Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMBUATAN F-100 PADA PASIEN KHUSUS DI RUANGAN IKA

OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ALFI RAHMA PUTRI


DWI SYAHPUTRI YANTI
FAUZIAH
INDAH WAHYUNI
INTAN FRANSISCA
MAYSARI HAYASMAN
NADIA SYAHYA
PUTRI RAHMALIA
ULFA ZAHRATUL HUSNA

( NIM.132210762)
(NIM.132210770)
(NIM.132210775)
(NIM.132210783)
(NIM.132210784)
(NIM.132210787)
(NIM.132210789)
(NIM.132210793)
(NIM.132210803)

DIPLOMA IV JURUSAN GIZI


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2014/2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Topik

: Pembuatan F-100 Pada Pasien Khusus di ruangan IKA

Sasaran

: Tenaga Pengolah di Unit Gizi RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto

A. Latar belakang
Masalah gizi buruk dan gizi kurang mempunyai dimensi yang sangat luas, baik
konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia maupun penyebabnya.
Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan
anak, terhambatnya

pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas.

Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi
dan secara tidak langsung disebabkan oleh ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan
kesehatan, pola asuh,kamampuan daya beli keluarga, pendidikan dan pengetahuan
(Departemen Kesehatan RI, 2008).
Gizi kurang dan buruk pada balita merupakan salah satu masalah gizi utama di
Indonesia yang berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Gizi kurang dan
buruk pada balita disebabkan oleh kekurangan energi dan protein yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dalam jangka lama. Gizi kurang pada balita dapat menyebabkan tumbuh kembang
otak

tidak

optimal,

daya

pikir

rendah

dan

mutu

Sumber

Daya

Manusia

rendah (Fitriyanti, 2012).


Kementerian kesehatan telah menetapkan kebijakan yang komprehensif dalam upaya
mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, meliputi pencegahan,
promosi/edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk. Upaya pencegahan dilaksanakan
melalui pemantauan

pertumbuhan di posyandu

Penanggulangan balita gizi kurang

dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) sedangkan balita gizi buruk harus
mendapatkan perawatan sesuai Tatalaksana Balita Gizi Buruk yang ada. (Kementerian
Kesehatan RI, 2011).
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) merupakan salah satu upaya
dalam mengatasi masalah gizi kurang dan buruk. PMT Pemulihan bertujuan memulihkan
keadaan gizi balita gizi kurang dan buruk dengan cara memberikan makanan dengan
kandungan gizi yang terukur agar

kebutuhan gizi dapat terpenuhi. Salah satu pemberian

makanan tambahan pemulihan yaitu dengan memberikan formula 100 dan PMT Pemulihan
lain (Fitriyanti, 2012).

Formula 100 merupakan minuman tinggi kalori yang terbuat dari susu fullcream, gula
pasir, minyak dan mineral mix, formula ini sering digunakan di Rumah Sakit maupun
pemulihan gizi di Puskesmas untuk penderita gizi buruk pada tahap lanjut maupun anak lain
yang memerlukan asupan makanan dengan kalori dan protein tinggi. Formula 100 sebanyak
100 ml mengandung kalori sebesar 100 kkal dan 2,9 gram protein (Kementerian Kesehatan
RI, 2011).
Pemberian makanan tambahan pemulihan pada balita adalah untuk memberikan
makanan tinggi energi, tinggi protein dan cukup vitamin, mineral secara bertahap guna
mencapai status gizi yang optimal. Menurut Soegiyanto (2010) bahwa status gizi yang
optimal dapat meminimalkan risiko terjadinya penyakit infeksi atau morbiditas.
B. Tujuan
Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan tenaga pengolah di
unit gizi RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto mengetahui cara
pembuatan serta manfaat F-100.
Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan tenaga pengolah di
unit gizi RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto:
Mengetahui pengertian F-100
Manfaat F-100
Cara Pembuatan F-100

KEGIATAN PENYULUHAN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
: Pemberian F-100 pada pasien khusus di Ruangan IKA
2. Sasaran
: Siswa dan Siswi SMA
3. Metode
: ceramah tanya jawab dan demonstrasi
4. Media
: Power point dan Leaflet
5. Waktu dan tempat

a.
b.
c.
d.

Hari/ tanggal : Jumat /30 September 2016


Waktu
: 30 Menit
Jam
:08.00-08.30 WIB
Tempat: Unit Gizi RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto

B. PENGORGANISASIAN dan TUGAS


a. Moderator

: Putri Rahmalia

Tugasnya

: Membuka acara dan menutup acara, mengontrol peserta dan


suasana penyuluhan, Mengatur kelancaran acara, Mengingatkan
presenter

tentang

waktu

kegiatan,

mengarahkan

jalan

penyuluhan, membuat kontrak waktu dan menyimpulkan acara.


b. Fasilitator/ penyaji: Intan Fransisca
Tugasnya

: Menfasilitasi dan motivasi peserta untuk berperan aktif dalam


penyuluhan dan menyampaikan materi

c. Observer

: Alfi Rahma Putri, Dwi Syaputri Yanti, Fauziah , Indah

Wahyuni. Maysari Hayasman, Nadya Syahya, Ulfa Zahratul Husna


Tugasnya

: Mengamati lancarnya acara penyuluhan, menilai dan mencatat


perilaku verbal dan non verbal peserta.

C. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Observer
: moderator
: Fasilitator
: Audiens
D. RENCANA KEGIATAN
N

Kegiatan

Penyuluhan

Pembuka

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

5 menit

1. Memberi salam

1. Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri

2. Mendengarkan dan

3. Menjelaskan tujuan

Memperhatikan

Penyuluhan

3. menyepakati bahasa

4.Membuat kontrak waktu dan dan waktu


bahasa
2

Penyajian

15menit

Menggali pengetahuan 1. Mendengarkan dan


audience

tentang

Memperhatikan

sasaran dan manfaat F- 2.mengemukan

100
Menjelaskan tentang :
Pengertian F-100
Sasaran pemberian F-

100
Manfaat F-100
Cara Pembuatan F-100

pendapat

SESI PERTANYAAN

Mengajukan
Pertanyaan
materi

mengenai

yang

belum

paham

Penutup

10 1.Menanyakan
menit

pertanyaan 1. Mendengarkan dan

kembali
2.Moderator

Memperhatikan
mempersilahkan 2.menjawab pertanyaan

fasilitator untuk menambahkan dan ikut menyimpulkan


atau menjelaskan kembali hal

3. Menjawab salam

hal yang tidak dimengerti oleh


audiens.
3.menggali

kembali

pengetahuan audience sesuai


dengan materi yang telah di
sampaikan .
5. ucapan terimakasih
6. mengucapkan salam

E. Penutup
Demikianlah satuan acara penyuluhan yang bisa kami buat.
FORMULA WHO F100
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi posyandu dalam meningkatkan cakupan
penimbangan balita, penyuluhan dan pendampingan, pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) atau Pemberian Makanan Tambahan (PMT), peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi melalui tata laksana gizi buruk di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit,
penanggulangan penyakit menular dan pemberdayaan masyarakat melalui Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi).

Masalah Gizi buruk tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi buruk
merupakan dampak dari berbagai macam penyebab, seperti rendahnya tingkat pendidikan,
kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya.
Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara komprehensip. Perawatan balita gizi buruk
dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit Nutrisi gizi buruk diawali dengan
pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi
pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian.
PENGATURAN DIET
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan
memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya
hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan
protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal dapat diberikan apabila
anak diare/muntah / dehidrasi, 2 jam pertama setiap jam, selanjutnua 10 jam berikutnya
diselang seling dengan F758. Pemberiannya dicampur dengan F75, F100 dan F135
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak .
Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah
anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7
kg diberi MP-ASI dan BB 7 kg diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 135 (F
135) dengan nilai gizi setiap 100 ml F135 mengandung energi 135 kal dan protein 3,3 gram8.
ditingkatkan 3 jam atau 4 jam8.
Formula 100 merupakan minuman tinggi kalori yang terbuat dari susu full krim,
minyak dan mineral mix. Formula ini sering digunakan di rumah sakit maupun pemulihan
gizi di puskesmasuntuk penderita gizi buruk pada tahap lanjut maupun anak lain yang
memerlukan asupan makanan dengan kalori dan protein tinggi. Formula 100 sebanyak 100
ml mengandung kalori sebesar 100 kkal dan 2,9 gram protein. (Kementrian Kesehatan RI,
2011).
Formula 100 diberikan dengan tujuan

mengejar ketinggalan berat badan yang pernah dialami,

mencapai berat badan normal sesuai dengan panjang badan

agar tahap perkembangan kepandaian dan aktifitas motoriknya (duduk,


merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari) sesuai dengan umurnya.

Mineral mix merupakan salah satu komponen dalam pembuatan Rehydration Solution
for Malnutrition (ReSoMal)dan Formula WHO (Formula 75 dan 100 ) yang digunakan dalam
Tatalaksana Anak Gizi Buruk untuk memenuhi kekurangan zat gizi mikro pada pada anak
gizi buruk . Sasaran penguna mineral mix adalah anak gizi buruk klinis dan atau antropometri
(BB/TB < -3 SD) dan anak gizi buruk paska perawatan .
Tiap kemasan/ sachet mineral mix mengandung zat aktif KCl, Tripotasium Citrat,
Magnesium Clorida, Zn asetat dan Cuprum sulfat. Mineral mix dalam bentuk sachet sudah
tersedia di Kementerian Kesehatan untuk penanganan gizi buruk sejak tahun 2008.
Bahan :

Tepung susu skim 85 gr


Gula pasir 50 gr
Minyak sayur 60 gr
Larutan elektrolit 20 gr ( 1 sachet 8 gram dilarutkan dalam 20 ml )
Air hingga 1000 cc

Nilai Gizi per 100 ml :


Energi
Protein
Laktosa
Potassium
Sodium
Magnesium
Seng
Copper
% energi protein
% energi Lemak

1000 kkal
29 gr
42 gr
59 mmol
19 Mmol
7,3 Mmol
23 mg
2,5 mg
12
53

Osmolality

Contoh

419 Mosm/l

: Pemberian F-100 ( 4 x 175 cc)

700 cc

Keterangan :
F-100 : Jenis formula WHO
4

: Jumlah Frekuensi pemberian

175 cc : Cairan
(4x175 cc) : Hasil Jumlah Cairan
Bahan
Susu Skim

Gula Pasir

Jumlah cairan
1000 cc

700
1000 cc

Jumlah c airan
1000 cc

700
1000 cc

Minyak Jagung =

=
:

700
1000 cc

x Standar Formula WHO

x 50 = 35 gram

x Standar Formula WHO

x 60 = 42 gram

Jumlah cairan
1000 cc

Mineral mix =

Cara Membuat

x 85 = 59,5 gram

Jumlah cairan
1000 cc
700
1000 cc

x Standar Formula WHO

x 8 (1 sachet mineral mix)

x 8 = 5,6 gram

1. Hitung kebutuhan bahan formula WHO berdasarkan standar perhitungan bahan


formula WHO
2. Timbang semua bahan tersebut sesuai dengan perhitungan
3. Campurkan gula dan minyak jagung, aduk sampai rata dan tambahkan mineral mix,
kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk
gel.
4. Bagi campuran bahan tersebut masing masing kedalam wadah plastik berdasarkan
jumlah frekuensi pemakaiannya dalam satu hari dengan berat yang sama satu dengan
yang lainnya
5. Berikan catatan kecil yang berisikan nama pasien, jenis formula dan frekuensi
pemakaian berdasarkan besar cc nya.
Kiat Untuk Mempersiapkan FORMULA 100
1. Timbang kebutuhan bahan makanan dengan menggunkan timbangan makanan untuk
5 10 kg, pastikan timbangan di posisi 0
2. Untuk menimbang tempatkan bahan makanan ditempat yang ringan. Sebelum diisi
bahan makanan, timbang dulu tempatnya (dalam keadaaan kosong) dan perhitungkan
saat menimbang
3. Kantong plastik sangat dianjurkan untuk menimbang bahan makanan yang kering
4. Bila menggunakan sendok makan, supaya isinya sama pereskan permukaannya
dengan pisau
5. Minyak adalah bahan makanan yang penting, sehingga perlu tercampur dengan benar
dan tidak terbuangl
Bila tidak tercampur atau tergumpal dipermukaan, berarti pada anak yang

mendapat terlalu banyak dan yang lainnya terlalu sedikit


Bila tidak ada blender, gunakan pengocok telur dan kocok dengan perlahan

sehingga formula tercampur


Ukur penggunaan larutan mineral mix dengan benar
Hati hati dalam menambahkan cairan menjadi 100 ml
Apabila menggunakan margarin, harus terlebih dahulu diblender supaya
homogen (bahan modisco)

Anda mungkin juga menyukai