Anda di halaman 1dari 10

ACARA I

HAMBATAN LISTRIK
ABSTRAK
Praktikum ini berjudul hambatan listrik dan memiliki 3 tujuan, yaitu untuk mengetahui nilai
tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warnanya, untuk membuktikan kebenaran
pembacaan kode warna suatu resistor dengan menggunakan multimeter, dan untuk
menentukan nilai total resistor yang disusun secara seri dan paralel. Untuk mengetahui nilai
hambatan listrik, dilakukan pembacaan kode warna yang sudah tertera pada resistor. Kode
warna tersebut berupa gelang warna berjumlah 4 hingga 6 sesuai dengan tipe resistor. Pada
praktikum ini, digunakan 10 buah resistor yang terdiri dari resistor film karbon dan metal.
Nilai hasil pembacaan kode warna kemudian dibuktikan dengan pengukuran menggunakan
multimeter. Nilai yang diperoleh memiliki perbedaan yang cukup kecil dengan nilai R (kode
warna), salah satunya adalah R (kode warna) = 22 k dan R (multimeter) = 24 k. kemudian
3 buah resistor disusun seri dan paralel dan dihitung nilai total resistornya. Pada kedua
rangkaian ini, diukur nilai Rseri dan Rparalel (multimeter) dan nilai Rseri dan Rparalel (per kaki).
Kedua nilai ini digunakan sebagai pembanding nilai Rseri dan Rparalel (kode warna). Nilai-nilai
yang diperoleh memiliki perbedaan yang cukup kecil, salah satunya adalah nilai R seri dan
Rparalel (multimeter) = 180 k dan 3 k, nilai Rseri dan Rparalel (per kaki) = 185,2 k dan 2,33
k, dan nilai Rseri dan Rparalel (kode warna) = 155,112 k dan 2,41 k. Pada rangkaian seri
dapat dibuktikan bahwa nilai arus yang mengalir pada rangkaian sama dan memberikan nilai
tegangan yang berbeda. Sedangkan pada rangkaian paralel, tegangan yang diberikan pada
setiap resistor adalah sama dan menyebabkan arus yang mengalir berbeda karena adanya
percabangan pada rangkaian.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui nilai tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warnanya.
b. Membuktikan kebenaran pembacaan kode warna suatu resistor dengan
menggunakan multimeter.
c. Menentukan nilai total resistor yang dipasang secara seri dan paralel.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 8 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Breadboard
b. Kabel multimeter
c. Multimeter
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Resistor dengan nilai yang berbeda
C. LANDASAN TEORI

Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen
elektronika yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus litrik
yang melewatinya. Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistansi atau
hambatan listrik. Besarnya dinyatakan dalam satuan Ohm () (Surya, 2009: 225).
Kode-kode warna pada resistor karbon adalah sebagai berikut:
NILAI
WARNA
0
Hitam
1
Cokelat
2
Merah
3
Orange
4
Kuning
5
Hijau
6
Biru
7
Ungu
8
Abu
9
Putih
Pada resistor karbon, terdapat 4 gelang warna, misalnya warna gelang berturut-turut
adalah merah, kuning, dan cokelat. Maka nilai resistor tersebut adalah 24 x 10 1 atau 240
. Angka 1 pada gelang ke-3 menunjukkan pangkat, sedangkan gelang ke-4
menunjukkan toleransi. Ada dua jenis rangkaian pengganti resistor, yaitu rangkaian serial
dan paralel. Tujuan dari kedua jenis rangkaian tersebut adalah untuk mencari nilai resistor
yang dibutuhkan dalam rangkaian elektronik, akan tetapi di pasaran tidak tersedia. Untuk
rangkaian hambatan yang dipasang secara paralel, resistor-resistornya dapat diganti
dengan sebuah resistor Req, yang besarnya adalah (Wahyudi, 2013: 8).
1
1
= i
R eq
Ri
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama bedas pada
kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R 1 pasti juga melewati R2
dalam selang waktu yang sama. Hambatan ekuivalen dari rangkaian resistor yang
dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar
daripada masing-masing resistornya. Hambatan Req adalah ekuivalen dengan gabungan
seri dari R1 + R2, dengan syarat arus rangkaian tidak berubah ketika Req menggantikan R1
+ R2. Hambatan yang ekuivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah
(Serway, 2010: 402).
Req = R1 + R2 + R3 +

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ditentukan nilai tahanan resistor dengan cara membaca kode warnanya.
2. Resistor ditancapkan ke breadboard dan diukur nilai tahanan dengan menggunakan
multimeter untuk membuktikan kebenaran pembacaan kode warna yang telah
dilakukan.
3. Diulangi langkah 1 dan 2 untuk resistor yang lainnya.
4. Ditancapkan 3 buah resistor secara seri yang telah diketahui nilai tahanannya. Diukur
terminal awal sampai akhir dari resistor tersebut dengan menggunakan multimeter.
5. Diukur pula setiap kaki resistor dengan multimeter.
6. Diulangi langkah 4 dan 5 dengan menggunakan kombinasi resistor yang berbeda
sampai 5 kali pengulangan.
7. Diulangi langkah 4 sampai 6 dengan menggunakan resistor yang dipasang secara
paralel.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Pembacaan Resistor
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Warna
Hj B C E
C H Hj E
MMHE
OPOE
C Hj K E
CHHHC
CMHE
KUME
MMHMC
Hj C M E

R (Kode Warna) ()

R (Multimeter) (k)

56 x 101 5%
10 x 105 5%
22 x 100 5%
39 x 103 5%
15 x 104 5%
100 x 100 1%
12 x 100 5%
47 x 102 5%
220 x 102 5%
51 x 102 5%

0,5
1000
0,02
40
140
0,1
0,01
5
24
5,1

2. Rangkaian Seri

NO
.
1.
2.
3.
4.
5.

Rseri
(Multimeter
) (k)
180
1200
180
200
50

R (Kode Warna) ()

R (per kaki) (k)

R1 ( x
102

R2 ( 5%)

R3 ( 5%)

R1

R2

R3

5%)
51
51
51
51
51

15 x 104
15 x 104
15 x 104
15 x 104
56 x 101

12 x 100
10 x 105
22 x 100
39 x 103
39 x 103

5,1
2
2
2
2

180
170
170
170
0,6

0,1
1100
10
40
41

3. Rangkaian Paralel
NO
.
1.
2.
3.
4.
5.

Rseri

R (Kode Warna) ()

(Multimeter

R1 (

) (k)
3
4
1
1
1

5%)
47 x 102
47 x 102
12 x 100
12 x 100
12 x 100

F. ANALISIS DATA
1. Rangkaian Seri
a. Rs pada multimeter = 180 k
b. Rs pembacaan kode warna
o R1 = 5,1 k
o R2 = 150 k
o R3 = 0,012 k
Rs
= R1 + R 2 + R1
= 5,1 + 150 + 0,012
= 155,112 k
c. Rs pembacaan per kaki
o R1 = 5,1 k
o R2 = 180 k
o R3 = 0,1 k
Rs
= R1 + R 2 + R3
= 5,1 + 180 + 0,1
= 185,2 k

R (per kaki) (k)

R2 ( 5%)

R3 ( 5%)

R1

R2

R3

51 x 102
220 x 102
220 x 102
22 x 100
22 x 100

15 x 104
10 x 105
10 x 105
10 x 105
15 x 104

7
12
1
1
1

7
12
1
1
1

7
12
1
1
1

Tabel hasil perhitungan nilai total resistor pada rangkaian seri


NO.
1.
2.
3.
4.
5.

RS (Multimeter) (k)
180
1200
180
200
50

RS (Kode Warna) (k)


155,112
1155,1
155,122
194,1
44,66

2. Rangkaian Paralel
a. Rp pada multimeter = 3 k
b. Rp pembacaan kode warna
o R1 = 4,7 k
o R2 = 5,1 k
o R3 = 150 k
1
1
1
=
+
Rp
R1
R2

Rp

1
+ R3

R 1 R 2 R3
= R1R2+ R2R3+ R1R3
=

4,7 x 5,1 x 150


( 4,7 x 5,1 ) + ( 5,1 x 150 ) + (4,7 x 150)

3595,5
= 23,97+765+ 705
3595,5
= 1493,97
= 2,41 k
c. Rp pembacaan per kaki
o R1 = 7 k
o R2 = 7 k
o R3 = 7 k
1
1
=
Rp
R1
Rp

1
+ R2

1
+ R3

R 1 R 2 R3
= R1R2+ R2R3+ R1R3

7x7x7
( 7 x 7 ) + ( 7 x 7 ) + (7 x 7)

RS (Per kaki) (k)


185,2
1272
182
212
43,6

343
= 49 + 49 + 49
343
= 147
= 2,33 k
Tabel hasil perhitungan nilai total resistor pada rangkaian paralel
NO.
1.
2.
3.
4.
5.

RS (Multimeter) (k)
3
4
1
1
1

RS (Kode Warna) (k)


2,41
3,86
0,01
0,008
0,007

RS (Per kaki) (k)


2,33
4
0,33
0,33
0,33

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini berjudul hambatan listrik dan memiliki 3 tujuan yang harus dicapai.
Tiga tujuan tersebut adalah untuk mengetahui nilai tahanan suatu resistor dengan cara
membaca kode warnanya, untuk membuktikan kebenaran pembacaan kode warna suatu
resistor dengan menggunakan multimeter, dan untuk menentukan nilai total resistor yang
dipasang secara seri dan paralel. Resistor merupakan salah satu komponen eletronika
yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan
memberikan tegangan yang sebanding dengan arus yang melaluinya. Pada praktikum ini,
digunakan 10 buah resistor yang terdiri dari 8 buah resistor film karbon dan 2 buah
resistor film metal. Resistor film karbon dibuat dari karbon dan dilapisi dengan bahan
film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Resistor jenis ini memiliki
ukuran yang kecil dan nilainya dapat diketahui dari kode-kode warna yang terdapat pada
resistor. Kode warnanya terdiri dari 4 gelang warna. Tiga gelang pertama menyatakan
besarnya dan gelang terakhir menyatakan nilai toleransinya. Biasanya warna gelang
untuk menyatakan toleransinya adalah emas 5%, silver 10%, cokelat 1%, dan none 20%.
Sedangkan resistor film metal memiliki ketahanan terhadap suhu dan memiliki 5 sampai
6 buah gelang warna, sehingga memiliki kepresisian yang tinggi dibandingkan dengan
resistor film karbon. Bentuknya sama dengan resistor film karbon dan cara membaca nilai
tahanannya sama dengan resistor film karbon, hanya saja pada nilai toleransinya
dinyatakan pada gelang warna kelima.
Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan yang terdiri dari pembacaan kode warna
pada resistor dan mengukur nilai tahanan resistor dengan menggunakan multimeter.

Kemudian ada 3 pengamatan yang dilakukan pada saat pengukuran dengan menggunakan
multimeter. Pertama, mengukur nilai tahanan resistor untuk membuktikan nilai resistor
berdasarkan pembacaan kode warna. Kedua, membaca nilai resistor total dan nilai
resistor perkaki yang disusun secara seri. Ketiga, membaca nilai resistor total dan nilai
resistor perkaki yang disusun secara paralel.
Percobaan pertama, yaitu mengetahui nilai tahanan resistor. Nilai tahanan resistor
yang diperoleh dari pembacaan kode warna untuk jenis film karbon adalah 56 x 10 1 5%
, 10 x 105 5% , 22 x 100 5% , 39 x 103 5% , 15 x 104 5% , 12 x 100 5%
, 47 x 102 5% , dan 51 x 102 5% . Sedangkan nilai tahanan resistor dari
pembacaan kode warna resistor jenis film metal adalah 100 x 100 1% , dan 220 x 102
1% . Kemudian dilakukan pembuktian pembacaan kode warna dengan menggunakan
multimeter dan diperoleh nilai 0,5 k; 1000 k; 0,02 k; 40 k; 140 k; 0,01 k; 5
k; 5,1 k; 0,1 k; dan 24 k. Nilai yang diperoleh hamper sama dengan nilai dari
pembacaan kode warna.
Selanjutnya, tiga buah resistor disusun secara seri dan diukur nilai total resistornya
dengan menggunakan multimeter. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir sama pada
semua resistor, begitupula pada terminal awal hingga akhir, sehingga tegangan yang
mengalir berbeda setiap resistor. Nilai yang diperoleh adalah 180 k. Selain mengukur
nilai total resistornya, dilakukan juga pengukuran nilai resistor per kaki dan diperoleh
nilai sebesar R1 = 5,1 k; 180 k; dan 0,1 k. Ketiga nilai tersebut kemudian
dijumlahkan untuk mencari nilai R serinya dan diperoleh nilai sebesar R seri = 185,2 k.
Kedua nilai Rseri tersebut dibandingkan dengan nilai Rseri dari nilai pembacaan kode warna
yang bernilai Rseri = 155,112 k. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali dengan
kombinasi resistor yang berbeda. Nilai Rseri (multimeter) yang diperoleh adalah 1200 k,
180 k, 200 k, dan 50 k. Sedangkan nilai R seri dari pengukuran per kaki adalah 1272
k, 182 k, 212 k, dan 43,6 k dan nilai R seri (kode warna) adalah 1155,1 k; 155,122
k, 194,1 k, dan 44,66 k. Dari ketiga nilai tersebut, nilainya rata-rata memiliki
perbedaan yang lumayan kecil. Perbedaan ini disebabkan karena adanya kesalahan dalam
membaca hasil pengukuran.
Terakhir, ketiga resistor tersebut disusun secara paralel dan diberikan perlakuan
yang sama dengan resistor yang disusun seri. Pada rangkaian paralel, tegangan yang
diberikan sama pada setiap resistor dan menyebabkan arus yang mengalir berbeda pada
setiap resistor karena adanya percabangan pada rangkaian paralel. Nilai total resistor
yang diperoleh adalah 3 k. Kemudian diukur nilai tahanan resistor per kaki dan
diperoleh nilai sebesar R1 = R2 = R3 = 7 k, sehingga nilai Rparalelnya sebesar 2,33 k.

Selain kedua nilai tersebut, dihitung juga nilai Rparalel (kode warna), yaitu 2,41 k.
Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali dengan kombinasi resistor yang berbeda. Nilai
Rparalel (multimeter) adalah 4 k, 1 k, 1 k, dan 1 k. Nilai R paralel (per kaki) adalah 4
k; 0,33 k; 0,33 k; dan 0,33 k. Nilai Rparalel (kode warna) adalah 3,86 k; 0,01 k;
0,008 k; dan 0,007 k. Dari hasil pengukuran nilai tahanan resistor per kaki, diperoleh
nilai yang sama.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Nilai tahanan resistor dapat diketahui dengan cara membaca kode warna yang
terdapat pada resistor. Kode warna tersebut berupa gelang-gelang warna yang
disusun pada resistor yang berjumlah 4 sampai 6 bergantung pada jenis
resistornya. Gelang-gelang warna tersebut memiliki kode angka yang sudah
ditentukan. Nilai tahanan resistor terdiri dari nilainya dan toleransinya. Nilai
tahanan resistor yang diperoleh adalah 56 x 10 1 5% , 10 x 105 5% , 22 x
100 5% , 39 x 103 5% , 15 x 104 5% , 12 x 100 5% , 47 x 102 5%
, 51 x 102 5% , 100 x 100 1% , dan 220 x 102 1% .
b. Untuk membuktikan kebenaran pembacaan kode warna, dilakukan pengukuran
dengan multimeter. Nilai-nilai yang diperoleh adalah 0,5 ; 1000 ; 0,02 ; 40
; 140 ; 0,1 ; 0,01 ; 5 ; 24 ; dan 5,1 .
c. Untuk menentukan nilai total resistor yang disusun seri dan paralel, dilakukan
pengukuran R seri dan R paralel untuk multimeter dan perkaki. Pengukuran
dilakukan sebanyak 5 kali dengan kombinasi yang berbeda. Nilai R seri
(multimeter) adalah 180 k dan R paralal (multimter) adalah 3 k . Sedangkan nilai
Rseri (per kaki) adalah 186,2 k dan R paralel (per kaki) adalah 2,33 k . Nilai R seri
(kode warna) adalah 155,112 k dan Rparalel (kode warna) adalah 2,41 k .
2. Saran
Saran untuk praktikum yang selanjutnya adalah:
a. Praktikan harus menguasai materi praktikum agar praktikum dapat terlaksana
dengan baik.
b. Praktikan harus mengetahui cara merangkai alat dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Serway, Raymond A. dan John W. Jewett, Jr. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 3
Edisi 6. Jakarta: Salemba.
Surya, Yohanes. 2013. Fisika Modern. Tangerang: PT. Kandal.
Wahyudi. 2013. Elektronika Dasar I. Mataram: FKIP Press.

Anda mungkin juga menyukai