Anda di halaman 1dari 4

Perekonomian Zaman Rasululllah

Sejarah ekonomi Islam berawal dari di angkatnya Muhammad


sebagai utusan Allah pada usia ke 40. Rasulullah mengeluarkan
berbagai kebijakan yang selanjutnya diikuti dan diteruskan oleh
pengganti-penggantinya yaitu khulafaurrasyidin. Pemikiran ekonomi
Islam didasarkan atas Al-Quran dan al-hadits.
Kehidupan Rasulullah Saw dan masyarakat muslim di masa beliau
adalah teladan yang paling baik implementasi Islam, termasuk dalam
bidang ekonomi. Meskipun pada masa sebelum kenabian Muhammad
Saw adalah seorang pebisnis, tetapi yang dimaksudkan perekononmian
di Rasulullah di sini adalah pada masa Madinah. Pada periode Makkah
masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian, sebab
masa itu penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari
intimidasi
Barulah

orang-orang
pada

periode

Madinah

Rasulullah

Quraisy.
memimpin

sendiri

membangun masyarakat Madinah sehingga menjadi sejahatera dan


beradab. Meskipun perekonomian pada masa beliau relatif masih
sederhana,

tetapi

beliau

telah

menunjukkan

prisip-prinsip

yang

mendasar bagi pengelolaan ekonomi. Dalam hal ini strategi yang


dilakukan oleh Rasulullah adalah dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.

Membangun Masjid

2.

Merehabilitas Kaum Muhajirin

3.

Membangun Konstitusi Negara

4.

Meletakan Dasar-Dasar Sistem Keuangan Negara


Pada masa Abu Bakar kebijakanyang dilakukan adalah seperti yang
dilakukan Rasulullah. Abu Bakar Ash-Shiddiq melakukan kebijakan pembagian
tanah taklukan, sebagian untuk umat muslim dan sebagian lagi tetap menjadi
tanggungan negara. Selain itu, beliau mengambil alih tanah dari orang murtad
kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam secara keseluruhan.

Beliau juga sangat memperhatikan keakuratan penghitungan zakat dan


memperhatikan pendistribusiannya dengan cermat sehingga dapat sampai pada
masyarakat secara menyeluruh dan sama rata.
Kemudian masa Umar bin Khatab, kebijakan yang dilakukannya adalah
mencetak mata uang Dirham dengan cap Alhamdulillah pada satu sisi dan La
ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah di sisi lainnya. Selain itu, beliau
melakukan audit kekayaan para pejabat dan pegawai negara dan menyusun
sebuah undang-undang Min Aina Laka Hadza?. Umar juga mengambil langkahlangkah penting dalam bidang pertanian dan menjadikan Baitul Mal yang
memang sudah ada sejak pemerintahan Abu Bakar menjadi reguler dan
permanen. Namun cara pendistribusiannya dengan mengutamakan prinsip
keutamaan. Juga langkah-langkah lain di bidang ekonomi yang menyebabkan
pemerintahannya berjalan dengan sangat baik.
Utsman bin Affan mengikuti kebijakan ekonomi Umar bin Khattab yang
lebih terfokus melakukan penataan baru dengan mengikuti kebijakan khalifah
sebelumnya. Dalam pemberdayaan SDA, Ustman melakukan pembuatan saluran
air, pembangunan jalan, serta pembentukan organisasi kepolisian secara
permanen guna mengamankan jalur perdagangan. Beliau juga memperkenalkan
tradisi mendistribusikan makanan di masjid untuk fakir miskin dan musafir
melakukan perubahan administrasi tingkat atas serta mengganti beberapa
gubernur. Dalam pengelolaan tanah negara Ustman menerapkan kebijakan
membagi-bagikan tanah tersebut kepada penduduk dengan tujuan reklamasi.
Khalifah terakhir adalah Ali bin Abi Thalib. Beliau melakukan kebijakankebijakan di antaranya :
a)

Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Mal berbeda dengan
Umar yang menyisihkan untuk cadangan

b)

Pengeluaran angkatan laut dihilangkan

c)

Adanya kebijakan pengetatan anggaran

d)

Pencetakan mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam, di mana


sebelumnya kekhalifahan Islam menggunakan uang dinar dari Romawi dan
dirham dari Persia

Perekonomian Zaman Umayyah


Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Umayyah
Keberhasilan yang dicapai Bani Umayyah ini memberikan bentuk

pemikiran ekonomi yang berbeda pula, tepatnya ketika dunia Islam


berada di bawah kepemimpinan Khalifah Bani Umayyah, kondisi Baitul
Maal berubah. Masa pemerintahan Bani Umayyah inilah, Baitul Maal
dibagi menjadi dua bagian; umum dan khusus. Pendapatan Baitul Maal
umum diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum, sedangkan
pendapatan Baitul Maal khusus diperuntukkan bagi para Sultan dan
keluarganya. Namun dalam praktiknya, tidak jarang ditemukan berbagai
penyimpangan penyaluran harta Baitul Maal tersebut. Dengan demikian
telah disfungsi penggunaan Baitul Maal pada masa pemerintahan
Daulah Umayyah.
Kegiatan Perekonomian pada Masa Kekhalifahan Bani Umayah
Pada masa pra-Islam, uang Romawi dan Persia digunakan di Hijaz, di
samping beberapa uang perak Himyaryang berganbar burung hantu
Attic. Umar, Muawiyah, dan parakhlifah terdahulu lainya merasa cukup
dengan mata uang asing yang beredar, dan mungkin pada beberapa
kasus, terdapat kutipan ayat Al Quran tetentu pada koin-koin itu.
Sejumlah uang emas dan perak pernah dicetak sebelumnya pada masa
Abd Al Malik, tetapi cetakan itu hanyalah tiruan dari mata uang
Bizantium dan Persia. Padatahun 695, Abd Al Malik mencetak dinar
emas dan dirham perak yang murni hasil karya oaring Arab. Wkilnya
Irak, Al Hajjaj, mencetak uang pewrak di Kuffah paa tahun berikutnya.
Perekonomian Zaman Abbasiyah
Peran penting ekonomi sangat di sadari oleh para khalifah Dinasti
Abbasiyah dalam menentukan maju mundurnya suatu negara. Oleh
karena ini, mereka memberikan perhatian khusus pada pengembangan
sektor ini, terutama periode pertama Dinasti Abbasiyah . upaya kearah
kemajuan ini sebenarnya sudah di mulai sejak masa pemerintahan alMansur.

Yaitu

ke baghdad tiga

dengan
tahun

di
setelah

pindahkannya
dia

di

pusat

lantik

pemerintahan

menjadi

khalifah.

[1] Dijadikannya kota baghdad sebagai pusat kendali pemerintahan itu


mempunyai arti tersendiri bagi perkembangan dan kemajuan di bidang
ekonomi. Baghdadmerupakan sebuah kota yang terletak didaerah yang

sangat strategis bagi perniagaan dan perdagangan. Sungi tigris bisa


dilayari sampai kota ini. Begitu juga terdapat jalur pelayaran ke sungai
eufrat yang cukup dekat. Sehingga barang-barang dagangan dan
perniagaan dapat diangkut menghilir sungai eufratdan tigris dengan
menggunakan perahu-perahu kecil. Di samping itu, yang terpenting ialah
tedapatnya jalan nyaman dan aman dari semua jurusan.[2] Akhirnya
Baghdad menjadi daerah sangat ramai, karena disamping sebagai
ibu kotakerajaan juga sebagai kota niaga yang cukup marak pada masa
itu. Dari situlah negara akan dapat devisa yang sangat besar jumlahnya.
Selain itu faktor pertambahan jumlah penduduk juga merupakan
suatu faktor turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana
semakin pesat pertumbuhan penduduk, maka semakin besar dan
banyak pula faktor permintaan pasar (demand). Hal ini pada gilirannya
memicu produktivitas ekonomi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai