PENDAHULUAN
1.1
dibuat para Siswa SMK semua kolompok karena merupakan persyaratan guna untuk
mengikuti Ujian Akhir Nasional / Ujian Akhir Sekolah. Upaya ini ditempuh untuk
meningkatkan mutu Siswa SMK dalam rangka tuntunan dunia usaha yang semakin
ketat.
Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada akhir tahun sebelum siswa
menyelesaikan program pendidikan, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran
pengalaman yang nyata pada siswa tentang tuntunan dari dunia industri sehingga akan
terbuka cakrawala berpikir siswa yang lebih mendekatkan diri dengan lapangan pekerja
dan profesinya nanti.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri
a. Tujuan umum
Pemenuhan Kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum
Implementasi Kompetensi ke dalam dunia kerja
Penumbuhan etos kerja/Pengalaman kerja.
b. Tujuan khusus
Agar siswa mampu menerapkan ilmu dari sekolah di dunia usaha
Untuk mengetahui seberapa keterampilan yang dimiliki oleh siswa
Untuk menambah pengalaman di dunia kerja.
1.3
Jadi tujuan laporan ini yaitu untuk memberitahukan dan menginformasikan tentang
kejadian dan pengalaman melaksanakan Praktik Kerja Industri ini, disamping laporan
ini disusun, juga bertujuan sebagai berikut :
a)
b)
Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah.
c)
Sebagai bukti yang sangat bermanfaat bagi lembaga keterampilan atau SMK (
Sekolah Menengah Kejuruan ) dibidang Teknik Otomotif.
d)
e)
Sebagai buku cacatan dan aturan yang berguna bagi kita khususnya bagi teknisi
yang akan datang.
1.4
BAB II
TINJAUAN UMUM BENGKEL
2.1
SEJARAH BENGKEL
Bengkel HUSEN PUTRA JATIROTO didirikan oleh Bapak Husen pada tahun
1996 yang awalnya itu Bapak Husen seorang diri membuka bengkel tersebut di daerah
BELIK Dengan terus berjalannya waktu bengkel ini belum mendapat banyak
pelanggan. Akhirnya pada tahun 1996 beliau pindah bengkel ke kalikabong. Setelah
berjalanya tahun bengkel tersebut mendapatkan banyak pelanggan.Ia pun nikah dan
hidup di situ sampai menambah karyawan.
Karyawan dari adik dan kakanya istrinya. Bengkel itu pun masih rame sampai
Sekarang. Adapun struktur organisasi bengkel sebagai berikut :
2.2
Struktur organisasi
2.3
BAB III
SISTEM DIFERENSIAL
3.1
3.1.1
mobil sedang membelok. Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik
tanpa membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Untuk mempelajari cara kerja
gardan berikut ini , sebaiknya Anda baca terlebih dahulu postingan saya tentang
mengenal gardan. Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :
sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri
dan roda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akan
diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear , dan ring
gear bersama sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya
differential case , maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differential
case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft.
Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus , maka pinion
gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu
kesatuan.
Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar , pinion
gear hanya membawa side gear untuk berputar bersama sama dengan differential case
dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali , maka side
gear juga berputar satu kali juga , demikian seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran
side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as roda dan kemudian
menggerakkan roda.
3.1.3
dalam adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar. Misalkan
sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada
beban roda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai
berikut; Putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion
akan memutar ring gear. Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan
terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat
belok ke kiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion
gear untuk tidak berputar. Gaya perlawanan dari side gear kiri ini akan membuat pinion
gear menjadi berputar mengitari side gear kiri. Dengan berputarnya pininon gear , maka
side gear kanan akan diputar oleh pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar
lebih cepat dari side gear kiri. Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda
kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat daripada roda kiri
karena side gear kanan berputar lebih cepat.
3.1.4
Penggerak Sudut
a. Bagian Bagian Poros Penggerak Aksel
2)
Gigi Pinion
3)
Gigi Korona
4)
5)
Rumah Differensial
6)
7)
8)
9)
Tutup Debu
Penghubung Bola/Penghubung CV
12)
13)
14)
Sil Oli
b.
Penggunaan :
Kendaraan dengan motor memanjang, untuk meneruskan putaran
ke roda-roda diperlukan penggerak sudut. Karena arah putaran motor
berbeda dengan arah putaran roda roda
c.
Fungsi
Jenis biasa :
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini
hanya digunakan pada truk.
Kerugian :
Suara halus
Kerugian :
Bentuk Gigi
Dari bentuk giginya, roda korona ada 2 macam
Klingenberg
Gleason
Klingenberg :
Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar sama (A=B)
Disebut gigi spiral karena bentuk gigi sebagian dari busur spiral
Gleason :
Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar tidak sama (a#b)
Keterangan :
1) Tinggi pinion
Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda
korona
2) Pre load pinion
Agar keausan bantalan tidak menyebabkan kebebasan bantalan
3) Celah bebas gigi roda korona (Back Lash)
Roda korona dapat berputar dengan baik/halus dan tidak
menimbulkan suara persentuhan gigi atau suara dengung
4) Pre load bantalan rumah diferensial (Keseluruhan)
Agar keausan bantalan tidak menimbulkan kebebasan bantalan /
gerak aksial roda korona
5) Memeriksa Persinggungan gigi
Untuk menempatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda
korona benar ( di tengah tengah ) sehingga suara halus dan keausan
merata
g.
Aksel Banjo
Konstruksi rumit
Penyetelan sulit
Harga mahal
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.
Cuci bagian yang dibongkar dan periksa kemungkinan rusak aus atau
berkarat.
Periksa bagian yang diberi nomor kemungkinan aus, rusak dan berubah
bentuk
c. Perakitan
pasang pada sipder pada Yoke dengan menggunakan peralatan khusus dan
ragam atau alat pengepres yang lebih dahulu dipasang pada bantalan pada
salah satu bagian spider dengan cara yang sama.
Cocok garis tengah bantalan harus tegak lurus pada garis tengah poros
tengah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Banyak
sekali
sistim
pada
kendaraan
yang
telah
saya
praktikan
Saran-Saran
a. Saran untuk sekolah :
1.
2.
6.
2.
DAFTAR PUSTAKA
http://tyospidermenk.blogspot.com/2011/05/sistem-differensialgardan.html
Toyota Astra Motor 1995, New Step I Training Manual, Jakarta PT. TAM Training
Laporan Prakerin lain