Mana Al-Hilm
Hilm adalah menahan diri dari gejolak amarah. Jadi seorang yang memiliki sifat hilm
adalah orang yang bisa menguasai dirinya dan mengendalikan emosinya serta menjaga
ketenangan jiwanya. Dimana semua ini membutuhkan adanya azam yang kuat dari
seorang muslim.
Keutamaan Al-Hilm
Sikap hilm ini memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya :
1.
Seruan Islam untuk memiliki sifat hilm, sebagaimana sabda Rasul saw,
Tuntutlah ilmu itu di samping ilmu itu tuntutlah juga sifat tenang dan hilm.
Lemah lembutlah terhadap orang-orang yang kalian ajar dan kepada orang yang
mengajar kalian.
terhadap orang-orang yang jahil. Abu Darda pernah berkata kepada seorang
lelaki yang mencaci maki beliau habis-habisan, Hai Fulan, kamu jangan
berlebih-lebihan dalam mencaci maki saya. Sisakanlah tempat untuk
melakukan ishlah, karena kami tidak akan membalas kemaksiatan seseorang
kepada Allah melainkan dengan memperbanyak ketaatan kepada-Nya.
Kepada orang yang telah mencelanya Syabi berkata, Bila aku seperti yang
engkau katakan, maka semoga Allah mengampuniku. Dan bila aku tidak
seperti yang engkau katakan maka semoga Allah mengampunimu.
b. Kemampuan untuk mengalahkan.
Kadang yang mendorong seseorang untuk bersifat hilm adalah karena ia
memandang orang-orang yang mencaci atau menyakitinya adalah orang yang
terlalu lemah untuk dilawan atau tak ada manfaatnya untuk membalas cacian
atau perbuatan jahatnya. Rasul saw bersabda,
Bila engkau bisa mengalahkan musuhmu maka jadikanlah maaf sebagai
ungkapan rasa syukurmu atas kemenanganmu terhadapnya.
Ahli hikmah berkata, Kemuliaan yang paling baik adalah pemberian maaf
dari orang yang mampu mengalahkan dan kedermawanan orang-orang fakir.
c. Menjauhkan diri dari celaan
Kadang yang mendorong seseorang untuk bisa menahan diri dari marah adalah
perasaan malu untuk meniru-niru perbuatan orang-orang yang bodoh. Jadi
bersikap diam terhadap orang jahil jauh lebih baik daripada bersikap
sebagaimana mereka. Tentang hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih Allah
berfirman, Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik. (Al Furqan : 63).
Ada seorang berkata kepada Iskandar Agung, Sesungguhnya Fulan bin Fulan
telah mencaci maki Anda. Tidakkah Anda ingin memberi sanksi kepadanya?
Iskandar menjawab, Kalau aku memberi sanksi maka mereka akan lebih
memiliki alasan untuk mencaci-makiku.
Syabi berkata, Aku tidak sempat berbakti kepada ibuku. Hanya saja aku
tidak akan mencela orang lain yang mengakibatkan ia mencela ibuku.
d. Karena takut akan siksa Allah
Balasan terhadap satu kejahatan seringkali lebih keras daripada kejahatan itu
sendiri. Ketika seorang dicaci maki oleh orang lain, lalu ia membalasnya maka
seringkali counter terhadap caci maki itu jauh lebih parah. Karenanya
seseorang harus berhati-hati jangan sampai ia terjerumus dalam perbuatan
dosa hanya karena ingin membalas celaan temannya. Bahkan kalau bisa ia
harus diam dan tidak membalasnya sedikitpun.
Pernah suatu ketika Abu Bakar dicaci maki oleh seseorang di hadapan
Rasulullah namun Abu Bakar hanya diam saja dan tidak membalasnya
sehingga Rasulullah pun tersenyum melihat hal itu. Tetapi karena orang itu
sudah keterlaluan maka Abu Bakar pun berusaha membantah sebagian dari
apa yang dikatakan oleh orang itu. Pada saat itulah Rasulullah dengan wajah
cemberut keluar dari ruang itu. Lalu Abu Bakar pun mendatangi Rasulullah
seraya bertanya, Ya Rasulullah mengapa ketika saya diam Anda kelihatan
tersenyum, tetapi ketika saya membalas perkataan orang itu Anda justru
cemberut dan lari dari majlis itu? Rasulullah saw menjawab, Ketika kamu
diam ada malaikat yang di sampingmu, tetapi ketika kamu membalas malaikat
itupun lari dan datanglah syetan, dimana aku tak ingin berada dalam satu
majlis bersama syetan.
Kesimpulan
Hilm adalah bagian dari sifat sabar. Dimana sabar memiliki bentuk-bentuk
yang sangat banyak. Sabar menahan syahwat adalah iffah. Sabar menghadapi
kondisi kekurangan adalah qanaah. Sabar dalam peperangan adalah
syajaah. Sedangkan hilm adalah sabar dalam mengendalikan amarah.