Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PEMBAHASAN
Sistem

pencernaan

atau

sistem

gastroinstestinal (mulai

dari

mulut

sampai

anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit.
Fungsi dari saliva dapat disimpulkan sebagai berikut

Air liur memulai proses pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim
yang memecah polisakarida menjadi disakarida.

Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan, sehingga
mereka saling menyatu serta menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan
licin.

Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim suatu enzim yang
melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu kedua dengan membilas bahan makanan yang
mungkin digunakan oleh bakteri.

Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap,
sehingga kita dapat merasakan rasa makanan.

Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.

Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut dan gigi.
Karena air liur terus menerus membilas sisa makanan yang tersisa di mulut.

Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat yang menetralkan asam di makanan dan asam
yang dihasilkan oleh flora normal yang ada di mulut, untuk mencegah karies gigi.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan
dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar
dan berlanjut secara otomatis.
Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :

a.

Palatum durum ( palatum keras ) yang tersusun atas tajuk tajuk palatum dan sebelah depan
tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.

b. Palatum mole ( palatum lunak ) terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang
dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi
oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan
didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi
dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
a. Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan
berbentuk seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan. Di samping gigi seri
terdapat gigi taring. Gigi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek makanan. Di
belakang gigi taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi menghaluskan makanan.
b. Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga berfungsi untuk mengecap atau
merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap rasa-rasa
tertentu, seperti asin, masam, manis, dan pahit.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat
digerakkan ke seluruh arah.

c. Kelenjar ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludah tersebut adalah kelenjar
ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah, kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang dihasilkan
dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut.
Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah
amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa. Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang
mempunyai duktus yang duktus wartoni dan duktus stensoni.
Kelenjar ludah ada 2, yakni :
1. Kelenjar ludah bawah rahang ( kelenjar submaksilaris ), yang terdapat dibawah tulang rahang
atas pada bagian tengah.
2. Kelenjar ludah bawah lidah ( kelenjar sublingualis ) yang terdapat disebelah depan bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di antara bawah
lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sublingualis serta hasil sekresinya berupa
kelenjar ludah ( saliva ). Kelenjar ludah ( saliva ) dihasilkan dalam rongga mulut.
Di sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah
1. Kelenjar Parotis
Letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular,
duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui
pipi ( muskulus buksinator ).
2. Kelenjar Submaksilaris
Terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara
di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjar Sublingualis
Letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynk.

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian
superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media adalah bagian yang sama
tinggi dengan mulut dan bagian inferior adalah bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan
ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar
lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Di sebelah depan kerongkongan terdapat saluran pernapasan
yang disebut trakea. Trakea menghubungkan rongga hidung dengan paru-paru. Pada saat kita
menelan makanan, ada tulang rawan yang menutup lubang ke tenggorokan. Bagian tersebut
dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah makanan masuk ke paru-paru. Kerongkongan sering
juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i, oeso - "membawa", dan , phagus "memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).


Sekresi esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi pelumasan untuk
menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar mukus sederhana. Pada
bagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil pada bagian awal esofagus, terdapat juga
beberapa kelenjar mukus campuran. Mukus yang disekresi oleh kelenjar campuran pada esofagus
bagian atas akan mencegah ekskoriasi mukosa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan

kelenjar campuran yang berada didekat sambungan esofagogastric akan melindungi dinding
esofagus dari pencernaan oleh asam getah lambung yang sering mengalami refluks dari lambung
kembali lagi kebagian bawah esofagus.
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu

Kardia

Fundus

Antrum

Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang terletak antara esofagus
dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
Pengisian lambung jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini dapat
mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang menjaga motilitas
lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos dalam mempertahankan
ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu yang lebar. Selanjutnya adalah relaksasi
reseptif yakni proses relaksasi otot polos untuk meningkatkan kemampuan lambung dalam
mengakomodasi volume makanan.
Lambung mempunyai dua otot lingkar, yaitu otot lingkar pardia dan otot lingkar pilorus.
Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagian bawah kerongkongan.
Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari lambung agar tidak kembali ke kerongkongan
dan mulut. Otot lingkar pilorus hanya terbuka apabila makanan telah tercerna di lambung.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung berkontraksi,
menyebabkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung mengakibatkanmakanan di
dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdepat kelenjar yang
menghasilkan getah lambung.. getah lambung mengandung asam lambung, serta enzim-enzim
lain. Asam lambung berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengantifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin.pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi
molekul yang lebih kecil. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :

Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak

lambung.
Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap

infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.


Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Selain sel-sel penyekresi mucus yang mengelilingi seluruh permukaan lambung, mukosa
lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubula yang penting : kelenjar oksintik (Kelenjar gastrik)
dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, dan mucus.
Kelenjar pilorik terutama menyekresi mucus untuk melindungi mukosa pylorus dari asam
lambung. Kelenjar tersebut juga menyekresi hormon gastrin.
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Di usus halus terdapat
susunan yang sangat rapat dari kelenjar mucus campuran, yang disebit kelenjar brunner.Kelenjar
ini menyekresi mucus yang alkalis dalam jumlah besar. Fungsi dari mucus yang disekresikan
oleh kelenjar brunner adalah untuk melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah
lambung yang sangat asam, yang keluar dari lambung.
Bila sekresi usus halus dikumpulkan tanpa serpihan sel, sekresi ini hampir tidak
mengandung enzim.Enterosit mukosa, terutama yang menutupi vili, mengandung enzim
pencernaan yang mencerna zat-zat makanan khusus ketika makanan diabsorbsi melalui
epitel.Enzim-enzim ini adalah sebagai berikut:

Beberapa peptidase untuk memecah peptide kecil menjadi asam amino.

Empat enzim sukrase, maltase, isomaltase, dam lactase untuk memecah disakarida menjadi
monosakarida.

Sejumlah kecil lipase intestinum untuk memecah lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak.

1. Usus dua belas jari (Duodenum)


Usus

dua

belas

jari atau duodenum adalah bagian

dari usus

halus yang

terletak

setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus,

di

antara usus

dua

belas

jari (duodenum)

dan usus

penyerapan (ileum).

Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh denganmesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus

penyerapan atau ileum adalah

pencernaan manusia, ) ini

memiliki

bagian
panjang

terakhir
sekitar

dari usus
2-4

halus.
dan

Pada sistem

terletak

setelah

duodenumdan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu danrektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)


Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini

ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian

besarherbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga
abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix(atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya

dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicusistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem

pencernaan yang

memiliki

dua

fungsi

utama

yaitu

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon

K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran
penting

dalam metabolisme dan

memiliki

beberapa

fungsi

dalam

tubuh

termasuk

penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai
dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap
ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini
mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluhpembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut
dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam
sirkulasi umum.
L. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan

sekitar

50

ml empedu yang

dibutuhkan

tubuh

untuk

proses pencernaan.

Padamanusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak , bukan karena enzim dalam empedu yang
menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal :
1.

Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan
menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase
yang disekresikan dalam getah pancreas.

2.

Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran
mukosa intestinal.

A. Neoplasma
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkordinasi
dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah
hilang.Sel

neoplasma

mengalami

transformasi,

oleh karena

mereka

terus- menerus

membelah.Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulainya


telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat
progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan
kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah.Neoplasma bersifat otonom
karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma,
menimbulkan pembengkakan/benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


CANCER LAMBUNG
a. Pengertian

Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa ireguler
dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding
lambung.
b. Etiologi
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor
dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam lingkungan
seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam
karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan makanan.Ada yang
timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat.Ingesti nitrat dan nitrit dalam
diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen
seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
c. Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin, yaitu polip, anemia
pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis artofi kronis dan ulkus lambung tidak mempengaruhi
individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan
ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal.
Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering
di antrum.Infiltrsi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat
meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak
lazim.Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip
benigna dengan X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul dari penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini
jarang.Kira-kira 75% dari karsinoma ditemukan 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi
struktur lokal seperti bagian bawah dari esofagus, pankreas, kolon transversum dan
peritonium.Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
d. Gejala kanker lambung
Gejala awal kanker lambung
1. Perut bagian atas tidak nyaman : gejala ini dirasakan oleh semua penderita kanker lambung,
lebih dari 70% gejala awal kanker lambung adalah penderita merasakan bagian atas perut tidak
nyaman ini merupakan gejala umum yang sering terjadi. Pada saat tenang biasanya akan timbul,
sebalikya disaat melakukan aktifitas rasa tidak nyaman itu menghilang, hasil dari penyesuaian
makanan dan minuman tidak efektif.

2. Nyeri, perut terasa panas / terbakar : menunjukkan penderita kanker lambung stadium awal
didalam aktivitas hidupnya sering merasakan lambung tidak nyaman. Nyeri atau perut terasa
sakit, dengan meminum obat rasa sakit dapat diatasi. Beberapa penderita kanker lambung setelah
saat memasukkan makanan akan timbul gejala distensi abdomen, sendawa dan lainnya. Dengan
timbulnya gejala ini setelah dilakukan deteksi kemungkinan dapat terjadi kesalahan diagnosa
menjadi radang lambung.
3. Penurunan berat badan dan cepat lelah: gejala ini dalam waktu singkat muncul dan disertai
dengan penurunan nabsu makan. Penurunan nabsu makan merupakan salah satu gejala awal dari
kanker lambung, karena tidak merasakan sakit pada bagian lambung maka penderita tidak terlalu
memperhatikan.
4. Jika penderita kanker lambung telah terjangkit cukup lama, maka penderita kanker lambung
dalam aktifitas hidupnya dapat timbul gejala pendarahan gastrointestinal. Gejala yang paling
sering timbul adalah hematemesis (muntah darah), melena ( pengeluaran feses atau tinja yang
berwarna hitam seperti ter dan berisi darah yang telah dicerna), olkutisme darah.
Gejala Kanker stadium lanjut
Kanker lambung stadium lanjut dari beberapa gejala merupakan perluasan dari gejala awal, oleh
karena itu ada beberapa gejala stadium lanjut yang dapat kita prediksi.
1. kurus dan kurang darah
2. pada perut atas penderita kanker lambung stadium lanjut terasa nyeri dan terus berlangsung lebih
lama, dan biasanya tidak mudah membaik.
3. kemungkinan metastase pada kanker lambung stadium lanjut cukup besar, biasanya bisa
menyebar ke daerah sekitar yang berdekatan seperti pankreas, hati, usus besar dan dengan mudah
bisa menyebar ke getah bening sampai sekitar kelenjar getah bening dan kelenjar getah bening
yang letaknya jauh, beberapa di supraklavikula kiri teraba kelenjar getah bening keras tidak aktif.
Penyebaran juga dapat melalui sirkulasi darah sampai sampai ke hati, paru, otak tulang, ovarium
dan sebagainya. Dengan demikian timbul adanya effuse abdomen, penyakit kuning,
pembengkakan hati dan gejala lainnya. Bisa juga menyebabkan perforasi lambung, pendarahan,
nekrosis, obstruksi, dan komplikasi lain. Gejala lain dari kanker stadium lanjut abdomen atas
terasa sakit, nabsu makan menurun, menjadi kurus, lemah, mual, muntah, melena atau
penegeluasan fases yang berwarna hitam dan berisi darah yang telah dicerna.
4. Gejala lainnya
Mungkin disaat makanan masuk ke tubuh bagian Cardia kanker lambung dapat dirasakan
tidak lancer. Makanan dapat masuk tetapi menyebabkan disfagia dan regurgitasi.Kanker lambung

menyebabkan timbulnya gejala perforasi akut, seluruh bagian perut terasa sakit, radang
peritoneum.Beberapa dari penderita kanker lambung mungkin muncul gejala diare, sembelit, dan
demam.
Gejala kanker lambung stadium lanjut tampak sangat jelas, oleh karena itu menyebabkan
pasien sangat menderita.Mendeteksi serta melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara dini
dapat memperoleh hasil pengobatan yang jauh lebih baik.
e. Faktor-faktor resiko
Masalah lingkungan dan nutrisi dapat mempengaruhi perkembangan dari kanker lambung.
Makan makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yang telah diasinkan, tidak adanya makanan
segar dan jumlah vit. C, A dan E yang kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan insiden
tumor lambung.Perokok dan pengguna alkohol berhubungan dengan perkembangan dari
penyakit ini.Pekerja dalam industri tertentu juga mengalami kejadian kanker lambung yang
tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan batu bara, pengolahan tambaga dan
karet, asbestos. Status ekonomi yang rendah merupakan faktor resiko yang nyata dan mungkin
dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan dan makanan. Ras dan usia juga merupakan faktor resiko.
f. Cara mendiagnosa kanker lambung
Prosedur tes yang dilakukan untuk mendiagnosa kanker perut adalah sebagai berikut:
Gastroskopi prosedur ini merupakan prosedur yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi
kanker lambung. Saat melakukan tes ini, dokter memasukkan endoskop (sebuah selang kecil
flexible yang memiliki kamera dan senter) melalui mulut pasien masuk ke dalam perut, sehingga
dokter dapat melihat apa saja yang terdapat di dalamnya.
Biopsi Prosedur ini dilakukan saat gastroskopi dilakukan. Pada saat biopsi, dokter mengambil
sebagian kecil jaringan dari perut/lambung yang terlihat abnormal, yang kemudian jaringan
tersebut akan dipelajari/diperiksa dengan mikroskop.
CT Scan dan scan ultrasound menghasilkan gambar bagian dalam tubuh untuk melihat apakah
telah terjadi penyebaran kanker ke bagian lainnya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan untuk infeksi Helicobacter pylori. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, yang meliputi tes pernafasan, tes darah, dan tes
laboratorium lainnya.
g. Pengobatan
Kanker lambung biasanya diobati dengan lebih dari satu cara yang meliputi:
Bedah
Prosedur ini adalah satu-satunya cara yang efektif untuk mengatasi kanker lambung. Pada
saat pembedahan, dokter akan mengangkat sebagian dari seluruh lambung. Pada beberapa pasien

dengan kanker yang sudah tidak dapat ditolong lagi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi
komplikasi yang timbul akibat kanker, seperti terhambatnya saluran lambung atau pendarahan
akibat kanker
Radioterapi
Setelah pembedahan, radioterapi dapat saja diaplikasikan bersamaan dengan kemoterapi
untuk membunuh sisa-sisa kanker yang berukuran kecil, yang tidak terlihat maupun tidak dapat
diangkat saat dilakukan pembedahan.Pada pasien dengan kanker lambung stadium lanjut,
radioterapi sangat berguna untuk menghilangkan penghalang dalam lambung.Radioterapi juga
dapat digunakan sebagai upaya untuk menghentikan pendarahan yang disebabkan kanker namun
tidak dapat diatasi melalui pembedahan.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaaan obat-obatan yang dapat membantu membunuh sel kanker
dan menyusutkan ukuran tumor.Prosedur ini dapat diberikan setelah pembedahan, baik tersendiri
maupun sebagai kombinasi dengan radioterapi.Kemoterapi juga dapat diaplikasikan sebagai
upaya untuk mengurangi efek dari gejala yang timbul atau memperpanjang peluang hidup pasien
dengan kanker lambung stadium lanjut yang tidak dapat diatasi melalui pembedahan.
Terapi terarah
Sekitar 1 dari 5 kanker lambung memiliki terlalu banyak protein yang mempercepat
pertumbuhan, disebut HER2, pada permukaan sel-sel kanker.Tumor dengan tingkat HER2 yang
tinggi disebut HER2-positif.Trastuzumab (Herceptin) merupakan antibodi buatan manusia yang
diarahkan untuk mengatasi protein HER2. Pemberian Trastuzumab yang dikombinasikan dengan
kemoterapi dapat memperpanjang masa hidup pasien yang terdiagnosa kanker stadiumlanjut
dengan tingkat HER2-positif
h. Pencegahan kanker lambung
Walau penyebab pasti kanker lambung belum dapat diketahui, ada beberapa cara yang
dapat kita lakukan untuk mengurangi resiko terkena kanker lambung.
Di beberapa negara berkembang, penggunaan kulkas untuk menyediakan bahan makanan
yang segar, dibandingkan mengkonsumsi bahan makanan yang diasinkan, telah membantu

menekan angka kanker lambung dalam beberapa tahun belakangan ini.


Berikut adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan:
Mengkonsumsi lebih banyak sayuran serta buah-buahan
Mengurangi konsumsi garam atau makanan yang diasap
Berhenti merokok
Mempelajari riwayat medis pribadi Anda serta melakukan gastrokopi secara regular bila Anda

pernah terkena infeksi Helicobacter pylori


i. Asuhan Keperawatan Kanker Lambung

Pengkajian
Pengkaian akan didapatkan sesuai stadium kanker lambung. Keluhan anoreksia terjadi
pada hampir semua pasien yang mengalami kanker lambung. Keluhan gastrilointestinal yang
lazim biasanya adalah nyeri epigastrium, berat badan menurun dengan cepat, melena,dan
anemia; pada kondisi ini biasanya sudah ada metastasis dalam kelenjar getah bening, regional,
paru, otak, tulang,dan ovarium.
Pada pengkajian riwayat penyakit, penting diketahui adanya penyakit yang pernah diderita
seperti ulkus peeptikum atau gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi.H.pylori. pengkajian
pengkajian perilaku/ kebiasaan yang mendukung peningkatan risiko penyakit ini, seperti
konsumsi alkohol dan tembakau kronis, konsumsi makanan yang diasinkan (seperti daging bakar
atau ikan asin).Perawat juga mengkaji terdapatnya penurunan berat badan selama ada riwayat
penyakit tersebut.
Pengkajian psikososial biasanya didapatkan adanya kecemasan berat setelah pasen
mendapat informasi mengenai kondisi kanker lambung. Perawat juga mengkaji pengetahuan
pasien tentang program pengobatan kanker; meliputi radiasi, kemoterapi,dan pembedahan
gastrektomi. Pengkajian tersebut memberikan informasi untuk merencanakan tindakan yang
sesuai dengan kondisi pasien.
Walaupun pemeriksaan fisik tidak banyak membantu untuk menegakkan diagnosis, tetapi
pada pemeriksaan gastointestinal akan didapatka adanya anoreksia, penurunan berat
badan,pasien terlihat kurus.
Pengkajian diagnostik yang diperlukan untuk kanker lambung adalah pemeriksaan
radiografi, endoskopi biopsi, sitologi, dan laboratorium klinik.
Diagnosa Keperawatan
1. Aktual/risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan kemampuan batuk
menurun, nyeri pasca bedah.
Aktual/risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk menuru, nyeri pasca
bedah.
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam pembedahan gastrektomi, kebersihan jalan napas pasien tetap

optimal.
Kriteria evaluasi :
Jalan napas bersih, tidak ada akumulasi darah pada jalan napas.
Suara napas normal, tidak ada bunyi napas tambahan seperti stridor.
Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
RR dalam batas optimal 12-20 x/menit.
Intervensi

Rasional

Kaji dan monitor jalan napas.

Deteksi awal untuk interpretasi intervensi


selanjutnya. Salah satu cara untuk mengetahui
apakan pasien bernapas atau tidak adalah
dengan menempatkan telapak tangan di atas
hidung dan mulut pasien, untuk marasan
hembusan napas. Gerak toraks dan diafragma
tidak selalu menandakan pasien bernapas.
Pemberian oksigen dilakukan pada fase awal

Beri oksigen 3 liter/ menit.

pascabedah.

Pemenuhan

oksigen

dapat

membantu meningkatksn PaO2 di cairan otak,


Instruksikan

pasien

melakukan batuk efektif.

untuk

napas

yang akan memengaruhi pengaturan pernapasa.


dan Pada pasien pascabedah dengan tingkat
toleransi yang baik, pernapasan diafrgma dapat
meningkatkan
tindakan

ekspansi

dilskuksn

paru.

untuk

Berbagai

memperbesar

ekspansi dada dan pertukaran gas.


Sebagai contoh, minta pasien untuk menguap
atau melakukan inspirasi maksimal.
Batuk juga didorong untuk melonggarkan
sumbatan mucus. Bantu pasien mengatasi
ketakutannya bahwa ekskresi dari batuk dapat
menyebabkan insisi bedah akan terbuka.
Bersihkan secret pada jalan napas dan lakukan Kesulitan bernapas dapat terjadi akibat secret
suctioning apabilan kemampuan mengevakuasi lender yang berlebihan. Mengganti posisi
tidak efektif.

pasien

dari

satu

sisi

ke

sisi

lainnya

memungkinkan cairan yang terkumpul untuk


keluar adri sisi mulut. Jika gigi pasien
menutup, mulut dapat dibuka hati-hati secara
manual dengan spatel lidah yang di bungkus
kassa.
Mucus yang menyumbat atau trakea dihisap
dengan ujung pengisap faringeal atau kateter

nasal yang dimasukkan ke dalam nasofaring


atau orofaring.
Evaluasi dan monitor kebersihan intervensi Apabila tingkat toleransi pasien tidak optimal,
pembersihan jalan napas.

lakukan kolaborasi dengan tim medic untuk


segera

dilakukan

terapi

endoskopi

atau

pemasangan tamponade balon.


2. Aktual/ risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan tidak adekuat.
Risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake makanan tidak
adekuat
Tujuan : setelah 3x24 jam pada pasien non bedah dan setelah 7x24 jam pascabedah asupan
nutrisi dapat optimal dilakukan.
Kriteria evaluasi :
Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat.
Terjadi penurunan gejala refluks esophagus, meliputi odinofagia berkurang, RR dalam batas
normal 12-20 x/menit.
Berat badan pada hari ketujuh pascabedah meningkat 0,5 kg.
Intervensi
Intervensi non bedah :
1.

Rasional

Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan


1.
mengunyah makanan dengan seksama.

2.

Agar makanan dapat lewat dengan mudah ke


lambung.

Evaluasi adanya makanan dan kontraindikasi


2.
terhadap makanan.

Beberapa pasien mungkin mengatasi alergi


terhadap beberapa komponen makanan tertentu
dann beberapa penyakit lain, seperti diabetes
mellitus,

hipertensi,

Gout,

dan

lainnya

memberikan manifestasi terhadap persiapan


komposisi makanan yang akan diberikan.
3.

Sajikan makanan dengan cara yang menarik.3.

4.

Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa yang


disukai pasien ( sesuai indikasi).

5.

4.

Membantu merangsang nafsu makan.


Mempertimbangkan

keinginan

individu

Pantau intake atau output , anjurkan untuk dapat memperbaiki asupan nutrisi.
timbang berat badan secara periodic ( sekali
5.
seminggu).

Berguna mengatur keefektifan nutrisi dan


dukungan cairan.

6.

Lakukan dan anjurkan perawatan mulut


sebelum dan sesudah makan serta sebelum dan
6.
sesudah intervensi/ pemeriksaan peroral.

Menurunkan rasa tidak enak karena adanya


sisa makanan atau bau obat yang dapat
merangsang pusat muntah.

Intervensi pascabedah :
1.

Kaji kondisi dan toleransi gastrointestinal


1.
pascagastrektomi.

Parameter penting adalah dengan melakukan


auskultasi bising usus. Apabila didapatkan
bising usus artinya fungsi gastrointestinal
sudah pulih setelah anestesi umum.

2.
2.

Lakukan perawatan mulit.

infeksi oral.
3.

3.

Intervensi ini untuk menurunkan risiko


Pembersihan

ini

selain

untuk

enjaga

Masukkan 10-20 ml cairan sodium klorida kepatenan selang nasogastrik juga untuk
setiap sif melalui selang nasogastrik.

meningkatkan

penyembuhan

pada

area

pascagastrektomi.
4.
4.

Berikan

nurtisi

cair

melalui

Pemberian nutrisi cair dilakukan untuk

selang memenuhi

nasogastrik atau atas instruksi medis.

asupan

nutrisi

melelui

gastrointestinal. Pemberian nutrisi melalui


nasogastrik harus dikolaborasikan dengan tim
medis yang merawat pasien.
5.

5.

Ahli gizi harus terlibat dalam penentuan

Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis komposisi dan jenis makanan yang akan
nutrisi yang akan digunakan pasien.

diberikan sesuai dengan kebutuhan individu.


6.

Intervensi

untuk

mencegah

terjadinya

refluks.
6.

Hindari makan 3 jam sebelum tidur.

3. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa esophagus, respons pembedahan.


Intervensi
Rasional
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan Pendekatan dengan mengunakan relaksasi dan
pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasive.

terapi nonfarmakologi telah menunjukkan


keefektifan dalam mengurangi nyeri.

Lakukan manajemen nyeri.

1. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.

1.

Pendekatan

PQRST

dapat

secara

komprehensif menggali kondisi nyeri pasien.


Apabila pasien mengalami skala nyeri 3 ( dari
skala 0-4) ini merupakan peringatan yang perlu
di waspadai karena merupakan manifestasi
klinik

dari

komplikasi

pascabedah

esofagektomi.
2.
2. Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

Istirahat, secara fisiologis akan menurunkan


kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
kebutuhan metabolisme basal.

3.

Meningkatkan asupan oksigen sehingga akan

3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam pada menurunkan nyeri sekunder dari iskemia
saat nyeri muncul.

intestinal.
4.

4. Anjurkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Distraksi ( pengalihan perhatian) dapat


menurunkan stimulasi internal.

5.
5. Rawat pasien diruang intensif.

Untuk mengontrol nyeri pasien harus dirawat


di ruang intensif. Lingkungan tenang akan
menurunkan

stimulus

Pembatasan

nyeri

eksternal.

pengunjung

membantu

meningkatkan kondisi oksigen ruangan yang


akan berkurang apabila banyak pengunjung
yang

berada di

menurunkan

ruangan. Istirahat akan

kebutuhan

oksigen

jaringan

perifer.
6.

Manajemen sentuhan pada saat nyeri


berupa sentuhan dukungan psikologis dapat

6. Lakukan manajemen sentuhan.


Tingkatkan pengetahuan pasien

membantu menurunkan nyeri.


mengenai Pengetahuan akan membantu

mengurangi

sebab-sebab nyeri dan mengembangkan berapa nyeri dan dapat membantu mengembangkan
lama nyeri akan berlangsung
Tindakan kolaborasi

kepatuhan pasien terhadap rencana terapi.

Analgetik intravena

Analgetik

diberikan

untuk

membantu

menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi


nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat
berkurang.
Evaluasi
Kriteria evaluasi yang di harapkan pada pasien kanker lambung setelah mendapat intervensi
keperawatan adalah sebagai berikut
1. Terpenuhinya informasi mengenai pemeriksaan diagnostik, intervensi kemoterapi, radiasi, dan
2.
3.
4.
5.
6.

keadaan pembedahan.
Tidak mengalami injuri dan komplikasi pascabedah.
Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Terjadi penurunan respons nyeri.
Tidak terjadi infeksi pascabedah.
Kecemasan pasien berkurang.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat diserap oleh usus. Proses pencernaan
adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus
sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan
secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah

makanan dari bentuk kasar menjadi halus.Sedangkan pencernaan secara kimiawi yaitu
pencernaan dengan bantuan enzim.
B. Saran
Setelah mengetahui proses sistem pencernaan serta gangguan yang diakibatkan jika
kekurangan nutrisi diharapkan khususnya masyarakat dapat meminimalisir angka penurunan
kesehatan dan mahasiwa agar dapat mengerti materi tersebut sebagai dasar untuk mempelajari
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Supaya mahasiswa dapat lebih paham pada materi
perkuliahan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Kerperawatan Medikal Bedah Vol.1.Jakarta :

EGC

Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Flamingo.
Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. Jakarta: Gramedia.

Guyton, Arthur C, Hall,John E.2007.Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGC


Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta : Media

Aesculapius

Murray, Robert K, Granner, Daryl K, Mayes, Peter A, Rodwell, Victor W.2003.Biokimia Harper edisi
25.Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8

Vol.3.EGC :

Jakarta.
Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan,
Sampingnya.Jakarta : Elex Media Komputindo

dan Efek

Anda mungkin juga menyukai