PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Viskositas pada zat cair disebabkan oleh adanya gaya kohesi yaitu gaya
tarik menarik antara molekul sejenis (Sarojo, 2009).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak
goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat
daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut.
Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang
awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi
suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut ( Rosiana, 2005).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan
diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding
tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang
berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat
(Sudarjo, 2008).
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Penambahan gula tebu
meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air
akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan
semakin encer, waktu alirnya semakin cepat. Viskositas naik dengan naiknya berat
molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat
dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak (Rao, 2003).
1.2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu
dan konsentrasi terhadap viskositas jus pepaya dan jus mangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas merupakan ukuran resistensi fluida terhadap aliran. Viskositas
menentukan besarnya gaya yang diperlukan agar fluida tersebut mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas dapat dikatakan sebagai sebuah ukuran penolakan
sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawahtekanan shear. Biasanya
dikatakan sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikirkan
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas
yang rendah sedangkan pada minyak .sayur memiliki viskositas tinggi. Viskositas
dan suhu memiliki perbandingan terbalik, dimana semakin tinggi suhu maka
viskositas dari bahan tersebut akan semakin tinggi.
Viskositas yaitu ukuran kekentalan dari suatu fluida baik itu benda cair,
benda padat, dan gas. Yang diktakan fluida yaitu yang dapat mengalir, jika suatu
benda itu tidak dapat mengalir maka bukan disebut fluida. Adapunn viskositas
juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah suhu. Suhu dan
viskositas suatu bahan pangan layaknya suatu yang tak dapat dipisahkan.
Pengaruh suhu pada viskositas bahan pangan sangatlah berpengaruh, begitu juga
pengaruh viskositas terhadap kenaikan atau penurunan suhu bahan pangan.
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan
naiknya
suhu.
Pemanasan
zat
cair
menyebabkan
molekul-molekulnya
besar daripada lapisan-lapisan yang letaknya jauh dari plat. Besarnya viskositas tidak bergantung
dari besarnya gradienkecepatan. (Harijono, 2001).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
2.1. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum satuan operasi kali ini dilaksanakan pada hari Selasa 21
Oktober 2014, jam 10.00 sampai jam 12.00 WIB, dilaboratorium Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya Palembang.
2.2. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang digunakan pada praktikum satuan operasi kali ini
yaitu :1) Beaker gelas, 2) Hot plate, 3) Termomter, 4) Viscometer bandul.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : 1) Air, 2) Jus
mangga, 3) Jus pepaya.
2.3. CARA KERJA
Adapun cara kerja praktikum satuan operasi II kali ini adalah :
a. Siapkan bahan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu empat puluh, enam
puluh, delapan puluh, dan seratus mili liter.
b. Tuangkan bahan kedalam beaker gelass untuk diukur suhunya
menggunakan termometer.
c. Hitung viskositas bahan menggunakan viskometer bandul
d. Panaskan bahan sampai batas suhu delapan puluh derajat celcius.
BAB IV
Konsentrasi (%)
40
60
Air
80
100
Suhu ( )
30
80
30
80
30
80
30
80
Viskositas (dPas)
0,5
0,3
0,5
0,4
0,6
0,5
Suhu ( )
29
80
26
80
31
80
30
80
Viskositas (dPas)
110
145
300
300
600
900
1500
1000
Suhu ( )
27
80
28
80
28
80
27
80
Viskositas (dPas)
125
90
300
175
450
290
525
300
0,3
Konsentrasi (%)
40
60
Jus Mangga
80
100
3.1. PEMBAHASAN
Praktikum satuan operasi kali ini akan membahas pengaruh suhu dan konsentrasi
terhadap viskositas fluida. Yang mana suhu ini sangatlah berpengaruh terhadap
fluida. pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap viskositas dilakukan perbandingan
antara jus mangga dengan jus pepaya. dari hasil perbandingan diperoleh bahwa
pada jus mangga diperoleh nilai viskositas yang lebih tinggi daripada di jus
pepaya. Viskositas dipengaruhi oleh kadar air dimana kadar jus yang memiliki
konsentrasi 40% memiliki viskositas yang lebih rendah daripada jus yang
memiliki konsentrasi 60% begitu juga seterusnya hingga jus yang memiliki
konsentrasi hingga 100%. Penurunan Viskositas karena adanya penambahan air
karena dengan penambahan air menyebabkan jus semakin encer. Sehingga aliran
jus semakin tinggi.
Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh
energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur. Nilai viskositas pada suhu awal berbeda jauh ketika jus dipanaskan
meskipun pada konsentrasi yang sama, seperti pada jus pepaya konsentrasi 40%
ketika belum dipanaskan memiliki viskositas sebesar 125 dPas sedangkan pada
suhu 800 C nilai viskositasnya menurun menjadi 90 dPas. Pebedaan suhu ini
sangat mempengaruhi nilai viskositas suatu zat. Berbeda dengan viskositas suatu
gas karena viskositas suatu gas akan naik dengan kenaikan suhunya.
Perbandingan pada tabel menunjukkan bahwa viskositas jus pepaya lebih
rendah dibandingkn dengan viskositas jus mangga yang lebih tinggi. Hal tersebut
disebabkan oleh kadar air awal pada jus pepaya lebih tinggi dibandingkan dengan
kadar air pada jus mangga. Selain suhu konsentrasi air masih banyak yang sangat
mempengaruhi nilai viskositas yaitu tekanan, komposisi didalam zat, adanya
bahan tambahan seperti bahan suspensi yang akan menaikkan kekentalan suatu zat
yang menyebabkan naiknya nilai viskositasnya dan adanya ikatan rangkap di
dalam zat tersebut. Semakin banyak ikatan rangkap maka semakin tinggi nilai
viskositasnya. Perbedaan viskositas jus mangga dan jus pepaya dipengaruhi oleh
kadar air awal yang berbeda dan komposisi penyusun bahan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum praktikum yang telah kita lakukan, dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1.
Viskositas suatu zat cair disebabkan karena adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik
suatu zat.
Pemanasan/penaikan suhu suatu larutan menyebabkan molekul-molekul larutan
memperoleh energi yang menyebabkan cairan bergerak sehingga gaya interaksi
5.
DAFTAR PUSTAKA
Rao, RR dan Fasad, KR. 2003. Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation
on Journal Bearings. Vol 46. Hal 143-152. India
Rosiana, H. 2005. Analisis Viskositas Sukardjo. 2003. Kimia Fisika. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba
Teknika..
Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
R, Dadi, Sudaryanto dan dkk.Penuntun Praktikum Satuan Operasi Industri, 2007,
Ftip Unpad