Anda di halaman 1dari 3

AL HILM

Mana Al-Hilm
Hilm adalah menahan diri dari gejolak amarah. Jadi seorang yang memiliki sifat hilm
adalah orang yang bisa menguasai dirinya dan mengendalikan emosinya serta menjaga
ketenangan jiwanya. Dimana semua ini membutuhkan adanya azam yang kuat dari
seorang muslim.
Keutamaan Al-Hilm
Sikap hilm ini memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya :
1.

Seruan Islam untuk memiliki sifat hilm, sebagaimana sabda Rasul saw,
Tuntutlah ilmu itu di samping ilmu itu tuntutlah juga sifat tenang dan hilm.
Lemah lembutlah terhadap orang-orang yang kalian ajar dan kepada orang yang
mengajar kalian.

2. Meraih cinta Allah dan Rasul-Nya


Dengan sifat hilm ini seseorang akan mendapatkan kecintaan Allah dan RasulNya. Rasul saw bersabda kepada Asyja bin Qois : Sesungguhnya pada dirimu
pada dua sifat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya : sifat hilm dan kehatihatian.
3. Hilm adalah salah satu sifat Allah yang Maha Sempurna.
Sebagaimana firman Allah, Ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Pemaaf. (Al Baqarah : 235).
4. Doa Nabi agar dikaruniai sifat hilm ini :
Salah satu bukti yang menunjukkan betapa besarnya keutamaan sifat ini adalah
doa Nabi saw yang memohon kepada Allah agar dikaruniai sifat ini. Dalam
sebuah riwayat Rasul saw berdoa,
Ya Allah cukuplah aku dengan ilmu, hiasilah aku dengan sifat hilm, muliakanlah
aku dengan taqwa dan baguskanlah rupaku dengan keselamatan fisik.
5. Dengan sifat hilm seseorang akan mendapatkan posisi terhormat di tengah
masyarakat. Bahkan bisa dikatakan bahwa syarat seorang pemimpin adalah ia
harus memiliki sifat hilm ini. Dalam sebuah atsar dikatakan,
Barangsiapa memiliki sifat hilm niscaya ia akan memimpin dan barangsiapa
memiliki kefahaman niscaya kepemimpinannya akan semakin bertambah.
6. Dengan sifat hilm ini seorang muslim akan mendapatkan pahala dan Allah
sebagaimana firman-Nya, Barangsiapa memaafkan dan memperbaiki hubungan,
maka pahalanya menjadi tanggungan Allah. (Asy-Syura : 40).
Kiat-kiat menumbuhkan sifat hilm :
Sifat hilm ini termasuk sifat muktasabah yang bisa ditumbuhkan oleh seseorang
pada dirinya, dan berikut ini kami akan memaparkan kiat-kiat untuk menumbuhkan
sifat ini pada diri kita :
A. Mengetahui sebab-sebab Hilm
Langkah pertama adalah mengetahui hal-hal yang biasanya menjadikan seseorang
bisa menahan amarahnya terhadap orang lain. Hal-hal itu sangat banyak
diantaranya,
a. Kasih sayang kepada orang yang jahil.
Dalam sebuah kata-kata hikmah disebutkan, Salah satu faktor terkuat yang
menyebabkan seseorang memiliki sifat hilm adalah adalah kasih sayang

terhadap orang-orang yang jahil. Abu Darda pernah berkata kepada seorang
lelaki yang mencaci maki beliau habis-habisan, Hai Fulan, kamu jangan
berlebih-lebihan dalam mencaci maki saya. Sisakanlah tempat untuk
melakukan ishlah, karena kami tidak akan membalas kemaksiatan seseorang
kepada Allah melainkan dengan memperbanyak ketaatan kepada-Nya.
Kepada orang yang telah mencelanya Syabi berkata, Bila aku seperti yang
engkau katakan, maka semoga Allah mengampuniku. Dan bila aku tidak
seperti yang engkau katakan maka semoga Allah mengampunimu.
b. Kemampuan untuk mengalahkan.
Kadang yang mendorong seseorang untuk bersifat hilm adalah karena ia
memandang orang-orang yang mencaci atau menyakitinya adalah orang yang
terlalu lemah untuk dilawan atau tak ada manfaatnya untuk membalas cacian
atau perbuatan jahatnya. Rasul saw bersabda,
Bila engkau bisa mengalahkan musuhmu maka jadikanlah maaf sebagai
ungkapan rasa syukurmu atas kemenanganmu terhadapnya.
Ahli hikmah berkata, Kemuliaan yang paling baik adalah pemberian maaf
dari orang yang mampu mengalahkan dan kedermawanan orang-orang fakir.
c. Menjauhkan diri dari celaan
Kadang yang mendorong seseorang untuk bisa menahan diri dari marah adalah
perasaan malu untuk meniru-niru perbuatan orang-orang yang bodoh. Jadi
bersikap diam terhadap orang jahil jauh lebih baik daripada bersikap
sebagaimana mereka. Tentang hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih Allah
berfirman, Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik. (Al Furqan : 63).
Ada seorang berkata kepada Iskandar Agung, Sesungguhnya Fulan bin Fulan
telah mencaci maki Anda. Tidakkah Anda ingin memberi sanksi kepadanya?
Iskandar menjawab, Kalau aku memberi sanksi maka mereka akan lebih
memiliki alasan untuk mencaci-makiku.
Syabi berkata, Aku tidak sempat berbakti kepada ibuku. Hanya saja aku
tidak akan mencela orang lain yang mengakibatkan ia mencela ibuku.
d. Karena takut akan siksa Allah
Balasan terhadap satu kejahatan seringkali lebih keras daripada kejahatan itu
sendiri. Ketika seorang dicaci maki oleh orang lain, lalu ia membalasnya maka
seringkali counter terhadap caci maki itu jauh lebih parah. Karenanya
seseorang harus berhati-hati jangan sampai ia terjerumus dalam perbuatan
dosa hanya karena ingin membalas celaan temannya. Bahkan kalau bisa ia
harus diam dan tidak membalasnya sedikitpun.
Pernah suatu ketika Abu Bakar dicaci maki oleh seseorang di hadapan
Rasulullah namun Abu Bakar hanya diam saja dan tidak membalasnya
sehingga Rasulullah pun tersenyum melihat hal itu. Tetapi karena orang itu
sudah keterlaluan maka Abu Bakar pun berusaha membantah sebagian dari
apa yang dikatakan oleh orang itu. Pada saat itulah Rasulullah dengan wajah
cemberut keluar dari ruang itu. Lalu Abu Bakar pun mendatangi Rasulullah
seraya bertanya, Ya Rasulullah mengapa ketika saya diam Anda kelihatan
tersenyum, tetapi ketika saya membalas perkataan orang itu Anda justru
cemberut dan lari dari majlis itu? Rasulullah saw menjawab, Ketika kamu
diam ada malaikat yang di sampingmu, tetapi ketika kamu membalas malaikat
itupun lari dan datanglah syetan, dimana aku tak ingin berada dalam satu
majlis bersama syetan.
Kesimpulan

Hilm adalah bagian dari sifat sabar. Dimana sabar memiliki bentuk-bentuk
yang sangat banyak. Sabar menahan syahwat adalah iffah. Sabar menghadapi
kondisi kekurangan adalah qanaah. Sabar dalam peperangan adalah
syajaah. Sedangkan hilm adalah sabar dalam mengendalikan amarah.

Anda mungkin juga menyukai