Anda di halaman 1dari 8

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGGAPAI

BONUS DEMOGRAFI
Rachmawati Madjid
Abstract. A region/country is over populated when it exceed the environmental resources to support
its sustainability. For the long-run, carrying capacity of the area has decreased by human activity,
then the region experiencing overpopulation. Demographic situation in Indonesia is a high growth
rate, a young population age structure and population distribution is imbalance. Human resource
development as development capital should go well along with improving the quality of education
and the provision of sufficient jobs that touch the economic improvement of society. All aspects of
population also affects national security. Therefore, in order to utilize the window of opportunity
that is not free and to keep away from problems for the national resilience in the future , the
government ought to prepare carefully from now on for the sake of reaching a demographic
dividend .
Keywords : Population , Human Resources , Demographic Bonus
Abstrak. Suatu wilayah/negara dikatakan mengalami kelebihan penduduk apabila jumlah penduduk
melebihi kapasitas sumberdaya atau lingkungan untuk mendukung keberlanjutannya. Untuk jangka
panjang daya dukung wilayah jelas mengalami penurunan oleh aktivitas manusia, maka wilayah
tersebut mengalami kelebihan penduduk. Situasi kependudukan di Indonesia yaitu tingkat
pertumbuhan yang tinggi, struktur umur penduduk yang muda dan penyebaran penduduk yang tidak
merata. Pengembangan sumberdaya manusia sebagai modal pembangunan seharusnya berjalan baik
seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan dan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai
sehingga menyentuh perbaikan ekonomi masyarakat. Seluruh aspek kependudukan turut
mempengaruhi ketahanan nasional. Karena itu, agar jendela peluang yang tidak gratis itu
termanfaatkan dan tidak menimbulkan persoalan bagi ketahanan bangsa di masa depan, sepatutnya
pemerintah mempersiapkan diri secara matang mulai sekarang agar dapat meraih bonus demografi.
Kata kunci : Kependudukan, Sumberdaya manusia, Bonus demografi
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat,
lapangan pekerjaan tidak mencukupi, dan
sumber ekonomi yang tersedia dalam proposi
yang tidak rasional telah menimbulkan
pendapatan perkapita yang rendah serta
kemiskinan pada sebagian besar rakyat suatu
negara. Sementara itu sektor pendidikan telah
banyak menghasilkan produksinya dalam
jumlah yang sangat besar pula, dan jumlah itu
ternyata tidak dapat tersedot ke lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Kelebihan penduduk (over population)
seringkali
diartikan
sebagai
kepadatan
penzzduduk yang berlebihan (overcrowding).
Kepadatan penduduk seharusnya dilihat pada
jumlah penduduk pada setiap kilometer persegi
suatu wilayah (density). Kepadatan penduduk
umumnya tidak relevan dengan permasalahan
kelebihan penduduk. Untuk memahami
kelebihan penduduk bukan pada kepadatan

penduduk suatu wilayah, tetapi pada jumlah


orang dalam suatu wilayah dengan sumberdaya
dan kapasitas lingkungannya untuk mendukung
keberlanjutan aktivitas manusia sebagai daya
dukung lingkungan/wilayah.
Seluruh kehidupan ekonomi kita cenderung
memiliki bentuk searah dengan kecenderungan
lingkungan, tetapi saat ini terjadi sebaliknya.
Kita sekarang memengaruhi lingkungan dunia
dengan cara-cara sebelumnya tidak masuk akal,
misalnya dengan penggunaan bahan bakar fosil,
merusak hutan tropis dan menimbulkan
pencemaran. Kita mendapat informasi dari TV
dan media lainnya tentang meningkatnya
jumlah penduduk yang kehilangan tempat
tinggal dan kelaparan karena kekurangan bahan
makanan dan musim kemarau, hal ini seringkali
diakibatkan
karena
penurunan
kualitas
lingkungan. Penduduk semacam ini menjadi
'pengungsi lingkungan', dan kita akan melihat

lebih
banyak
lagi
orang-orang
yang
menghadapi problema semacam ini di masa
yang akan datang. Saat dunia menghadapi krisis
terkait iklim, energi, pangan, kemiskinan,
ekonomi global, dan gonjang-ganjing politik,
masalah penduduk menjadi krusial. Namun,
gambaran besar demografi selalu berhadapan
dengan hak-hak asasi manusia.
Jumlah penduduk dunia mencapai satu
miliar tahun 1804 dan dibutuhkan satu abad
untuk mencapai dua miliar. Namun, penduduk
bertumbuh sangat cepat sepanjang abad ke-20.
Jumlah penduduk menjadi dua kali lipat, dari
tiga miliar tahun 1959 menjadi enam miliar
tahun 1999, lalu tujuh miliar tahun 2011.
Meskipun
tingkat
pertumbuhan
global
melambat, penduduk Bumi bertambah 78 juta
orang setiap tahun. Menurut proyeksi Perserikat
Bangsa-Bangsa, jumlah penduduk mencapai
9,6 miliar tahun 2050.
Untuk pertama kali dalam sejarah, satu
miliar orang tidur dengan perut lapar tiap hari
dan lebih dari 100 juta orang menderita
kelaparan kronis karena mahalnya harga
pangan dan resesi ekonomi.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia
menjadi salah satu ancaman pemanfaatan bonus
demografi yang akan mencapai puncaknya pada
2020-2030. Bonus demografi justru bisa jadi
masalah. Indonesia berhadapan dengan
berbagai persoalan itu terkait dinamika
kependudukan. Tingginya laju pertumbuhan
penduduk bisa membuat Indonesia terancam
gagal memanfaatkan bonus demografi yang
hanya terjadi satu kali pada suatu bangsa.
Bonus demografi membuka cendela peluang
kalau tingkat fertilitas (TFR) turun, antara 2,01
dan 1,87. Saat ini TFR masih bertengger pada
angka 2,6. Upaya pengendalian kependudukan
boleh saja berhasil. Namun, apa gunanya rasio
ketergantungan penduduk lanjut usia terhadap
usia produktif rendah jika tenaga kerja terdiri
atas buruh berupah rendah dan bisa kapanpun
jatuh miskin akibat inflasi naik.
Masalah
Salah satu masalah nasional yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah masalah
kependudukan dan sumber daya manusia,
masalah
ini
mendasar
di
bidang
ketenagakerjaan yaitu keterbatasan kesempatan
kerja,
dan
rendahnya
kualitas
serta

produktivitas tenaga kerja, sehingga kita


dihadapkan pada pertanyaan: (1) Bagaimana
kualitas SDM dalam menyongsong bonus
demografi? (2) Bagaimana kemampuan SDM
dapat beradaptasi dengan dunia kerja dalam
menghadapi kompetisi global?
Manfaat
Untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan
dan kesenjangan yang dialami masyarakat
Indonesia yang telah bersifat struktural.
Sebagai
suatu
pemikiran
untuk
menempatkan penduduk / SDM sebagai asset
pembangunan
yang harus
ditingkatkan
peranannya.
KAJIAN LITERATUR
Teori Malthus mengatakan bahwa laju
pertambahan penduduk menurut deret ukur,
sedangkan produksi pangan menurut deret
tambah artinya laju pertambahan penduduk
lebih cepat daripada produksi pangan.
Penelitian dari The Club of Rome (1972) yang
berjudul The Limit of Growth, yang saat itu
meramalkan bahwa tahun 2000 sistem
kehidupan kita akan mengalami penurunan
akibat tidak adanya keseimbangan antara
jumlah penduduk dengan sumber alam yang
tersedia. Lester Brown memberi komentar
mengenai The Limit of Growth, menyatakan
kita harus berhati-hati dan berbuat sedemikian
rupa, supaya kita aman di waktu mendatang.
Ujaran Mahatma Gandhi bahwa bumi
menyediakan kebutuhan manusia dan makhluk
hidup
secara
cukup,
tetapi
tidak
keserakahannya, boleh diyakini, namun sejarah
mengungkapkan keserakahan manusia tidak
bisa dibendung. Selo Sumarjan (1977) melihat
keadaan ini, mengatakan bukan bersikap
pesimis atau optimis yang didasarkan kepada
'Act of God', namun harus bersikap realistis
melihat kenyataan yang ada. Salah satu jalan
yang paling manusiawi untuk membatasi
jumlah penduduk yang terlalu banyak adalah
dengan membatasi kelahiran melalui program
Keluarga Berencana (Family Planning) yang
disertai dengan Beyond Family Planning.
Bonus demografi merupakan kondisi saat
jumlah penduduk usia nonproduktif yang
bergantung pada penduduk produktif (usia
15-64) mencapai titik terendah. Bonus
demografi dimulai awal 1990-an karena

keberhasilan program Keluarga Berencana (KB)


sejak tahun 1970-an.
Ahli ekonomi Adam Smith yang dikenal
sebagai tokoh ekonomi pembangunan dalam
bukunya 'Wealth of Nations' telah menyatakan
faktor ekonomi adalah 1) tanah, 2) tenaga kerja
(labour) dan 3) modal. Alfret Marshall
(1842-1924) juga menekankan 'the importance
of education as a national investment' dan
dalam pandangannya 'the most valuable of all
capital is that investment in human being'.
Namun sayangnya, para ekonom kemudian
kurang menekankan pentingnya faktor manusia.
Kebijakan
pengendalian
penduduk
didefinisikan
sebagai
tindakan-tindakan
pemerintah
berupa
hukum-hukum,
aturan-aturan dan program-program yang
memengaruhi tiga komponen, yaitu kelahiran,
kematian, dan migrasi, sebagai suatu cara untuk
memengaruhi pemmbangunan sosial dan
ekonomi. Keterkaitan kependudukan dan proses
pembangunan merupakan status pendidikan
sebagai keluaran pembangunan, karena melalui
pendidikan berlangsung transformasi peradaban
dan perubahan ke arah pembaharuan sepanjang
sejarah manusia.
Pendidikan pada hakikatnya adalah
perubahan pribadi manusia, meliputi perubahan
pengetahuan, sikap dan perilakunya. Apabila
ditinjau dari sudut kebudayaan maka
pendidikan adalah proses pembudayaan
manusia melalui proses edukasi, sosialisasi dan
akulturalisasi. Pendidikan mempunyai peran
besar salam pengembangan sumber daya
manusia yaitu membina manusia menjadi
tenaga produktif atau man power itulah
sebabnya ada pendekatan pendidikan yang
dikenal dengan man power approach.
Dalam
pendekatan
ini
pendidikan
ditekankan kepada membangun tenaga
pembangunan (to build man power build up).
Pengembangan pendidikan dalam hubungannya
dengan sumber daya manusia yang berarti
pembangunan
pendidikan
tidak
hanya
pemberian pengetahuan tetapi lebih ditekankan
kepada
kemampuan
manusia
dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya.
Berdasarkan kajian di atas dapat dianalisis
bahwa ketahanan suatu bangsa terancam runtuh
bila pertumbuhan penduduk tak terkendali,
kualitas rendah, daya dukung lingkungan turun,
pengangguran tinggi, kehancuran lingkungan

karena pengelolaan sumber daya alam hanya


berdasar pertimbangan politik-ekonomi jangka
pendek, jurang kesenjangan melebar dan
konflik perebutan sumber daya. Indonesia
sebagai bangsa yang sedang berkembang
berjuang melawan kebodohan, kelaparan dan
kemelaratan serta mencoba meningkatkan
intelektualisme masyarakatnya, untuk mengejar
ketinggalan dan agar dapat menyesuaikan diri
pada
modernisasi
yang
diakibatkan
perkembangan ilmu dan teknologi.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini
adalah deskriptif dan studi literatur dengan : a)
menelusuri literatur kependudukan untuk
mencari teori yang dapat menerangkan
fenomena kualitas SDM, b) Mengikuti
perkembangan penelitian/penulisan dalam
bidang kependudukan dan ketenagakerjaan, dan
c) Memanfaatkan data sekunder yang
terhimpun
pada
BPS.
Data
tersebut
disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih
muda dibaca dan diinterpretasikan sehingga
menjadi informasi yang mudah dipahami.
PEMBAHASAN
Suatu
wilayah
dikatakan
kelebihan
penduduk jika jumlah penduduknya melebihi
kemampuan sumberdaya lingkungan wilayah
tersebut untuk mendukung kelangsungan hidup
penduduk atau terjadi penurunan daya dukung
lingkungan, Dalam jangka panjang daya
dukung suatu wilayah akan menurun karena
jumlah penduduk meningkat.
Negara-negara dengan tingkat pendapatan
yang layak, penduduknya cenderung memiliki
tingkat kelahiran yang lebih rendah daripada
negara-negara dengan tingkat kemakmuran
yang tidak merata. Budaya dan agama
merupakan faktor-faktor yang penting serta
mempengaruhi
ukuran
keluarga,
tanpa
mengabaikan tingkat kesejahteraan dan
pendidikannya dalam masyarakat. Hal-hal
lainnya tergantung pada kebijakan pemerintah
masing-masing. Pada beberapa dasawarsa yang
lalu, beberapa negara sedang berkembang
mulai mengambil langkah untuk mengatasi
masalah pertumbuhan penduduk yang cepat,
melalui kebijakan-kebijakan yang diambil
untuk menekan kelahiran. China merupakan
salah satu contoh yang ekstrim, dimana

pasangan suami istri yang memiliki lebih dari


satu anak dikenai denda.
Negara-negara maju membantu dan
menyediakan bantuan dana untuk mendukung
program-program yang bertujuan mengurangi
tingkat
kelahiran
di
Negara
sedang
Berkembang. Program-program kependudukan
tidak dapat dipungkiri merupakan cara
penggunaan dana yang efektif untuk
meningkatkan standar hidup. Terdapat fakta
bahwa lahirnya bayi di negara maju ternyata
lebih
banyak
menimbulkan
kerusakan
lingkungan daripada bayi yang lahir d negara
miskin, sehingga permasalahan penduduk juga
merupakan permasalahan di negara maju.
Situasi Kependudukan Indonesia
Indonesia merupakan negara nomor empat
yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
dunia setelah China (1.119,9 juta), India (853,4
juta), dan Amerika Serikat (251,4 juta). Pada
tahun 1971 jumlah penduduk Indonesia sebesar
119,2 juta jiwa dan pada tahun 1980 sebesar
147,4 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk
antara tahun 1971-1980 2,32% setiap tahunnya.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1990
sebanyak 179.,3 juta jiwa. Pada priode
1980-1990 laju pertumbuhan penduduk
Indonesia menurun menjadi 1,97%, tahun 1994
lebih 190 juta jiwa, ini setelah adanya program
keluarga berencana dan tahun 2000 penduduk
Indonesia 210 juta jiwa, sekarang tahun 2013
penduduk Indonesia 245 juta jiwa. Walaupun

demikian angka pertumbuhan ini masih tinggi.


Permasalahan utama penduduk Indonesia yaitu
pertumbuhan penduduk yang tinggi, struktur
umur penduduk yang muda dan sebaran
penduduk yang tidak merata pada pulau-pulau.
Ketiga
permasalahan
penduduk
ini
menimbulkan berbagai permasalaha penduduk
dan lingkungan hidup. Gambar 1 dan
Gambar 2.
Dari jumlah penduduk tersebut apabila
dikaitkan dengan luas wilayah (pulau)
Indonesia, maka terdapat sebaran yang tidak
merata. Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,89%
(132.187 Km2) dari luas Indonesia (1.904.569
Km2),
menampung
59,99%
penduduk
Indonesia pada tahun 1990. Sebaran penduduk
yang tidak merata menyebabkan kepadatan
penduduk yang timpang per kilometer persegi
di propinsi-propinsi di pulau jawa. Demikian
pula propinsi-propinsi di luar pulau Jawa yang
rata-rata di atas 100 jiwa per Km2.
Ketimpangan distribusi penduduk terkait
dengan pengelolaan sumberdaya alam yang
tidak seimbang, salah satu usaha yang
dilakukan adalah program transmigrasi.
Namun, tengoklah kondisi manusia
Indonesia saat ini. Indeks Pembangunan
Manusia Indonesia di ASEAN sejak 1980
hingga 2011 berada di bawah Singapura,
Brunei, Malaysia, Thailand dan Pilipina. Lama
pendidikan rata-rata penduduk 5,7 tahun.
Jumlah pengangguran terbuka 2011 mencapai
6,56 persen (77 juta jiwa) penduduk. Industri

nasional masih terfokus pada sektor yang nilai


tambahnya rendah. perkiraan BKKBN ada 150
juta tenaga kerja pada 2030, jumlah tenaga
yang jumlah rata-rata anak yang dilahirkan.
Butuh kerja keras agar jendela peluang
termanfaatkan. Indonesia tidak bisa terlepas
dari dunia, kemajuan teknologi negara lain
perlu diantisipasi jika indonesia ingin sejajar
dengan negara-negara maju.
Pembangunan Pendidikan dan Kesempatan
Kerja.
Masalah angkatan kerja dan lapangan kerja
mempunyai arti tersendiri dalam pembangunan
nasional, dan akan lebih terasa di tahun-tahun
mendatang sebagai akibat melonjaknya jumlah
penduduk
terutama
penduduk
usia
muda/produktif. Angkatan kerja dan lapangan
kerja semakin bertambah kompleks apabila
dimensi pendidikan tidak diperhitungkan, dan
laju pertumbuhan penduduk yang cepat
menyebabkan bertambahnya jumlah angkatan
kerja, sehingga tidak ada keseimbangan antara
jumlah angkatan kerja dengan kesempatan kerja.
Maka dalam hal ini pendidikan harus banyak
memainkan perannya. Menurut data yang ada
saat ini terdapat jumlah angkatan kerja
sebanyak 118 juta orang, dengan kenaikan
rata-rata setiap tahunnya 2 juta -2.5 juta orang.
Angkatan kerja yang diproduksi setiap tahun
sebagian besar tidak mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri sehingga mereka
menjadi beban yang cukup berat. Sistem
pendidikan kita saat ini hanya mampu
melahirkan lulusan saja yang kemudian

menggantungkan diri pada kemungkinan


adanya peluang untuk memanfaatkan tenaganya.
Peluang itu sangat tipis artinya yang
tertampung sangat sedikit jumlahnya, tetapi
selebihnya bahkan sebagian besar menjadi
penambah
deretan
pengangguran
yang
barisannya cukup panjang. Oleh karena itu
pembangunan pendidikan sangat dituntut ke
arah penanggulangan secara terpadu dalam
keseluruhan pembangunan nasional. Gambar
3.
Dengan APBN 2013 senilai Rp 1.683
triliun dan RAPBN 2014 sedikitnya Rp1,900
triliun. Indonesia semestinya memiliki sistem
pendidikan murah dan mudah diakses seluruh
rakyat. Tentu saja pemerintah harus punya
perencanaan terpadu pertumbuhan penduduk
yang 30 tahun terakhir tumbuh dua kali dari
sebelum tahun 1971. Pemerintah harus
menggenjot pendidikan yang dapat dinikmati
secara adil dan merata oleh rakyat. Tidak boleh
ada yang tertinggal mendapatkan pendidikan.
Lulusan SD dan SMP harus melanjutkan
pendidikan demi menghasilkan angkatan kerja
terampil. Indonesia butuh rencana aksi strategis
untuk mencegah lebih banyak lagi lulusan SD
dan SMP, yang sedikitnya berjumlah 77,8 juta
orang masuk ke pasar kerja. Tanpa
meningkatkan
kualitas
angkatan
kerja,
Indonesia terancam gagal menikmati bonus
demografi pada tahun 2020 - 2030.
Pengembangan SDM dan Pertumbuhan
Ekonomi
Pengembangan sumber daya manusia

sebagai modal pembangunan seharusnya


sudah berjalan baik karena pemerintah mengalokasikan 20 persen dari anggaran nasional
untuk kebutuhan pendidikan setiap tahun.
Pendidikan merupakan investasi manusia yang
harus diarahkan kepada pengembang sumber
daya manusia, melalui sektor pengembangan
lapangan kerja yang diarahkan kepada
pertumbuhan ekonomi. Pendidikan diharapkan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
dibandingkan dengan nilai produktif sebelum
ditambah faktor manusia. Nilai ekonomis
pendidikan biasanya nampak dalam dua hal
yaitu nilai pendidikan bagi konsumen dan nilai
pendidikan bagi produsen, hal ini berkesinambungan dengan usaha pembangunan
nasional secara menyeluruh. Gambar 4.
Pertumbuhan ekonomi membawa akibat
pembangunan bidang pendidikan. Artinya
pembangunan pendidikan ditunjang oleh
pertumbuhan ekonomi, oleh sebab itu strategi
pembangunan pendidikan mau tidak mau harus
melihat dimensi sumber daya manusia dan
pengembangan lapangan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi berarti bertambahnya
produksi secara nasional yang diukur dengan
harga yang sama. Ukuran yang bisa digunakan
ialah melihat pertumbuhan ekonomi dengan
meneliti kualitas manusia, peralatan produksi
dan besaran ekonomi. Persoalannya ialah
bagaimana
strategi
pembangunan
agar

mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap


pertumbuhan ekonomi.
Industri yang mengolah sumber daya alam,
seperti tambang, agrobisnis, dan kehutanan,
tumbuh pesat seiring peningkatan jumlah
penduduk
dan
pertumbuhan
ekonomi.
Kebijakan pemerintah mendorong industri hilir
juga akan menambah laju perputaran roda
ekonomi di daerah. Persebaran penduduk di
daerah akan meningkatkan ketahanan negara
jika diiringi dengan kualitas penduduk yang
baik.
Saat roda ekonomi berputar kencang,
biasanya kinerja perbankan ikut cemerlang.
Laba industri perbankan nasional tumbuh 23,65
persen dari Rp75,08 triliun pada tahun 2011
menjadi Rp92,83 triliun pada tahun 2012.. Aset
perbankan pun tumbuh dari Rp3.652,83 triliun
pada 2011 menjadi Rp4.262,59 triliun pada
2012. Sayangnya, kinerja yang paling baik ini
belum mengoptimalkan seluruh potensi
nasional. Nelayan-nelayan yang bermukim di
desa pesisir lebih senang meminjam uang
kepada tengkulak dengan bunga tinggi daripada
meminjam pada bank. Contohnya Nelayan di
Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Banten
tidak mengenal program Kredit Usaha Rakyat
dengan suku bunga bersubsidi. Asas ke
hati-hatian membuat perbankan tidak menyalurkan kredit kepada rakyat kebanyakan yang
dianggap tidak layak bank sebab tidak memiliki

agunan. Prosedur perbankan yang rumit untuk


pinjaman mikro membuat jumlah orang yang
berhubungan dengan layanan perbankan
rendah.
Menurut Bank Dunia, sekitar 79 persen
penduduk belum mampu mengakses layanan
keuangan formal, 19 persen berhubungan
dengan bank dan 2 persen berhubungan dengan
layanan keuangan formal lainnya. Rasio kredit
terhadap produk domestik bruto Indonesia juga
sangat rendah, yaitu 31,7 persen. Bandingkan
dengan negara lain, seperti Thailand (131,9
persen), Malaysia (115,9 persen), dan Vietnam
(111,6 persen). Padahal, perbankan seharusnya
dapat menjadi sarana mengumpulkan dana
masyarakat yang jumlahnya mencapai triliunan
rupiah untuk modal pembangunan.
Sumber pendanaan lain adalah jaminan
sosial. Semakin baik tingkat pendidikan dan
pendapatan pekerja, iuran yang dapat ditarik
juga semakin besar dan dapat menjadi dana
pembangunan. Pembangunan kependudukan,
pendidikan, dan akses keuangan harus menjadi
landasan petumbuhan ekonomi nasional.
Ciri-ciri Penduduk Indonesia ke Depan
Keluarga Kecil.
Keberhasilan program KB berdampak pada
menurunnya jumlah anak dalam keluarga. Di
saat bersamaan, jumlah keluarga akan
meningkat seiring bertambahnya penduduk. Ibu
memiliki waktu luang lebih banyak dan
semakin banyak perempuan yang akan masuk
ke pasar kerja.
Urbanisasi
Proporsi penduduk perkotaan akan
meningkat tajam. Pertama karena adanya aliran
penduduk dari desa ke kota akibat investasi
masih hanya mencapai daerah perkotaan.
Kedua karena berubahnya status desa menjadi
kota.
Mobilitas Tinggi
Revolusi transportasi dan komunikasi
menyebabkan mobilitas penduduk meningkat
secara signifikan. Mobilitas menjadi lebih
mudah terutama dengan munjulnya berbagai
low cost carrier dan komunikasi mendekatkan
"jarak" antara migran dengan kerabat mereka.
Penduduk Menua

Menurunnya angka kematian bayi,


membaiknya akses penduduk terhadap fasilitas
kesehatan, serta penemuan di bidang kesehatan
menyebabkan usia harapan hidup meningkat.
Di saat yang bersamaan, total fertility rate
turun sehingga merubah struktur penduduk
menurut usia.
Jendela Peluang
Saat ini hingga 30 tahun ke depan,
penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk
usia produktif. Ini merupakan jendela peluang
untuk memperoleh bonus demografi.
Momentum Penduduk
Masih besarnya proporsi penduduk muda
menyebabkan angka kelahiran akan terus naik,
sehingga jumlah penduduk Indonesia terus
bertambah dari waktu ke waktu.
Menurut Internasional Labour Organization
(ILO), pada dasawarsa mendatang, 50 - 60
persen penduduk negara maju khususnya Eropa,
Amerika Utara, Asia Timur dan Australia akan
berusia lanjut, "mereka akan kekurangan tenaga
kerja muda, ini peluang bagi penduduk usia
muda Indonesia". Jerman sudah mengantisipasi
hal itu dengan mengirim delegasi untuk
membujuk pemerintah mengirim tenaga kerja.
Hal yang sudah dilakukan oleh Jepang dan
Korea Selatan. Dua negara Asia itu telah
memberikan kesempatan kepada Indonesia
untuk mengirim tenaga kerja muda, baik untuk
bekerja di Industri maupun perawat. Hal serupa
diperkirakan akan dilakukan negara maju lain
dalam 5 tahun terahkir.
Simpulan
Dalam menyongsong bonus demografi,
sumber daya manusia merupakan salah satu
aspek terpenting dalam menghadapi persaingan
di segala bidang. Pada era tersebut,
diperkirakan akan terjadi arus masuk barang
maupun arus informasi yang berasal dari luar
negeri, bahkan masuknya tenaga kerja asing ke
Indonesia yang tidak dapat dibendung lagi.
Dalam menghadapi kompetisi global, dituntut
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja,
memiliki kecakapan hidup, yaitu berani
menghadapi problem kehidupan dan secara
proaktif dan kreatif mampu mencari solusi dan
mengatasinya, memiliki jiwa kewirausahaan,

yaitu mampu membuka lapangan pekerjaan


sendiri
berdasarkan
keterampilan
dan
pengetahuan yang dimiliki. Angkatan kerja dan
lapangan kerja semakin kompleks, laju
pertumbuhan penduduk semakin pesat,
sehingga tidak ada keseimbangan antara jumlah
angkatan kerja dengan lapangan kerja. Oleh
karena itu, pembangunan pendidikan dituntut
kearah penaggulangan secara terpadu dalam
keseluruhan pembangunan nasional.
Saran
Pembangunan kualitas sumber daya
manusia
sebaiknya
menjadi
landasan
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
yang
menyasar kesejahteraan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, Indonesia
butuh pemimpin bervisi jangka panjang yang
memihak keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kita pasti bias.
DAFTAR PUSTAKA
Brown Lester, dkk. 1989. Dunia Penuh
Ancaman, Yayasan obor Indonesiaentice
Hall, Upper Saddle River, New Jersey
07458.
Buchholz Rogene A, 1999. Principle of
Environmental Management. Prentice hall,
Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2011.
Engkoswara, 2002. Lembaga Pendidikan

sebagai Pusat Pembudayaan, Yayasan


Amal Keluarga.
Harry Sonny Budiutomo Harmadi, 2013, Profil
Penduduk Indonesia dan Perkiraan
perkembangannya, Lembaga Demografi
FE-UI
Kompas, 19 April 2013. Kesempatan yang Adil
bagi Semua.
Latunreng Wahyuddin, 2008. Kapita Selekta
Strategi Ketahanan Nasional. Perputakaan
Nasional Dalam Terbitan (KDT)
Malthus Thomas, Julian Huxley, Frederick
Osborn, terjemahan Dindin Solahudin.
2004,
Ledakan
Penduduk
Dunia.
Prinsip-Prinsip
Kependudukan
dan
Pengedaliannya,
Yayasan
Nuansa
Cendekia. Bandung.
Meadows Donella H, 1982, The Limits to
Growth A Report for THE CLUB ROME'S
Proyect on the Predicament of Mankind,
PT Gramedia Jakarta.
Tjiptoherijanto Prijono, 1999. Keseimbangan
Penduduk,
Manajemen
Sumberdaya
Manusia dan Pembangunan Daerah.
Pustaka Sinar Harapan.
www.merdeka.com, Kadin : Bonus Demografi
Indonesia Bisa Jadi Musibah. 5 Oktober
2013.

Anda mungkin juga menyukai