Anda di halaman 1dari 24

TM

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DENGAN iB- VAIC

TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE

PENILAIAN RGEC PERIODE 2011-2015

Rifki Fikasari
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Email: rifkifikasari26@gmail.com

Abstract
TM
The purpose of this study is to investigate the effect of intellectual capital with iB- VAIC
(Islamic Banking Value Added Intellectual Capital) on the bank health with measurement
method by RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital). This study
is quantitative research and used secondary data from annual report y of Indonesian Islamic
bank for 2011-2015 period. The sampling technique used purposive sampling which obtained
9 Islamic Banks and the data used as many as 45 data. The data analysis technique is Partial
TM
Least Square (PLS). The finding show that intellectual capital with iB- VAIC influences
positively to the bank health with measurement method by RGEC. For the most significant
TM
indicator for intellectual capital (iB- VAIC and bank health are Value Added Capital
Employed (VACA) and Return on Asset (ROA)

TM
Keywords: Intellectual Capital, iB- VAIC , Bank Health, RGEC

Abstrak
TM
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital dengan iB- VAIC
(Islamic Banking Value Added Intellectual Capital) terhadap kesehatan Bank yang dinilai
dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital)
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder berupa
annual report tahunan Bank Umum Syariah untuk periode 2011-2015. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh sampel 9 Bank Umum Syariah
dan data yang digunakan sebanyak 45 data. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital dengan
TM
iB- VAIC berpengaruh positif terhadap kesehatan bank yang dinilai dengan RGEC.
TM
Untuk indikator yang paling kuat mengukur intellectual capital (iB- VAIC dan
kesehatan bank adalah Value Added Capital Employed (VACA) dan Return on Asset (ROA).

TM
Kata Kunci: Intellectual Capital, iB- VAIC , Kesehatan Bank, RGEC

PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2015 telah dimulai pelaksanaan ASEAN Economic Community

(AEC). AEC merupakan satu pasar tunggal dengan keterbukaan arus perdagangan barang dan

jasa di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan semua negara anggota ASEAN,

termasuk Indonesia harus membuka arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke

negara-negara di Asia yaitu arus barang, arus jasa, arus modal, arus investasi dan arus

tenaga kerja terlatih.

Pada awalnya negara-negara anggota ASEAN melakukan pertemuan di Bali pada tahun

2003 yang menghasilkan sebuah gagasan awal untuk melaksanakan AEC yang diperkirakan

baru akan dimulai tahun 2020. Namun pada pertemuan tahun 2007 di Filipina, para negara

anggota ASEAN menyepakati percepatan pembentukan AEC. Para negara anggota ASEAN

menginginkan percepatan ini karena sebagai sebuah persiapan untuk menghadapi globalisasi

ekonomi dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA). Hal ini menunjukkan

bahwa negara anggota ASEAN ingin segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta daya

saing sesame negara anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global.

Dengan dimulainya era AEC, para pelaku ekonomi negara anggota ASEAN dituntut

menghasilkan kinerja yang mampu membuatnya bertahan di kondisi persaingan global.

Sedangkan untuk menciptakan pertumbuhan perekonomian suatu negara, bank merupakan

suatu bagian yang memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda

perekonomian. Di Indonesia, selain bank konvensional terdapat bank berlandaskan prinsip

syariah yang dalam 5 tahun belakangan mengalami jumlah pertumbuhan yang cukup

signifikan. Bank yang berlandasakan prinsip syariah dipelopori oleh berdirinya PT Bank

Muamalat Indonesia pada tahun 1992 dan terus mengalami pertumbuhan selama tahun 2007-

2014 dengan jumlah saat ini yaitu 14 bank. Pertumbuhan jumlah bank umum syariah ini

menuntut persaingan yang ketat antar entitas.


Untuk bertahan dalam kondisi persaingan global serta persaigan yang ketat antar

entitas, bank umum syariah memerlukan kesehatan entitas untuk meningkatkan kepercayaan

investor. Semakin tinggi tingkat kepercayaan investor maka nilai modal yang ditanamkan

akan semakin mampu membantu mendukung entitas berkembang dengan pesat.

Dengan tuntutan atas era AEC dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, bank

umum syariah memerlukan bukan sekedar pemanfaatan atas physical capital, namum lebih

fokus terhadap pemanfaatan intellectual capital untuk meningkatkan kinerja yang akan

menunjang kesehatan entitas. Seiring dengan perubahan paradigma tersebut, paradigma

akuntansi juga mengalami perubahan. Awalnya paradigma akuntansi hanya memiliki fungsi

stewardship yaitu sebuah pertanggungjawaban pengelola terhadap pemilik. Saat ini

paradigma tersebut bergeser yang menunjukkan bahwa laporan keuangan memiliki fungsi

selain memberikan informasi keuangan dan menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)

manajemen, juga memiliki fungsi decision making untuk para stakeholder sebagai dasar

pengambilan keputusan sebagaimana tertera pada PSAK nomor 1 alinea 5 tentang tujuan

laporan keuangan.

Perubahan paradigma tersebut menimbulkan munculnya era ekonomi yang baru secara

prinsip didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan (Prtty dan

Guthrie, 2000; Bontis, 2001 dalam ulum, 2007). Kekayaan intelektual merupakan faktor

pendukung perkembangan operasional perusahaan termasuk perbankan syariah yang berupa

aset tidak berwujud yang merupakan bagian dari Intellectual Capital yaitu human capital,

structural caital dan customer capital. Sejalan menurut Susi Hendriani (2009) modal

intelektual ini diyakini akan meningkatkan kemampuan aset secara signifikan.

Selain itu Intellectual Capital dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan

sebagaimana menurut Mayo (2000) dalam Endri menjelaskan bahwa mengukur kinerja

keuangan keuangan perusahaan dari perspektif keuangan sangatlah akurat, tetapi sebenarnya
dasar penggerak nilai dari keuangan tersebut adalah sumber daya manusia (human capital)

dengan segala pengetahuan, ide dan inovasi yang dimilikinya. Serta menurut Ulum (2009)

menyatkan bahwa peningkatan dan digunakannya pengetahuan dengan lebih baik akan

menyebabkan pengaruh yang bermanfaat bagi kinerja perusahaan.

Selain itu penerapan Intellectual Capital juga dapat berupa manajemen risiko.

Manajemen risiko diaplikasikan bertujuan untuk menekan segala risiko yang akan dihadapi

perusahaan ke tingkat yang paling rendah. Sehingga penerapan Intellectual Capital yang

memiliki fungsi menurunkan risiko dan meningkatkan kinerja perusahaan. Risiko dan kinerja

perusahaan secara keseluruhan merupakan komponen penilaian dalam tingkat kesehatan

bank.

Penelitian yang dilakukan Ulum (2013) dalam Dina menemukan pengukuran Itellectual

TM
Capital dalam perbankan syariah yaitu iB- VAIC (Islamic Banking Value Added

TM
Intellectual Capital). iB- VAIC merupakan hasil modifikasi pengukuran Intellectual

Capital yang didesain untuk perusahaan jenis transaksi yang umum dan terdapat pada

TM TM
perbankan konvensional yaitu VAIC . Sehingga iB- VAIC didesain untuk

memenuhi kebutuhan pengukuran Intellectual Capital yang sedikit berbeda karena perbankan

syariah memiliki jenis transaksi dan akun yang berbeda dari perbankan konvensional.

Penelitian tentang pengaruh Intellectual Capital terhadap tingkat kesehatan bank telah

dibuktikan secara empiris. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nurmawati (2014) yang

menguji hubungan VAIC TM dengan kesehatan bank konvensional (metode RGEC) tahun

2009-2013, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan Intellectual Capital berpengaruh

signfikan terhadap kesehatan bank. Penelitian lain dilakukan oleh Kamilia (2015) yang
melakukan penelitian mengenai pengaruh Intellectual Capital dengan menguji hubungan iB-

VAIC TM terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah tahun 2011-2014, diperoleh

hasil yang menunjukkan Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap Return on

Asset.

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan

TM
Intellectual Capital dengan menggunakan pengukuran iB- VAIC terhadap tingkat

kesehatan bank yang dinilai dengan metode RGEC pada bank umum syariah di Indonesia.

KAJIAN PUSTAKA

Resources Based Theory

Resource-based theory dipelopori oleh Penrose (1959) dalam Ulum et al (2008)

mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen dan jasa produktif yang

berasal dari sumber daya perusahaan memberikan karakter unik bagi setiap perusahaan.

Berdasarkan konsep Resource-based theory perusahaan dapat menghasilkan kinerja dan

keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki

secara efektif. Salah satunya yang paling utama adalah modal capital yaitu kemampuan

perusahaan menyediakan modal untuk keberlangsungan operasional perusahaan yang sangat

berpengaruh terhadap penciptaan nilai perusahaan.

Legitimacy Theory

Deegan (2004) menyatakan bahwa teori legitimasi adalah sebagai, Teori yang

menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin operasi dan
norma yang berlaku di masyarakat. Suatu perusahaan akan secara sukarela melaporkan

aktivitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas.

Berdasarkan legitimacy theory, sebuah perusahaan akan berusaha menjamin operasi

perusahaan dengan melaksanakan serangkaian aktivitas operasional yang akan menunjang

kinerja perusahaan dan mengungkapkannya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

komunitas dalam (pemilik perusahaan). Dalam hal ini bank umum syariah akan menyusun

berabagai strategi manajemen serta mengaplikasikannya melalui pemanfaatan segala sumber

daya yang dimilikinya untuk menghasilkan kinerja perusahaan dan melaporkannya kepada

seluruh pengguna laporan keuangan. Salah satu hal perlu dilaporkan adalah self assessment

atas tingkat kesehatan bank.

Intellectual Capital

Intellectual capital menurut Organisation for Economic Co-operation and

Develompment (OECD, 1999 dalam Ulum) mendefinisikan IC sebagai nilai ekonomi dari dua

kategori aset tak berwujud yaitu organizational (structural) dan human capital. Sedangkan

IFAC (1998) mengklasifikasikan Intellectual Capital dalam tiga kategori yaitu

organizational capital, relational capital dan human capital. Organizatonal capital

(structural capital) merupakan sarana dan prasarana yang mendukung sumber daya manusia

untuk mengahsilkan kinerja yang maksimal, meliputi Intellectual property (patents,

copyright, design rights) dan Infrastricture assets (Management Philosophy, Networking

systems, Financial relations). Relational capital merupakan komponen pendukung kinerja

perusahaan melalui hubungan perusahaan dengan pihak eksternal, meliputi brands,

customers, customer loyalty, licensing agreement, franchising agreements. Sedangkan

Human Capital merupakan nilai tambah yang dimilki sumber daya manusia perusahaan,

meliputi education, vocational qualification, work related competences.


Salah satu pengukuran dengan metode tidak langsung untuk mengukur seberapa dan

bagaimana efesiensi modal intelektual menciptakan nilai tambah bagi perusahaan sektor

TM
konvensional adalah Value Added Intellectual Capital ( VAIC . VAIC TM pertama kali

dikembangkan oleh Pulic (1997) yang didesain untuk menentukan nilai tambah perusahaan

dari tiga komponen yaitu capital employed, human capital dan structural capital.

Untuk metode pengukuran dalam sektor perbankan syariah sedikit berbeda dengan

konvensional yaitu dengan Metode Islamis Banking-Value Added Intellectual Capital (

TM TM
iBVAIC . iB- VAIC pertama kali dikembangkan oleh Ulum (2013) dengan

memodifikasi model Pulic. Perbedaan ini terletak pada akun-akun yang digunakan untuk

menghitung Value Added (VA). Akun-akun yang digunakan untuk mengembangkan rumus VA

TM
dalam model Pulic dikonstruksi dari total pendapatan, sementara pada iB- VAIC , VA

dikonstruksikan dari akun-akun pendapatan yang semuanya berbasis syariah, yaitu pendapatan

bersih kegiatan syariah dan pendapatan non-operasional syariah. Sehingga VA terbentuk dari

penjumlahan Value Added Capital Employed (iB-VACA), Value Added Human Capital (iB-

VAHU) dan Structural Capital Value Added (iB-STVA).

Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode RGEC

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator penilaian adalah sebagai berikut:

1. Risk Profil (Profil Risiko) merupakan penilaian terhadap Risiko inheren dan kualitas

penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank terdiri 8 risiko yang harus
dinilai yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,

risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.


2. Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep untuk peningkatan kinerja

perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin

akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka

peraturan. Bank perlu memperhitungkan dampak GCG perusahaan pada kinerja GCG

bank dengan memperhitungkan signifikan dan materialitas entitas anak dan atau

signifikansi kelemahan GCG entitas anak


3. Earning (Rentabilitas) melalui analisis rasio rentabilitas bank adalah alat ukur untuk

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan
4. Capital (Permodalan) melalui CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI.

CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio perbandingan rasio modal terhadap Aset

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Penelitian Terdahulu

Farih (2010) melaukan penelitian mengenai pengaruah Intellectual Capital dengan

VAIC terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan dengan indicator pengukuran

CAMEL (metode penilaian kesehatan bank sebelum RGEC), dengan uji statistik SPSS

diperoleh hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan VAIC terhadap indikator penilaian

CAMEL.

Ichmawan (2014) melakukan penelitian mengenai pegaruh Intellectual Capital

terhadap kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia menggunakan uji SPSS dengan

variabel independen VAIC, sedangkan variabel dependen Profit Sharing Ratio, Zakat

Performance Ratio dan Equietable Distribution Ratio, diperoleh hasil pengaruh yang tidak

signifikan.
TM
Nurmawati (2014) yang menguji hubungan VAIC dengan kesehatan bank

konvensional (metode RGEC) tahun 2009-2013 dengan, menggunakan uji statistik dengan

PLS diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan Intellectual Capital berpengaruh signfikan

terhadap kesehatan bank.

Berdasarkan deskripsi teori resourced based theory, legitimacy theory, intellectual

capital dan metode penilaian kesehatan bank RGEC serta beberapa penelitian terdahulu,

penulis menarik sebuah hipotesis bahwa:

H1: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kesehatan bank umum syariah di

Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk

TM
mengetahui pengaruh intellectual capital dengan iB- VAIC terhadap kesehatan bank

umum syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

laporan keuangan untuk periode 2011-2015. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dari

laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) tahun 2010-2014 dan dipublikasikan dari

website resmi masing-masing bank.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling dengan berdasarkan kriteria BUS yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu

penelitian tahun 2011-2015 dan menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama

periode penelitian yang telah diaudit. Kriteria lainnya yaitu bank yang menerbitkan laporan

GCG beserta self assessment atas pelaksanaan GCG. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh

sampel sebanyak 9 bank umum syariah dengan periode penelitian 5 tahun. Sehingga sampel
untuk jumlah laporan keuangan bank umum syariah di Indonesia yang digunakan sebanyak

45 data.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesehatan bank yang memiliki indikator

penialaian sebagai berikut:

1. Risk Profile
Pengukuran risk profile dalam penelitian ini adalah dengan penulis melakukan

penilaian terhadap risiko kredit dan risiko likuiditas, karena menurut Ali (2006) dua risiko

yang paling banyak dihadapi dan paling mendasar bagi bank adalah risiko kredit dan

likuiditas.
Menurut Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 untuk mengukur risiko kredit dengan menggunakan Net Performing Loan

(NPL):
Kredit Bermasalah
NPL= 100
Total Kredit

Menurut Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 untuk mengukur risiko likuiditas pada penelitian ini adalah menggunakan

Loan to Deposit Ratio (LDR). Selain itu pengukuran risiko likuiditas juga dapat dihitung

melalui Cash Ratio (CR) dan Loan to Asset Ratio (LAR):

Jumlah Kredit yang Diberikan


LDR= 100
Total Dana Pihak Ketiga+ KLBI + Modal Inti
Kas
CR= 100
Utang Lancar
Total Kredit yang Diberikan
LAR= 100
Total Aset

2. Good Corporate Governance (GCG)


Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 yang mengatur

tentang Good Corporate Governance, Bank Indonesia mewajibkan Bank umum untuk

melakukan self assessment terhadap manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan

kinerja bank yang melakukan penerapan Good Corporate Governance. Data untuk
pengukuran Good Corporate Governance diukur berdasarkan self assessment perusahaan

dalam laporan Good Corporate Governance.


3. Earning
Menurut Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 untuk mengukur earning/rentabilitas adalah menggunakan Net Interest

Margin (NIM) yang dalam sektor syariah menggunakan Net Yield Margin (NYM):
Pendapatan Bagi Hasil Bersih
NYM=
RatarataTotal Aset Produktif

Selain itu juga menggunakan Return on Asset (ROA):


Pendapatan Bersih Setelah Pajak
ROA= 100
Total Aset

4. Capital
Untuk mengukur tingkat permodalan/capital dalam penelitian ini menggunakan

Capital Adequacy Ratio (CAR):


Modal
CAR= 100
Aset Tertimbang Menurut Risiko


Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu iB- VAIC TM Islamic-

Banking Value Added Intellectual Capital) dengan formulasi dan tahapan perhitungan adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung iB-Value Added (iB-VA)


iB-VA = OUT IN
Keterangan:
OUT (Output) merupakan total pendapatan, diperoleh dari: Pendapatan bersih

kegiatan syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi

lainnya - hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer, dan pendapatan non

operasional.
IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban

kepegawaian/karyawan
Pendapatan operasi utama kegiatan syariah yang terdiri atas seluruh komponen

pendapatan penyaluran dana dari pihak ketiga, dari Bank Indonesia, dan dari bank-bank
lain di Indonesia. Pendapatan operasi lainnya terdiri atas jasa investasi terikat, jasa

layanan, pendapatan dari transaksi valuta asing, koreksi PPAP, koreksi penyisihan

penghapusan transaksi rek. administrasi, dan lainnya. Sedangkan hak pihak ketiga atas

bagi hasil syirkah temporer terdiri dari seluruh komponen pihak ketiga bukan bank, Bank

Indonesia, dan bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia.


Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian terdiri dari beban penyisihan

kerugian asset produktif-bersih, beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi, beban

operasi lainnya.
2. Menghitung iB-Value Added Capital Employed (iB-VACA)
iBVA
iBVACA=
CE

CE = Dana yang Tersedia (Total Ekuitas)


3. Menghitung iB-Value Added Human Capital (iB-VAHU)

iBVA
iBVAHU =
HC

HC = Beban karyawan

4. Menghitung iB-Structural Capital Value Added (iB-STVA)

SC
iBSTVA =
iBVA

SC = iB-VA HC
TM
5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (iB- VAIC )

TM
iB- VAIC = iB-VACA + iB-VAHU + iB-STVA

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). PLS

merupakan teknik statistika multivariate yang melakukan perbandingan antara variabel

dependen berganda dan variabel independen berganda. Selain itu pemilihan analisis data

dengan PLS adalah karena terdapat dua variabel laten yang dibentuk dengan indicator

formative. Terdapat dua bagian analisis yang harus dilakukan dalam PLS yaitu:
1. Menilai outer model atau measurement model untuk menguji signifikansi pengaruh

indikator terhadap variabel laten. Menurut Ghozali (2008), konstruk formatif pada

dasarnya merupakan hubungan regresi dari indikator ke konstruk maka cara menilaianya

adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefesien regresi

tersebut. Dengan melihat outer weight masing-masing indikator yang disarankan adalah >

0.50. Dan menilai signifikansinya melalui nilai T-statistic > 1.96 dengan = 0.05 (one-

tailed).
2. Menilai inner model atau structural model untuk menguji signifikansi pengaruh variabel

laten independen terhadap variabel laten dependen. Model structural


iB-VAHU
dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen,

iB-STVA Stone-Geisser Q-Square test untuk predictive relevance dan uji t serta

signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural Perubahan nilai R-squares dapat

digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel

laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Sedangkan Q-Square

mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi

parameternya (Ghozali, 2008).

Model Penelitian

NPL
LDR
iB-VACACR
H1
TM LAR
Kesehatan Bank
iB- VAIC
(Y) GCG
(X)
NYM

ROA

CAR
Gambar 1. Model Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling

(SEM) berbasis Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software SmartPLS 3.0.

Tahap pengujian yaitu: (1) Uji model pengukuran/outerweight, dan (2) Uji model

struktural/inner model.

Pengukuran Uji Outer Model

Uji outer model merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengevaluasi signifikansi

atau kekuatan indikator dalam membentuk variabel laten. Variabel laten dalam penelitian ini

menggunakan indikator formatif yang berarti bahwa untuk pengujian outer model dengan

formatif indikator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan

membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut

(Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008).


TM
Variabel independen iB- VAIC diukur melalui tiga indikator yang bersifat formatif

yaitu iB-VACA, iB-VAHU dan iB-STVA. Untuk mengevaluasi indikator pembentuk variabel

dengan melihat T Statistics dan P Values pada tabel outer weight hasil pengujian berikut ini:
TM
Tabel 1. Outer Weight Value Indikator Variabel iB- VAIC

Outer Weights T Statistics P Values


iB-VACA -> iB-VAIC 0,977 2,965 0,002
iB-VAHU -> iB-VAIC 0,262 0,964 0,170
iB-STVA -> iB-VAIC -0,027 0,114 0,455
Sumber: Hasil Olah Data SmartPLS 3.0, 2016

TM
Berdasarkan Tabel 1, untuk indikator variabel iB- VAIC yaitu iB-VAHU dan iB-

STVA dengan nilai T Statistics < 1,96 dan P Value > 0,05 maka dapat dikatakan ke dua

TM
indikator tersebut tidak signifikan mengukur iB- VAIC . Sedangkan untuk indikator iB-
VACA dengan nilai T Statistics > 1,96 dan P Value < 0,05 maka dapat dikatakan indikator iB-

TM
VACA signifikan mengukur iB- VAIC .

Untuk model formatif menghilangkan (droping) satu indikator dalam model akan

menimbulkan persoalan yang serius. Jadi menghilangkan satu indikator akan menghilangkan

bagian yang unik dari konstruk laten dan merubah makna dari konstruk (Ghozali, 2008). Hal

ini berbeda dengan model refleksif yang mengharuskan untuk menghilangkan (droping)

indikator yang tidak signifikan mengukur variabel dari model penelitian. Sehingga indikator

iB-VAHU dan iB-STVA dalam penelitian ini yang tidak signifikan mengukur variabel iB-

VAIC TM tidak akan dihilangkan (droping) dari model penelitian.

Variabel dependen kesehatan bank dengan metode RGEC diukur melalui delapan

indikator yang bersifat formatif yaitu CAR, CR, GCG, LAR, LDR, NPL, NYM dan ROA

dengan hasil outer weight untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Outer Weight Value Indikator Variabel Kesehatan Bank

Outer Weights T Statistics P Values


CAR -> Kesehatan Bank Metode RGEC -0,555 2,132 0,019
CR -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,140 1,087 0,141
GCG -> Kesehatan Bank Metode RGEC -0,103 0,888 0,190
LAR -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,036 0,184 0,427
LDR -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,095 0,913 0,183
NPL -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,048 0,246 0,403
NYM -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,554 2,490 0,008
ROA -> Kesehatan Bank Metode RGEC 0,669 2,901 0,003
Sumber: Hasil Olah Data SmartPLS 3.0, 2016

Berdasarkan tabel 2, indikator variabel kesehatan bank yaitu Capital to Asset Ratio

(CAR), Net Yield Margin (NYM) dan Return on Asset (ROA) dengan nilai T Statistics > 1,96

dan P Value < 0,05 maka dapat dikatakan ke tiga indikator tersebut signifikan mengukur

kesehatan bank.
Sedangkan untuk ke enam indikator variabel kesehatan bank lainnya adalah Cash Ratio

(CR), Good Corporate Governance (GCG), Loan to Asset Ratio (LAR), Loan to Deposit

Ratio (LDR) dan Net Performing Loan (NPL) dengan nilai T Statistics < 1,96 dan P Value >

0,05 maka dapat dikatakan ke enam indikator tersebut tidak signifikan mengukur kesehatan

TM
bank. Sebagaimana telah dijelaskan pada indikator iB- VAIC bahwa untuk model

formatif menghilangkan (droping) satu indikator dalam model akan menimbulkan persoalan

yang serius, maka untuk indikator yang tidak signifikan mengukur kesehatan bank

(CR,GCG,LAR, LDR, NPL) tidak dibuang dari model penelitian.

Selain melihat signifikasnsi nilai weight, untuk mengevaluasi model pengukuran

indikator formatif diperlukan pengujian multikolinieritas. Variabel manifest dalam blok harus

diuji apakah terdapat multikol. Nilai variance inflation factor (VIF) dapat digunakan untuk

menguji hal ini. Nilai VIF diatas 10 mengindikasikan terdapat mutikol (Chin, 1998 dalam

Ghozali, 2008). Berikut ini nilai VIF hasil pengujian dengan SmartPLS:

Tabel 3. Outer VIF Value

VIF
CAR 2,896
CR 1,386
GCG 1,488
LAR 2,627
LDR 1,382
NPL 2,139
NYM 1,311
ROA 1,999
iB-STVA 1,009
iB-VACA 1,009
iB-VAHU 1,006
Sumber: Hasil Olah Data SmartPLS 3.0, 2016
Berdasarkan Tabel 2, semua Nilai VIF dari indikator pembentuk variabel laten iB-

VAIC TM dan kesehatan bank menunjukkan hasil dibawah 10. Nilai VIF dibawah 10 berarti

menunjukan semua variabel manifest dalam blok bebas dari multikolinieritas.

Pengukuran Uji Inner Model

Terdapat dua tahap uji inner model dalam penelitian ini yaitu uji Goodness of Fit

Modeln dan pengujian hipotesis. Pengujian terhadap inner model tahap pertama merupakan

uji Goodness of Fit Model. Uji Goodness of Fit Model adalah pengujian yang bertujuan untuk

menilai seberapa besar variabel dependen dapat menjelaskan variabel independen dalam

model penelitian. Pengujian ini dengan menggunakan nilai R2 , yang dalam hasil

penelitian nilai R2 sebesar 0,755. Ini berarti bahwa informasi yang terkandung dalam data

75,5% dapat dijelaskan oleh model dan 24,5% dijelaskan oleh variabel lain yang belum

terdapat dalam model, atau dengan kata lain variabilitias konstruk Kesehatan Bank yang

dapat dijelaska oleh variabilitas Islamis-Banking Value Added intellectual Capital (iB-

TM 2
VAIC sebesar 75,5%. Hasil R > 0,67 mengindikasikan variabel laten independen

memiliki pengaruh yang substantive terhadap variabel laten dependen dan model struktural

dapat dikategorikan kedalam model yang baik.

Pengujian berikutnya adalah menguji hubungan variabel independen dan dependen atau

dapat dikatakan sebagai pengujian atas hipotesis. Pengujian ini melihat signifikansi pengaruh

TM
Islamis-Banking Value Added intellectual Capital (iB- VAIC terhadap Kesehatan Bank
dengan melihat nilai koefisien parameter, nilai signifikansi T-Statistics dan P-Values, sebagai

berikut:

Tabel 4. Path Coefficients Hasil Pengujian Inner Model

Sumber: Hasil Olah Data SmartPLS 3.0, 2016

TM
Berdasarkan tabel 4, hasil pengujian menunjukan pengaruh langsung iB- VAIC

terhadap tingkat kesehatan bank yang dinilai dengan metode RGEC dengan nilai T Statistics

22,239 > 1,96 dan P Value 0,000 < 0,05, menunjukan terdapat pengaruh langsung yang

TM
signifikan iB- VAIC terhadap tingkat kesehatan bank yang dinilai dengan metode

RGEC. Sedangkan nilai koefisien parameter positif yaitu 0,869 menunjukan bahwa terdapat

TM
pengaruh positif dan satu arah iB- VAIC terhadap tingkat kesehatan bank yang dinilai

dengan metode RGEC. Artinya semakin tinggi Islamic Banking-Value Added Intelectual

TM
Capital (iB- VAIC ) akan berdampak semakin tinggi pula kesehatan bank.

PEMBAHASAN

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kesehatan Bank

Hasil pengujian PLS menunjukan terdapat pengaruh signifikan untuk pengaruh

Intelletual Capital dengan iBVAIC TM terhadap tingkat kesehatan bank dengan penilaian

metode RGEC. Hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak.


Hubungan antara intellectual capital dengan kesehatan bank dalam penelitian ini

memiliki hubungan dengan pergerakkan searah. Artinya semakin perusahaan bank umum

TM
syariah mampu mengelola dan memanfaatkan intellectual capital ( iBVAIC ) yang

dimiliki perusahaan dengan baik maka semakin tinggi tingkat kesehatan bank. Sehingga

dalam hal ini bank umum syariah sebaiknya lebih memperhatikan intellectual capital yang

dimiliki untuk menigkatkan kesehatan bank.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk indikator yang secara statistik signifikan

TM
dalam menjelaskan konstruk iB- VAIC adalah iB-VACA, sedangkan untuk indikator

yang signifikan untuk menjelaskan konstruk kesehatan bank adalah ROA, NYM dan CAR.

Rasionalisasi yang dapat diberikan untuk menjelaskan temuan ini adalah untuk hasil

value added terbesar yang dimiliki perusahaan dihasilkan oleh efesiensi penggunaan dan

pemanfaatan physical capital (modal fisik) yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya bahwa

physical capital merupakan komponen penting dalam membentuk nilai perusahaan. Physical

capital merupakan sebuah bentuk kemampuan sebuah entitas menyediakan modal untuk

keberlangsungan operasional perusahaan. Physical capital ini mampu meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan meningkatkan kemampuan bank untuk

menanggung aset yang mengandung risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga

dibuktikan dengan data statistik hasil penelitian ini bahwa tingkat kesehatan bank yang

dipengaruhi oleh efisiensi physical capital adalah ROA, NYM dan CAR. Dengan ROA

sebagai indikator paling kuat dalam membentuk kesehatan bank, hal ini selaras dengan

pernyataan Dendawijaya (2003) dalam Kamilia (2015) yang menyatakan bahwa dalam

penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya

ROA dan tidak memasukkan unsur Return On Equity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank

Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas
suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana

simpanan masyarakat.

Untuk physical capital yang terdapat pada bank umum syariah adalah dapat berupa

total modal yang dimiliki, total aset, dan terutama aset produktif yang berupa pinjaman yang

diberikan. Unsur tersebut membantu bank umum syariah dalam meningkatkan kinerja

keuangan untuk mendukung tingkat kesehatan bank. Hasil penelitian ini juga tercermin dalam

sampel penelitian. Rata-rata dalam waktu lima tahun sampel penelitian, bank umum syariah

mengalami peningkatan atas modal yang dimiliki, total aset dan pinjaman yang diberikan

oleh bank umum syariah. Kenaikan tersebut juga diikuti kenaikan atas pendapatan bagi hasil

yang diperoleh bank. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan bank dalam mengelola physical

capital akan berdampak positif pada pendapatan bagi hasil yang nantinya digunkan untuk

mengukur unsur earning dalam kesehatan bank. Selain itu peningkatan atas physical capital

juga akan bedampak pada kemampuan modal yang dimiliki bank dalam mengelola aset yang

berisiko. Sehingga semakin tinggi peningkatan atas physical capital yang dimiliki oleh bank,

akan semakin meningkatkan timgkat kesehatan bank yang diprosikan dengan peningkatan

pendapatan bagi hasil dan kecukupan modal yang dimiliki bank.

Secara umum, hasil penelitian ini relatif sama dengan temuan Firer dan Williams

TM
(2003) dalam Ulum (2009) bahwa (1) tidak seluruh komponen VAIC memiliki pengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan (2) bahwa tidak semua ukuran kinerja

TM
keuangan yang digunakan berkorelasi dengan komponen-komponen VAIC , hanya

VACA yang secara statistik signifikan berhubungan positif dengan ukuran kinerja keuangan

perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Ulum (2009), menunjukan bahwa (1) tidak seluruh

komponen VAIC TM memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan,


dan (2) bahwa tidak semua ukuran kinerja keuangan yang digunakan berkorelasi dengan

TM
komponen-komponen VAIC , hanya VAHU yang secara statistik signifikan berhubungan

positif dengan ukuran kinerja keuangan perusahaan dan hanya ROA yang signifikan untuk

menjelaskan variabel kinerja keuangan perusahaan. Selain itu hasil penelitian ini juga

konsisten dengan hasil penelitian oleh Nurmawati (2014), analisis pengaruh intellectual

capital terhadap kesehatan bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2009-2013,

dengan menggunakan sampel 5 bank konvensional hasil penelitian tersebut menunjukan

TM
bahwa (1) tidak seluruh komponen VAIC memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan, dan (2) bahwa tidak semua ukuran kesehatan bank yang digunakan

berkorelasi dengan komponen-komponen VAIC TM , hanya VACA dan VAHU yang secara

statistik signifikan berhubungan positif dengan kesehatan bank dengan indokator yang

signifikan mengukur kesehatan bank adalah NPL, IRR, GCG, ROA, CAR dan CR.

Bank yang sehat merupakan bank yang mampu memelihara dan meningkatkan kinerja

yang baik untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya serta mendapat kepercayaan

dari para stakeholder. Hal tersebut mampu menunjang agar bank dapat menghasilkan

keuntungan/laba yang maksimal. Sehubungan dengan pentingnya kesehatan bank bagi

perusahaan perbankan, maka diperlukan peningkatan perhatian terhadap pemanfaatan dan

pengelolaan semua komponen intellectual capital. Sebagaimana hasil penelitian ini yang

menyatakan intellectual capital berpengaruh positif terhadap kesehatan bank.

SIMPULAN & SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa intellectual capital

berpengaruh positif terhadap tingkat kesehatan bank. Dalam hal ini intellectual capital diukur

dengan iBVAIC TM dan kesehatan bank dinilai menggunakan metode RGEC. Dari tiga

indikator pembentuk konstruk variabel iBVAIC TM , iB-VACA merupakan indikator

paling kuat yang membentuk konstruk variabel independen tersebut. Sedangkan dari delapan

indikator pembentuk konstruk variabel kesehatan bank dengan metode RGEC, ROA

merupakan indikator paling kuat yang membentuk konstruk variabel dependen tersebut.

Saran

Saran yang diberikan dari hasil penelitian adalah:

1. Untuk bank umum syariah yang ada di Indonesia sebaiknya lebih memperhatikan

pemanfaatan intellectual capital yang dimiliki, terutama untuk human capital dan

structural capital. Karena berdasarkan hasil penelitian, dua komponen intellectual capital

tersebut tidak signifikan mengukur intellectual capital. Hal tersebut menunjukkan bank

umum syariah di Indonesia belum memanfaatkan human capital dan structural capital

dengan baik.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode lain dalam mentukan nilai

intellectual capital serta penambahan indikator penilaian tingkat kesehatan bank melalui

data primer, karena terdapat beberapa data yang tidak dapat dipenuhi melalui laporan

tahunan yang dipublikasi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M.J. 2005. Intellectual capital disclosure and market capitalization.


Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 3. pp. 397-416.
Alfajar, Muhammad Rasyad. 2014. Analisis kinerja keuangan bank syariah devisa dan bank
syariah non devisa dengan metode RGEC. Jurnal mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.
Artyka, Nur. 2015. Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode RGEC pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Periode 2011-2013. Skripsi mahasiswa Sarjana Ekonomi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Bank Central Asia Syariah, Tbk. Annual Report. www.bcasyariah.co.id
Bank Indonesia. Laporan Keuangan Publikasi Bank.
Htttp://www.bi.go.id./id/pulikasi/laporankeuangan/bank/umum-syariah/Default.aspx.
Diakses pada 26 April 2016
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor.13/1/2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.15/12 tahun 2013. Tentang penyediaan modal
minimum pada bank umum.2013
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP. Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. 2011
Bank Indonesia, Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP. Tentang penerapan good
corporate governance pada bank umum. 2013
Bank Jabar Banten Syariah, Tbk. Annual Report. www.bjbsyariah.co.id
Bank Mega Syariah, Tbk. Annual Report. www.megasyariah.co.id
Bank Nasional Indonesia Syariah, Tbk. Annual Report. www.bnisyariah.co.id
Bank Panin Syariah, Tbk. Annual Report. www.paninbanksyariah.co.id
Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk. Annual Report. www.brisyariah.co.id
Bank Syariah Bukopin, Tbk. Annual Report. www.syariahbukopin.co.id
Bank Syariah Mandiri, Tbk. Annual Report. www.syariahmandiri.co.id
Bank Victoria Syariah, Tbk. Annual Report. www.bankvistoriasyariah.co.id
Boekestein, B. 2006. The relation between intellectual capital and intangible assets of
pharmaceutical companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 7 No. 2. pp. 241-253.
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005. An empirical investigation of the relationship
between intellectual capital and firms market value and financial performance.
Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 N0. 2. pp. 159-176
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company. Sydney.
Farih, Rofi. 2010. Pengaruh Intellectual Capital (Ic) Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan. Skripsi Mahasiswa Sarjana Ekonomi. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Medeling; Metode Alternatif dengan PLS Edisi 2.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, Halim Adi. 2012. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Intellectual Capital
Terhadap Penilaian Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol.1,
No.3.
Ichmawan, Arly. 2014. Analasis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Umum Syariah Di Indonesia. Skripsi Mahasiswa Sarjana Ekonomi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Salemba
Empat. Jakarta
Jaya, I Gede N.I.M & Sumertajaya, I Made. 2008. Pemodelan Persamaan Struktural Dengan
Partial Least Square. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metode Penelitian Bisnis Edisi 6. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Kamilia, Nur Dina. 2016. Analisis Intellectual Capital Dengan Ib-Vaic Terhadap Return On
Asset. Jurnal Mahasiswa Akuntansi. Vol.4, No.3. Surabaya:Universitas Negeri Surabaya
Kusumawati, Melia. 2014. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perbankan Berdasarkan
Metode CAMELS dan RGEC pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya.
Kusumowati, Minanti. 2013. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan.
Skripsi Mahasiswa Sarjana Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nurmawati, Binar Arum. 2014. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kesehatan Bank
Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Skripsi Mahasiswa
Sarjana Ekonomi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah Februari 2015.
http://www.ojk.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/. (Akses 27 April 2016).
Pulic, A. 1998. Measuring the performance of intellectual potential in knowledge
economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and
Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Puspitasari, Maritza Ellanyndra. 2011. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Business
Performance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Rachmawati, Damar Asih Dwi. 2012. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On
Asset (ROA) Perbankan. Jurnal Akuntansi. Vol.1, No.1.
Rambe, Prima Aprilyani. 2012. Pengaruh Intellectual capital Terhadap ROA Pada Bank
Negara Indonesia dan Bank Muamalat. Jurnal Akuntansi. Vol.3, No.2.
Sawarjuwono, T., dan A.P. Kadir, 2003. Intellectual Capital, Perlakuan, Pengukuran dan
Pelaporan (sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.1.
Mei 35-57.
Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. 2007. Intellectual capital and financial returns of
companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. pp. 76-95.
Ulum, Ihyaul. 2013. iB-VAIC: Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal Infersi (terakreditasi). Vol.7, No. 1, hlm 183-204.
Ulum, Imam, dan Anis 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu
Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares. Simposium Nasional Akuntansi
XI. 23-24 Juli, Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai