SEJARAH PERKEMBANGAN
Peradapan Mesir Kuno menyumbang papyrus sebagai media tulis menulis. Penggunaan
papyrus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa
wangsa firaun kemudian menyebar keseluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah
dan menyebar seantero Eropa, meskipun penggunakan papyrus masih dirasa sangat
mahal.dari kata papyrus itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa inggris. Tercatat dalam
sejarah adalah peradapan China yang menyumbang kertas bagi dunia. Yaitu Tsai Lun yang
menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101
Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsabangsa China ke timur dan berkembangnya peradapan di kawasan itu meskipun pada awalnya
cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia (Holik. H, 2006)
Pada akhirnya teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada
masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam pertempuran Talas
pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan
kertas kepada orang Arab .Pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industry kertas baik
di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industry lainnya. Kemudian menyebar ke Italia
dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor
ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia (Holik. H, 2006).
Pada tahun 1799, seorang Perancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan
proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak,
dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier . Penemuan
mesin silinder oleh Jhon Dicknison di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya
penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam
cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan pada tahun 1927 Amerika Serikat
mulai menggunakan mesin Fourdrinier. (Holik. H, 2006)
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan
meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun
1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan plup dari kayu, tapi
kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854 Charles Watt dan Hugh
Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857,
seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan british patent
untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses
kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini
bisa disebut proses sulfat, karena Na 2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan
pemasak (Holik. H, 2006).
2.3
Gambar.
Proses pembuatan pulp
Pulping adalah proses pemisahan serat sellulosa dari bahan pencampur (lignin &
pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat lignin harus dihilangkan
karena dapat membuat kertas menglami degradasi. Proses pulping atau pembuatan bubur
kertas dapat dilakukan dari 2 bagian dasar, yaitu (Mark J. K, 2008):
1
a
Virgin Pulp
Timber
Kayu gelondongan diambil dari hutan tanam industry kemudian disimpan di sebuah
lapangan luas umumnya terbuka dengan tujuan untuk pelapukan dengan menjaga
kesinambungan bahan baku. Kayu siap diolah ini disebut log.
b
De Barker
Chipping Machine
Log yang sudah bersih ini kemudian diiris menjadi potongan potongan kecil di mesin
Pulping process
1
Dalam metode ini, serpihan kayu dimasak dengan baha n kimia yang tepat dalam
larutan berair dengan menaikkan suhu dan tekanan. Tujuannya adalah mendegradasi dan
melarutkan lignin dan meninggalkan sebagian besar selulosa da hemiselulosa dala bentuk
serat utuh. Ada tiga metode pembuatan pulp secara kimia yaitu proses kraft ( basa), proses
sulfit (asam), dan proses soda.
adalah
kerja
yang
dirintis
oleh
G.H.
Tomlinson
di
Kanada,
yang
mengembangkan tungku pemulihan yang cocok untuk pembakaran lindi lindi htam
kraft. Dalam proses kraft natrium sulfat ditambahkan untuk imbuhan. Yang merupakan
baan kimia kunci yang dibutuhkan untuk dilignifikasi.
Saat ini proses sulfat tidak hanya merupakan proses pembuatan pulp
alkalis yang utama untuk kayu, tetapi sekaligus juga merupakan proses pulp yang paling
penting. Proses sufat melibatkan pemsakan chip dengan larutan NaOH dan Na 2S.
Reaksi dengan alkali menyebabkan pemecahan lignin menjdi kelompok yang lebih kecil
dimana garam natrium dapat larut dalam cairan pemasak. kraft dalam bahasa Jerman
berarti proses sulfat menghasilkan kertas yang kuat tetapi pulp tang belum dipulihkan
bewarna coklat tua.
Proses ini ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu sbagai modifikasi dari proses
soda (yand memanfaatkan hanya NaOH sebagai bahan kimia aktif) ketika Carl S. Dahl
memasukan Na2SO4 kedalam system pemasakan.
Proses Sulfit
Dalam proses ini, campuran asam sulfit ( H2SO3) dan ion bisulfit (HSO3-)digunkan
untuk menyerang larytan lignin. Sulfit bersatu dengan lignin membentuk garam dari
asam lignosulfik yang dapat larut dalam larutan pemasak dan struktur kimia dari lignin
masih utuh. Bahan kimia dasar untuk bisulfit dapat berupa ion kalsium, magnesium
natrium aau ammonium. Pulp sulfit dapat dilakukan dalam renang pH yang besar. Asam
sulfit menunjukan proses pulp dengan kelebihan asam sulfur bbas ( pH 1-2), dimana
bisulfit memasak dalam kadaan sedikit asam. Pulp sulfit bewarna lebih cerah daripada
pulp Kraft dan dapat diblach lebih mudah tetapi lembaran kertas lebih lemah daripada
kertas Kraft.
Proses Soda
Dalam proses ini, kayu dimasak dengan NaOH. Cairan pmasak yang tersisa
diuapkan dan dibakar menghasilkan Na2CO3 dan ketikka ditambahkan dengan kapur
menghasilkan NaOH. Disebut proses soda karena dihasilkan dari bahan kimia Na 2CO3.
Proses ini jarang digunakan.
NaCO3+Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
2
Proses proses pembuatan pulp secara semikimia pada dasarnya ditandai dengan
perlakuan kimia didahului dengan ahap penggilingan secara mekanik. Roses ini
menggabungkan proses kimia dan peoses mekanik. Bahan baku mengalami perlakuan
kimia untuk menghilangkan ikatan lingo selulosa secara parsial dan perlakuan mekanis
untuk mendapatkan pemisahan serat yang smpurna. Hail yang diperoleh denan ini lebih
rendah dibandingkandengan proses mekanis.
Kombinasi antara mekanis dan kimia, dilakukan seperti proses mekanis, tetapi
dibantu dengan bahan kimia untuk lebih melunakan. Sehingga serat serat selulosa mudah
terpisah dan tidak rusak. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi
Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin
sehingga dipeoleh pulp yang memiliki randemen yang lebih rendah dengan kualitas yang
lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis.
3
Mechanical Pulping Process
Kombinasi antara mekanis dan kimia, dilakukan seperti proses mekanis, tetapi
dibantu dengan bahan kimia untuk lebih melunakkan. Sehingga serat serat selulosa
mudah terpisah dan tidak rusak. Yang termasuk kedalam proses ini diantaranya CTMP
(Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi
lignin sehingga dipeoleh pulp yang memiliki randemen yang lebih rendah dengan kualitas
yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis.
Proses pngasahan kayu dimana kayu gelondongan yang dikuliti diperlakukan
dalam batu asah yang berputar dengan semprotan air mruakan dasar pembuatan pulp
secara mekanis. Disamping serat yang utuh.Bahan kayu dirobek robek dalam benuk
bagian bagian serat yang kurang lebih tusak.Kerusakan serat secara fisik ini tidak dapt
dihindari dan karena itu kekuatan kertas yang dibuat dari pulp pulp mekanik agak rendah.
Kelemakan kelemahan lain dari pembuatan pup mekanik adalah pemakaian energy yang
tinggi dan praktis hanya kayu kayu
bahan baku.
Metode untuk memproduksi pulp kayu asah batu (GW atau SGW) ikembangkan
sekitar 1840 oeh F.G Keller di Jerman. Pperkembangan lebih baru selama tahun 1970-an
menghasilkan proses kayu asah yang dimodifikasi dalam pengasahan dilakuka n paa
tekanan inggi. Karena suhu pada batu asah tinggi, lignin melunak, yang emudahkan
defebrasi.Akibatnya, pulp kayu asah tekan (PGW) memiliki sifat sifat kekuatan yang agak
lebi baik dari pada pulp GW biasa.
Cara lain defebrasi mekanik kayu adalah dengan menggunakan penggiling
bentuk cakram, yang tntu saja membutuhkan pembuatan serpih terlebih dahulu. Teknologi
defibrasi yang diperbaiki dikembagkan dalam tahun 1960-an yang menghasilkan yang
disebut pulp termimekanik (TMP). Tipe pembuatan pulp mekanik ini berarti penggilingan
setelah pengukusan aal yang bertekanan dan ini menghasilkan perbaikan sifat sifat
kekuatan.Namun kerugiannya adalah penggunaan nergi tinggi.
Metode secara mekanis adalah metode yang paling ua dan masih digunakan
adalah groundwood process, dimana satu blok kayu sesuai panjangnya dipres dengan
batu giling yang lembab dan kasar yang berputar dengan kecepatan 1000 1200 m /
menit. Serat dipisahkan dengan kayu dan dicuci dari permukaan batu dengan air. Larutan
encer dari serat dan potongan potongan serat disaring untuk memisahkan pecahan dan
partikel berukuran besar dan dipadatkan ( dengan penghilangan air) untuk membentuk
pulp dan untuk pembuatan kertas. Proses pada dasarnya sederhana tetapi efsiensi
produksinya sama, pulp yang berkualitas bagus membutuhkan penanganan yang hati
hati mengenai kekasaran prmukaan batu, tekanan pada batu, suhu dan laju alir dari air
pencuci.
Metode ini memiliki keuntungan mengubah 95% berat kering kayu menjadi pulp
tetapi membutuhkan jumlah energy yang sangat besar
untuk mengerjakannya.Pulp
membentuk kertas tak tembus cahaya yang bagus untuk printing tapi lembarannya lemah
dan dapat pudar dengan mudah jika terkena cahaya.
e
Bleaching
Bleaching aatau proses pemutihan bertujuan untuk menghilangkan sisa lignin yang
masih terdapat dalam pulp. Apabila pada proses pemutihan digunakan klorin, maka dari unit ini
akan dihasilkan limbah cair yang mengandung chlorinated organic compounds yan diketahui
sangat berbahaya terhafap ligkungan. Bleaching terbagi menjadi 2, yaitu Elemental Chlorine
Free (ECF) dan Totally Chlorine Free (TFC)
ECF
: Elemental Chlorine Free , bleaching tanpa gas klorin atau hipoklorit, tetapi dengan
Proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat. Dalam
industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing masing tahapan
dijabarkan dibawah ini.
C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
E: ekstraksi alkali, unuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap
sebelumnya dengan larutan NaOH.
2NaOH + Cl2 + H2
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya
adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuraikan sebagai
berikut:
NaClO3 + SO2
f
Hydrapulper
2ClO2 + Na2SO4
Blend-Chest
Tahap dimana bahan kimia ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik kertas akhir.
Refining
Refining atau proses penyulingan ini pulp melewati slot dipiring berputar untuk
memisahkan serat selulosa menjadi banyak dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan
kertas. Serat dipotong dengan bentuk dan ukuran seragam dan diobati untuk memperbaiki
ikatan dan kekuatan produk akhir kertas.
i
penyaringan untuk mendapatkan pulp bersih. Prose penyaringan ini untuk memisahkan chip
yang bisa dipakai (ukuran standar 25 x 25 x 10 mm) dengan yang tidak bisa dipakai. Chip yang
standar disimpan di tempat penampungan, sedangkan yang tidak sesuai ukuran standar
diproses ulang.
2
a
b
c
dan lignin yang tertinggal. Tinta-tinta dati kertas pun dihilangkan pada tahap ini.
d
Blend-Chest (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
e
Refining (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
f
Screening and cleaning (sama dengan Virgin pulp atau pulp baru).
2.3.2
Proses Pembuatan Kertas (Paper Machine)
a
Stock Preparation
Stock preparation adalah proses mengkondisikan bubur kertas sedemikian rupa
sehingga serat siap untuk diproses pada mesin kertas sesuai dengan target produktivitas,
efisiensi dan kualitas kertas yang ingin dicapai. Pada bagian ini juga berfungsi untuk
meramu bagan baku, seperti menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan
zat retensi, menambahkan filter (untuk mengisi pori-pori diantara serat kayu), dan lain-lain.
Bahan yang keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia dan air).
Bubur kertas pada tahapan ini banyak mnegandung air dilakukan dalam kondisi
basah atau wet end, untuk memudahkan proses dan menjadi media prose situ sendiri.
Pada puncaknya di bagian Head Box, kandungan air bisa sekitar 99.5% sementara
sisanya 0.5% yang disebut stock adalah serat dan bahan penambah lainnya (wet ed
additives).
b
Secara kondisi stock atau bubur kertas diproses, maka proses di mesin kertas
dibagi dua, yaitu wet end dan dry end. Urutan prosesnya yaitu:
a
Beater
Bila digunakan pulp kering, maka pabrik menggunakan Pulp beater,
dimana pulp yang kering dimasukkan kedalam tangki penghancur dan dicampur
air untuk dibasahkan sebelum campuran bubur masuk refiner.
b
Refiners
Alat
penghalus
dimana
kertas
dan
serat
bubur
dipotong
dihancurkan
kecil-kecil. Proses
ini
bertujuan
meningkatkan
property kekuatan
dan bonding serat
(bersatunya serat
satu sama lain). Gambar disamping menggunakan Jordan Refiner dimana proses
Jordaning terjadi dimana bubur kertas diuraikan, dipotong dan distribusi rata.
System Jordan memompa dan mendesak campuran bubur melewati rongga yang
sangat sempit dalam proses penghalusan serat.
c
Cleaners
Alat pembersih serat, dimana serat pulp yang bersih akan terangkat ke
atas dan kotoran yang lebih berat akan turun ke bawah tabung pembersih. Alat
pembersih ini menggunakan centrifugal force (kekuatan putar) menyebabkan
material yang berat dan solid kehilangan momentum pada sisi dinding dalam
cleacner.Efek ini membuat material berat tadi lebih cepat turun ke bawah tabung
dibanding fiber yang ringan.Sebelum fiber masuk ke Headbox, serat disaring
kembali dengan screener untuk mendapatkan serat dan bahan yang laun yang
seragam agar siap didistribusikan pada mesin pembentuk lembaran kertas
selanjutnya.
d
Headbox
Bubur kertas yang bersih dan bercampur degan filler dan kimia
penambahn lainnya atau disebut stock, kemudian dicampur dengan air untuk
membuat furnish. Furnish adalah 99.5% air dan 0.5% stock. Furnish disalurkan
kedalam Headbox, dimana regulasi sedemikian rupa agar stock terdistribusi
merata disepanjang box dan stock tidak bergumpal.
e
Wire
Berfungsi membentuk bentangan lembaran kertas dengan menyaring
furnish terhadap air yang menjadi media pembawa. Air diasring sedemikian rupa
lewat lubang halus (mesh) permukaan wire, dan furnish terdiri dari serat dan filler
tertahan diatasnya.
f
Press Part
Berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya
mencapai 50%. Hasilnya masuk ke bagian pengering (dryer). Cara kerja press
part ini adlaah kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas
diberi tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energy,
karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30%).
g
Dryer
Berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai
6%.
Pop Reel
Hasil yang telah masuk ke dalam dryer kemudian masuk ke dalam pop reel
sehingga berbentuk gulunga kertas yang besar (paper roll).Paper roll ini yang
dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
2.5 sifat fisik dan mekanik kertas
Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan
tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau
kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah
kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau
kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat
dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan
tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board
dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan
bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.
Karakteristik kertas didasarkan pada berat atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas
dapat dinyatakan dalam berat (lb)/3000 ft2 atau yang disebut dengan rim. Di USA banyaknya
rim standard untuk kertas kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x 91.5
cm). Di Eropa, Jepang dan negara-negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah grammage
(g/m2). Grammage untuk kertas kemasan primer berkisar antara 18 lb/rim 90 lb/rim (30 g/m2
150 g/m2), sedangkan untuk corrugated board berkisar antara 72-85 lb/rim (117-300 g/m2)
(Irawadi dan Yani M, 2013). Berikut merupaka cara untuk menguji sifat fisik dan mekanik
kertas :
1
10.000 cm2
2
contoh
Gramatur (g/mBobot
)=
(g)
100 cm2
x
1 m2
Densitas (porositas) kertas diperoleh dengan membagi gramatur kertas dengan tebal
kertas atau dengan mengukurnya menggunakan densonometer. Alat ini mencatat waktu yang
diperlukan untuk melakukan 100 m3 udara yang dihembuskan melalui lembaran kertas seluas 1
inchi2. jika udara dapat menembus kertas dengan cepat, maka kertas yang diuji relatif poros.
Densitas diperoleh dengan membagi gramatur kertas dan tebal kertas. Tebal kertas diukur
menggunakan mikrometer sekrup pada lima tempat berbeda dan diambil rata-ratanya.
Gramatur
kertas
Densitas (g/m3) =
Tebal kertas (m) x
1000
perbedaan panjang serat yang menyusun kertas tersebut. Kekuatan tarik kertas sebanding
dengan kuadrat akar rata-rata perbandingan panjang serat dan bobotnya
Penentuan ketahanan tarik dan regangan putus dilakuakn menggunakan paper tensile
strength tester dengan contoh uji berukuran 22 x 1,5 cm. Bagian ujung contoh uji dipasang
pada bagian penjepit alas dan dikeraskan. Ujung kertas lainnya dipasang pada klem bawah dan
dikeraskan. Selanjutnya pengunci bagian klem alas dikendorkan sehingga klem alas dapat
bergerak untuk mendapatkan penempatan contoh uji yang benar. Untuk pengukuran, tuas di
sebelah kanan ditekan ke bawah. Bersamaan dengan itu, jarum penunjuk bergerak ke alas.
Pada saat tertentu, contoh uji putus, jarum penunjuk berhenti bergerak. Nilai yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk adalah nilai beban tarik. Nilai kekuatan tarik ditentukan dengan membagi
nilai beban tarik dengan luas permukaan.
Nilai beban tarik
(kgf)
16
Kekuatan tarik (kgf/cm2) =
x
1,5 cm x t
Contoh uji berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm diberi lubang kecil di tengah
diameter 0.5 cm ditimbang terlebih dahulu. Kemudian dipasang pada alat uji, dijepit bagian
tengah dan tepinya. Selanjutnya, alat dihidupkan termasuk pompa penghisap debu gesekan.
Selama alat bekerja, dilakukan pengamatan terhadap contoh uji hingga contoh uji rusak maka
pengujian dihentikan.
M1 M2
Kehilangan bobot setiap kali gesekan =
AxL
Nilai terbaca x 16
Ketahanan sobek =
contoh dalam pengujian
Ketahanan sobek
Faktor sobek =
gramatur
Uji Ketahanan Jatuh. Kertas berukuran 10 x 10 cm di pasang pada alat DDI (Dart Drop
Impact). Lalu beban dijatuhkan dengan ketinggian tertentu. Ukuran beban disesuaikan mulai
dari yang terkecil hingga beban minimum yang mampu membuat kertas bolong.
Dafar Pustaka
Mark J. Kirwan. 2008. Paper And Paperboard Packaging Technology. Blackwell. London
Irawadi dan Yani M.2013. Pengemasan Bahan Pangan. Departemen Teknologi Industri
Pertanian IPB. Bogor.
Holik, H., 2006, Paper and Board Manufacturing, in Herbert Holik (Ed.) Handbook of
Paper and Board, Wiley-VCH GmbH & Co, Weinheim, 320-321
Sitorus Charles. 2009. Pengaruh Daur Ulang Kertas Terhadap Sifat Fisik Kertas yang
Dihasilkan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor