Anda di halaman 1dari 12

Pengelolaan Oli Bekas dalam Upaya Menjaga

Kelestarian Lingkungan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Pendidikan Konservasi
Dibimbing oleh: Bapak Juhadi dan Bapak Asep Ginanjar

Disusun oleh
Dimas Hanif Nugraha (5212415036)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

Kata Pengatar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
karuniaNYA, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul
PENGELOLAAN

OLI

BEKAS

dalam

UPAYA

MENJAGA

KELESTARIAN

LINGKUNGAN. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan makalah baik berupa sumbangan materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam memperluas ilmu
pembaca, untuk kedepanya dapat memperbaiki atau menambah makalah ini.
Atas keterbatasan ilmu kami meminta maaf jika ada suatu kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat memberikan saran dan kritikan mengenai
makalah ini.

Semarang, 9 Desember 2015

Dimas Hanif Nugraha

DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar ............................................................................................ ii
2. Daftar Isi...................................................................................................... iii
3. BAB I Pendahuluan .................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang..
2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penelitian. 3
4. BAB II Pembahasan..................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pelumas (Oli)....................................... 4
2.3 Fungsi Pelumas.................................. 4
2.3 Sifat-Sifat Oli Mesin.......................................................... 4
2.4 Jenis Oli ............................................................................ 5
2.5 Proses Pengelolaan Oli Bekas............................................ 6
5. BAB III Penutup...................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ... 8
3.2 Saran.......................................................... 8
6. Daftar Pustaka ............................................................................................. 9

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya dunia industri dan otomotif, penggunaan oli

atau pelumas semakin meningkat pula. Pelumas atau oli merupakan sejenis cairan
kental yang berfungsi sebaga pelicin, pelindung,dan pembersih bagi bagian dalam
mesin. Oli dapat berasal dari minyak mentah dan juga sintesis bahan-bahan kimia.
Manfaat oli yang sangat besar ternyata memiliki dampak pencemaran yang
besar pula. Limbah oli merupakan limbah B3 yang dapat merusak lingkungan

dan

menyebabkan ganggguan kesehatan. Pencemaran oli dapat melalui pencemaran air


bersih.1 Liter oli dapat merusak 1 juta Liter air bersih dari dalam tanah. Air yang
tercemari oli ini memerlukan treatment khusus jika ingin digunakan, tentunya akan
menghabiskan biaya lebih banyak lagi. Sedangkan untuk daerah pemukiman yang
padat, mungkin saja ada sebagian masyarakat yang tidak mengetahui adanya
pencemaran oli pada air yang digunakan dan langsung menkonsumsi air tersebut.
Tidak heran banyak terjadi kasus masyarakat yang terkena penyakit pencernaan dan
kulit akibat air tercemar.
Oleh karena itu, pencemaran akibat limbah oli harus dicegah sejak
dini.Pencegahan tersebut dapat berupa pengolahan limbah oli.

I.2.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanam manfaat mengetahui oli?


2. Metode apa yang digunakan dalam mengelola limbah oli?

I.3.

Tujuan Penelian

1. Mengetahui karakteristik limbah ori


2. Mengetahui metode yang diterapkan dalam 3R limbah oli

I.4.

Manfaat Penelitian
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
2

2. Menghasilkan barang bekas menjadi barang yang berguna


3. Mengurangi kerusakan alam
4. Membatu masyarakat sadar lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelumas (Oli)
Pelumas atau oli merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi sebaga pelicin, pelindung, dan
pembersih bagi bagian dalam mesin. Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan
singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya,
menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang
3

mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat
dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki
tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan
kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim
sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka
kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
2.2 Fungsi Pelumas
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan
bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan
halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal
mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada
fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara
normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat
menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
2.3 Sifat-sifat Oli Mesin
a. Lubricant oli mesin bertugas melumasi permukaan logam yang saling bergesekan satu sama lain
dalam blok silinder. Caranya dengan membentuk semacam lapisan film yang mencegah
permukaan logam saling bergesekan atau kontak secara langsung.
b. Coolant pembakaran pada bagian kepala silinder dan blok mesin menimbulkan suhu tinggi dan
menyebabkan komponen menjadi sangat panas. Jika dibiarkan terus maka komponen mesin akan
lebih cepat mengalami keausan. Oli mesin yang bersirkulasi di sekitar komponen mesin akan
menurunkan suhu logam dan menyerap panas serta memindahkannya ke tempat lain.
c. Sealant oli mesin akan membentuk sejenis lapisan film di antara piston dan dinding silinder.
Karena itu oli mesin berfungsi sebagai perapat untuk mencegah kemungkinan kehilangan tenaga.
Sebab jika celah antara piston dan dinding silinder semakin membesar maka akan terjadi
kebocoran kompresi.
d. Detergent kotoran atau lumpur hasil pembakaran akan tertinggal dalam komponen mesin.
Dampak buruk 'peninggalan' ini adalah menambah hambatan gesekan pada logam sekaligus
menyumbat saluran oli. Tugas oli mesin adalah melakukan pencucian terhadap kotoran yang
masih 'menginap'.
e. Pressure absorbtion oli mesin meredam dan menahan tekanan mekanikal setempat yang terjadi
dan bereaksi pada komponen mesin yang dilumasi.

Kekentalan oli mesin Viskositas atau tingkat kekentalan oli mesin menunjukkan ketebalan atau
kemampuan untuk menahan aliran cairan. Sifat oli jika suhunya panas akan mudah mengalir dengan cepat
alias encer. Sebaliknya jika suhu oli dingin maka akan sulit mengalir atau mudah mengental. Meski
demikian setiap merek dan jenis oli mempunyai tingkat kekentalan yang telah disesuaikan dengan
maksud dan tujuan penggunaannya. Karena itu ada oli yang sengaja dibuat kental atau encer sesuai
kebutuhan pemakai.
Tingkat viskositas oli dinyatakan dalam angka indeks kekentalan. Semakin besar
angkanya maka berarti kian kental olinya. Dan sebaliknya juga kalau angka
indeksnya semakin mengecil tentu olinya bertambah encer.

2.4

Jenis Oli

a. Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah
dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan
oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga
deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu
pemakaian mesin.

b. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari
pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah
mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil
adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur
dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan
5

acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan oli mineral.

2.5 Proses Pengolahan Oli Bekas


Tahap pertama merupakan pemisahan air dari oli bekas, proses ini menghasilkan limbah air yang
berasal dari campuran oli bekas.
Tahap kedua memisahkan kotoran dan aditif nya (penambahan bahan kimia). Tahap ketiga dilakukan
untuk perbaikan warna, mengasilkan bahan dasar pelumas (bdp) dan limbah lempung. Yang terakhir
mengolah bahan dasar menjadi pelumas atau disebut juga dengan blending.
Tiga Tahapan Daur Ulang oli Bekas:
Cara pertama, daur ulang oli bekas menggunakan asam kuat untuk memisahkan kotoran dan aditif
dalam oli bekas. kemudian dilakukan pemucatan dengan lempung. Produk yang dihasilkan bersifat asam
dan tidak memenuhi syarat.

Cara kedua, campuran pelarut alkohol dan keton digunakan untuk memisahkan kotoran dan aditif
dalam oli bekas. Campuran pelarut dan pelumas bekas yang telah dipisahkan di fraksionasi untuk
memisahkan kembali pelarut dari oli bekas. Kemudian dilakukan proses pemucatan dan proses blending
serta reformulasi untuk menghaasilkan pelumas siap pakai.
Cara ketiga. pada tahap awal digunakan senyawa fosfat dan selanjutnya dilakukan proses perkolasi dan
dengan lempung serta dikuti proses hidrogenasi.

Selain daripada itu, jika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya berurusan
dengan olinya sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila dibuang sembarangan akan
menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah
dan air. Oli bekas itu mungkin saja mengandung logam, larutan klorin, dan zat-zat pencemar lainnya. Satu
liter oli bekas bisa merusak jutaan liter air segar dari sumber air dalam tanah.
6

Demikian pula dengan wadah plastik yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang tak
dapat terurai secara biologis itu jelas akan mencemari tanah dan memakan ruang di tempat sampah.
Sedangkan saringan oli selain masih mengandung residu oli, juga terbuat dari bahan metal yang tidak
mudah terurai secara biologis.
Karena itulah limbah dari ketiga komponen itu mesti dikelola dengan baik. Bukanlah hal yang sulit untuk
mendaurulang ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk yang bermanfaat dan tidak lagi menjadi
ancaman lingkungan.

Oli bekas memiliki pasar yang bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan
kembali sifat pelumasannya. Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah sepertiga dari
yang dibutuhkan untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik. Oli daur ulang juga bisa
digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk membangun jalan raya. Oli daur uang pun bisa
digunakan untuk bahan bakar. Saringan oli bekas juga tidak sulit memprosesnya. Pertama dicabik-cabik,
kemudian dilebur dan dijadikan bahan baku produk-produk logam seperti jarum, kawat dan produkproduk lainnya.
Sedangkan wadah plastiknya bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga, pipa dan bernagai
keperluan lainnya.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuangan oli bekas tanpa ada pengelolaan terlebih dahulu akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan yang berbahaya, oli tersebut akan mengalir ke sumber mata air, padahal
sumber mata air tersebut merupakan sumber kehidupan di wilayah tersebut.
Pengelolaan secara cerdas merupakan solusi yang dapat diterpakan dalam mengelola
limbah oli, agar menjadi lebih aman di lingkungan.

3.2 Saran
Oli bekas yang tidak digunakan sebaiknya diolah terlebih dahulu agar tidak
membahayakan bagi kehidupan manusia
Pengelolaan oli bekas bertujuan agar meminimalisir kerusakan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.antaranews.com/berita/1262007254/drum-oli-bekas-di-serang-meledak,
2. http://www.batamtoday.com/news/read/2009/10/1501/17051.Tumpahan-Oli-Bekas-Milik-PTDry-Dock-Pratama-Cemari-Perairan-Tanjung-Uncang.html,
3. http://jokimuchajar.blogspot.com/2009/02/bagian-empat-menutup-karir-birokrat-di.html,
4. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=4&jd=Limbah+B3+dari+Bengkel+Oli+Bekas&dn=20090504003213
5. http://www.tribunbatam.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=35780&Itemid=1105
6. http://www.wasteoilheat.com/faq.shtml#q8

10

Anda mungkin juga menyukai