Pengertian Civics
Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan Civis, selanjutnya dari kata
Civis ini dalam bahasa Inggris timbul kata Civic artinya mengenai warga negara
atau kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civics, ilmu kewarganegaraan
dan Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelajaran Civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam
rangka mengamerikakan bangsa Amerika atau yang terkenal dengan nama Theory
of Americanization. Sebab seperti diketahui, bangsa Amerika berasal dari
berbagai bangsa yang datang di Amerika Serikat dan untuk menyatukan menjadi
bangsa Amerika maka perlu diajarkan Civics bagi warga negara Amerika Serikat.
Dalam taraf tersebut, pelajaran Civics membicarakan masalah government, hak
dan kewajiban warga negara dan Civics merupakan bagian dari ilmu politik. Di
Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan yang searti dengan Civic Education itu
dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk program diploma/politeknik dan program
Sarjana (SI), baik negeri maupun swasta.
Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi pasal 39 ayat (2)
menyebutkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat a) Pendidikan Pancasila, b) Pendidikan Agama, dan c) Pendidikan
Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan salah satu mata kuliah inti sebagaimana
tersebut di atas, dimaksudkan untuk memberi pengertian kepada mahasiswa
tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara
warga Negara dengan nengara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai
bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (SK
Dirjen DIKTI no.267/DIKTI/Kep/2000 Pasal 3).
Melihat begitu pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Education ini bagi
suatu negara maka hampir di semua negara di dunia memasukkannya ke dalam
kurikulum pendidikan yang mereka selenggarakan. Bahkan Kongres Internasional
Commission of Jurist yang berlangsung di Bangkok pada tahun 1965,
mensyaratkan bahwa pemerintahan suatu negara baru dapat dikatakan sebagai
pemerintahan yang demokratis manakala ada jaminan secara tegas terhadap
hak-hak asasi manusia, yang salah satu di antaranya adalah Pendidikan
Kewarganegaraan atau Civic Education. Hal ini dapat dimaklumi, karena dengan
dimasukkannnya ke dalam sistem pendidikan yang mereka selenggarakan, diharapkan
warga negaranya akan menjadi warga negara yang cerdas dan warga negara yang
baik (smart and good citizen), yang mengetahui dan menyadari sepenuhnya akan
hak-haknya sebagai warga negara, sekaligus tahu dan penuh tanggung jawab akan
kewajiban dirinya terhadap keselamatan bangsa dan negaranya. Dengan demikian
diberikannya Pendidikan Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang
memiliki jiwa dan semanagt patriotisme dan nasionalisme yang tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap mendengarkan kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak merespon
dan mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran kewarganegaraan saat sekolah,
dan mata kuliah kewarganegaraan pada saat kuliah. Bisa jadi kata kewarganegaraan
di dalam memori otak tersimpan kuat karena setiap tahun dari sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas ada pelajaran kewarganegaraan yang harus di pelajari, dan
ternyata saat kuliah juga ada.
Awal Mula Pendidikan Kewarganegaraan dan Keengganan mempelajarinya. Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran setelah terpecah dari PPKN ataupun
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mengapa awalnya di gabung menjadi
satu? Karena isi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri besumber dari Pancasila
itu sendiri. Selanjutnya di pecah menjadi mata pelajaran sendiri karena Pendidikan
Kewarganegaraan dianggap penting untuk di ajarkan kepada siswa dan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan materi kewarganegaraan yang lebih luas dan
tidak hanya bersumber langsung dari Pancasila.
Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi sebagian mahasiswa tidak ubahnya
mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak jauh berbeda dengan
Pendidikan Moral Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa materinya memang
berkaitan ataupun sama. Itulah mengapa banyak yang tidak suka ataupun tidak mau
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Bisa jadi karena bosan ataupun dianggap
tidak penting seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan lainnya. Pada akhirnya
Pendidikan Kewarganegaraan selalu saja di anak tirikan dalam setiap pembelajaran.
Selanjutnya ada hal yang membuat banyak orang dan terutama mahasiswa enggan
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Ketika zaman Orde Baru Pendidikan
Kewarganegaraan yang bersumber langsung dari Pancasila dan UUD dijadikan
sebuah alat untuk mengambil keuntungan bagi beberapa pihak. Bukannya sebagai
warga negara yang taat dan melaksanakan Pancasila, tapi beberapa pihak tersebut
malah menjadikan Pancasila, UUD, dan Pendidikan kewarganegaraan untuk
melegalkan apapun keinginan mereka. Akhirnya banyak yang tidak percaya lagi dan
kemudian berkembang menjadi keengganan untuk mempelajari Pendidikan
Kewarganegaraan tersebut.
Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk moral para mahasiswa, agar
meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi, mereka tetap terjaga sebaga
warga Negara Indonesia yang baik. Jangan sampai seseorang yang memiliki keilmuan
yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebab orang yang berilmu tinggi namun salah
jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi sekitarnya. Namun apabila seseorang
berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki rasa kebangsaan, maka
orang itu akan menjadi sangat berguna bagi bangsa dan negara.
Dengan hadirnya generasi-generasi penerus yang berkeilmuan tinggi dan
berwawasan kebangsaan yang tinggi, tentunya bangsa Indonesia akan menjadi maju.
Generasi semacam inilah yang diharapkan muncul dari para mahasiswa yang sedang
menimba ilmu. Oleh karena itu, selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni, perlu
diberikan rambu-rambu moral yang tertuang dalam Pendidikan Kewarganegaraan
yang ditujukan untuk memberikan panduan bersikap bagi mahasiswa yang nantinya
akan terjun ke lapangan. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan mutlak
diperlukan bagi Mahasiswa.