yang

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lain, ditatnbahkan suatu zat lain yang larut dalam kedua


2 at cair tersebut,

inaka

dalam

keseimbangan

kimia zat terlarut dalam kedua

fase

itu

potensial

sama.

termodinamika, potensial kimia zat terlarut

Dalam

dinyatakan

dalam persamaan :
Uo = Uo + KT In Co
Uv = Uv + KT In Cv
dimana:
Co = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa pelarut organik
Cv = Konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
T

= Temperatur

= Suatu tetapan ( Konstanta Boltzman )

Uo dan (Jv = potensial kimia pada Co = Cv = 0


(Jo

dan Uv

= potensial kimia pada konsentrasi tertentu

Bila dalam keseimbangan maka persamaannya menjadi:


Uo = Uv
Uo + K.T In Co = Uv + K.T In Cv
In

Co
C

Uv - Uo
K.T

Pada suhu tertentu, U* dan Uz merupakan tetapan, jadi


In

sehingga Co / Cv

Co
Cv

= tetap

= tetap = P

Persamaan diatas dikenal sebagai hukum distribusi,


yang menyatakan bahwa bila suatu zat

dilarutkan

sistem yang terdiri dari 2 fase cair yang tidak

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

dalam
saling

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

10

campur, maka pada suhu tertentu dan dalam keseimbangan,


perbandingan konsentrasi zat tersebut dalam kedua

fasa

tetap.

atau

Tetapan

disebut

koefisien

partisi

koefisien distribusi (19,20).


Bila zat tersebut mengalami asosiasi pada

pelarut

organik, maka persanaannya menjadi :


p = ^Cv

Apabila

zat

tersebut

mengalami

disosiasi

pada

pelarut kedua maka persamaannya :


p

C o _______________

Cv(l - a )

dimana cx

= derajat ionisasi

Koefisien partisi dapat dianggap sebagai (8):


a. Ukuran afinitas relatif obat untuk

dua pelarut yang

tidak tercampurkan.
b. Sebagai

Indeks

perbandingan daya

kelarutan

dalam

berbagai pelarut.
c. Sebagai parameter dari kecepatan

relatif

pemisahan

dari satu fasa ke fasa yang lainnya .

Pada umutnnya dengan peningkatan polaritas obat ( adanya ionisasi, gugus hidroksil, karboksil,
no ),kelarutan dalam air meningkat

daripada

gugus ami
kelarutan

dalam pelarut non polar, akibatnya koefisien partisinya


turun

SKRIPSI

. Sebaliknya penurunan polaritas obat (adanya gu-

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11

gus metil atau metilen, dan lainnya ), menghasilkan penurunan kelarutan dalam air dan

peningkatan

koefisien

partisi lemak/air (8).


Dengan peningkatan pH, koefisien partisi obat-obat
yang bersifat asam menurun dan obat-obat yang

bersifat

basa meningkat. pH mempunyai pengaruh terhadap penetrasi dan absorbsi elektrolit lemah yang
difusi pasif karena pH

cairan

ditranspor

fisiologi

pada

oleh
tempat

absorbsi akan menentukan jumlah non disosiasi (8).


Metode yang umum digunakan untuk pengukuran

nilai

log P adalah raetode penggojokan. Metode ini menggunakan


sistem dua pelarut yang tidak dapat campur

(polar

dan

non polar). Untuk Fasa non polar dapat digunakan antara


lain : kloroform, dietil eter, oktanol, butanol, minyak
zaitun, benzena, heptana . Diantara pelarut

non

polar

tersebut, yang paling banyak digunakan pada

penelitian

koefisien partisi ialah : oktanol (1,21,22). Keuntungan


pemakaian oktanol (1-oktanol) adalah (1,5) :
a. Oktanol mengandung rantai hidrokarbon

panjang

bersifat non polar dan gugus hidroksi yang


polar sehingga

sifat

kepolaran

oktanol

yang

bersifat
mendekati

kepolaran membran biologis.


b. Oktanol mempunyai struktur yang tetap, tidak berubah
dengan

adanya

penambahan

kimia, tidak mudah menguap,

solut,
tekanan

stabil
uapnya

secara
sangat

rendah.

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Oktanol

sukar

larut

dalam

air,

mempunyai

gugus

sebagai donor dan akseptor ikatan hidrogen.


d. Oktanol tidak mengabsorbsi sinar UV, sehingga

tidak

mengganggu penetapan kadar obat.


e. Oktanol mempunyai toksisitas

yang

rendah

sehingga

kurang berbahaya bagi peneliti.

Sedangkan pelarut polar yang

sering

air yang didapar pada pH 7,4 sebagai

digunakan

adalah

pendekatan

model

dari cairan biologis (21,23).


Kondisi yang perlu diperhatikan pada penentuan koefisi
en partisi (8) :
a. Dua pelarut yang digunakan tidak saling larut.
b. Zat terlarut tidak mengalami asosiasi ataupun diso siasi dengan salah satu fase.
c. Konsentrasi zat terlarut relatif kecil.
d. Zat terlarut sedikit larut di salah satu fase.

Faktor-faktor yang dapat

merapengaruhi

koefisien partisi adalah ( 3,24)

pengukuran

a. Kemurnian senyawa
Kemurnian senyawa sangat penting dan berpengaruh papengukuran

koefisien

partisi . Rekker

menyebutkan

senyawa yang tidak murni akan menyebabkan terjadinya


kontaminasi

sehingga pengukuran

koefisien

partisi

tidak akurat lagi.

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

13

b. Kelarutan
Bila zat terlarut praktis
satu

fasa

polar

atau

tidak
non

larut

pada

polar,

maka

salah
dapat

ditambahkan sejumlah kecil bahan yang dapat membantu


kelarutan zat terlarut yaitu misalnya etanol,metanol
ataupun aseton.
Cv Ketnurnian pelarut
Penentuan lipofilitas dengan metode spektrofotometri
membutuhkan

pelarut

yang

murni,

hasil pembacaan absorbsi yang


nilai

koefisien

partisi

agar

didapatkan

kuantitatif
suatu

sehingga

senyawa

dapat

ditentukan dengan tepat.


d. Senyawa yang mudah menguap
Pengukuran koefisien partisi dari senyawa yang mudah
menguap sangat sulit. Menurut Fujita dan kawan-kawan
dengan adanya proses penguapan

nilai

partisi

yang

diperoleh membutuhkan faktor koreksi.


e. Temperatur
Suhu tidak mempengaruhi pengukuran koefisien partisi
kecuali

jika

sistem ini

dipakai

pada

sistem

temperatur

butanol-air,
tertentu

akan

dimana
saling

melarut.
Collander dan Smith menunjukkan hubungan koefisien
partisi apabila digunakan pasangan pelarut yang berbeda
dengan rumus (25,26)

log Pi = a log P 2 + b

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dimana a dan b : konstanta


Pi dan P 2 : koefisien partisi

dari

suatu

obat

dalam pasangan pelarut yang berbeda.


Penetapan kadar obat dalam fasa polar ataupun non polar
dapat menggunakan metode spektrofotometri, HPLC (KCKT),
Titrimetri, ataupun Kromatografi gas (9).

T in ja u a n T en tan g

K ro m a to g ra fi

Kromatografi
kromatografi

Lapis

lapis

L a p is

Tipis

tipis

T ip is

Fasa

dengan

Balik

fasa

yang

bersifat

polar.

kromatografi lapis tipis,sebagai


senyawa yang

polar

dan

fasa

fase

adalah

diam

adalah

gerak

adalah

Sedangkan

pada

diamnya

adalah

senyawa yang bersifat non polar dan fasa


senyawa

Fasa B a lik

geraknya

senyawa

yang

bersifat non polar (27).


Maksud

dari penggunaan

fase balik ialah 1 untuk

kromatografi

memisahkan

lapis tipis

komponen-koraponen

yang polar, komponen-komponen ionik atau yang mudah ter


ionkan yang sulit dilakukan pada KLT biasa (10,24).
Fasa diam yang umum

digunakan

pada

lapis tipis fasa balik adalah silika gel ,


digunakan

poliamid.

parafin cair
dengan minyak

dalam

Silika
petroleum

silikon

atau

gel

kromatografi
dapat

diimpregnasi

eter
oktanol

atau
yang

dapat

juga
dengan
juga

dilarutkan

dalam eter. Sebagai fasa gerak adalah : air, air-etanol


air-metanol, air-aseton,dapar-metanol atau dapar-aseton

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15
(24,28). Ada beberapa cara impregnasi yang dapat

dila

kukan yaitu (27) :


a. Mencampur impregnatan dalam adsorben sebelum lempeng
kromatografi dibuat.
b. Hengelusi atau

mencelupkan lempeng kromatografi da

lam impregnatan.
c. Impregnatan disemprotkan pada

lempeng

kromatografi

atau impregnatan diuapkan pada lempeng kromatografi.

Impregnasi umumnya

dilakukan

dengan

maksud

membantu

mengefektifkan pemisahan, memodifikasi sifat fasa


menjadi

fasa

terikat,

tetapi

dapat

juga

diam
untuk

mengvisualisasikan noda.
Proses pemisahan yang
lapis tipis fasa balik

terjadi

adalah

pada

proses

fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam


penghambat dan fasa gerak sebagai
bergerak sepanjang

fasa

diam

kromatografi

partisi

berfungsi
pembawa

dengan

antara
sebagai

solut

yang

kecepatan

yang

konstan.
Kromatografi
digunakan untuk

lapis

tipis

fase

menunjukkan sifat

balik

lipofilitas

senyawa .Sifat lipofilitas ini dapat dinyatakan

dapat
suatu
dengan

nilai Rm . Nilai Rm didapat melalui persamaan :


Rm = log ( 1 / Rf - 1 )
dimana :

SKRIPSI

jarak yang ditempuh solut


jarak yang ditempuh solvent

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rm

= modifikasi retardasi

Rf

= faktor retardasi

Martin menghubungkan koefisien partisi dengan har


ga Rf (3,11) :
P = K ( 1/ Rf - 1 )
dimana P adalah koefisien partisi
K adalah konstanta untuk suatu sistem
Rf adalah parameter untuk menentukan letak ber oak pada kromatogram
Persamaan Bate-Smith-Westall menghubungkan

koefi

sien partisi dengan harga Rm yang diturunkan dari per samaan di atas :
Rm = Log ( 1/ Rf

- 1 )

Hubungan nilai Rm dengan

nilai

koefisien partisi di -

peroleh melalui persamaan :


Log P = Log K + Rm
Suatu senyawa yang

memiliki nilai Rm

yang tinggi

menunjukkan bahwa senyawa tersebut polaritasnya

rendah

atau sifat lipofilitasnya tinggi, dengan demikian log P


dari senyawa tersebut juga tinggi dan sebaliknya.
Menurut Biagi (12) pada
cephalosporin dan

steroid

suatu
diperoleh

seri

dari

fenol,

hubungan

linier

antara nilai Rm dengan konsentrasi aseton


geraknya. Nilai Rm
konsentrasi

diperoleh
aseton

yang

dari

sebagai fase

ekstrapolasi

merupakan

pada

perpotongan

dengan sumbu Y dari persamaan regresi antara konsentra-

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

si aseton dan nilai Rm . Nilai Em pada


aseton ( Rm^ ) menggambarkan

nilai

konsentrasi 0 X

lipofilitas

suatu

senyawa antara fase minyak dengan fase air. Dengan memperoleh harga Rm^ maka
dapat

harga Rm untuk beberapa senyawa

diperbandingkan. Sehingga

dapat

diketahui pula

karakter lipofilitas dari masing-masing senyawa . Menurut Green, Soczewinski, dan kawan-kawan (12)

ketepatan

maksimum dari penentuan nilai Rm adalah pada nilai Rf =


0,1

0,9

dan

digunakannya
diketahui

nilai

berbagai

berapa

Rm

-0,95

konsentrasi

batas

0,95.

aseton

maka

dapat

aseton

yang

mendapatkan

harga

konsentrasi

dibutuhkan sebagai fase gerak untuk

Dengan

Rm yang tepat untuk suatu senyawa.


Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda
kromatografi lapisan tipis fase balik
nilai Rm (30)

dalam

pada

penentuan

a. Sifat dari penyerap dan derajad aktivitasnya


Perbedaan penyerap akan

memberikan

besar terhadap harga Rf

meskipun

gerak

dari

zat

pengulangan akan

terlarut
diperoleh

perbedaan

yang

menggunakan

fase

yang
hasil

menggunakan penyerap yang sama dan

sama.
yang

Dengan

sama

ukuran

jika

partikel

yang tetap.
b. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
Ketidakrataan

lapisan

penyerap

akan

menyebabkan

aliran pelarut menjadi tidak rata.

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

18

c. Pelarut dan derajat kemurnian fase gerak


Kemurnian dari pelarut yang digunakan
gerak dalam kromatografi lapisan

sebagai

tipis

fase

fase
balik

adalah sangat penting.


d. Derajad kejenuhan dari uap dalam bejana
e. Jumlah cuplikan yang digunakan
Penetesan

cuplikan

memberikan

tendensi

kemungkinan

dalam

jumlah

penyebaran

terbentuknya

yang

berlebihan

noda-noda

dengan

ekor ( tailing ) sehingga

mengakibatkan kesalahan pengukuran Rf.


f. Suhu
Pemisahan

sebaiknya

terutama untuk
komposisi

dikerjakan

mencegah

pelarut

pada

suhu

tetap,

perubahan-perubahan

yang disebabkan

oleh

dalam

penguapan

atau perubahan fase.


g. Keseimbangan
Keseimbangan dalam kromatografi lapisan
balik

sangat

penting,

hingga

perlu

tipis

fase

mengusahakan

atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut. Bila


atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut
maka akan terjadi pengembangan pada permukaan pela rut sehingga eluasi fase gerak

lebih cepat

terjadi

pada bagian tepi daripada bagian tengah .

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19
4.

T in ja u a n

4 .1 .

ten ta n g

T in ja u a n

T u r u n a n Asam B e n z o a t

ten ta n g

Asam B e n z o a t

1 4 ,3 1

Sifat Eisika Kimia


Rumus molekul

: CgH^C^H

Berat molekul

: 122,12

Rumus bangun

Merupakan

kristal

halus,

ringan,

tidak

hampir tidak berbau. Larut dalam

300

air, 20 bagian air

bagian

mendidih,

bagian kloroform, 3 bagian

eter,

30

disulfida, mudah larut dalam aseton,

berwarna,
350

bagian

alkohol,

bagian

karbon

gliserol,lemak-

lemak dan minyak.


Titik lebur

: 121,5

pKa

: 4,2

Absorbsi

: Jika

123,5 C

digunakan

per

oral

secara

cepat

diabsorbsi dari GIT .Berkonjugasi dengan glycin


liver untuk membentuk asam hipurat yang

akan

di
secara

cepat dieksresi dalam urine dalam waktu 12 jam, lebih


dari 97% diekskresi dalam 4 jam pertama. Dalam
besar, sebagian

asam

benzoat

asam bensoil glukoronat


Kegunaan

: mempunyai

dieksresikan

sebagai

khasiat

antibakteri

fungi, dan dalam konsentrasi 0,1% (pH


sebagai pengawet untuk sediaan

SKRIPSI

dosis

<

farmasi.

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

dan
5)

anti

efektif

Salah

satu

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20

bentuk garamnya biasanya digunakan


saluran kemih. Untuk penggunaan

untuk

antiseptik

eksternal

mempunyai

khasiat antimikotik dan penggunaannya bersama

dengan

asam salisilat digunakan sebagai antifungi topikal.

4 .2 .

T in ja u a n

ten tan g

A sa m S a l i s i l a t

(14,31)

Asam ortohidroksi benzoat, Asam -2-hidroksibenzoat.

Rumus molekul

C^HgOg

Berat Molekul

138,12

Rumus Bangun

Merupakan kristal halus tidak


kristalin putih dengan rasa

berwarna
agak

atau

serbuk

dan

tajam.

manis

Hampir tidak berbau tetapi debunya mengiritasi lubang


hidung , tidak tahan cahaya. Larut dalam

550

bagian

air, 15 bagian air panas, 3-4 bagian alkohol 3 bagian


eter,

45

bagian

kloroform.

Kelarutan

meningkat dengan adanya boraks,

amonium

dalam
sitrat,

air
Na

sitrat , K sitrat dan Na fosfat.


Titik Lebur

: 158 - 161 C

pKa

: 3,0

Absorbsi

Seperti

pada

Aspirin.

Asam

Salisilat

adalah pengiritasi lemah dan penggunaannya pada kulit


dapat

SKRIPSI

menyebabkan

dermatitis.

Gejala-gejala

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

dari

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

21

keracunan

salisilat

akut

dapat

terjadi

setelah

penggunaan preparat salep atau larutan asam salisilat


pada kulit yang luas.
Kegiinaan

Asam

salisilat

mempunyai

khasiat

bakteriostatik dan juga fungisidal. Digunakan

secara

eksternal, biasanya 1-5 % dalam bentuk serbuk

tabur,

lotion,

atau

salep

untuk

terapi

ulcer

kronik,

ketombe, eksim , psoriasis, hiperhydrosis dan


kit-penyakit kulit karena

parasit.

penya-

Digunakan

dalam

kombinasi dengan bahan-bahan lain seperti asam benzo


at, coaltar, resorsinol, dan sulfur.

Juga

mempunyai

efek keratolitik . Secara eksternal menghasilkan


struksi

epitelium

yang perlahan

dan

tidak

de-

sakit.

Digunakan juga untuk menghilangkan kutil.

4 .3 .

T in ja u a n

T e n t a n g Asam A s e t i l s a l i s i l a t

Aspirin,

(14,31)

Acetosal

Sifat Fisika Kimia


Rumus molekul

: CgHgO^

Berat molekul

: 180,2

Rumus Bangun

merupakan hablur tidak berwarna

atau

atau granul putih , sedikit asam, tidak

serbuk
berbau

harapir tidak berbau. Larut dalam 300 bagian

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

hablur

air,

atau
20

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

22
bagian eter, 7 bagian etanolj

17

bagian

kloroforn,

larut dalam larutan asetat dan dalam larutan sitrat.


Titik lebur

: 141

- 144

pKa

: 3,5

Absorbsi

Diabsorbsi

dengan

cepat

dan

sempurna

raelalui saluran cerna terutama melalui

dinding

kecil bagian atas. Kadar yang

dalam

dicapai

dalam

waktu

memadai

kurang

dari

30'.

usus
plasma

Setelah

pemberian dosis tunggal, kadar plasma puncak tercapai


kurang lebih setelah 2 jam, kemudian

menurun

bertahap. Kecepatan absorbsi ditentukan

oleh

faktor. terutama kecepatan disintegrasi

dan

jika diberikan

dalam

bentuk

tablet,

pH

secara
banyak
melarut

permukaan

raukosa dan waktu pengosongan lambung. Jika pH lambung


meningkat,

kelarutan

salisilat

meningkat ,salisilat

lebih banyak terionisasi, yang raana hal ini cenderung


menurunkan absorbsi. Pengaruh larutan buffer pada ke
cepatan absorbsi dari
diabsorbsi,
seluruh

aspirin tidak

salisilat

jaringan

cepat

tubuh

sebagian
mudah

placenta. Salisilat mengalarai


berbagai

jaringan

terutama

Setelah

terdistribusi

dan

cairan antar sel. Salisilat

besar.

dalam

besar

menembus

dalam
barrier

biotransformasi
sistem

mikrosoma

dalam
dan

mitokondria hati. Diketahui tiga metabolit terpenting


dari

salisilat

glukoromida

SKRIPSI

yaitu

fenolik

:
dan

asam

salisilurat,

ester/asil

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

eter/

glukoromida.

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sebagian

kecil

salisilat

dihidroksibenzoat
lisilat

dan

dioksidasi

asam

menjadi

trihidroksibenzoat. Sa

dieksresikan terutama ke

dalam kemih

bentuk salisilat bebas / tanpa

perubahan

sebagai metabolit seperti yang

disebutkan

Hanya

sedikit

sekali

melalui keringat,
aspirin + 20'

salisilat

empedu,

sedangkan

dalam dosis rendah dan

asam

dan

yang

15-30'

kimia
di

dan
atas.

disekresikan

tinja.

salisilat

dalam

Waktu

antara

dalam

paruh

3-6

dalam

jam
dosis

tinggi .
Kegunaan

antipiretik,

anti

Diantaranya

tempat

aktivitas

inflamasi

yang

analgesik dan
pada

Menunjukkan

asal

dan

terpenting

anti radang.
dari

dan

karena efek vasodilatasi. Cara


diketahui

tetapi

diduga

kerja

detaam.

menghambat

Aspirin

terjadinya

energi

panas,

dipercepat

dengan

meningkatkan

tidak

tapi

mungkin

lainnya

Efek antipiretik aspirin biasanya cepat


penderita

dengan
aspirin

sakit

prostaglandin yang terbentuk pada proses

untuk

bekerja

bukan

kerja

rasa

bisa

aktivitas

diduga

sakit,

mengubah persepsi rasa sakit akibat


pada S S P . Pemulihan radang

urikosurik.

adalah

Aspirin

rasa

analgesik

belum
sintesa

peradangan.
dan

efektif

menghambat

pelepasan
aliran

darah

energi
dan

pengeluaran keringat.

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

24
4-. 4.

Tinjauan Tentang Asam Mefenamat

= Asam

( 14, 31

2-( 2,3- dimetilfenil ) amino benzoat ,

Asam

N ( 2,3-Xylil) antranilat
Sifat Fisika Ki mi a
Rumus molekul

Berat molekul

: 241,3

Rumus Bangun

Kerupakan

serbuk

hablur halus, putih atau putih ke-

abuan , tidak berbau. Praktis tidak larut dalam

air,

larut dalam larutan alkali hidroksida, dalam 185 ba gian etanol, 80 bagian eter dan dalam 150 bagian kloroform.
Titik lebur

: 230 - 231 C

pKa

: 4,2

Absorbsi
puncak

: Diabsorbsi melalui
plasma

pemberian.

dicapai

Sebagian

saluran

setelah

besar

asam

terikat dengan protein plasma.


kurang 50 % dari dosis
melalui

ketnih,

yang

terutama

2-4

cerna.
jam

setelah

mefenamat

Dalam

48

Kadar

jam

tidak
lebih

diberikan

dieksresikan

berupa

metabolit

terkonjugasi.
Kegunaan

: Asam mefenamat mempunyai aktivitas analge-

sik, anti inflamasi dan sedikit aktivitas antipiretik

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tinjauan tentang Asam 5 Amino Salisilat (14,31)

= Asam tn amino salisilat, Asam


benzoat

amino 2

hidroksi-

.Mesalazine.

Sifat

Kimia

Rumus molekul

: CyH^NO^

Berat molekul

: 153,13

Rumus bangun

merupakan serbuk kristal coklat muda kemerahan, ham pir tidak berbau.Sedikit larut dalam air, sangat se dikit

larut dalam

aseton dan metanol. Praktis tidak

larut kloroforra, eter,butilalkohol, etilasetat.n heksan.propil alkohol. Larut dalam larutan HCl dan alka
li hidroksida.
Titik lebur :280C
Absorbsi

: untuk pemberian per oral diabsorbsi dengan

cepat dan serapurna dari usus dan hanya


yang mencapai kolon. Pre'parasi

oral

sedikit
dari

obat

Mesalasin

pada umuranya diformulasikan untuk pelepasan

obat

ujung ileum dan kolon dimana hanya

absorbsi

sebagian

terjadi

di

. Selama proses absorbsi, mesalasin mengala-

mi asetilasi pada dinding GIT, dan di liver metabolit


terasetilasi tersebut kemungkinan mempunyai aktivitas
Asetilasi

SKRIPSI

mesalasin tidak tergantung kepada

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

genetik

SUSANI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan tidak reversibel. Metabolit terasetilasi dieksresikan lewat urin. Waktu paruh mesalasin
jam dan 40 - 50 X terikat pada

plasma

sekitar satu
protein.

Me

tabolit terasetilasi mempunyai waktu paruh lebih dari


10 jam dan 80 X terikat pada protein
Mesalasin yang dapat

plasma.

Jumlah

menembus plasenta dapat diabai-

kan, tetapi keraungkinan dapat dieksresikan lewat


susu dalam jumlah yang cukup untuk

air

menimbulkan efek-

efek merugikan pada bayi yang menyusui.


Kegunaan

: Mesalasin adalah komponen dari Sulfasala-

sin yang aktif untuk penyakit inflamasi


Digunakan

usus

untuk ulcerative colitis akut

ataupun sedang dan juga untuk pemeliharaan

SKRIPSI

STUDI HUBUNGAN NILAI LOGARITMA ...

besar.

yang ringan
.

SUSANI

Anda mungkin juga menyukai