Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


F2 KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)


DENGAN KEGIATAN 3M PLUS DI DESA KALIPEPE

PUSKESMAS YOSOWILANGUN
DINAS KESEHATAN
LUMAJANG
2016
F.2 KESEHATAN LINGKUNGAN
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan Kegiatan 3M Plus di Desa Kalipepe
LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar menjamin keadaan
sehat dari manusia. Himpunan ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan

kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia (WHO, 2009).
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopticus. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks antara lain iklim dan
pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Sebaran nyamuk
penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak memadai serta faktor
keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian dilapangan dapat diidentifikasikan faktor utama
adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk. Insiden dan
prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga
dan masyarakat. Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu
produktif (Indra,2003).
Di Indonesia, penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia yang belum dapat ditanggulangi. Penyakit DBD bahkan endemis hampir di seluruh
propinsi. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan daerah terjangkit terus
meningkat dan menyebar luas serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Diperkirakan setiap tahunnya ada 300 juta kasus di Indonesia, dan 500.000 kasus DBD yang
memerlukan perawatan di rumah sakit dan minimal 12.000 diantaranya meninggal dunia,
terutama anak-anak (Depkes RI, 2009)
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun
2014 terdapat peningkatan kasus sebesar 46% bila dibandingkan tahun 2014, yaitu 980 kasus
selama tahun 2015 terdapat 19.942 kassus DBD dengan jumlah korban yang meninggal dunia
mencapai 277 penderita, sehingga tingkat case fataity rate (CFR) mencapai 1,4%. Di daerah
Kecamatan Yosowilangun pada tahun 2015 terdapat 16 kasus, sedangkan pada tahun 2016
sampai bulan maret 2016 sudah tercatat 12 kasus. Dengan 1 kasus yang meninggal dunia karena
DBD. Dengan 1 kasus yang meninggal dunia karena DBD. Hal ini menyebabkan Kecamatan
Yosowilangun termasuk daerah endemis DBD.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi
masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya
pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk
memutuskan rantai penularan Demam Berdarah Dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi
penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vektor
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan , salah satunya
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Pengendalian vektor dengan cara kimia hanya
membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan dilakukan
hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit serta
mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan cara lain yang tidak
menggunakan bahan kimia diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk
pengendalian vektor dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Keberhasilan
pemberantas nyamuk aedes aegypti tidak lepas dari peran petugas kesehatan atau perawat yaitu
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) secara
intensif.
Untuk dapat mewujudkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) antara lain
meningkatkan peran serta masyarakat untuk mendorong kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) 3M+. Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian
DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar permukiman dan
tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam rumah.
Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara
rutin seminggu sekali. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor sehingga
berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya
penurunan kasus DBD. Hingga saat ini peran serta masyarakat dalam pelaksanaan PSN belum
optimal, masih banyak masyarakat yang belum melakukan PSN secara rutin.
Dengan melakukan kegiatan PSN pada lingkungan rumah khusunya di wilayah Desa
Kalipepe, dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes Aegypti dan membebaskan jentik sehingga
masyarakat terbebas dari penularan DBD.
TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN
Tujuan

1. Mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti, sehingga penularan DBD dapat dicegah
atau dikurangi.
2. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sehingga seluruh masyarakat terbebas dari
penularan DBD.
Target Kegiatan :
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran serta
masyarakat terhadap kesehatan lingkungan dalam kegiatan PSN 3M+.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M+
Kegiatan ini dilakukan dengan metode mengunjungi rumah warga di Desa
Kalipepe serta memeriks apakah terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air
untuk keperluan sehari-hari, temapt penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari,
dan tempat penampungan air alamiah.
2. Memberikan Edukasi
Pemberian informasi mengenai PSN dengan kegiatan 3M+ kepada warga di Desa
Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Jumat/ 18 Maret 2016 (07.00- selesai WIB)
Tempat: Desa Kalipepe
4. Sasaran
Rumah warga di Desa Kalipepe
5. Pelaksanaan
Pelaksana kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M+ adalah Pak Huda
selaku petugas bidang Kesehatan Lingkungan dan DBD Puskesmas Yosowilangun
dibantu oleh dr. Ayu, dokter internsip Puskesmas Yosowilangun Periode Maret 2016 dan
para pegawai di Puskesmas Yosowilangun.
6. Materi
6.1 Definisi
Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah kegiatan
mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular Demam Berdarah Dengue
(Aedes Aegypti) di tempat tempat perkembengbiakannya.
6.2 Sasaran PSN
Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD

yaitu

perkembangbiakan nyamuk penular DBD, antara lain:


a. Tempat penampunga air (TPA) untuk keperluan sehari hari.

semua

tempat

b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari hari.


c. Tempat penampung air alamiah.
6.3 Cara pelaksanaan PSN
PSN DBD dilakukan dengan cara 3M Plus , yaitu :
a. Menguras dan menyikat tempat tempat penampungan air, seperti bak
mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).
b. Menutup rapat rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan,
dll (M2).
c. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi
untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular dbd (M3).
Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:
a. Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
c. Menutup lubang lubang pada potongan bambu /pohon, dll.
d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat tempat yang sulit di kuras
atau di daerah yang sulit air.
e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak bak penampung air.
f. Memasang kawat kasa.
g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
i. Menggunakan kelambu.
j. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Keseluruhan cara tersebut di atas di kenal dengan istilah 3M Plus.
6.4 Pelaksanaan PSN DBD
Pelaksanaan PSN DBD menurut Depkes RI yaitu di rumah (dilaksanakan oleh
anggota keluarga dan tempat-tempat umum (dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk
oleh pimpinan atau pengelola tempat-tempat umum seperti kantor oleh petugas
kebersihan kantor, sekolah oleh petugas sekolah, pasar oleh petugas kebersihan pasar,
dll.
7. Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M+
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 17 Maret 2016 di Desa Kalipepe. Pada kegiatan ini, PSN dilakukan

dengan cara mencari jentik nyamuk di seluruh rumah warga di desa Kalipepe dan
memberikan penyuluhan lewat pengeras suara mengenai DBD dan pentingnya
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3M Plus.
Hasil kegiatan ini dilakukan di seluruh rumah warga di Desa Kalipepe. Kegiatan
ini berjalan secara kondusif dimana kader kesehatan, ketua Rt dan Rw sangat kooperatif
selama kegiatan berlangsung. Hasil kegiatan menunjukan sebanyak 234 rumah terdapat
jentik nyamuk di tempat penampungan air. Pada saat itu juga rumah yang ditemukan
jentik nyamuk, langsung dibersihkan dan dikuras selain itu pemilik rumah tersebut
diberikan penyuluhan langsung mengenai pentingnya PSN 3M Plus.
Kendala dari kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah dari
masyarakat Desa Kalipepe sendiri, apabila kader-kader kesehatan tidak ditemani oleh
perwakilan puskesmas, maka orang tersebut tidak mau membukakan pintu rumahnya.
Kendala lainnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan pada pagi
hari, dimana rata-rata orang di Desa Kalipepe bekerja sebagai petani, sehingga pada saat
PSN dilakukan sering tidak terdapat penghuni rumah.
Tabel 1. Data Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Desa Kalipepe
No
1.

2.

3.

4.

RT dan RW
RW 01
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RW 02
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RW 03
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
RT 08
RW 04

Jentik nyamuk
Positif
Negatif

Jumlah

10
7
9
3
3
4

24
26
18
32
31
16

34
33
27
35
34
20

2
7
0
8

17
14
22
17

19
21
22
25

11
17
5
3
2
1
3
6

9
29
28
16
23
27
18
17

20
46
33
19
25
28
21
23

5.

6.

ABJ :

RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
RT 08
RT 09
RT 10
RT 11
RW 05
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
RT 08
RW 06
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
RT 06
RT 07
JUMLAH

2
2
2
6
7
1
4
4
7
1
5

28
9
14
14
35
17
12
17
13
23
16

30
11
16
20
42
18
16
21
20
24
21

1
1
2
4
6
6
9
11

25
21
21
19
25
37
19
24

26
22
23
23
31
43
28
35

9
5
12
9
8
7
2
234

9
14
11
12
31
19
18
887

18
19
23
21
39
26
20
1121

RUMAH YANG JENTIK NEGATIF


x 100 )=79,2
( JUMLAH
JUMLAH YANG SELURUHNYA DIPERIKSA

Berdasarkan hasil tersebut angka bebas jentik masih di bawah karena seharusnya ABJ itu
lebih dari 95 persen.

Lumajang, 17 Maret 2016


Pendamping

Peserta

()

()

Anda mungkin juga menyukai