Anda di halaman 1dari 9

TUTORIAL

GLAUKOMA

Dokter Pembimbing :
dr. Masitah Wilya, Sp.M

Nublah Permata Lestari


2012730145

KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA


RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA

2016

GLAUKOMA
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan
meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang.
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini disebabkan :

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar


Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
Pada mata akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang

dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir
dengan kebutaan.
Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atau ceruk papil saraf optik akibat glaukoma pada
saraf optik. Luas atau dalamnya ceruk ini pada glaukoma kongenital dipakai sebagai indikator
progresivitas glaukoma.
Klasifikasi
Klasifikasi Glaukoma menurut Vaughen di bagi menjadi:
1

Glaukoma primer
a Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)
b Glaukoma sudut sempit
Glaukoma kongenital
a Primer atau infantil
b Menyertai kelainan kongenital lainnya
Glaukoma sekunder
a Perubahan lensa
b Kelainan uvea
c Trauma
d Bedah
e Rubeosis
f Steroid dan lainnya

Glaukoma absolut

Dari pembagian diatas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk :


1
2
3

Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder


Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder
Kelainan pertumbuhan, primer, sekunder kelainan pertumbuhan lain pada mata.

Glaukoma Primer
Etiologi tidak pasti, dimana didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaukoma.
Glaukoma ini di dapat pda orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti :
1

Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis

bilik mata yang menyempit.


Kemungkinan disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa trubekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis
dan yang paling sering berupa trubekulodisgenesis dan goniodisgenesis.

Trabekulodisgenesis adalah :

Barkan menemukan membran yang persisten menutupi permukaan trabekula


Iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat pada skelar spur atau agak lebih

kedepan
Goniodisgenesis
Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata

terbuka atau tertutup, pengelompokan ini berguna untuk penatalaksanaan dan penelitian. Untuk
setiap glaukoma diperlukan pemeriksaan gonioskopi.

Glaukoma simpleks
Glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui. Merupakan suatu glaukoma primer yang
ditandai dengan sudut bilik mata tebuka. Glaukoma simpleks ini diagnosisnya dibuat bila
ditemukan glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama, tanpa ditemukan kelainan
yang lain yang dapat merupakan penyebab.
Pada umumnya ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang
ditemukan pada usia muda. Diduga penyakit ini diturunkan secara dominan atau resesif pada
kira-kira 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat 99% penderita
glaukoma primer dengan hambatan pengeluaran cairan mata pada jalinan trabekulum dan kanal
schlumm. Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapat glaukoma seperti diabetes
melitus, dan hipertensi, kulit berwarna dan miopia. Bila pengaliran cairan mata keluar disudut
bilik mata normal maka disebut glukoma hipersekresi.
Ekskavasi papil, degenerasi papil dan gangguan lapang pandang dapat disebabkan
langsung dan tidak langsung oleh tekanan bola mata pada papil saraf optik dan retina atau
pembuluh darah yang memperdarahinya. Mulai timbulnya gejala glaukoma simpleks ini sangat

lambat yang kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berkelanjutan dengan
kebutaan. Pada keadaaan ini glaukoma simpleks tersebut berakhir dengan glaukoma absolut.
Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg.
Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang dapat mengakibatkan gangguan susunan
anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi
papil disertai gangguan ekskavasio glaukomatosa.
Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa penciutan lapang
pandang. Pada saat pengukuran bila terdapat tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala
gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin hal ini akibat adanya variasi diurnal.
Harus dipikirkan juga kemungkinan pengukuran tekanan dilakukan dalam kurva rendah daripada
variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air, pilokarpin, uji
variasi diurnal dan provokasi steroid.
Glaukoma primer yang kronis dan berjalan lambat sering tidak diketahui mulainya, karena
keluhan pasien sedikit atau samar. Misalnya mata sebelah terasa berat, kepal pening sebelah,
kadang kadang penglihatan kabur dengan anamnesa tidak khas. Tidak ada keluha adanya halo
dan memrlukan kaca mata koreksi untuk presbiopialebih kuat dibanding usianya. Kadangkadang tajam penglihatan mata normal sampai keadaan glaukomanya berat.
Jika diagnosa sudah ditegakan maka pasien harus menggunakan seumur hidup untuk
mencegh kebutaan. Tujuan dari pengobatan glaukoma simpelks adalah memperlancar
pengeluaran air mata atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata.
Diberkan pilokarpin tetes mata 1-4% dan bi;a perlu ditambah asetazolamid 3X1 hari. Bila
dengan pengobatan tekanan bola mata masih belum terkontrol atau kerusakan papil saraf optik
berjalan terus disertai penciutan kampus progresif maka dilakukan pembedahan.
Pemeriksaan glaukoma simpleks:

Bila tekanan 21 mmHg, sebaiknya kontrol rasio C/D, periksa lapang pandang

sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma sekitar titik fiksasi.
Bila tensi 24-30 mmHg, kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan diatas bila
masih dalam batas-batas normal mungkin satu hipertensi okuli.

Jika sudah dibuat diagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas 21 mmHg dan terdapat
kelainan pada lapang pandang dan papil maka berikan pilokarpin 2% 3x1 hari. Bila pada kontrol
tidak mendapatkan perbaikan ditambahkan 0,25% 1-2 kali sampai 0,5%, asetazolamid 3 x 250

mg ata epinefrin 1-2% 2x1. Obat ini dapat diberikan kombinasi untuk mendapat hasil yang
efektif.
Jika pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser atau pembedahan
trabekulektomi.
Tindakan pembedahan merupakan merupakan tindakan untuk membuat filtrsi cairan mata
keluar bilik mata dengan operasi scheie, trabekulektomi dan iridenkleisis. Bila gagal mata akan
buta total.
Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalan penyakit yang lama, dan akan berjalan terus
sampai akhirnya berakhir dengan kebutaan yang disebut glaukoma absolut. Karena perjalanan
penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling penglihatan.
Anjuran dan keterangan pada penderita glaukoma primer sudut terbuka :

Tidak nyata dipengaruhi emosi


Olah raga dapat menurunkan tekanan bola mata sedikit
Minum tidak boleh banyak sekaligus, karena dapat menaikan tekanan
Tekanan darah naik cepat akan menaikan tekanan bola mata
Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan dengan cepat akan mengakibatkan
bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata.

Pada penderita memerlukan pemeriksaaan papil saraf optik dan lapang pandang 6 bulan
sekali. Bila terdapat riwayat glaukoma, buta, miopia tinggi, anemia, hipotensi, mata satu atau
diabetes maka kontrol dilakukan lebih sering.

Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan
bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada penyakit ini kornea keruh, bilik mata
dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan terasa nyeri.
Sering menimbulkan neovaskularisasi pada iris, sehingga memyebabkan rasa nyeri dan bisa
timbul perdarahan. Pengobatan dapat diberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan
badan siliar.

Glaukoma Akut

Mata merah dengan penglihatan turun mendadak merupakan glaucoma sudut tertutup akut.
Glaukoma sudut tertutup akut ditandai dengan tekanan intraokuler yang meningkat secara
mendadak, dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dengan sudut bilik mata sempit.
Cairan mata yang berada d belakang iris tidak dapat mengalir melalui ppil sehingga
mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme
blockade pupil).
Pada glaucoma primer sudut tertutup akut terdapat anamnesa yang khas sekali berupa nyeri
pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam dan hiang setelah tidur
sebentar. Melihat pelangi (halo) sekitar lampu dan keadaan ini merupakan stadium prodromal.
Terdapat juga gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah yang kadang-kadang
mengaburkan gejala daripada serangan glaucoma akut.
Serangan glaucoma akut yang terjadi secara tiba-tiba dengan rasa sakit hebat dimata dan
dikepala, perasaan mual dengan muntah, bradikardia akibat refleks okulokardiak, mata
menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, mata merah,
tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil lebar, kornea suram dan edem, iris
sembab meradangan, papil saraf optic hiperemis, edem dan lapang padangan menciut berat. Iris
bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa menjadi keruh (katarak Vogt katarak
pungtata disiminata subscapular anterior). Pemeriksaan funduskopi sukar karena kekeruhan
media penglihatan. Tajam penglihatan sangat menurun dan pasien terlihat sakit berat.
Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu terjadi

pada mata dengan glaucoma akut.

Kadang-kadang riwayat mata sakit disertai penglihatan menurun sudah dapat dicurigai telah
terjadinya serangan glaucoma akut. Glaucoma primer sudut tertutup akut bila tidak diobati dapat
menjadi kronis.
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat normal sama sekali. Biasanya serangan ini di
provokasi oleh lebarnya pupil (tempat gelap). Pada mata sudut sempit harus waspada terhadap
kemungkinan serangan pada pupil yang dapat lebar, dapat terjadi bilateral.
Mata yang lain diserang 2-5 tahun kemudian. Sesudah beberapa kali serangan atau
berlangsung lama maka terjadi perlengketan antara pangkal iris dan kornea (Goniosinekia).
Pada serangan akut sebaiknya tekanan diturunkan terlebih dahulu dengan pilokarpin 2%
setiap menit selama 5 menit, disusul setiap 1 jam selama 1 hari. Pengobatan glaucoma akut harus
segera berupa pengobatan opikal dan sistemik. Tujuan pengobatan ialah merendahkan tekanan

bola mata secepatnya kemudian bila tekanan bola mata normal dan mata tenang dilakukan
pembedahan. Pengobatan topical diberikan pilokarpin 2%. Sistemik diberikan intravena karena
sering disertai rasa mual. Diberikan asetazolamid 200 mg IV, yang disusul dengan 250 mg tablet
setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang. Intravena dapat juga diberikan manitol 1,5 2
mg/kgBB dalam larutan 20% atau urea IV mg/kgBB namun hati-hati pada kelainan ginjal.
Gliserol sering dipakai dokter mata, diberikan peros 1 g/kgBB dalam larutan 50%.
Anestesi retrobulbar xilokain 2% dapat mengurangi produksi akuos humor selain
mengurangi rasa sakit. Jika rasa sakit nya berat, dapat dikurangi dengan pemberian morfin 50 mg
subkutis.
Setelah 30 menit atau beberapa jam kemudian tekanan bola mata akan turun dengan
pengobatan ini.
Hanya pembedahan yang dapat mengobati glaucoma akut kongestif. Tindakan pembedahan
harus dilakukan pada mata dengan glaucoma sudut sempit karena serangan akan berulang lagi
pada suatu saat. Tindakan pembedahan dilakukan pada saat tekanan bola mata sudah terkontrol,
mata tenang dan persiapan pembedahaan sudah cukup.
Tindakan pembedahan pada glaucoma sudut sempit adalah iridektomi atau suatu
pembedahan filtrasi. Mata yang tidak dalam serangan juga diberikan miotik untuk mencegah
serangan. Perawatan pada mata yang tidak menunjukkan gejala dilakukan dengan miotik bila
mata sebelahnya masih dalam serangan akut. Iridektomi dipertimbangkan bila mata yang
mendapat serangan sudah tidak terancam lagi.
Nasihat pada pasien glaucoma sudut sempit:
-

Emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan serangan akut.


Membaca dekat yang mengakibatkan miosis atau pupil kecil akan menimbulkan serangan

pada glaucoma dengan blok pupil


Pemakaian simpatomimetik yang melebar pupil berbahaya
Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya memakai obat
antihistamin dan antispasme.
Pengobatan adalah pembedahan, bila baru terjadi gejala prodromal saja maka tindakan

pembedahan cukup dengan iridektomi saja. Diagnosis banding adalah sindrom Posner

Schlossman, glaucoma sudut terbuka meradang, perdarahan retrobulbar, dan glaucoma


hemolitik.
Glaukoma akut dibangkitkan lensa merupakan glaucoma akibat katarak intumesen dapat
dalam entuk glaucoma akut kongestif. Terjadi akibat katarak senil, katarak trauma tumpul
ataupun trauma perforasi pada lensa. Gejalanya sangat sama dengan gejala glaucoma akut
kongestif dengan perbedaan terdapatnya bilik mata yang dangkal pada kedua mata sedang pada
katarak intumesen kelainan sudut hanya terdapat pada satu mata, sedang pada glaucoma akut
kongestif biasanya hipermetropia. Pada katarak intumesen sumbu anteroposterior lensa makin
panjang sehingga mengakibatkan terdapatnya resistensi pupil pada pengalirsan cairan mata ke
depan yang mengakibatkan blockade pupil.
Akibat blockade ini akan terjadi pendorongan iris sehingga pangkal iris akan menutup
saluran trabekulum yang akan mengakibatkan bertambahnya bendungan cairan mata sehingga
terjadi glaucoma akut kongestif. Pada keadaan ini pemberian pilokarpin bertujuan membuka
sudut bilik mata selain untuk mencegah kendornya pupil sehingga mengakibatkan iris bombe.
Glaucoma fakolitik merupakan glaucoma seunder sudut terbuka dengan tanda-tanda dan
gejala klinik glaucoma akut, sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak hipermatur
disertai masa seperti susu (lensa yang mencair keluar melalui kapsul utuh mengalami degenerasi)
di dalam bilik mata depan.
Masa lensa yang terdapat di dalam bilik mata depan mengundang sebukan sel radang, dan
tidak terlihat adanya reaksi antigen antibody yang nyata. Di dalam bilik mata depan terdapat efek
Tyndal (fler=suar) sehingga gambaran menyerupai suatu uveitis. Pada glaucoma fakolitik jarang
ditemukan keratik presipitat dan sinekia posterior.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, S. Yulianti, S.R. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Vaughan D. and Riordan-Eva P. 2007. General ophtalmology. 17th edition. USA: The
McGraw Companies. Chapter 11: Glaucoma

Simmons, S.T., et al, 2007. Introduction to Glaucoma: Terminology, Epidemiology, and


Heredity. In: Tanaka, S., ed. Glaucoma. Singapore: American Academy of
Ophthalmology, 3-15.

James, B., Chew, C., Bron, A., 2005. Glaukoma. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai