Anda di halaman 1dari 3

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 07.04.

03
RUMAH SAKIT TK.IV 07.07.02 BONE

Lampiran Kep.Karumkit TK.IV 07.07.02 Bone

Nomor

: Kep / 32 / II / 2015

Tanggal

Pebruari

2015

KEBIJAKAN PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN


DI RUMKIT TK. IV 07.07.02 DR. M. YASIN BONE

KEBIJAKAN UMUM :
1. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / peningkatan
ketelitian identifikasi pasien.
2. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar para pemberi layanan.
3. Rumah Sakit mengembangkan suatu

pendekatan

untuk

memperbaiki

meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert).


4. Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi,
tepat prosedur dan tepat pasien operasi.
5. Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.
6. Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untyk mengurangi risiko pasien
dari cedera karena jatuh.
KEBIJAKAN KHUSUS :
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) I : Ketetapan Identifikasi
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas wajib (nama lengkap dan
tanggal lahir) dan satu identitas tambhan (nomor rekam medis), tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah / produk darah. Pasien
diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan
klinis.
c. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan pengobatan atau tindakan lain.
d. Kebijakan dan orosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.

2. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) II : Komunikasi Efektif Antar Petugas


Kesehatan
a. Perintah lisan dan /atau yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi kepada individu yang member
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
d. Komunikasi melalui telephone/earphone yang dilakukan oleh RS. TK. IV
07.07.02 Dr. M. Yasin Bone menerapkan metode SBAR.
3. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) III : Peningkatan Keamanan Obat yang
perlu diwaspadai (High Alert)
a. Obat obat NORUM / LASA dipisahkan penyimpanannya, dikemas ulang
dengan kemasan luar yang berbeda.
b. Elektrolit pekat (elekrolit konsentrat) penyimpanannya hanya berada di Instalasi
Farmasi, disimpan di tempat khusus terpisah dari obat lain dan diberi label /
sticker merah.
4. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat
Prosedur, Tepat Pasien Operasi
a. Rumah Sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
Tanda yang digunakan berbentuk silang (X) dengn menggunakan tinta hitam
yang tidak mudah terhapus (Spidol permanen).
b. Rumah Sakit menggunakan suatu checklist untuk memverifikasi saat preoperasi
agar tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien. Dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi /
time out , tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tinakan pembedahan.
d. RS. TK. IV 07.07.02 Dr. M. Yasin Bone belum memiliki tenaga Spesialis Gigi
sehingga kebijakan prosedur medis dan tindakan penngobatan gigi di luar
kamar operasi tidak dilakukan.
5. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan

a. Rumah Sakit mengadosi atau mengadaptasi pedoman han hygiene terbaru


yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al. dari WHO Patient
Safety).
b. Rumah Sakit menerapkan program han hygiene yang efektif.
6. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
a. Rumah Sakit menerapkan proses assessment awal risiko pasien jatuh dan
melakukan assessment ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Langkah langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil assessment dianggap berisiko.
c. Langkah langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan maupun dampak yang berkaitan secara tidak sengaja.
d. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.

Ditetapkan di Watampone
Pada tanggal
Pebruari 2015
Karumkit Tk.IV 07.07.02 Dr. M.Yasin Bone

Dr. Pangeran Indal Patra A, Sp.Rad, M.Kes


Letnan Kolonel Ckm NRP 11970002660268

Anda mungkin juga menyukai