Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum

Biokimia

Hari/Tanggal
Waktu
PJP
Asisten

: Selasa/10 September 2013


: 11.00 12.40 WIB
: Puspa Julistia Puspita, M.Si
: Resti Siti M, S.Si
Lusiana Wati, S.Si

KARBOHIDRAT I
Kelompok 10
Syahdiana Saragih
Agif Andi Prayitno
Ghina Adzhana Haura
M. Arifan

J3L111003
J3L112073
J3L112133
J3L112183

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisis. Secara umum terdapat tiga macam karboidrat
berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Oligisakarida ialah rantai pendek unit monosakarida yang terdiri dari 2 sampai 10 unit
monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan biasanya bersifat larut
dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida yang terdiri dari ratusan atau ribuan
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-glikosida (a=) (Lehninger 1982).
Banyak monosakarida maupun oligosakarida memiliki rasa manis, karena itu karbohidrat
yang masa molekulnya relatif (Mr) nya kecil sering disebut sebagai gula. Terdapat dua jenis
monosakarida, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugus aldehid, sedangkan ketosa
mengandung gugus keton. Selain itu, monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut jumlah
atom karbon yang dimilikinya. Bila mengandung tiga atom karbon maka monosakarida tersebut
disebut triosa, sedangkan bila mengandung empat atom karbon maka disebut tetrosa, pentosa

untuk yang mengandung lima atom karbon, heksosa untuk yang mengandung enam atom karbon,
dan seterusnya. Kedua macam pengelompokan monosakarida ini dapat digabungkan, misalnya
glukosa merupakan aldoheksosa, yakni gula monosakarida dengan enam atom karbon dan suatu
gugus aldehid (Yohanis 2010).
Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik. Ditemukan di semua
bagian sel, terutama pada sel bagian tumbuhan. Sel tumbuhan paling banyak mengandung
karbohidrat yaitu 50-80% bobot kering sel, yaitu karbohidrat selulosa. Selulosa ini merupakan
komponen struktur utama sel yang ditemukan pada dinding sel, karena itu sel tumbuhan bersifat
kaku atau keras. Akibatnya kakunya sel tumbuhan ini, maka dikatakan karbohidrat adalah
tongkat kehidupan dunia tumbuhan. Tumbuhan pepohonan dapat berdiri sampai dari 100 meter
disebabkan karena dinding selnya berstuktur selulosa, sel yang dindingnya berstruktur selulosa
ini dapat diibaratkan dengan unit batu bata yang membangun tembok tinggi. Selulosa juga
merupakan struktur kerangka tulang punggung polimer asam nukleat (Hawab 2007).
Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses
metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif
terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang
lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi
tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, dan uji Fermentasi ( Roswiem A dkk 2006).
Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tidak kalah penting bagi
beberapa mahluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, merubah karbohidrat (glukosa) menjadi
alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi. Pada senyawa yang termasuk
karbohidrat terhadap gugus fungsi OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat
selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukn dengan sifat fisika, dalam hal ini
juga aktifitas optik (Hart Harold 1983).
Tujuan
Praktikum bertujuan untuk menunjukkkan sifat dan stuktur karbohidrat melalui uji-uji
kuantitatif, dan mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan
beberapa reagen uji.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunkan ialah bunsen, gelas piala, tabung reaksi, sudip, pipet mohr, bulf,
kaca arloji, tabung fermentasi, penangas air, mortar, pipet tetes, dan stopwoch.
Bahan-bahan yang digunakan ialah aquades, kapa, NaOH 10%, ragi, fosfomolibdat,
pereaksi barfoed, pereaksi benedict, H2SO4(P), pereaksi molisch, pati 1%, maltosa 1%, laktosa
1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, dan glukosa 1%.
Metode Kerja
Uji molisch, sebanyak 5 mL larutan yang di uji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa,
maltosa dan pati) dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes pereaksi
molisch, dicampur rata, kemudian ditambahkkan 3 mL asam sulfat pekat secara perlahan-lahan
melalui dinding tabung, warna violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua cairan
menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif.

Penentuan adanya gula pereduksi dalam sample menggunakan uji benedict dengan
memasukkan 5 mL pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 8 tetes
larutan bahan yang diuji dicampur rata dan dididihkan selama 5 menit, biarkan sampai dinggin
kemudian diamati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau kebiruan, hijau, kuning atau
endapan merah bata berarti positif, sedangkan warna biru menunjukkan reaksi negatif.
Uji barfoed, sebanyak 1 mL pereaksi dan 1 mL bahan percobaan dimasukkan kedalam
tabung reaksi kemudian dipanaskan ke dalam air mendidih selama 3 menit dan didinginkan,
setelah itu dimasukkan 1 mL fosfomolibdat, kocok dan amati warna yang terjadi, jika terbentuk
warna biru setelah penambahan fosfomolibdat, maka reaksi positif.
Uji fermentasi, 10 mL larutan uji dan ditambahkan 1g ragi roti yang sudah digerus
(dihaluskan) sampai terbentuk suspensi yang homogen, kemudian suspensi dimasukkan kedalam
tabung fermentasi sampai bagian kaki tertutup dan terisi penuh oleh cairan. Selanjutnya
dilakukan pemaparan pada suhu 360C, kemudian setiap selang waktu 15 menit ukur ruang gas
pada aki tabung fermentasi, dilakukan sebanyak 3 kali pengamatan.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Uji Molisch
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)

Perubahan Warna Larutan

Glukosa

Cincin Ungu

Fruktosa

Cincin Ungu

Sukrosa

Cincin Ungu

Laktosa

Cincin Ungu

Maltosa

Cincin Ungu

Pati

Cincin Ungu

Keterangan : + Menyatakan bahan mengandung karbohidrat


- Menyatakan bahan tidak mengandung karbohidrat
Gambar 1 Hasil Uji Molisch
Tabel 2 Hasil Uji Benedict
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Glukosa
+
Fruktosa
+
Sukrosa
+
Laktosa
Maltosa
Pati
-

Perubahan Warna Larutan


Hijau kebiruan, endapan merah bata
Hijau, endapan kuning
Hijau kebiruan
Biru
Biru
Biru

Keterangan : + Menyatakan bahan mengandung gula pereduksi


- Menyatakan bahan tidak mengandung gula pereduksi

Gambar 2 Hasil Uji Benedict


Tabel 3 Hasil Uji Barfoed
Bahan Uji

Hasil Pengamatan (+/-)

Perubahan Warna Larutan

+
+
-

Biru pekat
Biru pekat
Biru pudar
Biru pudar
Biru pudar
Biru pudar

Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati

Keterangan : + Menyatakan bahan termasuk monosakarida


- Menyatakan bahan tidak termasuk monosakrida
Gambar 3 Hasil Uji Barfoed
Tabel 4 Hasil Uji Fermentasi
Bahan Uji
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati

Hasil Pengamatan (+/-)


Ada gelembung CO2
Ada gelembung CO2
Ada gelembung CO2
Ada gelembung CO2
Ada gelembung CO2
Ada gelembung CO2

Tinggi Gas CO2 (cm) pada setiap 15 menit


1
2
3
0.7
2.2
3.6
0.5
2.2
3.9
0.9
2.9
4.5
0.8
2.9
4.4
0.8
2.6
4.1
0.0
0.2
0.5

Gambar 4 Hasil Uji Fermentasi


Pembahasan
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil (CO-) dalam bentuk aldehid (R-CHO) atau keton (R-CO-R). Senyawa ini juga memiliki banyak
gugus hidroksil (-OH). Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Aldosa sederhana diturunkan dari
gliseraldehida, yakni dengan memasukkan atom karbon kiral terhidroksilasi (CHOH) di antara
karbon C-1 dan C-2 pada molekul gliseraldehida (Yohanis 2010).
Uji-uji kualitatif karbohidrat bisa dilakukan dengan berbagai uji diantaranya yaitu uji
molisch. Uji molisch merupakan suatu uji kualitatif yang sangat umum memberikan hasil positif
pada semua jenis karbohidrat. Pereaksi Molisch terdiri dari 5% -naftol dalam alkohol 95%. Uji
molisch ini memanfaatkan reaksi dehidratasi atau pelepasan molekul air pada karbohidrat.
Pereaksi Molisch akan membentuk furfural atau turunan-turunan dari karbohidrat yang
didehidrasi (eliminasi- molekul air) oleh asam sulfat pekat. Produk dehidrasi karbohidrat akan
membentuk kompleks cincin violet pada penambahan pereaksi Molisch. Hal ini terjadi karena
reaksi kondensasi antara furfural dan -naftol. Dalam percobaan semua larutan yang diuji yaitu
glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati memberikan hasil pembentukkan cincin

violet. Hal ini membuktikan bahwa semua bahan yang diuji tersebut merupakan karbohidrat.
Berikut reaksi pada uji Molisch:
Gambar 5 Reaksi Uji Molisch (Hart 1983).
Karbohidrat juga mempunyai sifat gula pereduksi. Namun tidak semua karbohidrat
mempunyai sifat gula pereduksi ini. Hanya karbohidrat yang mempunyai gugus gula pereduksi
yang mempunyai sifat ini. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang memiliki daya untuk
mereduksi oksidator lemah yang diiringi dengan oksidasi terhadap gugus aldehida.Suatu
karbohidrat harus mempunyai gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang dapat
membuka menjadi aldehida. Suatu karbohidrat mempunyai sifat gula pereduksi, maka dilakukan
uji Benedict. Pereaksi Benedict mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.
Bila suatu karbohidrat mempunyai gula pereduksi, maka gula pereduksi tersebut akan mereduksi
Cu2+ yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu+sebagai CuOH yang selanjutnya akan menjadi Cu 2O
yang tidak larut dan berwarna merah atau kuning. Persamaan reaksi aldehida dengan pereaksi
Benedict yaitu:
RCHO + 2Cu2++ 5OHRCO2-+ Cu2O + 3 H2O
Larutan biru

Endapan merah

(Hart 1983).
Glukosa memberikan hasil positif terhadap uji Benedict, dengan hasil terdapat endapan
merah bata. Hal ini menunjukkan glukosa mempunyai gugus gula pereduksi. Glukosa merupakan
aldoheksosa atau monosakarida aldosa. Aldosa berada dalam bentuk hemiasetal siklik dan
berkeseimbangan dengan sedikit bentuk aldehida rantai terbuka. Gugus inilah yang akan
dioksidasi oleh Pereaksi Benedict. Produk yang dihasilkan yaitu asam aldonat (Hart 1983).
Fruktosa juga memberikan hasil positif pada uji Benedict. Walaupun fruktosa merupakan
ketoheksosa, namun dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua
bentuk aldehida diastromerik. Proses yang terjadi merupakan tautomerisasi keto-enol. Karenanya
ketosa bisa berada dalam bentuk aldosa yang berarti mempunyai sifat gula pereduksi (Hart
1983).
Berdasarkan percobaan sukrosa memberikan hasil yang positif yang menandakan adanya
gula pereduksi pada sukrosa akan tetapi hasil percobaan tidak sesuai dengan teori yang telah
ditentukan. Berdasarkan teori sukrosa tidak memberikan hasil positif. Hal ini dikarenakan
sukrosa merupakan suatu disakarida, tidak mempunyai atom karbon hemiasetal maupun
hemiketal karena kedua atom karbon ini saling berikatan. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan
antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara C-1 pada glukosa dengan C-2 pada fruktosa
(ikatan -12)melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang
mempunyai gugus OH glikosidik, atau atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada
glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Karenanya molekul sukrosa tidak mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus OH glikosidik (Hart 1983).
Gambar 6 Struktur Hawort Sukrosa
(Girindra 1998).
Hasil pengamatan yang dilakukan pada laktosa menunjukan hasil yang negatif yang
ditandai dengan larutan berwarna biru. Namun berdasarkan teori laktosa yang juga merupakan

suatu disakarida, memberikan hasil positif terhadap uji Benedict. Laktosa bila dihidrolisis akan
menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Ikatannya yaitu ikatan -1,4 atau C-1 pada galaktosa
berikatan dengan C-4 pada glukosa. Oleh karena itu, molekul laktosa masih mempunyai gugus
OH glikosidik yang membuatnya bersifat gula pereduksi (Hart 1983).
Gambar 7 Struktur Hawort Laktosa
(Girindra 1998).
Maltosa juga memberikan hasil positif terhadap uji Benedict. Sama seperti laktosa, maltosa
yang merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa ini mempunayi ikatan -1,4
yang membuatnya masih mempunyai gugus aldehida bebas dan bersifat mereduksi.
Gambar 8 Struktur Hawort Maltosa
(Girindra 1998).
Pati tidak memberikan hasil positif terhadap uji Benedict. Pati merupakan suatu
polisakarida. Pati terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya merupakan polimer
dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Pati tersusun dari unitunit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan -1,4 glikosidik, meskipun rantainya dapat
mempunyai sejumlah cabang yang melekat lewat ikatan -1,6 glikosidik. Jika dilihat dari
strukturnya, pati tidak mempunyai gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi asetal yang dapat
membuka menjadi aldehida karena membentuk rantai yang sangat panjang. Karenanya pati
tiadak bereaksi dengan pereaksi Benedict dan hanya memberikan warna biru muda yang berasal
dari pereaksi itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan, karbohidrat juga dapat dibedakan dari strukurnya menjadi
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Uji Barfoed dapat digunakan untuk membedakan
suatu monosakarida dengan disakarida. Pereaksi Barfoed terdiri atas larutan kupri asetat dan
asam laktat dalam air. Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan
teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan
terbentuklah asam monokarboksilat. Karbohidrat dalam suasana asam akan mengalami
perubahan reaktivitas, karenanya monosakarida akan dapat mereduksi lebih cepat daripada
disakarida. Jadi Cu2O akan terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada disakarida. Hasil
positif terlihat dengan terbentuknya warna biru pekat yang diakibatkan karena penambahan
pereaksi warna fosomolibdat pada ion Cu2+yang dihasilkan dari reaksi antar kupriasetat dengan
asam laktat.
Glukosa dan fruktosa memberikan hasil positif terhadap uji ini. Hal ini membuktikan
bahwa glukosa dan fruktosa merupakan suatu monosakarida. Sukrosa, laktosa, maltosa dan pati
memberikan hasil yang negatif dengan uji ini. Sukrosa merupakan disakarida dengan ikatan 12 glikosidik yang bila terhidrolisis akan membentuk dua monosakrida yaitu glukosa dan
fruktosa. Laktosa juga merupakan suatu disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan D-glukosa
yang terhubung melalui ikatan -1,4 glikosidik. Maltosa juga merupakan disakarida yang
terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi yaitu ikatan -1,4 glikosidik. Sedangkan
pati merupakan suatu polisakarida yang terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Karena itu hanya glukosa dan fruktosa yang memberikan hasil positif pada uji
Barfoed.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob atau tanpa
oksigen. Secara umum, fermentasi adalah satu bentuk respirasi anaerob, akan tetapi ada definisi
yang lebih baik mengenai fermentasi yaitu respirasi dalam lingkungan anaerob dengan tanpa
akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Pada suasana
anaerob, karbohidrat atau gula dapat diubah menjadi etil alkohol (C 2H5OH) dan gas karbon
dioksida (CO2). Persamaaan reaksi umumnya yaitu:
Gula
alkohol (etanol) + karbon dioksida + energi (ATP)
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda bergantung pada jenis gula yang digunakan dan
pruduk yang dihasilkan. Glukosa (C6H12O6), yang merupakan gula paling sederhana, melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2 C2H5OH). Persamaan reaksinya yaitu:
C6H12O6
2 C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (energi yang dilepaskan 118
kJ/mol)
Tahap fermentasi pada monosakarida berlangsung paling cepat. Hali ini dikarenakan
monosakrida merupakan karbohidrat paling sederhana sehingga proses fermentasi langsung
berjalan. Namun pada disakarida seperti sukrosa, laktosa dan maltosa yang susunannya lebih
kompleks proses fermentasi akan berjalan lebih lambat karena disakarida tersebut harus
dihidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida baru kemudian difermentasi. Pada pati
seharusnya reaksi berlangsung lebih lambat lagi karena pati merupakan suatu polisakarida.
Polisakarida
Oligosakarida
Monosakarida
(Poedjadi 1994).
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan disimpulkan bahwa terdapat banyak cara untuk
mengidentifikasi karbohidrat dengan cara kualitatif. Pereaksi-peraksi yang digunakan pada
identifikasi karbohidrat antara lain: pereaksi Molisch, pereaksi Benedict, pereaksi
Fermentasi, dan pereaksi Berfoed.
Uji Molisch positif untuk semua jenis karbohidrat, uji Benedict positif untuk glukosa,
fruktosa, sukrosa, dan maltosa. Uji Barfoed positif untuk glukosa dan fruktosa. Uji Fermentasi
positif untuk semua jenis karbohidrat seperti: glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dan
pati.
Daftar Pustaka
Girindra Aisjah. 1998. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Hart H, Craine LE, Hart DJ. 1983. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Achmadi SS, penerjemah.
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry: A SortCourse. Edisi kelima.
H.M. Hawab. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Diadit Media.
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.
Poedjadi Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Roswiem, dkk. 2006. Biokimia Umum Jilid I. Bogor : IPB Press.
Yohanis Ngili. 2010. Biokimia Dasar. Bandung : Rekayasa Sains.

Anda mungkin juga menyukai