23
24
kurikulum
seperti
diuraikan
tersebut
termasuk
25
tujuan
mengupayakan
kurikulum
adanya
nilai-nilai
Pancasila.
6
7
harus
yang
mencerminkan
terkandung
dan
dalam
26
2) Strategi pembangunan
Pendidikan selalu dipandang sebagai human invesment, yakni
sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan
pembangunan.
pembangunan
Pembangunan
manusia
pada
Indonesia
hakikatnya
seutuhnya
dan
adalah
seluruh
27
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh
setiap usaha pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang
bersumber dari sistem nilai pancasila dirumuskan dalam undangundang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta beranggung jawab.
2)
28
standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai
siswa pada setiap satuan pendidikan.
4)
10
29
12
30
masyarakat
menyangkut
tuntutan
dan
kebutuhan
masyarakat,
kurikulum
harus
dapat
menunjang
tercapainya
tujuan
yang
akan
dilaksanakan
oleh
guru
dalam
15
31
c. Komponen Metode/Strategi
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa
strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin
dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.17
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar.
1) Reception/Exposition Learning-Discoveery Learning.
Reception dan exposition sesungguhnya mempunyai makna
yang sama, hanya berbeda dalam pelakunya. Reception learning
dilihat dari sisi siswa sedangkan exposition dilihat dari sisi guru.
Dalam exposition atau reception learning keseluruhan bahan ajar
disampaikan kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi,
baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam discovery learning
bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan
berbagai
memandingkan,
mengintegrasikan,
kegiatan
mengkategorikan,
mengorganisasikan
kesimpulan-kesimpulan.
17
menghimpun
bahan
informasi,
menganalisis,
serta
membuat
32
18
33
2) Realia
Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orangorang, binatang, benda-benda, peristiwa, dan sebagainya yang
diamati siswa. Dalam interaksi insani siswa berkomunikasi dengan
orang-orang, sedangkan dalam realita orang-orang tersebut hanya
menjadi objek pengamat, objek studi siswa.
3) Pictorial
Media ini menunjukkan penyajian berbagai bentuk variasi
gambar dan diagram nyata ataupun simbol-simbol yang bergerak
atau tidak.
4) Simbol tertulis
Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang
paling umum, tetapi tetap efektif.
5) Rekaman suara
Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak
dalam bentuk rekaman suara. Rekaman suara dapat disajikan secara
tersendiri atau digabung dengan medipictorial. Penggunaan
rekaman suara tanpa gambar dalam pengajaran bahasa cukup
efektif.19
Gagne mengemukakan lima macam perangsang belajar disertai
alat-alat untuk menyajikanya, yaitu:
19
34
Perangsang
Alat
1. Kata-kata tertulis
slide,
poster,
checklist.
2. Kata-kata lisan
Slide-tapes,
slide
bersuara,
teoretis
Film
bergerak,
permainan
boneka/wayang.20
melalui gambar
d. Komponen Evaluasi
Evaluasi
merupakan
komponen
untuk
melihat
evektifitas
35
22
36
23
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2013), hlm. 164.
37
faktor-faktor
perkembangan
24
Khaeruddin dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Semarang: Pilar Media, 2008)
, hlm. 42.
25
111.
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm.
38
c. Integrated Curriculum
Usaha mengintegrasikan bahan pelajaran dari berbagai mata
pelajaran menghasilkan kurikulum yang integrated atau terpadu.
Integrasi ini tercapai dengan memusatkan pelajaran pada masalah
tertentu yang memerlukan pemecahanya dengan bahan dari segala
macam disiplin atau mata pelajaran yang diperlukan.27
Kurikulum ini memiliki keunggulan antara lain:
1) Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum ini bertalian erat satu
dengan yang lain.
2) Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang
mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan,
kematangan, dan minat peserta didik.
3) Dengan kurikulum ini lebih dimungkinkan adanya hubungan yang
erat antara madrasah dan masyarakat, karena masyarakat dapat
dijadikan laboratorium tempat peserta didik melakukan praktek.
Disamping ada keunggulan-keunggulan kurikulum bentuk ini, ada
pula kelemahan-kelemahanya antara lain:
26
27
39
3) Pelaksanaan
28
40
b)
c)
29
Esti Ismawati, Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar (Jogjakarta: PT.
Ombak, 2012), hlm. 5.
30
Ali Mudhofir, op. cit., hlm. 4.
31
Esti Ismawati, op. cit.,hlm. 6.
41
pedoman
perkembangan
untuk
siswa
mengadakan
dalam
rangka
evaluasi
terhadap
menyerap
sejumlah
32
Ibid., hlm. 7.
42
f.
program
Ibid., hlm.7.
Ibid., hlm.7.
43
b.
c.
sebagai instrumen
35
44
mengetahui
pengertian
menghafal,
peneliti
akan
45
melalui perantara malaikat Jibril, dan dinukilkan kepada kita dengan jalan
tawatur yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Naas.37
Berdasarkan uraian diatas tentang pengertian menghafal dan
pengertian Al-Quran, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud
menghafal Al-Quran adalah usaha seseorang untuk memasukkan bacaan
Al-Quran ke dalam pikiran, sehingga dapat mengucapkan kembali tanpa
melihat pada mushaf Al-Quran. Usaha dalam menghafal Al-Quran
dilakukan dengan membaca mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang akan
dihafalkan. Kegiatan membaca ataupun mendengarkan tersebut dilakukan
secara berulang-ulang, karena semakin sering membaca ataupun
mendengarkan semakin mudah pula untuk menghafalkanya.
2. Faidah Menghafal Al-Quran
Banyak keistimewaan yang Allah SWT. Berikan kepada para
penghafal Al-Quran baik di dunia maupun di akhirat. Tentunya hal ini
atas jerih payah mereka dalam menghafal kalam illahi. Di antara faidah
menghafal Al-Quran yaitu:
a.
b.
37
46
c.
d.
e.
Al-Quran dengan Cepat dan Ceria Aktivitas menghafal sangat penting bagi
otak. Otak yang dilatih dan dirangsang dengan baik, akan semakin besar
dan cepat menangkap informasi yang masuk. Para peneliti otak
mengibaratkan otak bagaikan otot. Jika dilatih setiap hari dan terus
menerus maka otot akan semakin kuat dan besar. Seperti juga otot, otak
harus diberi latihan dan nutrisi yang baik supaya daya serapnya tumbuh
pesat. Menghafal sesuatu adalah bentuk latihan terbaik bagi otak dan daya
ingat. Orang yang sering menghafal akan memiliki kemampuan yang lebih
cepat dalam menyerap materi, dibandingkan orang yang jarang menghafal.
Dari studi lapangan diketahui bahwa anak-anak yang menghafal
Al-Quran dengan baik ternyata nilai akademiknya diatas rata-rata. Ini
38
47
terus
Sobari Sutarip, Menghafal Al-Quran dengan Cepat dan Ceria (Jakarta: Iqra Kreativ,
2009), hlm. 24.
42
Ibid., hlm. 26.
48
yang dikemukakan oleh para hafidz yang sukses dalam menghafal AlQuran.
Berikut beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru maupun
orang tua dalam membimbing anak - anak untuk menghafal Al-Quran.
Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:
a.
b.
Metode Penulisan
Kemampuan menghafal antara anak yang satu dan yang lain berbedabeda. Sebagian dari mereka bisa menghafal melalui penglihatan.
Walaupun hanya satu kali membaca, ia akan hafal pokok-pokok
pikiran dan semua yang tertulis dalam buku.
49
c.
d.
e.
Metode Video
Tidak diragukan lagi bahwa video dapat dijadikan sebagai fasilitas
belajar yang baik, apabila kita dapat menggunakanya secara baik dan
mengetahui
cara
mengoperasikanya
demi
kepentingan
ilmu
pengetahuan.43
Selain metode menghafal
43
Abdus Salam Al-Adandany, Yahya Al-Ghautsani dan Nabil Al- Awadhhy, Agar Anak
Anda Hafal Al-Quran (Sukoharjo: Fawaid, 2010), hlm. 63.
50
a.
b.
Metode bagian, yaitu menghafal ayat demi ayat, atau kalimat demi
kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman. Dalam metode ini,
setiap ayat dibaca berulang-ulang sampai terrekam di dalam memori.
Cara tersebut dilakukan untuk menghafal dari ayat pertama sampai
pada ayat terakhir pada materi yang sedang dihafal. Setelah semua
ayat terrekam di dalam memori, maka ayat pertama dihafalkan yang
kemudian dirangkaikan dengan ayat-ayat berikutnya sehingga
mencapai satu halaman.
c.
51
44
Sadullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Quran (Jakarta: Gema Insani , 2008), hlm.
52-55.
45
Muhaimin Zen dan Akhmad Mustafid, Bunga rampai Mutiara Al-Quran: pembinaan
Qori Qoriah dan Hafidz Hafidhah (Jakarta:Pimpinan Pusat Jamiyah Qurra wal Huffadz, 2006),
hlm. 3.
52
menghafalkan
Al-Quran,
seseorang
harus
53
54
55
murojaah hafalanya.
5) Mencari Tempat dan Waktu yang Tepat
Hendaknya tempat yang digunakan untuk menghafal adalah
tempat yang bersih dan suci, agar penghafal tidak terganggu dalam
menjalani rutinitas menghafalnya.
6) Membuat Target dan Melaksanakanya
Dalam memacu semangat menghafal, hendaknya seorang
penghafal Al-Quran membuat target-target hafalan yang harus
diraihnya dalam suatu kurun waktu. Setelah membuat target, maka
dia harus melatih dirinya untuk melaksanakan atau berusaha sekuat
tenaga untuk mencapainya.47
c. Memelihara Hafalan Al-Quran
Ada hal-hal yang harus dilakukan oleh penghafal Al-Quran pasca
menghafal. Di antara hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka
menjaga hafalan adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan Hafalan Al-Quran sebagai Zikir
Setelah menyelesaikan hafalan sempurna 30 juz, maka
menjadi kewajiban bagi seorang hamilil Quran untuk menjaga
hafalan tersebut dan terlebih lagi untuk mengamalkan isi
kandunganya. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menjaga
47
Haya Ar-Rasyid dan Sholih bin Fauzan Al-Fauzan, keajaiban Belajar Al- Quran
(Solo: Al-Qawam, 2007), hlm. 98.
56
dianjurkan
untuk
mengulang
hafalan
dengan
48