Anda di halaman 1dari 34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretive

yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan agar diperoleh suatu


pengertian terhadap sesuatu yang diteliti, perilaku manusia merupakan objek dari
penelitian, arti serta bagaimana proses dari sesuatu yang dialami oleh seseorang
merupakan topik penelitian (Saryono dan Mekar, 2010).

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat, dengan

pertimbangan merupakan

salah satu puskesmas di kota Medan yang telah

menjalankan posbindu PTM sebagai upaya penanggulangan masalah penyakit tidak


menular, salah satunya ialah diabetes melitus.
3.2.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-September tahun 2014

(survey pendahuluan dan penelitian).

3.3

Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive,

yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu
memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan
program Posbindu PTM dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi DM di

55
Universitas Sumatera Utara

wilayah puskesmas terkait, berjumlah 6 informan yang terdiri dari, 1 informan kepala
puskesmas, 1 informan petugas puskesmas terkait, 1 informan kader posbindu, 1
informan tokoh masyarakat dan 2 informan dari masyarakat (penderita DM dan
bukan penderita DM).

3.4

Metoda Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer


Data primer diperoleh melalui:
1. Wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan dengan berpedoman
pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan.
2. Observasi, untuk menyajikan gambaran realistik perilaku dan kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut (Saryono
dan Mekar, 2010).
3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Medan, data

Puskesmas Glugur Darat dan instansi yang terkait dengan penelitian ini dan referensi
buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan penatalaksanaan DM
dengan posbindu.

3.5

Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi data, yaitu

digunakan variasi sumber-sumber data yang berbeda dengan mengecek dan


membandingkan informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda

Universitas Sumatera Utara

dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan (a) membandingkan data hasil
pengamatan dengan wawancara, (b)membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, (c) membandingkan apa yang
dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang
waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain dan (e) membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah
berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan (Moelong dan Bardiansyah
dalam Syafrina Ulfah, 2007).

3.6

Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis penatalaksanaan diabetes melitus dengan posbindu di

Puskesmas Glugur Darat, dilakukan analisis secara kualitatif berdasarkan keterangan


serta alasan yang dinyatakan oleh informan dengan menggunakan teknik analisis
domain (domain analysis), yaitu menjelaskan secara utuh tentang objek penelitian
berdasarkan jawaban dan keterangan yang diperoleh dari informan (Bungin dalam
Ulfah, 2010), selanjutnya disajikan dan dibahas berdasarkan teori yang terkait dan
dilakukan pengambilan kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Glugur Darat


4.1.1 Letak Geografis Puskesmas
Puskesmas Glugur Darat terletak di Jalan Pendidikan No. 8 Kecamatan
Medan Timur Kota Medan. Batas wilayah yaitu:
Sebelah Utara

:Kecamatan Medan Deli

Sebelah Timur

:Kecamatan Medan Perjuangan dan Kecamatan Medan


Tembung

Sebelah Selatan

:Kecamatan Medan Kota

Sebelah Barat

:Kecamatan Medan Barat

4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas


Adapun visi dari Puskesmas Glugur Darat ialah Masyarakat Medan Sehat
Sejahtera. Yang diwujudkan melalui Misi Puskesmas Glugur Darat, sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga ,masyarakat dan
lingkungan.

58
Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat dalam menjalankan fungsinya ialah
sebagai berikut:
1. Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru
2. Kelurahan Pulo Brayan Bengkel
3. Kelurahan Pulo Brayan Darat I
4. Kelurahan Pulo Brayan Darat II
5. Kelurahan Glugur Darat I
6. Kelurahan Glugur Darat II
7. Kelurahan Sidodadi
8. Kelurahan Gang Buntu
9. Kelurahan Perintis
10. Kelurahan Gaharu
11. Kelurahan Durian
4.1.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2014
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2014
No
1.

Jenis Kelamin
Perempuan

Jumlah (Jiwa)
94.544

%
64 %

2.

Laki-laki

52.524

36%

147.086

100 %

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

4.1.5

Distribusi Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2014

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja


Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2014
No
Pekerjaan
Jumlah
%
1.
Pegawai Swasta
21.043
39,05
2.
Pedagang
2.008
3,8
3.
PNS
4.421
8,2
4.
Pensiunan
4.101
7,6
5.
TNI
4.121
8,2
6.
Buruh
2.476
4,5
7.
Petani
80
0,15
8.
Dll
15.252
28,3
Jumlah
53.882
100

4.1.6 Tenaga Kesehatan


di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur Tahun 2014
Tabel 4.3 Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Medan Timur Tahun 2014
NO
NAMA PEGAWAI
NIP
1
dr. Rosita Nurjannah S.
19611207 199603 2 001
2
drg. Sri Yuniarti
19580614 198703 2 001
3
dr. Ella Rina Sari
19791020 200502 2 004
4
dr.Herlina Purba
19800229 200604 2 012
5
dr. Nurlela Hutauruk
19701105 200501 2 012
6
dr. Sri Wirya Ningsih
19780213 200701 2 002
7
drg. Hj. Irlila Triarty
19611201 200003 2 001
8
drg. Hikmah Nurmasitah
19830325 200904 2 007
9
Annawati Normina Ginting
19580919 198203 2 002
10
Meliana Lubis
19591226 198208 2 001
11
Warni Purba
19600927 198103 2 001
12
Yuli Arnis
19681025 198903 2 002
13
Asniar
19651231 198803 2 039
14
Hartini
19630607 198402 2 002
15
Norina Ridwan
19661111 198903 2 005
16
Lasma Minar Ruthia,SKM
19631028 198402 2 001
17
Durmia Simamora
19650710 198803 2 004
18
Anna Sari Harahap
19670729 198903 2 002
19
Hotmian Simbolon
19711215 199101 2 002
20
Sinur Dameria
19690120 199103 2 002

Glugur Darat
GOL
III / D
IV / B
III / D
III / D
III / D
III / C
III / B
III / B
III / D
III / D
III / D
III / D
III / D
III / D
III / D
III / D
III / C
III / C
III / C
III / C

Universitas Sumatera Utara

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Marince Sianipar
Ara Parlinggoman
Ns. Marintan P, S.kep
Marintan
Saur Sinambela
Hotmelia Damanik
Sapinah
Mangara Hamonangan
Krismala Sari, AMAK
M. Yuzar
Fiska Indryati
Rona Elisi Marcia S
Esthi Wulandari
Delima Sinaga, AMK
Dini Indriani
Ulina Ginting
Doan Nizwan
Rizky Amalia

19691027 199203 2 005


19621004 198402 2 002
19730117 199803 2 002
19630327 199203 2 003
19571115 198103 2 005
19730927 199303 2 007
19720508 199702 2 001
19601211 198310 1 001
19830525 200804 2 004
19691103 199603 1 001
19841009 201101 2 015
19760307 201101 2 004
19860211 201101 2 005
19671209 200701 2 004
19810603 200502 2 002
198102162011012002
Honorer
Honorer

III / C
III / B
III / C
III / C
III / B
III / C
III / B
III / B
II / D
III / A
II / C
II / C
II / C
II / C
II / C
II / C

4.2 Karakteristik Informan


Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini adalah pada
tabel berikut.
Tabel 4.4 Karakteristik Informan
Jenis
No. Informan
Kelamin
1.

Delima Sinaga

Perempuan

2.

dr. Sri Wirya Ningsih

Perempuan

3.

Suparniati

Perempuan

4.

Sri Widyawati

Perempuan

5.

dr. Rosita Nurjannah

Perempuan

6.

Djuriatna

Perempuan

Umur
Jabatan
(Tahun)
Perawat petugas program
47
Posbindu PTM
Dokter penanggung jawab
36
program Posbindu PTM
Peserta DM Posbindu
64
PTM
42
Peserta Posbindu PTM
Kepala Puskesmas Glugur
53
Darat
Bidan
penggerak
61
masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah informan pada penelitian ini
ialah enam informan yang terdiri dari satu informan perawat petugas Posbindu PTM
yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
yang berusia 47 tahun, satu informan seorang dokter penanggung jawab program
Posbindu PTM di puskesmas Glugur Darat yang berusia 36 tahun, dua informan
masyarakat peserta Posbindu PTM yang terdiri dari peserta dengan riwayat DM dan
non DM yang masing-masing berusia 64 tahun dan 42 tahun, satu informan kepala
Puskesmas Glugur Darat yang berusia 53 tahun dan satu informan tokoh penggerak
masyarakat yaitu bidan setempat yang berusia 61 tahun.

4.3 Alur Pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat

Datang

Senam pagi

Sarapan

Penyuluhan Kesehatan

Pendaftaran di
loket
Wawancara dan
Pemeriksaan oleh Dokter
Pemeriksaan
Gula Darah

Pulang
Gambar 4.1

Pengambilan
Obat

Konsultasi dengan Dokter


dan pemberian resep obat

Alur Pelaksanaan Posbindu PTM Hasil Observasi di Puskesmas


Glugur Darat.

Universitas Sumatera Utara

Dari alur pelaksanaan Posbindu PTM tersebut, pelaksanaan Posbindu PTM


dalam mencegah DM adalah melalui adanya cek gula darah secara rutin bagi peserta
yang telah memiliki faktor resiko dan adanya konsultasi dengan dokter.

4.4 Verbatim Wawancara Pelaksanaan Program Posbindu PTM dalam Deteksi


Dini Dan Pencegahan Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun
2014.
4.4.1 Pernyataan Informan tentang Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Posbindu PTM di Puskesmas
Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Ini dulu sebenarnya PTM dulu sekarang ada kan ya? Dulu ada.
Seperti lahir baru dia jadinya ya.. Kan dulu udah sempat vakum ya..
baru satu perawat, satu dokter, satu bidan. Saya perawatnya,
bidannya si iyun, dokternya dokter Ningsih. Sebenarnya baru
berkembang, belum adalah itu dua tahun, kan sempat ilang dia. Jadi
seperti lahir baru setelah dia ke kami gitu.
Kegiatannya ya seperti lansia cuman kita bentuk senam cuman
umurnya di lansia kan, lansia berapa batas umurnya? Ha sementara
di posbindu itu kita sepuluh tahun ke atas udah bisa termasuk itu. Ha.
Informan 2 Posbindu itu kan, Pos Pembinaan Terpadu itu sebenarnya
diperuntukan bagi sekarang ini kan terjadi perubahan trend penyakit.
Kalo dulu itu kan penyakit infeksi sekarang penyakit yang tidak
menular waktu dulu penyakit menular atau infeksi banyak sekali
kalau sekarang sudah bergeser ada jantung ada darah tinggi ada
diabetes ada kanker ada dan lain-lain. Jadi ternyata dikaji-kaji itu
beban biaya untuk penyakit tidak menular itu kalau sudah kena itu
jauh lebih besar. TBC itu 6 bulan sudah sembuh karena biayanya
juga ga begitu mahal. Tapi kalau diabetes itu harus makan obat
seumur hidup. Nah karena tadi mahalnya biaya untuk pengobatan
penyakit tidak menular selama ini perlu dibentuk yang namanya pos
pembinaan terpadu untuk preventif. Jadi kita lebih mencegah,
terutama orang-orang yang dengan faktor resiko misalnya faktor
resiko diabetes gak bakalan jadi diabetes. Kalau dia kontrol gula
darahnya rutin terus dia juga rutin olah raga, pola hidupnya
diperbaiki dan mungkin juga berat badannya dibuat ideal nah itu bisa
jadi dia gak kena ataupun kenanya mungkin lebih lambat ketimbang

Universitas Sumatera Utara

Informan 3

Informan 4

Informan 5

kalau di gak mengontrol dirinya dengan baik..


Ya. Ini kan dari..sekarang kan ini dari Menteri Kesehatan, sudah ada
dari hmm..Dinas Kesehatan, Menkes ya! Dari Menkes itu sendiri
sudah menggalakkan posbindu karena posbindu ini satu-satunya cara
sekarang yang kemungkinan ya paling banyak dipake untuk ini, kalo
mencegah tadi yang namanya penyakit tidak menular. Klo penyakit
menular itu, sekali dia kena seumur hidup dia kena, makanya
sekarang digalakkan.
Pos pelayanan terpadu kan, kegiatannya ya kayak gitulah ada senam
tadi. Saya senang ada kegiatan itu, karena kita berobat gak bayar gitu
ya. Dulu pun saya ga ikut jamkesmas berobat saya pun gak bayar,
pokoknya ada KTP kan itulah. Dulu pernah juga bayar tiga ribu,
sekarang gak lagi. Udah kenal orang itu, ibu ini, ibu ini..hehe..
Yang kita mulai ikut bulan lalu, minggu akhir ya sekitarpokonya
minggu terakhir ya, itupun kita ketahui sebelumnya beberapa hari
karena kita berobat ke situ jadi diinformasikan oleh bidan tersebut,
kita pun ada kesempatan, ada waktu kita datang untuk mengikuti
kegiatan tersebut. Karena kita lihat programnya bagus dan menarik
untuk diri kita sendiri, kesehatan kita juga, kesehatan jasmani dan
rohani tentunya ya kan tubuh segar, kemudian ada ini kan
pengobatan gratis yang kemarin diinfokan.
Kebijakan khususnya, sebenarnya bukan kebijakan khusus ya,
masing-masing puskesmas itu mengembangkan idenya masingmasing .Jadi posbindu kan sifatnya mobile nah jadi gak tertentu di
satu tempata. Dimana saja bisa, di kantoran bisa iya kan, di
lingkungan, di perwiritan di semua bisa. Kita disini belum sampai
mencakup semua bidang. Artinya kita masih buat di puskesmas, di
sekolahan di posyandu, posyandu lansia karena kemaren kita waktu
mau menggalakkan posbindu ini dari dasarnya kita ambil, yaitu dari
posyandu lansia kita bergeraknya dari situ. Karena untuk
pengumpulan itu kan gak mudah ya. Jadi wadah yang sudah ada kita
manfaatkan, jadi dari seluruh posyandu lansia kita jadikan posbindu
kemudian ada yang khusus di ini, di puskesmasnya sendiri kemudian
di sekolahan gitu.. Jadi sebenarnya belum ada posbindu ini pun ada
posyandu kita yang posyandu lansia itu, dia sudah mengerjakan itu
sebelum gawe-gawenya posbindu ini gitu. Jadi, mereka sudah
mandiri sebenarnya dulu. Nah karena dia teknis untuk kesehatannya
kita diajak kerjasama. Itulah yang kita lakukan.
Posbindu itu, ya arahannya yang kita utamakan posbindu ini kan di
PTM ya memang kita masih dikhususkan, pertama sekali itu khusus
DM dulu, sekarang sudah pengembangan untuk ke hipertensi dan
jantungnya. Makin sekarang makin berkembang lagi, di posbindu,
bisa banyak lagi, bukan hanya itu saja. Jadi dasarnya dari situ kita
bergeraknya. Disamping itu ada lagi dari BPJS itu ada prolanis, sama
juga bidangnya PTM jadi sama-sama kita gabungkan berkolaborasi.

Universitas Sumatera Utara

Informan 6

Seperti kegiatan ini kan, yang ini dari senamnya, ada lagi dari
program dari BPJS yang prolanis itu terus mungkin tadi ada dari
kader kita tadi datang? Banyak ya. Jadi ada dari kader, ya yang kita
harapkan yang seperti itu dulu. Kalo dari BPJS nya sendiri, artinya
yang dari pegawainya, kalo pagi kan memang kerja, mungkin dari
yang mandiri. Mandiri pun belum apa kali ya, banyak sekali.
Mungkin pagi itu yang agak susah.
Posbindu itu isinya apa coba? Itu ngumpulkannya kalo kamu mau
buat penyuluhan musti ada apa ya, saya juga gak bisa ngumpulin
orang. Senangnya waktu wirit, saya suka bilang ibu-ibu jangan lupa
selasa kita ada posyandu lansia. Kita ngomong tapi kan gak semua
suka. Kita hanya hanya ngomong aja, klo gak datang ya gak apa-apa.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa informan mengetahui adanya


program Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak) sebagai salah satu
program di Puskesmas Glugur Darat. Berdasarkan pernyataan informan, Posbindu
PTM merupakan program baru yang sebenarnya sebelumnya ada program lansia yang
memiliki kegiatan yang sebagian besarnya hampir sama.
Berdasarkan pernyataan informan tersebut, Posbindu PTM merupakan salah
satu upaya preventif yang dilakukan untuk penyakit tidak menular, penyakit yang
diprioritaskan di Puskesmas Glugur Darat salah satunya ialah diabetes melitus.
Meskipun program ini merupakan program yang digalakkan oleh Menteri Kesehatan,
namun Puskesmas Glugur Darat pun telah melakukannya sebelum kebijakan
mengenai program Posbindu PTM ini digalakkan, yaitu melalui posyandu lansia.
Oleh karena itu, dalam menyukseskan program Posbindu PTM, puskesmas Glugur
Darat memulainya melalui posyandu lansia disamping mempersiapkan Posbindu
PTM di tempat umum lainnya seperti sekolah, tempat kerja ataupun pasar.
Informan menyatakan bahwa sosialisasi pelaksanaan Posbindu PTM melalui
pasien-pasien yang datang ke puskesmas dengan cara sosialisasi adanya senam

Universitas Sumatera Utara

bersama dan pemeriksaan PTM gratis di puskesmas pada hari Jumat. Selain dari
puskesmas, masyarakat juga diinformasikan melalui acara perwiritan para ibu di
lingkungan tersebut.
4.4.2

Pernyataan Informan tentang Persiapan Sumber Daya Posbindu PTM di


Puskesmas Glugur Darat

Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan tentang Persiapan Sumber Daya


Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Persiapannya.. seperti yang kamu lihat lah ya seperti di lansia itu kan
ya..ya seperti yang kamu lihat selama ini, ada pemeriksaan lemak,
pemeriksaan gula, pemeriksaan kolesterol, baru itulah sama senamsenamnya itu.
Informan 2 Persiapannya sebenarnya gak begitu ini ya, gak begitu repot ya..
karena memang puskesmas ini kan selalu banyak pasien. Jadi kita
sering ngomong ke pasien Kita liat pasien-pasien yang baik yang
sudah sakit maupun masih sehat dan dia kira-kira ada faktor resiko.
Kita ajak supaya dia mau rutin. Jadi misalnya, kita kan setiap hari
Jumat kita itu ada kegiatan senam. Nah jadi itu, dengan senam kita
harapkan ini ya, orang itu bisa banyak pergerakan, keluar keringat
dan dia juga bisa aliran darahnya lancer, jadi yang namanya penyakitpenyakit tadi bisa sedikit banyaknya itu berkurang.Nah jadi,
persiapannya ga ada ya, Cuma kita ada dibekali beberapa alat yang
namanya posbindu kit, itu ada untuk lembar balik untuk penyuluhan.
Penyuluhan penyakit-penyakit tidak menular terus juga ada ini juga
ada pemeriksaan tensi, kemudian ada pemeriksaan fungsi paru. Itu
jadi, ada yang sederhana .umumnya itu bisa digunakan sehari-hari.
Nah itu aja, jadi kita sering klo ke posyandu kita sering kasi tau ada
posbindu, salah satunya posbindu itu kegiatannya senam, terus ada
pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tensi, lemak, pemeriksaan IVA
kemudian juga ada penyuluhan kesehatan biasanya topiknya kita
sesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. Kemudian ada juga
emm konsultasi masalah kesehatan.

Berdasarkan pernyataan informan, persiapan yang dilakukan petugas


pelaksana Posbindu PTM ialah melengkapi peralatan Posbindu PTM yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan. Puskesmas Glugur Darat memiliki posbindu kit yang

Universitas Sumatera Utara

terdiri dari beberapa alat pemeriksaan termasuk lembar balik. Persiapan lain yang
dilakukan ialah menyampaikan kepada masyarakat melalui posyandu mengenai
pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat untuk mengumpulkan
peserta di hari pelaksanaan.
4.4.3

Pernyataan Informan tentang Tenaga Pelaksana Posbindu PTM di


Puskesmas Glugur Darat

Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Tenaga Pelaksana Posbindu


PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Ada. Tapi sampai detik ini kader belum ada. Untuk posbindu belum
ada. Udah cukup. Cuman ya maunya rencana, itulah tinggal rencanarencana aja dibentuk di kelurahan. Kan itu bisa juga kita bentuk, tapi
sampai sekarang belum terlaksana.
Informan 2 Sebenernya kalo kader itu ya secara khusus mungkin belum ya,
belum ada pelatihan yang khusus dan spesifik ya. Kader itu sendiri
kita ajari secara ini ya pola kerjanya gak jauh berbeda dengan kader
posyandu lansia mereka sudah tau apa yang dikerjakan kita tinggal
menambahi kalau posbindu itu lebih ke pencegahan. Jadi siapapun
boleh. Sebenarnya belum efektif, karena kan kita harus melakukan
pelayanan juga.masih harus ditingkatkan lagi lah.
Informan 3 Bagus. Dia kasih saran. Kalo abis obat datang, kalo malas ke
apotik.Udah kayak kak adek aja sama dokter.
Informan 4 Cara kerja mereka. Cukup baik ya bagus dan lumayan lah gitu.
Ceknya melalui prosedur, kita pun dibantu dari segi cara
bagaimananya.
Informan 5 Kalo posbindu itu kita lebih pendekatannya seperti kader lansia,
karena kan memang sebenarnya posbindu itu bukan untuk lansia tapi
dari umur 15 tahun ke atas dan tidak ada batasan waktu. Kalau lansia
kan dari umur empat puluh lima. Kadernya itu kita beda-beda, kalau
di sekolah kita ada UKS. Itu kita petugas UKS di sekolah itu kita
libatkan sebagai kader ada penyuluhan atau apa ada pemeriksaan,
berat badan, tinggi badan, kalo ada yang obesitas juga itu kita
arahkan kadernya ya anak sekolah, kalau dia pas Posbindu itu
letaknya di posyandu lansia maka kadernya itu ya kader posyandu
lansia, nah gitu. Kalo di puskesmas ya kadernya itu petugas
posbindu. Kalau pelatihan untuk petugas, itu saya selalu minta.
Artinya petugas saya yang sudah dilatih, kalau petugasnya satu

Universitas Sumatera Utara

dokter satu petugas aja itu kan masih kurang. Tapi saya tetap
meminta kepada dinas kalau ada pelatihan itu saya tetap dimasukkan,
artinya baik dokter maupun petugasnya harus ada tiga orang. Karena
disini kan ada sepuluh belum cukup yang pernah dapet pelatihan itu
juga dia megang programnya bukan itu aja. Jadi biasa di puskesmas
itu satu petugas itu tugasnya rangkap, bukan hanya rangkap dua,
rangkap tiga bisa gitu. Jadi kalau ditanya, yang kaminya yang
kekurangan tenaga gitu. Dan saya juga sudah ngajukan itu tenagatenaga itu, gitu.
Berdasarkan pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa pelayanan
petugas pelaksana Posbindu PTM sudah dianggap baik bagi peserta. Petugas
pelaksana Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat merupakan penanggung jawab
program Posbindu PTM itu sendiri karena kader khusus Posbindu PTM masih belum
ada sedangkan untuk Posbindu PTM yang dilaksanakan di posyandu lansia, kader
posyandu lansia tersebut yang diberdayakan.
4.4.4

Pernyataan Informan tentang Pembiayaan Posbindu PTM di Puskesmas


Glugur Darat.

Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Pembiayaan Posbindu PTM di


Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Setau kami dari dinas masih.
Informan 2 Kalau kita juga dibantu dengan dana BOK.Karena BPJS sekarang
programnya itu prolanis, untuk prolanis itu ada. Jadi kita mengkait
BPJS sehingga BPJS lah membantu pendanaannya baik untuk
penyuluhan ataupun untuk senam dan lainnya.
Informan 5 Kita adakan dari BPJS, artinya kalau BPJS itu ada, pasien itu harus
pasien BPJS, kita mau kan umum itu yang belum tersentuh BPJS bisa
kita tangani kan gitu. Itu darimana kita cari? Kan gitu, tidak semua
APBD bisa mencakupnya jadi kita harus cari mitra, memang kita dari
apa disuruh untuk inilah, berinovasilah. Untuk Puskesmas jangan
mati, jangan hanya berdasarkan ini ini ini, cari apa sendiri, inisiatif,
yang penting bisa semua tertangani. Nah itu tantangan supaya semua
bisa dapet pelayanananya

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pernyataan informan di atas pembiayaan untuk Posbindu PTM


diperoleh melalui bantuan dinas untuk Posbindu PTM kit, BOK untuk pengadaan
snack dan kerjasama BPJS untuk penyelenggaraan senam. Dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan posbindu PTM diperoleh dari bantuan dinas kesehatan, dana BOK,
BPJS, dan partisipasi masyarakat. Selain itu, puskesmas Glugur Darat juga
mengupayakan inovasi-inovasi dalam meningkatkan pemasukan sebagai biaya
operasional pelaksanaan Posbindu PTM melalui kerjasama dengan mitra-mitra yang
dapat mendukung program tersebut.
4.4.5

Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana Posbindu PTM di


Puskesmas Glugur Darat.

Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana


Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1
Informan 2

Informan 3

Informan 6

Udah cukup.
Sarananya klo posbindu itu, kita dapat dari Dinas, kalau kita juga
dibantu dengan dana BOK. Jadi kalo kegiatan misalnya ada kita kasih
snack atau segala macem dapet dana dari BOK dan sekarang kan kita
kerjasama dengan BPJS.
Lengkap. Semua ada. Jadi kalau mau periksa yang berlebihan seperti
kolesterol, apa namanya, terus, apa yang kita kelebihan lemak, asam
urat itu bayar memang tapi kalo ini apa pemeriksaan gula sebulan
sekali gak bayar.
Mikir-mikir saya, apa infaknya di dunia ini, sebentar lagi sudah mau
pergi. Jadi obat-obat itu semua dari kita. KGD stik nya juga dari saya.
InsyaAllah gratis, cuma obatnya yang generik. Kalau umpamanya
dapat KGD nya segini ya yang biasa itulah saya kasih, klo diabetes
yang memang sudah pasien saya, sudah bertahun ya paling banter,
metformin, saya siapin memang. Diabetes paling banyak.

Berdasarkan pernyataan informan di atas sarana dan prasarana untuk


Posbindu PTM diperoleh melalui bantuan dinas untuk Posbindu PTM kit, BOK untuk
pengadaan snack dan kerjasama BPJS untuk penyelenggaraan senam. Selain itu,

Universitas Sumatera Utara

masyarakat juga berpartisipasi. Salah satu informan yang merupakan penggerak


masyarakat memberikan bantuan berupa obat-obatan generik dan Kadar Gula Darah
yang diberikan secara cuma-cuma untuk masyarakat saat Posyandu Lansia atau
Posbindu PTM di wilayahnya. Sarana dan prasarana yang ada cukup memadai bagi
peserta Posbindu PTM dan tenaga pelaksana posbindu PTM, terutama perlengkapan
dalam mengontrol kadar gula darah. Sarana dan prasarana yang ada dianggap cukup
memadai bagi peserta maupun pelaksana Posbindu PTM.
4.4.6

Pernyataan Informan tentang Monitoring dan Evaluasi Posbindu PTM


di Puskesmas Glugur Darat

Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Monitoring dan Evaluasi


Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 2 Kalo monitoring biasanya itu. Kita setiap bulan ada pelaporan kita
laporkan penyakit-penyakit yang ada disini yang berkaitan dengan
penyakit tidak menular seperti berapa pasien DM, berapa pasien,
berapa yang obesitas, berapa yang PPOK, kita laporkan. Terus juga
kita ada monev yang monitoring evaluasi itu biasanya per enam
bulan sekali atau satu tahun sekali lah biasanya itu kita disuruh
membuat format laporan terus kita kumpulkan kemudian itu dibahas
untuk ditindak lanjuti kira-kira apa kekurangannya
Informan 5 Posbindu untuk dipuskesmas ini kan setiap minggu kita adakan. Klo
posyandu lansia itu kan sekarang sudah posbindu. Klo itu masingmasing setiap bulan ya kan. Untuk monitoringnya itu, biasanya setiap
bulannya itu belum semua kelurahan itu bisa kita turunkan dokternya,
sebagian sudah. Jadi secara bertahap lah kita menurunkan dokternya
yang lengkap gitu. Artinya kalau ada pun yang perlu disampaikan ke
pasien, disampaikan oleh puskesmas. Jadi, yang ditugaskan kesana
pun tetap berintegrasi dengan puskesmas. Kalau evaluasi itu nanti,
kalau dilihat per bulannya pun bisa kita lihat nanti dari posbindu itu
kasusnya kasus apa yang tertinggi. Kalau disini sepertinya
kelihatannya hipertensinya, kasus hipertensi itu lebih tinggi
kemudian DM nya. Nah itu untuk untuk di posbindu.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pernyataan informan tersebut bahwa monitoring dilakukan oleh


puskesmas setiap bulannya melalui pencatatan dan pelaporan. Selain itu, dilakukan
monitoring dan evaluasi setiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali dengan
membuat laporan yang kemudian dibahas dan ditindaklanjuti kekurangannya. Peran
dokter yang turun ke lapangan juga turun membantu dalam pemantauan pelaksanaan
program Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat.

4.4.7

Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan Eksternal


Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat.

Tabel 4.11

Matriks Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan


Eksternal Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Kendala-kendalanya.. ya kendalanya gak ada cuman kadang
senamnya ini pesertanya kurang.
Kita kan PTM ini penyakit tidak menular kita gak tau kan. Orang gak
tau di dalam tubuh kita ini udah ada penyakit makanya ada
meninggal tiba-tiba macem mana kan. Jadi klo lebih cepat dia di
kelurahan-kelurahan itu, di sekolah-sekolah seperti yang di apa hari
itu, di gereja bisa kita buat, di perwiritan pun bisa juga, maunya
cepat terlaksana. Itu aja..Sulit disini, karena begini ambil kader itu
bukan gampang. Kita ngumpuli kader itu bukan gampang. Kalo gak
ada uang minum orang itu dari mana kita ambil dananya. Gak
mungkin kan dari kantong kita sendiri. Ha itu yang selalu kendala.
Informan 2 Kendalanya udah pasti kan sebenernya kendalanya di ini kan, bukan
hal mudah untuk mengajak orang itu untuk menjaga kesehatannya.
Biasanya orang kalau tidak ada keluhan sakit dia tidak akan mau
datang. Biasanya orang itu datang kalau dia udah sakit, merasa
dirinya sakit baru dia mau datang, padahal yang kita harapkan bukan
yang seperti itu.Kita berharap, yang sehatlah yang datang ke klinik
kita supaya dia tidak sakit. Kan gitu..Tapi orang asumsinya kalau
datang ke puskesmas atau datang ke rumah sakit itu asumsinya di itu
sakit. Sebenarnya itu orang sehat, nah kalo orang sakit supaya jangan
komplikasi, orang yang sehat itu supaya jangan sakit.
Informan 5 Tantangan internalnya, kalo internalnya saya rasa ya, belum semua
petugas kita ini, harusnya semua petugas sudah mengerti ya tentang
program ini, namun masih kita gali terus untuk pendekatan

Universitas Sumatera Utara

Informan 6

bagaimana PTM ini. Jadi jangan petugas program saja yang tau, tapi
harus seluruh puskesmas, itulah yang tiap apanya kita harus
menggiatkan mereka. Mungkin dengan adanya posyandu atau
posbindu ini menjadi tantangan mereka.
Kalau yang dari eksternalnya, ya karena yang saya bilang
ketidakcukupannya itu, kita harus cari inilah, mitra.. tapi mitra ini
pun saya cari kelihatannya belum sinkron terus sama saya gitu kan
untuk membantu gitu, kemaren mereka mengatakan insyaAllah bulan
Oktober ini ayo kita rutinkan aja dokter. Jadi ya tantangannya untuk
kelengkapan perlengkapannya pemeriksaan itu.
Kalau lansia InsyaAllah banyak. Paling banter sikit, tiga limaan. Tapi
datangnya ya gak serentak sih, karena mereka juga kerja. Kita gak
mau Ko lama? Iya bude, saya nyapu dulu ini dulu, ala
macemlah..Wes sini-sini cepet, udah mau tutup nih.Ya pokoknya kita
insyaAllah berbuat baik. Tapi belum tentu baik diterima orang. Yang
penting niatnya. Pasien-pasien itu ada yang rajin, ada bapak-bapak,
ada ibu-ibu, macem-macem. Cuma obatnya paling banter tiga hari,
karena kan saya suruh lanjutkan ke puskesmas. Klo pegel-pegel linu
ya dikasi amfelinol, antacid, kasi PCT, nanti kalo habis ke puskesmas
ya bu. Pasien ini kan gini, kalau baik dia, gak kan mau ke puskesmas.
Kan pake biaya juga, paling banter sepuluh ribu naik becak.

Berdasarkan pernyataan informan di atas terdapat beberapa kendala dalam


pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat, yaitu jumlah peserta senam
yang masih kurang mewakili disebabkan oleh cara pandang masyarakat bahwa datang
ke puskesmas hanya ketika sakit saja. Kehadiran masyarakat juga terkadang
terhambat karena masing-masing memiliki aktivitas lain sehingga perlu kerja ekstra
untuk menarik peserta. Salah satu tantangan lainnya ialah belum terbentuknya
posbindu di berbagai tempat strategis seperti perwiritan, gereja dan tempat umum
lainnya. Puskesmas Glugur Darat masih perlu mencari dan menjaga mitra dalam
mendukung pelaksanaan Posbindu PTM dengan sarana dan prasarana yang lengkap.
Peran seluruh elemen puskesmas juga turut mendukung keberhasilan program ini,

Universitas Sumatera Utara

salah satu tantangan lainnya ialah belum semua petugas puskesmas mengerti
mengenai program Posbindu PTM ini.
4.4.8 Pernyataan Informan tentang Strategi Pelaksanaan Posbindu PTM di
Puskesmas Glugur Darat.
Tabel 4.12

Matriks Pernyataan Informan tentang Strategi Pelaksanaan


Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat
Informan
Pernyataan
Informan 1 Diajak . Ya kader-kader dari apa kelurahan-keluruhan, pasien-pasien.
Informan 2 Yang diusahakan kadang-kadang kita turun. Kita ke posyandu sama
juga dengan rekan-rekan di posyandu supaya di informasikan ada
Posbindu PTM. Jadi datang pagi hari diawali dengan senam
kemudian untuk pemeriksaan dasar tadi yang saya sebutkan tadi. Jadi
pelan-pelan orang sudah mulai tau, kalau disini ada posbindu.
Walaupun kendalanya karena ini di jam kerja kliniknya pasti ga
semua bisa ikut, terutama laki-laki yang bekerja mungkin. Jadi kita
gak ada masalah walaupun tidak di hari posbindu mereka datang
sering kita omongin juga dan kadang kalo memungkinkan mereka
mau melakukan konsultasi atau mau melakukan pemeriksaan kita
tetap layani juga walaupun gak di hari posbindu.
Informan 5 Strateginya itu harus yang pertama kerjasamanya dengan lintas sektor
. Itu harus ya, kalo tidak lintas sektor kerja samanya kacaulah gak
mungkin bisa berjalan. Kemudian ini kan ada ini, kerjasama dengan
BPJS sekarang kan. BPJS yang dulu disebut ASKES itu ada sistem
prolanisnya. Prolanis itu, program penyakit kronis termasuklah DM
dan hipertensi ya, jantung, stroke, jadi berkolaborasi disitu. Disitulah
enaknya jadi saling tunjang menunjang lah ni program ini sehingga
bisa kita apakan, klo dari kami sendiri kami bisa melaksanakan dua
kali misalnya, program ini dua kali. Jadi bisa terus empat kali. Jadi
memang ada bantuan program lain, jadi bisa berjalan. Yang jadi
intinya, ini baru bisa berjalan kecil ya. Baru sedikit, kayak gunung es
juga. Kita masih membutuhkan lagi untuk pemeriksaan lab nya.
Kalau dia yang DM dengan pemeriksaan kadar gulanya. Artinya ini
yang harus di diubah pola persepsi masyarakat. Kehadiran posbindu
ini, mereka masih menganggap semuanya harus kita periksa untuk
pemeriksaan itu, sementara kan kita berdasarkan indikasi.
Keliatannya itu makin tinggi, di puskesmas ini aja yang di luar
posyandu itu, di puskesmas sendiri aja satu hari sekitar dua puluh
sampai dua lima kasus-kasus itu. Belum lagi kita dapatkan dari
posyandu. Itu disitulah kita harus apa, mengapakan posyandu ini.
Kita diharapkan klo bisa ya jangan dari posyandu itu aja. Jadi PTM
ini kan mobile jadi bisa dimana-mana, di perwiritan, di pasar-pasar

Universitas Sumatera Utara

Informan 6

bisa diadakan. Nah sekarang ini kerjasama dengan BPJS kita


ngadakan edukasi di tempat-tempat umum misalnya pasar, di
sekolahan.. artinya di sekolahan, ibu-ibu yang sedang menunggu
anaknya jadi sasarannya ke umum karena sudah tinggi kasusnya
Oh InsyaAllah, banyak..Yang sudah eyang-eyang kebanyakan.
Seneng kita, soalnya dia kan ketemu temen Saya bilang gitu. Bu,
sebenarnya posyandu lansia ini memperpanjang umur to, kita ketemu
temen, silaturahim..Yang gak tau jadi tau, kita ceritanya jangan yang
gak bagus lah, Yang negatif ya gak baik saya bilang. Trus ketemu
kita lucu-lucu, gembira, saya pun lansia loh bu. Ibu usianya berapa?
Sekian tahun oh, saya udah enam puluh satu tapi perasannya tujuh
belas. Dia ketawa. Kan dia bergembira, kita bawain lah ntar kalo ada
lucu-lucu kita buat gembira, ketemu teman, kawan sekolah, enak lo
bu ketemu temen-temen ini. Nanti ada penyuluhan, dari yang co ass,
kadang-kadang co ass itu ada yang gigi, ada yang hipertensi, ada
yang DM, dia bawa ini juga brosur-brosur, bagus ko sebenarnya,
takut kita klo apa jangan gak pake sandal. Kalo DM itu kan sensitive
dengan luka-luka. Ada yang bilang, gak lah bu.. kan saraf-sarafnya
Bisa bu,klo dia memang gak kena DM gapapa nervousnya gak apaapa kena langsung ke pasir, tapi klo ada paku payung gak keliatan to,
karena dia kapiler-kapilernya ke bawah ini gak rasa loh. Nih dingin,
trus nanti klo kena luka gak terasa, karena kaki kita itu udah kayak
kebel, bukan kebas, lain kebas. Kayak gak rasa, tau-tau udah
tercucuk, nanti luka..Jadi pake sandal? Pake lah..itu telor cacing,
larva itu dia masuk ke pori-pori lo, mau tua, mau anak-anak, mau
kakek-kakek, mau adek-adek, itu cacing masuk telur. Oiya? Jadi
udah ngerti. Sambil penyuluhan juga saya. Terpaksa gitulah, mau
kayak mana. Apa ilmu yang kita punya, kita bagi.

Berdasarkan

pernyataan

informan,

strategi

yang

dilakukan

dalam

menyukseskan program Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat ialah melalui


anjuran langsung kepada pasien-pasien yang datang ke puskesmas, petugas turun
langsung ke posyandu-posyandu dalam menyampaikan Posbindu PTM, menjalin
kerjasama lintas sektor dan komunikasi yang baik terhadap masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

4.5

Lampiran Hasil Observasi Pelaksanaan Program Posbindu PTM


Puskesmas Glugur Darat.

di

Tabel 4.13 Lampiran Hasil Observasi Pelaksanaan Program Posbindu PTM


di Puskesmas Glugur Darat.
Indikator Yang diobservasi
Ya
Tidak Ket.
Input
Alat Ukur Lingkar Perut

Alat Ukur Tinggi Badan

Alat Analisa Lemak Tubuh

Tensimeter

Peakflowmeter

Alat Ukur Gula Darah

Kolesterol Total dan Trigliserida

Peralatan Posbindu PTM Plus

Alat
Ukur
Kadar
Alkohol

Pernafasan
Tes amfetamin Urin

Bahan IVA, Alat Kesehatan dan


penunjang lainnya
Lembar balik

Leaflet/Brosur

Buku panduan

Buku Pencatatan

Formulir Rujukan

KMS FR-PTM

Kursi dan Meja

Kamar Khusus

Alat tulis kantor

Proses

Kegiatan sebelum pemeriksaan


(senam
bersama,
bersepeda,
ceramah, demo makanan sehat)
Pemeriksaan
Penyuluhan kelompok
Pendaftaran ke buku pencatatan
kader
Wawancara
Pengukuran TB,BB,IMT, Lingkar
Perut, Analisa Lemak Tubuh
Pemeriksaan tekanan darah, Gula
darah,
Kolesterol
total
dan
trigliserida, APE, IVA, dll
Indikasi
faktor
risiko
PTM
konseling/edukasi serta tindak lanjut

Universitas Sumatera Utara

Output

lainnya.
Penderita DM melakukan
pencegahan dan penemuan dini
faktor risiko DM melalui program
Posbindu

Informan
datang secara
rutin
setiap
minggu.

Melalui hasil observasi yang telah dilakukan di Puskesmas Glugur Darat


menunjukkan bahwa sebagian besar sarana dan prasarana telah dilengkapi namun
masih terdapat beberapa peralatan yang perlu dilengkapi. Proses pencatatan KMS-FR
oleh kader belum maksimal dilakukan, akan tetapi petugas telah memiliki catatan
tersendiri untuk peserta Posbindu. Adanya feed back dari peserta posbindu untuk
melakukan anjuran-anjuran yang disampaikan dokter menunjukkan adanya ouput
berupa pencegahan terhadap penyakit DM agar sehingga tidak menjadi komplikasi.
Adanya proses pencatatan menjadi proses penemuan peserta dengan faktor resiko
DM.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Masukan (Input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan program Posbindu
PTM dikategorikan sebagai masukan (input) dalam pelaksanaan Posbindu PTM.
5.1.1 Tenaga Kesehatan
Puskesmas Glugur Darat memiliki tenaga kesehatan khusus yang bertanggung
jawab untuk pelaksanaan program Posbindu PTM di wilayah kerja puskesmas.
Penanggung jawab terdiri dari tiga orang yaitu, seorang dokter, seorang perawat dan
seorang bidan yang menjalankan program Posbindu PTM. Dalam pelaksanaanya
jumlah petugas sendiri belum efektif untuk menjalankan program tersebut.
Disamping setiap penanggung jawab merupakan penanggung jawab di program lain,
pelaksanaan pelatihan pun belum dilaksanakan secara intensif dan berkala. Pelatihan
baru dilakukan satu kali untuk para dokter.
Hal lain yang menyebabkan kurang efektifnya tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab atas berjalannya pelaksanaan program tersebut adalah masih
belum adanya kader khusus Posbindu PTM yang siap dan telah memperoleh
pelatihan khusus untuk pelaksanaan Posbindu PTM. Keberhasilan pelayanan
bergantung pada peran serta aktif atau keterlibatan masyarakat dan perorangan yang
terkait. Tim kesehaan memegang peranan penting dalam pelayanan ini tetapi untuk
mencapai sukses ia tidak dapat bekerja sendiri. Untuk mencapai tujuannya, sebuah
tim kesehatan harus dapat mendorong, merangsang, dan mendukung peran serta
masyarakat, yakni membantu masyarakat untuk mempercayainya sepenuhnya semua

77
Universitas Sumatera Utara

usaha dan sumber daya mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
mereka. Satu hal penting agar masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya
adalah menunjuk pekerja perawatan kesehatan primer yang berasal dari masyarakat
itu sendiri, dan kemudian menjadi kewajiban bagi tim kesehatan dari pusat kesehatan
untuk melatih dan mendukung para pekerja ini (WHO, 1999). Oleh karena itu, selain
penanggung jawab program Posbindu PTM, peran penggerak masyarakat itu sendiri
sangat diperhitungkan.
Puskesmas Glugur Darat memiliki salah seorang masyarakat yang menjadi
penggerak masyarakat di lingkungannya yaitu melalui program posyandu lansia yang
sebelumnya telah berjalan di kelurahan Gaharu. Seorang bidan masyarakat setempat
yang kini telah berhasil melaksanakan program Posbindu PTM secara rutin setiap
hari Selasa dilakukan dua kali setiap minggunya dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat. Pentingnya pelatihan berdasarkan hasil penelitian Yoga (2011)
menunjukkan bahwa orang yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai risiko 4
kali untuk berhasil dalam pengelolaan DM tipe 2 dibandingkan dengan yang
berpengetahuan kurang dan secara statistik bermakna.
Tenaga kesehatan yang bertugas memiliki pelayanan yang baik kepada
peserta posbindu PTM sehingga menarik peserta untuk datang kembali dan leluasa
untuk berkonsultasi. Selain adanya pemantauan dari petugas puskesmas, petugas juga
dibantu oleh seorang masyarakat yang dengan sukarela menjadi penggerak kegiatan
Posbindu PTM yang berawal dari kegiatan Posyandu Lansia.
Jika kita lihat kembali berdasarkan konsep Posbindu PTM yang telah
ditetapkan bahwa Posbindu PTM merupakan salah satu program pemberdayaan

Universitas Sumatera Utara

masyarakat dalam mencegah penyakit tidak menular, salah satunya adalah diabetes
melitus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran tenaga kesehatan
masih mendominasi dalam pelaksanan Posbindu PTM di Puskesmas GlugurDarat
dibandingkan partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan program tersebut.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi
dini dan pemantauan faktor resiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu,
rutin, dan periodik (Kemenkes, 2012). Pelaksana Posbindu PTM di Puskesmas
Glugur Darat perlu dioptimalkan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan
pelaksanaan pelatihan kepada masyarakat dalam menghasilkan output yang lebih
baik.
5.1.2 Dana
Dana pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat diperoleh
melalui dana bantuan operasional kesehatan (BOK), dana masyarakat setempat dan
mitra. Puskesmas Glugur Darat memiliki cara khusus dalam mencari dana untuk
mendukung berjalannya program posbindu PTM tersebut. Puskesmas Glugur Darat
berperan aktif dalam mencari mitra yang bersedia memberikan dukungan dana
terhadap berjalannya program tersebut. Puskesmas Glugur Darat juga membuat
pelaporan secara berkala sehingga mitra mau menjadi donatur dalam jangka waktu
yang lebih lama. Puskesmas Glugur Darat tidak bergantung kepada dana yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan namun lebih memilih proaktif dan
mandiri dalam pendanaan.
Dalam pelaksanaannya, dana BOK digunakan untuk mengadakan konsumsi
saat acara, dana dari mitra, seperti BPJS digunakan untuk pengadaan instruktur dan

Universitas Sumatera Utara

dana dari masyarakat, salah satunya ialah untuk mendukung pencegahan PTM,
seperti untuk mengadakan obat-obatan dan peralatan yang diperlukan. Pihak swasta
dapat menyelenggarkan posbindu PTM di lingkungan kerja sendiri maupun dapat
berperan serta dalam posbindu PTM di wilayah sekitarnya dalam bentuk kemitraan
melalui CSR (Corporate Social Responsibility)/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Kemenkes RI, 2012).
Puskesmas Glugur Darat berusaha mencari sumber dana dengan upaya-upaya
yang mampu menarik kepercayaan dari mitra kerja juga mendukung peningkatan
inovasi sumber daya manusia di Puskesmas Glugur Darat. Sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa oganisasi yang inovatif secara aktif melatih dan mengembangkan
anggota mereka untuk tetap kreatif. Organisasi tersebut menawarkan keamaanan
pekerjaan yang tinggi sehingga para pekerja tidak khawatir akan diberhentikan
apabila melakukan kesalahan-kesalahan, dan organisasi ini mendorong setiap
individu untuk menjadi juara dalam perubahan. Saat pertama kali ketika sebuah ide
dikembangkan, juara perubahan secara aktif dan antusias mempromosikan ideidenya, mengembangkan dukungan, mengatasi rintangan, dan menjamin bahwa
inovasi tersebut dapat diterapkan (Robbins, 2002).
5.1.3 Sarana, Prasarana dan Peralatan
Dalam mendukung pelaksanaan posbindu PTM, Puskesmas Glugur Darat
memiliki satu paket posbindu PTM kit yang dapat dipergunakan oleh petugas
puskesmas saat posbindu PTM berlangsung. Peralatan yang tersedia masih terbatas
untuk pelaksanaan posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat sehingga belum bisa
mendukung pelaksanaan di luar puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

Sarana, prasarana, dan peralatan yang tersedia ialah ruang khusus untuk
pemeriksaan yang dilengkapi dengan perlengkapan meja dan kursi, alat timbang
badan dan pengukur tinggi badan, alat analisa lemak tubuh, buku pencatatan, tensi
meter, alat ukur gula darah, leaflet, lembar timbale balik, alat IVA dan penunjang
kesehatan lainnya. Pada pelaksanaan posbindu PTM, belum ditemukan KMS FRPTM sebagai alat pencatatan dan masih menggunakan kartu berobat puskesmas.
Namun, petugas puskesmas pelaksana posbindu PTM sendiri melakukan pencatatan
di buku hasil rekap pelaksanaan posbindu PTM sehingga diketahui peserta yang
memiliki faktor resiko maupun sudah terdeteksi menderita penyakit DM.
5.2 Proses
5.2.1 Pelaksanaan Posbindu PTM dalam Mencegah DM
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5
meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama. Proses kegiatan posbindu PTM ialah, sebelum pemeriksaan
dilakukan senam bersama, bersepeda, ceramah agama, demo makanan sehat, dll
bekerjasama dengan yayasan, LSM, Majelis Talim, Gereja setempat, dll. Sambil
menunggu giliran pemeriksaan, kader melakukan penyuluhan kelompok serta
memberikan lembar wawancara untuk diisi. Kemudian pemeriksaan satu per satu,
pasien melakukan registrasi pemberian nomor kode/urut yang sama serta pencatatan
ulang hasil KMS FR-PTM ke buku pencatatan oleh kader. Setelah itu dilakukan
wawancara, pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar perut, Analisa Lemak Tubuh.
Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol total dan trigliserida, IVA, dan

Universitas Sumatera Utara

lain-lain. Setelah selesai pemeriksaan, dilakukan identifikasi faktor risiko PTM


konseling/ edukasi serta tindak lanjut lainnya (Kemenkes RI, 2012).
Proses pelaksanaan Posbindu PTM yang dilakukan di Puskesmas Glugur
Darat berdasarkan hasil kesepakatan bersama yaitu dilakukan pada setiap hari Jumat
dua kali dalam sebulan. Posbindu PTM yang dilakukan di Puskesmas Glugur Darat
diawali dengan kegiatan senam bersama pada pukul 08.00 WIB di halaman
puskesmas. Senam dipimpin oleh seorang instruktur ahli dan diiringi dengan musik
dengan gerakan yang dapat dilakukan oleh lansia maupun remaja. Setelah dilakukan
senam, peserta melakukan pengisian absensi dan memperoleh sarapan. Setelah itu,
peserta dibawa ke ruang tunggu obat untuk mendengarkan penyuluhan kelompok
sebelum melakukan pemeriksaan.
Kemudian peserta melakukan registrasi di bagian administrasi puskesmas,
peserta menggunakan kartu berobat puskesmas. Lalu memasuki ruang periksa yang
sudah tersedia. Dilakukan pemeriksaan dan wawancara oleh dokter, jika peserta
merupakan peserta BPJS dan memeiliki faktor resiko penyakit PTM maka dokter
akan mengarahkan peserta ke ruang laboratorium untuk melakukan tes gula darah,
kolesterol atau pemeriksaan lainnya secara gratis. Namun, jika belum terdaftar akan
dikenakan biaya pemeriksaan gula darah, kolesterol dll tersebut. Setelah pemeriksaan
lab, peserta posbindu PTM diberikan resep obat dan edukasi mengenai pola makan
dan upaya yang perlu dilakukan. Setelah itu pasien dapat mengambil obat dan pulang,
petugas melakukan pencatatan di buku khusus.
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan dengan alur yang sama dengan pasien
berobat puskesmas sehingga dalam proses pencatatan dan pelaksanaan posbindu

Universitas Sumatera Utara

PTM masih belum maksimal. Alur posbindu PTM masih belum memiliki alur khusus
agar peserta dapat ditindaklanjuti secara maksimal. Alur yang ada masih belum
mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Posbindu PTM di
Puskesmas Glugur Darat.
5.2.2 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan oleh puskesmas setiap bulannya melalui pencatatan dan
pelaporan. Selain itu, dilakukan monitoring dan evaluasi setiap enam bulan sekali
atau satu tahun sekali dengan membuat laporan yang kemudian dibahas dan
ditindaklanjuti kekurangannya. Laporan tertulis (written report) merupakan suatu
pertanggungjawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya,
sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasan kepadanya. Kesukaran
dari pemberian pertanggungjawaban seperti ini adalah tidak dapat menggambarkan
semua kejadian dari aktivitas seluruhnya. Keuntungan laporan tertulis ialah dapat
diambil manfaatnya oleh banyak pihak,yakni oleh pimpinan guna pengawasan dan
pihak lain, yaitu untuk penyusunan rencana berikutnya (Manullang, 2009).
Peran dokter yang turun ke lapangan juga turun membantu dalam pemantauan
pelaksanaan program Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat. Dalam
pengawasan, tidak ada yang dapat menggantikan kunjungan pengawas atau pemimpin
tim kepada para pekerja kesehatan di tempat kerja mereka. Kunjungan memberikan
kesempatan yang baik untuk pertukaran pendapat dan pelatihan sambil bertugas. Hal
ini memberi kesempatan kepada pengawas untuk mendengarkan para pekerja
kesehatan, mengenai berbagai masalah dan gagasan mereka untuk memajukan
pekerjaan mereka sendiri, dan menilai ulang derajat kesadaran mereka akan tujuan

Universitas Sumatera Utara

dan sasaran program kesehatan (WHO, 1999). Perlunya kunjungan berkala sebagai
salah satu cara monitoring dan evaluasi berjalannya program Posbindu merupakan hal
penting, disamping untuk menjaga dari penyimpangan-penyimpangan, hal ini juga
mendorong petugas untuk lebih baik dalam menjalankan tugasnya sehingga tujuan
tercapai.

5.3 Output
Luaran yang diharapkan ialah penderita DM melakukan pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko DM melalui Posbindu PTM. Melalui penelitian ini
diperoleh bahwa Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat merupakan salah satu
pelayanan kesehatan yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pelayanan kesehatan
promotif dan preventif penyakit tidak menular, terutama penyakit diabetes melitus.
Adanya kunjungan secara berkala ke posbindu dan mengikuti kegiatan senam secara
rutin menunjukkan peran aktif masyarakat untuk menjaga kesehatannya dan sebagai
wujud adanya kesadaran akan memperoleh manfaat dari pelaksanaan posbindu PTM.
Selain itu, edukasi yang diberikan di posbindu PTM juga mampu memberikan
pemahaman gaya hidup yang sehat kepada masyarakat kemudian ia mampu menjadi
penyampai edukasi kepada masyarakat lain disekitarnya sehingga masyarakat sehat
dapat terwujud.
Selain masyarakat yang datang secara rutin untuk mengikuti posbindu PTM,
petugas juga mampu mengevaluasi jumlah kasus yang ada di wilayah kerjanya serta
melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap masyarakat agar yang memiliki
faktor resiko tidak menjadi DM dan yang telah menderita DM tidak mengalami

Universitas Sumatera Utara

komplikasi. Dalam hal ini, belum semua peserta mendapatkan output dari program
ini. Masih banyak peserta yang belum datang mengunjungi posbindu PTM secara
rutin dikarenakan waktu pelaksanaan dilakukan pagi hari sedangkan mayoritas
masyarakat bekerja. Peserta yang hadir masih lebih banyak dihadiri oleh lanjut usia
(lansia) karena berawal dari posyandu lansia, padahal Posbindu PTM tidak terbatas
untuk lansia, namun usia 15 tahun ke atas. Maka untuk memperoleh output yang
maksimal perlu adanya posbindu PTM di berbagai tempat umum strategis lainnya
seperti sekolah, tempat bekerja dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Glugur Darat tentang
pelaksanaan program Posbindu PTM dalam deteksi dini dan mencegah diabetes
melitus dapat disimpulkan bahwa:
1. Program Posbindu PTM merupakan salah satu kebijakan Kemenkes RI yang
dilaksanakan oleh Puskesmas Glugur Darat sebagai upaya preventif dan
promotif terhadap penyakit tidak menular, terutama yang menjadi prioritas
adalah diabetes melitus.
2. Pelaksana Posbindu PTM masih belum sesuai dengan konsep Posbindu PTM,
karena masih dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Glugur Darat dan
alur pelaksanaan masih sama dengan pasien berobat puskesmas sehingga alur
lima meja masih belum berjalan. Pemberdayaan masih belum maksimal dalam
melibatkan partisipasi masyarakat dalam mencegah DM, yaitu menjadikan
masyarakat sebagai subjek dalam pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas
Glugur Darat.
3. Dana Posbindu PTM diperoleh dari dinas kesehatan, BPJS dan mitra lain yang
mendukung program Posbindu PTM.
4. Sarana dan prasarana yang ada sudah mampu mendukung terlaksananya
Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat.

86

Universitas Sumatera Utara

5. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan melalui


laporan tertulis setiap bulannya sehingga dapat diketahui jumlah peserta yang
memiliki faktor resiko maupun penderita DM.
6.2 Saran
1. Kepada Penanggung jawab dan pelaksana Posbindu PTM Puskesmas Glugur
Darat dapat secara konsisten menjalankan program Posbindu PTM dan lebih
mengoptimalkan

peran

masyarakat

(seperti

mahasisawa

kesehatan

masyarakat, ibu-ibu perwiritan, kantor dan tempat umum lainnya) dalam


pelaksanaan Posbindu PTM.
2. Kepada kepala Puskesmas Glugur Darat untuk memberikan kebijakan
mengenai pelaksanaan Posbindu PTM agar lebih terarah dengan menerapkan
sistem lima meja dan tidak disatukan dengan pasien berobat puskesmas
umum. Oleh karena itu, diperlukan tenaga kesehatan yang cukup agar
pelaksanaan efektif dan efisien.
3. Kepada penanggung jawab program Posbindu PTM, pelaksanaan pengawasan
dilakukan melalui kunjungan maupun laporan tertulis sehingga tenaga
kesehatan pelaksana posbindu PTM dan masyarakat termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan Posbindu PTM.
4. Kepada pelaksana Posbindu PTM, dibutuhkannya pelatihan secara berkala
kepada masyarakat sebagai kader dan petugas Puskesmas Glugur Darat
mengenai Posbindu PTM dalam mencegah diabetes melitus dan penyakit
tidak menular lainnya.

Universitas Sumatera Utara

5. Kepada pelaksana Posbindu PTM untuk memberikan apresiasi kepada


masyarakat yang telah secara rutin datang ke posbindu PTM dan mengikuti
senam setiap minggunya agar masyarakat semakin termotivasi.
6. Kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU agar dapat
berpartisipasi dalam mendorong suksesnya program Posbindu PTM berjalan
di masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai