Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Fadly

NPM: 1506800735
Tugas M.A.: Keperawatan Dewasa VII

Tanda-Tanda Kehamilan dan Tujuan Antenatal Care


Kehamilan merupakan proses perkembangan janin di dalam rahim, dimana
pada tahap awal akan sulit memastikan seseorang benar-benar telah hamil sampai
diketahui secara yakin tanda-tanda pasti kehamilan. Perawat perlu mengetahui
tanda-tanda kehamilan agar memperoleh gambaran yang jelas dan saling
menguatkan tentang indikasi-indikasi adanya kehamilan. Setelah dipastikan
kehamilan seorang wanita, baru kemudian dilanjutkan dengan perawatan antenatal
yang secara umum dilakukan sebagai persiapan sebelum datangnya proses
melahirkan. Penulis pada lembar tugas mandiri ini berusaha menjelaskan tandatanda kehamilan dan tujuan dari perawatan antenatal agar diperoleh pengetahuan
yang cukup sebelum memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil.
1. Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda dugaan kehamilan
1)
Mual muntah, keadaan ini sering disebut morning sickness karena
sering terjadi di pagi hari, tetapi tidak selalu. Mual muntah biasanya
terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, dimana dalam batas
tertentu masih disebut fisiologis, namur jika berlebihan dapat
mengganggu

kesehatan

yang

disebut

hiperemesis

grafidarum

(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).


2)
Amenore, yaitu tidak haid lagi. Ini merupakan gejala awal
kehamilan dan sangat signifikan terutama pada wanita yang memiliki
siklus haid regular. Namun amenore juga dapat disebabkan oleh
penyakit kronis, infeksi, penyakit endokrin, metabolik atau juga faktor
psikologis (Ward & Hisley, 2009).
3)
Mengidam, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
akan tetapi menghilang pada kehamilan yang semakin tua umur
kehamilannya (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
4)
Pingsan, sering terjadi pada keadaan di tempat ramai, biasanya
akan hilang sesudah umur kehamilan 16 minggu (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010).

5)

Mammae menjadi besar dan tegang, terjadi akibat perubahan

hormonal selama kehamilan. Gejala ini juga dapat berhubungan dengan


sindrom premenstrual, mastitis dan pseudocyesis (kehamilan palsu)
(Ward & Hisley, 2009). Pembesaran mammae juga desertai pembesaran
dan penghitaman areola (Pillitteri, 2010).
6)
Anoreksia, terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu
makan timbul lagi (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
7)
Sering kencing, ini disebabkan oleh adanya penekanan ke kandung
kemih akibat adanya pembesaran uterus. Sering kencing juga dapat
disebabkan oleh infeksi, cystocele, tumor pelvic, atau divertikuli uretra
(Ward & Hisley, 2009).
8)
Obstipasi, yaitu terjadi konstipasi yang parah akibat penurunan
tonus otot karena pengaruh hormon steroid (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010)
9)
Perubahan kulit, meliputi stretch mark atau disebut juga striae
gravidarum dan peningkatan pigmentasi. Perubahan ini juga dapat
terjadi karena peningkatan berat badan dan kontrasepsi oral (Ward &
Hisley, 2009). Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan 12 minggu
ke atas, akibat pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang
merangsang melanofo dalam kulit. Pada pipi, hidung, dan dahi kadangkadang tampak deposit pigmen berlebihan, yang disebut dengan
kloasma gravidarum (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
10) Varises, sering ditemukan pada triwulan terakhir, terjadi pada
daerah genita, fosa poplia, kaki dan betis.
11) Suhu basal meningkat, yaitu peningkatan suhu tubuh antara 37,2
oC sampai 37,8 oC setelah ovulasi (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
b. Tanda-tanda kemungkinan kehamilan
1)
Pembesaran pada perut, kemungkinan juga dapat terjadi karena
tumor uterus dan abdomen (Ward & Hisley, 2009).
2)
Tanda Hegar, yaitu lunaknya segmen bawah uterus, dapat juga
disebabkan kongesti pelvic (Ward & Hisley, 2009).
3)
Tanda Chadwik, yaitu perubahan warna vagina dari kemerahan
menjadi violet/ kebiruan (Pillitteri, 2010). Tanda ini dapat juga akibat
kongesti pelvik, infeksi, atau ketidakseimbangan hormon (Ward &
Hisley, 2009).

4)

Tanda Piscasek, yaitu ketidaksimetrisan uterus dengan tonjolan

pada sisi implantasi, dapat juga karena adanya tumor uterus (Ward &
Hisley, 2009).
5)
Tanda Braxton-Hicks, yaitu kontraksi uterus intermitten ketika
dirangsang, dapat juga akibat adanya tumor uterus (Ward & Hisley,
2009).
6)
Tanda Goodell, yaitu serviks menjadi lunak (Pillitteri, 2010).
7)
HCG meningkat, dapat dilihat melalui alat tes kehamilan pada urin
pertama pada pagi hari (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Dapat juga
diketahui melalui pemeriksaan serum darah (Pillitteri, 2010).
c. Tanda-tanda pasti hamil
Menurut Pillitteri (2010), terdapat tiga tanda positif kehamilan yaitu:
1)
Terdengar denyut jantung janin
2)
Terasa gerakan janin oleh pemeriksa
3)
Ultrasonografi memperlihatkan gambaran janin
2. Tujuan Antenatal Care
Adapun tujuan antenatal care menurut Pillitteri (2010) adalah untuk:
a.Membentuk data dasar kesehatan saat ini,
b. Menentukan usia kehamilan,
c.Memantau perkembangan janin dan ibu hamil,
d. Mengidentifikasi resiko komplikasi dan mencegah agar masalah tidak
terjadi,
e.Memberikan waktu untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang
kehamilan, menyusui dan perawatan bayi baru lahir.
Pernyataan serupa dari Ward & Hisley (2009), tujuan perawatan antenal
adalah:
a.Untuk mengenali penyimpangan dari keadaan normal,
b. Untuk menyediaakan perawatan individu yang berbasis bukti,
c.Untuk memberikan pendidikan prenatal sesuai dengan budaya dan
merancang pendidikan kesehatan sesuai gaya belajar ibu hamil,
d. Untuk memberdayakan perempuan sehingga menjadi aktif terlibat dalam
menerima informasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa tujuan antenatal care yang telah disebutkan di atas,
dapat disimpulkan tujuan antenatal care yaitu:
a. Mengetahui perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu,
b. Mengenali tanda abnormal dan resiko komplikasi,
c. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui pendidikan kesehatan,
d. Mencegah adanya penyulit pada masa persalinan dan
e. Agar segala kebutuhan ibu dan janin dapat terpenuhi dengan baik.

Tanda-tanda kehamilan dan tujuan perawatan antenatal menjadi hal mendasar


untuk diketahui oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan.
Kesalahan dalam menentukan kehamilan dapat berakibat buruk kepada pasien
dikemudian hari. Perawatan antenatal kemudian menjadi kunci utama dan menjadi
dasar persiapan kesuksesan dalam prosen melahirkan nanti. Dengan mengetahui
kedua pengetahuan tersebut penulis berharap asuhan keperawatan kepada pasien
menjadi lebih baik dan efektif.
Referensi:
Pillitteri, A. (2010). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing
& Childrearing Family. (6th Ed). China: Lippincott Williams & Wilkins
Purwaningsih, W. & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Ward, S.L. & Hisley. (2009). Maternal-Child Nursing Care: Optimizing
Outcomes for Mothers, Children, & Famlies. Philadelphia: F.A. Davis
Company

Anda mungkin juga menyukai