PAPER
SUPERKONDUKTOR TIPE 1
Pembimbing :
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd
Disusun oleh :
DWI ANGGARA KUSUMA DEWI
K2312016
PENDIDIKAN FISIKA 2013A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
SUPERKONDUKTOR TIPE 1
2. Superkonduktor
Superkonduktor adalah unsur atau aloy metal yang jika didinginkan sampai
mendekati suhu nol mutlak (0 K), menjadi hilang tahanannya. Pada prinsipnya,
superkonduktor dapat mengalirkan arus listrik tanpa kehilangan energi. Namun secara
praktek, superkonduktor ideal sangat sulit untuk dihasilkan.
Superkonduktivitas suatu bahan bukanlah hal yang baru. Sifat ini diamati
untuk yang pertama kalinya pada tahun 1911 oleh fisikawan Belanda H.K. Onnes,
yaitu ketika ia menemukan bahwa air raksa murni yang didinginkan dengan helium
cair ( suhu 4,2 K ) kehilangan seluruh resistansi listriknya. Sejak itu harapan untuk
menciptakan alat-alat listrik yang ekonomis terbuka lebar-lebar. Bayangkan, dengan
resistansinya yang nol itu superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik tanpa
kehilangan daya sedikitpun, kawat superkonduktor tidak akan menjadi panas dengan
lewatnya arus listrik.
Kendala terbesar yang masih menghadang terapan superkonduktor dalam
peralatan praktis sehari-hari adalah bahwa superkonduktivitas bahan barulah muncul
pada suhu yang C! Dengan demikian niat penghematan pemakaian dayaamat rendah,
jauh di bawah 0 listrik masih harus bersaing dengan biaya pendinginan yang harus
dilakukan. Oleh sebab itulah para ahli sampai sekarang terus berlomba-lomba
menemukan bahan superkonduktor yang dapat beroperasi pada suhu tinggi, kalau bisa
ya pada suhu kamar. Dari uraian di atas superkonduktor dapat diartikan sebagai suatu
material yang tidak memiliki hambatan pada suhu tertentu yang dinamakan dengan
suhu kritik.
Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa
hambatan.
3. Efek Meissner
Sifat kemagnetan superkonduktor diamati oleh Meissner dan Ochsenfeld pada
tahun
1933,
ternyata
superkonduktor
berkelakuan
seperti
bahan
Pada tipe II terdapat daerah peralihan yaitu antara Hcl dan Hc , pada saat itu
struktur bahan terjadi dari daerah normal yang berupa silinder-silinder kecil, disebut
fluksoid karena bias diterobos fluks magnet, yang dikelilingi sepenuhnya oleh daerah
superkonduktor.
Efek meissner adalah fenomena yang sejauh ini, hanya berlaku di
superkonduktor dimana eksternal medan magnet itu hanya dapat menembus
superkonduktor untuk jarak yang sangat pendek, tidak seperti konduktor-konduktor
yang biasa. Jarak ini, dinamakan London Penetration Depth, mempunyai inisial
lambda () dan untuk kebanyakan superkonduktor, jarak ini berukur sekitar 100 nm.
Dari penjelasan diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa semakin dalam
eksternal medan magnet mencoba untuk menembus superkonduktor, kekuatan
medan magnet tersebut akan berkurang secara eksponensial. Jadi, apakah bukti bahwa
Meissner Effect ini benar-benar ada? Salah satunya adalah, kita bisa menaruh magnet
diatas superkonduktor dan magnet itu akan melayang (kalau magnet itu tidak
melayang, itu menunjukkan bahwa medan dari magnet tersebut menembus
superkonduktor). Tentu saja kalau magnet itu terlalu berat, gaya gravitasi dari magnet
tersebut akan lebih besar dan magnet itu tidak melayang. Jadi kerentanan magnetnya
(susceptibility) c = -1, bandingkan dengan konduktor biasa yang c = -10-5.
Fenomena ini disebut efek Meissner yang tersohor itu. Jadi satu keunggulan
lagi bagi superkonduktor terhadap konduktor biasa. Ia tidak saja menjadi perisai
terhadap medan listrik, tapi juga terhadap medan magnet, artinya medan listik dan
magnet sama dengan nol di dalam bahan superkonduktor. Tetapi pada tahun 1935
London
bersaudara
melalui
penelitian
sifat
elektrodinamik
superkonduktor
superkonduktor tipe I dan tipe II Tetapi, fenomena ini tidak akan terjadi kalau medan
magnet disekitar superkonduktor itu terlalu besar dan superkonduktor ini akan
menjadi konduktor biasa. Karena ini, superkonduktor bisa dibedakan menjadi dua
kategori. Katergori pertama, medan magnet akan dapat menembus superkonduktor
jika eksternal medan magnet ini mencapai nilai tertentu yang dinamakan, critical
field. Bukan hanya itu, superkonduktor ini akan mempunyai hambatan setelah ini.
Tetapi, untuk superkonduktor dari kategori kedua, yang biasanya merupakan
material-material kompleks seperti Vanadium, Niobium ataupun Technetium, mereka
mempunyai dua critical field. Setelah kekuatan eksternal medan magnet telah
mencapai critical field yang pertama, medan magnet akan dapat menembus
superkonduktor itu meskipun superkonduktor itu tidak mempunyai hambatan sama
sekali. Setelah medan magnet ini mencapai critical field yang kedua, barulah
superkonduktor ini mempunyai hambatan. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga
sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet
ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek
Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
4. Superkonduktor Tipe 1
Berdasarkan medan magnet kritisnya, bahan superkonduktor dibagi menjadi
dua tipe, yaitu : superkonduktor tipe I dan superkonduktor tipe II. Superkonduktor
tipe I hanya mempunyai satu harga medan magnet kritis (Hc). Jika medan magnet luar
yang dikenakan pada superkonduktor berharga lebih kecil dari Hc, maka terjadi efek
Meissner sempurna dan jika lebih besar dari Hc, maka fluks magnet luar akan
menerobos
masuk
ke
dalam
bahan
superkonduktor
sehingga
fenomena
superkonduktivitas menghilang.
Peristiwa efek Meissner sempurna dimaksudkan sebagai keadaan di mana
superkonduktor akan menolak seluruh fluks magnet luar yang mengenainya sehingga
induksi magnet di dalam superkonduktor berharga nol atau suseptibilitasnya berharga
-1.
Hal ini menunjukkan bahwa superkonduktor bisa berlaku sebagai bahan
diamagnetik sempurna. Superkonduktor tipe II mempunyai dua harga medan magnet
kritis, yaitu Hc1 atau medan kritis rendah dan Hc2 atau medan kritis tinggi.
Superkonduktor tipe II akan bersifat sama dengan superkonduktor tipe I ketika medan
magnet luar berharga lebih kecil dari Hc1. Jika medan magnet luar berharga antara
Hc1 dan Hc2, maka sebagian fluks magnet akan menerobos ke dalam bahan
superkonduktor, sehingga superkonduktor dikatakan berada dalam keadaan campuran
(mixed state). Selanjutnya, bahan akan kehilangan sifat superkonduktifnya ketika
medan magnet luar berharga lebih besar dari Hc2. Pada keadaan campuran, fluks
magnet yang menerobos superkonduktor terkuantisasi berbentuk seperti barisan
tabung-tabung kecil. Tiap tabung yang biasa disebut vorteks tersebut membawa fluks
magnet sebesar 2,067 x 10-15 weber
Superkonduktor tipe I dan superkonduktor tipe II. Superkonduktor tipe I
menurut
pasangan
bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan
positif. Akibat dari pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak
dengan merata dan akan terjadi superkonduktivitas. Superkonduktor yang
berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor tipe I yang secara fisik ditandai
dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat
medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medan melebihi batas
kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe
I akan terus-menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan
magnet kritis (Kusmahetiningsih, 2011).
Superkonduktor tipe 1 terdiri dari logam dan metaloid yang menunjukkan
beberapa sifat konduktivitas di suhu ruangan. Superkonduktor tipe 1 ini
membutuhkan suhu yang sangat dingin agar menjadi superkonduktif. Saat menjadi
superkonduktif, tipe 1 ini akan menghasilkan sifat diamagnetik yang kuat. Di bawah
ini adalah beberapa nama superkonduktor tipe 1.
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan
bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang
berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik
ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan
kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medannya
melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada
superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak medan magnet yang diberikan
hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan
berubah kembali ke keadaan normal.
Tipe1 pada kategori superkonduktor sebagian besar terdiri atas batangbatang rel dan metaloid yang menunjukkan adanya konduktivitas pada suhu kamar.
Mereka memerlukan suhu yang sangat dingin untuk memperlambat getaran
molekul sehingga cukup untuk memindahkan elektron seperti yang diungkapkan
dalam BCS teori. BCS teori menyatakan bahwa elektron bekerja sama "Cooper pair"
untuk saling menolong dalam melewati rintangan molekul- seperti dalam lomba
balap mobil dimana mereka saling drafting satu sama lain agar dapat melaju lebih
cepat. Ilmuwan menyebut proses ini penggabungan phonon-mediated karena bunyi
yang dihasilkan oleh fleksibilitas kisi-kisi kristal.
7.196 K
4.88 K
FCC
HEX
Tantalum (Ta)
Mercury (Hg)
Tin (Sn)
Indium (In)
Palladium (Pd)*
Chromium (Cr)*
Thallium (Tl)
Rhenium (Re)
Protactinium (Pa)
Thorium (Th)
Aluminum (Al)
Gallium (Ga)
Molybdenum (Mo)
Zinc (Zn)
Osmium (Os)
Zirconium (Zr)
4.47 K
4.15 K
3.72 K
3.41 K
3.3 K
3K
2.38 K
1.697 K
1.40 K
1.38 K
1.175 K
1.083 K
0.915 K
0.85 K
0.66 K
0.61 K
BCC
RHL
TET
TET
(see note 1)
(see note 1)
HEX
HEX
TET
FCC
FCC
ORC
BCC
HEX
HEX
HEX
Americium (Am)
Cadmium (Cd)
Ruthenium (Ru)
Titanium (Ti)
Uranium (U)
Hafnium (Hf)
Iridium (Ir)
Beryllium (Be)
Tungsten (W)
Platinum (Pt)*
Rhodium (Rh)
0.60 K
0.517 K
0.49 K
0.40 K
0.20 K
0.128 K
0.1125 K
0.023 K (SRM 768)
0.0154 K
0.0019 K
0.000325 K
HEX
HEX
HEX
HEX
ORC
HEX
FCC
HEX
BCC
(see note 1)
FCC
dengan
unsur
dikenal
semua
superkonduktor
yang
DAFTAR PUSTAKA
Tinkham, Michael (2004). Introduction to Superconductivity (2nd ed.). Dover
Books on Physics. ISBN 0-486-43503-2.
Tipler,