1. Mengkalibrasi alat pengukur laju alir ( flow meter ) untuk aliran fluida panas
( F1 ) dan aliran fluida dingin ( F2 ) dengan menggunakan alat bantu berupa gelas
ukur 500 ml dan sebuah stopwatch.
2. Membuat kurva hubungan antara laju alir fluida panas dan laju alir fluida dingin
sesungguhnya dengan yang terbaca pada alat flow meter.
3. Memasang alat Plate Heat Exchanger beserta pompa aliran fluida panas, kemudian
memanaskan fluida panas dengan alat pemanas ( kompor gas ) sampai temperatur
tetap ( 80 0C ) untuk percobaan 1.
4. Melakukan percobaan 1 dengan temperatur tetap ( 80 0C ) menggunakan laju alir
100 600 lt/jam untuk fluida panas maupun fluida dingin dengan laju alir yang
sebelumnya telah dikalibrasi.
5. Melakukan percobaan 2 dengan laju alir untuk fluida panas dan fluida dingin
tetap ( 300 lt/jam ) dan temperatur berubah menurut selang waktu 5 menit.
6. Melakukan percobaan 3 dengan laju alir untuk fluida panas dan fluida dingin
tetap ( 500 lt/jam ) dan temperatur berubah menurut selang waktu 5 menit.
7. Mematikan alat pemanas dan aliran fluida panas, kemudian aliran fluida dingin
setelah
beberapa
lama.
Data dan Pembahasan
Kalibrasi alat pengukur laju alir ( flow meter ) dengan gelas ukur 500 ml
Run
1
2
3
4
5
6
7
8
( det )
( det )
21,1
10,0
6,6
4,4
3,0
2,4
10,0
4,4
21,0
10,1
6,1
4,4
3,4
2,5
9,9
4,4
21,0
9,9
6,4
4,5
3,0
2,7
9,9
4,5
( det )
21,03
10,00
6,36
4,43
3,13
2,53
9,93
4,43
( det )
( det )
( det )
18,6
10,0
6,3
4,5
3,1
2,8
9,9
4,7
18,5
10,0
6,7
4,8
3,4
2,5
9,8
4,7
18,5
9,8
6,5
4,8
3,5
2,8
9,9
4,5
18,53
9,93
6,50
4,70
3,33
2,70
9,86
4,63
200
300
400
500
600
200
400
Run
1
2
3
4
5
6
Laju alir
sesungguhnya dari
kedua fluida
( lt/jam )
100
200
300
400
500
600
Temperatur fluida ( 0C )
Thin
Thout
Tcin
Tcout
83
82
80
80
72
69
52,5
51,5
52,0
51,0
46,5
45,0
27
27
27
27
27
27
50
48
47
46
44
41
Percobaan 2 dengan laju alir tetap ( 300 lt/jam ) dan temperatur berubah menurut
waktu
Run
1
2
3
4
5
6
Laju alir
sesungguhnya dari
kedua fluida
( lt/jam )
300
300
300
300
300
300
Temperatur fluida ( 0C )
Thin
Thout
Tcin
Tcout
71
69
68
66
65
64
52,0
50,0
49,0
48,0
47,0
46,5
27
27
27
27
27
27
48,0
47,0
46,0
45,0
44,5
41,0
Percobaan 3 dengan laju alir tetap ( 500 lt/jam ) dan temperatur berubah menurut
waktu
Run
1
2
3
4
5
6
F1 F2
ln ( F1/F2 )
Mencari TLMTD =
1). F1 =
F2 =
2). F1 =
F2 =
3). F1 =
F2 =
4). F1 =
F2 =
5). F1 =
F2 =
33
25,5
34
24,5
33
25
34
24
28
19,5
Laju alir
sesungguhnya dari
kedua fluida
( lt/jam )
500
500
500
500
500
500
TLMTD =
TLMTD =
TLMTD =
TLMTD =
TLMTD =
Temperatur fluida ( 0C )
Thin
Thout
Tcin
Tcout
70,0
64,0
60,0
57,0
54,5
53,0
50,0
47,0
45,0
42,5
41,5
40,0
27
27
27
27
27
27
46
45
43
41
40
39
F1 = Thin Tcout
F2 = Thout Tcin
33 25,5 =
ln ( 33/25,5 )
34 24,5 =
ln ( 34/24,5 )
33 25,0 =
ln ( 33/25,0 )
34 24,0 =
ln ( 34/24,0 )
28 19,5 =
ln ( 28/19,5 )
29,09 0C
28,99 0C
28,80 0C
28,70 0C
23,50 0C
6). F1 = 28
F2 = 18
Diketahui :
TLMTD =
28 18,0 = 22,60 0C
ln ( 28/18,0 )
= 971,83 ( kg/m3 )
M = F ( lt/jam ) . .10-3 ( kg/m3 )
Q = M( kg/jam) .Cp( J/kg 0K ) . T ( 0K )
800C
lepas
Ru
n
1
2
3
4
5
6
Diketahui :
Laju alir
massa
fluida
panas( M
)
( kg/jam)
104,96
208,94
310,98
413,03
515,07
620,03
TLMTD
( 0C )
Cp
( J/kg 0K)
T
( Thin-Thout )
( 0K )
Jumlah panas
yang dilepaskan
per satuan
waktu
( Qlepas ) ( J/jam)
29,09
28,99
28,80
28,70
23,50
22,60
4201
4200
4199
4199
4194
4191
30,5
30,5
28,0
29,0
25,5
24,0
13448577,28
26765214,00
36562540,56
50295076,13
55085191,29
62365097,52
A = 1 m2
Q = U . A . TLMTD
U =
Q
A . TLMTD
Run
1
2
3
4
5
6
108
215
320
425
530
638
Diketahui :
Koefisien perpindahan
panas total
(U)
Log U
462309,3
923256,7
1269532,6
1752441,6
2344050,7
2759517,6
5,665
5,965
6,104
6,224
6,369
6,441
m = ( kg/m3 ) .V ( m/jam ) . A ( m2 )
V = F .10-3 ( lt/jam )
A ( m2 )
Run
Laju alir
pada alat
flow meter
( lt/jam )
Kecepatan
aliran
fluida V ( m/
jam )
Berat jenis
fluida
( kg/m3 )
Log m
108
215
320
425
530
638
100
200
300
400
500
600
0,108
0,215
0,320
0,425
0,530
0,638
974,83
973,00
971,83
971,83
978,00
977,00
105,28
209,19
310,98
413,03
518,34
623,30
2,022
2,321
2,493
2,616
2,715
2,795
1
2
3
4
5
6
Penghitungan nilai panas specifik ( specific heat ) dari alat Plate Heat Exchanger yang
digunakan :
Diketahui :
= 1510987,1
= 9,0 mm x 25 = 225 mm = 0,225 m
= 0,6675 W/mK
= 1,0347.10-4 m/s
= 971,83 kg/m3
= 996,52 kg/m3
= 0,3565 Cp = 0,3565.10-3 kg/ms
= 4199 J/kg 0K
= 1,25
0
80 C
L
K
V
Cp
a
0
80 C
0
80 C
0
27 C
0
80 C
800C
m
= 0,985 ( didapat dari grafik )
m
Nu = C . ( Re ) . ( Pr )a
h . L = C . ( L.V. )m . ( Cp. )a
K
( )m
( K )a
U . L = C . ( L.V. )m . ( Cp. )a
K
( )m
( K )a
1510987,1 . 0,225 = C . ( 0,225 .1,0347.10-4. 971,83 ) 0,985 . ( 4199 . 0,3565.10-3 )1,25
0,6675
( 0,3565.10-3 ) 0,985
( 0,6675 )1,25
C = 3112,224 J/kg0K
Penghitungan nilai effisiensi dari alat Plate Heat Exchanger yang digunakan :
1). Q
serap
Eff
2). Q
serap
Eff
3). Q
serap
Eff
Eff rata-rata
= M . Cp . T
= 104,96 . 4201 . 23
= 10141550,08 J/jam
= 10141550,08
13448577,28
= 0,7541
= M . Cp . T
= 208,94 . 4200 . 21
= 18428508,00 J/jam
= 18428508,00
26765214,00
= 0,6885
= M . Cp . T
= 310,98 . 4199 . 20
= 26116100,40 J/jam
= 26116100,40
36562540,56
= 0,7142
= 4,062 x 100 %
6
= 67,70 %
4). Q
= M . Cp . T
= 413,03 . 4199 . 19
= 32951946,43 J/jam
Eff
= 32951946,43
50295076,13
= 0,6551
5). Q = M . Cp . T
= 515,07 . 4194 . 17
= 36723460,86 J/jam
Eff
= 36723460,86
55085191,29
= 0,6666
6). Q = M . Cp . T
= 620,30 . 4191 . 14
= 36395482,20 J/jam
Eff
= 36395482,20
62365097,52
= 0,5835
serap
serap
serap
Pembahasan
Pada percobaan perpindahan panas dengan alat heat exchanger kali ini
bertujuan untuk mengetahui fenomena perpindahan panas terutama pada jenis
konduksi dan konveksi, serta agar dapat menghitung koefisien perpindahan panas
yang terjadi dalam percobaan tersebut.
Alat perpindahan panas yang digunakan adalah jenis Plate Heat
Exchanger
( PHE ) dengan bahan dasar nikel. Plate Heat Exchanger memiliki
kelebihan dibandingkan dengan alat heat exchanger lainnya, yaitu kemudahan alat ini
untuk dilepaskan atau dibuka dari rangkaiannya sehingga memungkinkan
pembersihan dan perawatan yang lebih baik dan mudah. Selain daripada itu, alat ini
juga cocok digunakan untuk fluida cair dengan nilai viskositas tinggi atau nilai
turbulensi rendah, sebab mempunyai permukaan perpindahan panas yang
bergelombang sehingga menyebabkan turbulensi dari aliran fluida menjadi lebih
tinggi dan otomatis perpindahan panas yang terjadi akan lebih efisien walaupun
perbedaan temperatur antara fluida panas dengan fluida dingin tidak terlalu jauh
atau 10 0C. Oleh karena itu, heat exchanger jenis ini dapat digunakan pada proses
Pasteurisasi untuk produk susu dengan perbedaan temperatur sekitar 10 0C, dimana
temperatur susu masuk 70 0C dan temperatur fluida panas 80 0C.
Perpindahan panas secara konveksi dipengaruhi oleh viskositas, densitas, dan
laju alir fluida yang terlibat dalam proses. Akan tetapi dalam percobaan, viskositas
dan densitas fluida telah diketahui dari literatur, karena fluida yang digunakan adalah
air kran dengan temperatur tertentu sehingga disini fenomena yang diamati hanya
pengaruh perbedaan laju alir dan temperatur.
Pada awal percobaan dilakukan kalibrasi alat pengukur laju alir ( flow meter ) terlebih
dulu untuk aliran fluida panas dan aliran fluida dingin dengan menggunakan gelas
ukur 500 ml dan pengukur waktu ( stopwatch ), sehingga didapat waktu yang
dibutuhkan oleh fluida cair untuk memenuhi gelas ukur tersebut. Dari data tersebut
didapat kurva kalibrasi dengan hubungan antara bukaan laju alir fluida yang terbaca
pada skala baca dengan laju alir fluida sesungguhnya sehingga memudahkan untuk
percobaan selanjutnya, yaitu dengan menginterpolasikan kebutuhan laju alir fluida
terhadap bukaan laju alir fluida pada flow meter.
Percobaan pertama adalah mengamati pengaruh perubahan laju alir terhadap
perpindahan panas dengan temperatur masuk fluida panas dan fluida dingin tetap,
dimana proses perpindahan panas menggunakan sistem berlawanan arah atau counter
current dengan temperatur fluida panas 80 0C dan fluida dingin 27 0C. Dari data
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi laju alir, baik untuk fluida panas
maupun fluida dingin, panas yang diberikan / dilepas oleh fluida panas dan panas
yang diterima / diserap oleh fluida dingin semakin tinggi juga, namun panas yang
dilepas selalu lebih besar dibandingkan dengan panas yang diserap, atau dengan kata
lain ada energi yang hilang, sedangkan menurut teorinya atau idealnya adalah bahwa
energi yang diberikan dalam perpindahan panas harus sama dengan energi yang
diterima. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ; panas yang
hilang sewaktu masih dalam perjalanan menuju alat PHE, panas yang hilang akibat
kontak antara alat PHE dengan udara luar, adanya kerak atau karat dalam alat PHE
yang dapat menghalangi perpindahan panas, dan sebagainya. Oleh karena terdapat
panas yang hilang, maka disini diperlukan analisa mengenai effisiensi daripada alat
PHE yang digunakan.
Percobaan kedua dan ketiga adalah mengamati pengaruh sistem aliran tertutup
atau aliran fluida panas yang disirkulasi dengan laju alir yang tetap. Ternyata
temperatur aliran masukan fluida panas pada setiap kurun waktu 5 menit semakin
lama semakin menurun oleh karena tersirkulasinya fluida panas di aliran keluaran,
dimana fluida keluaran tersebut selalu mempunyai temperatur yang lebih rendah
daripada fluida masukan, sementara pemanas yang digunakan untuk memanaskan
fluida masukan tidak dapat mengembalikan temperatur aliran masukan dalam waktu
yang sesingkat itu, alhasil adalah bahwa temperatur masukan menjadi lebih tinggi
dibanding keluaran sampai nantinya akan lebih rendah dibandingkan dengan
temperatur aliran masukan fluida dingin.
Kesimpulan