CUSHINGS SYNDROM
Oleh :
Teguh Oky F.
Reiny Whidyawati
Ike Ernawati
Viletta Fitria S
M. Luqman Hasan
Zulida Suryafitri
M.Rizki Dwikane
10100108036
Hypothalamus
Fungsi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Homeostatis tubuh
Mengontrol ANS : kontraksi otot polos dan jantung, sekresi kelenjar
Regulasi cardiovascular
Regulasi suhu tubuh
Regulasi cairan tubuh
Regulas gastrointestinal dan feeding
Regulasi kontraksi uterus dan milk ejection from the breast
Emosi
Pola gerak
GHIH
CRH
GnRH
TRH
PRF
Lactotroph
Prolactin
Pelepasan Prolactin
Dopamine
Lactotroph
Pelepasan Prolactin
PITUITARY
Berbentuk kacang berukuran 1-1,5 cm (0,5 inc) dalam diameter dan terletak
pada hyposeal fossa pada sella tursica tulang sphenoid, dibungkus oleh fibrous
diaphragma sellae, menempel pada tangkai yaitu infundibulum dan terbagi menjadi
2 bagian, Yaitu :
1. Anterior (adhenohipofisis)
a. Pars distalis
Komponen utama pars distalis adalah deretan sel epitel yang saling
bersebrangan dengan kapiler. Hormon yang dihasilkan sel-sel ini
disimpan sebagai granul sekresi. Pars distalis merupakan 75% massa
dari hipofisis. Dengan pulasan umum dapat dibedakan 3 jenis sel :
o Kromofob (chroma : warna, phobos : takut)
o 2 Kromofil (chroma : warna, philetin : suka)
Yang disebut asidofil dan basofil karena sesuai afinitasnya
terhadap pwarnaan asam dan basa.
Kromofob tidak terpulas kuat. Jika dengan mikroskop elektron : dua
populasi sel
akan tampak. Satu populasi sel mempunyai beberapa granula
sekretoris dan
yang lainnya tidak memiliki. Populasi terakhir mungkin mengandung selsel
pra-kembang(undifferentiated) dan sel-sel folikular.
b. Pars tuberalis
Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang yang
mengelilingi infundibulum neurohipofisis. Kebanyakan sel-sel pars
2. Posterior (neurohipofisis),
Posterior (neurohipofisis), terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : pars nervosa dan
infundibulum. Bagian posterior hipofisis terdiri dari axon dan axon terminal lebih dari
10000 neuron dimana badan sel dilokasikan dalam supraoptik dan paraventrikular
nuclei hipotalamus. Axon terminal pada posterior hiposfisis dihubungkan oleh
neuroglia yaitu pituicytes.
DISEKRESI
growth Somatotrophs
RELEASING
INHIBITING
HORMON
Growth hormone
HORMON
Growth hormone-
hormone (hGH) or
releasing
somatotropin
disebut
dengan somatocrinin
juga
dengan
Thyrotropin-releasing
somatostatin
Growth hormone-
hormone
hormone (TRH)
inhibiting hormone
Gonadotropiin
(GHIH)
-
(TSH)
atau thyrotropin
Folicle-stimulating
Gonadotrophs
hormone (FSH)
releasing
Luteineizing
(GnRH)
Prolactin-releasing
Prolactin inhibiting
hormone (PRH);TRH
hormone
Corticotrophin-
yaitu dopamine
-
hormone
Lactotrophs
(LH),
prolactin (PRL)
Adenocorticotropic
hormone
(ACTH)
Corticotrophs
releasing
hormone
hormone
(PIH),
atau corticotrophin
Melanocyte
Corticotrophs
(CRH)
Corticotrophin-
stimulating
releasing hormone
Dopamine
hormone
Feedback Mecanism
Terdapat 3 jenis feedback mechanism yaitu :
1. Long Feedback Loop ; Feedback dari hormone yang bersirkulasi terhadap reseptor
yang terapat dalam hypothalamus.
b. Suprarenal medulla
Berasal
dari
neural
crest
serta
mensekresikan
hormone
cathecolamine
Vaskularisasi
Fungsinya sebagai kelenjar endokrin menyebabkan kelenjar suprarenal memerlukan
supply pembuluh darah yang banyak. Kurang lebih terdapat sekitar 50-60 cabang
arteri yang berpenetrasi pada lapisan kapsul yang melapisi seluruh permukaan dari
kelenjar.
Suprarenal arteri berasal dari 3 sumber :
a. Superior suprarenal arteries yang berasal dari inferior phrenic arteri
b. Middle suprarenal arteries yang berasal dari abdominal aorta
c. Inferior suprarenal arteries yang berasal dari renal arteri
Awalnya arteri akan menyuplai bagian kapsul dari suprarenal, membentuk plexus
capsular, kemudian akan berpenetrasi semakin kedalam mambentuk plexus
subcapsular dan kemudian akan membentuk plexus sinusoid. Plexus-plexus ini akan
menyuplai darah bagian korteks (cortical arteries ). Kemudian plexus ini akan
beranstomosom membentuk plexus medularis yang akan menyuplai darah kebagian
medulla.
Inervasi
Nerve supply dari suprarenal gland paling banyak berasal dari celiac plexus dan
abdominopelvic ( greater, lesser, dan least ) splanchnic nerve.
Myelinated presynaptic symphatetic fiber terutama berasal dari intermediolateral cell
column ( IML ) atau lateral horn dari gray matter spinal cord segment T10-L1
kemudian melewati baik itu ganglia paravertebral dan prevertebral tanpa sinaps
untuk disebarkan pada sel-sel chromaffin pada suprarenal medulla.
Kortek adrenal
b. Zona fasciculata
menempati 65 % volume total kelenjar adrenal. Sel-selnya tersusun berupa
tumpukan lurus setebal satu atau dua sel yang tersusun tegak lurus terhadap
permukaan organ ini dan memiliki kapiler diantaranya. Sel-selnya berbentuk
polyhedral dengan banyak tetesan lipid dalam sitoplasmanya yang diakibatkan
disolusi lipid selama pembuatan jaringan. Sel-sel fasciculata tampak bervakuola.
Zona ini mensekresika glukokortikoid terutama kortisol.
c. Zona retikularis
menempati 7 % volume total kelenjar adrenal. Terletak diantara zona fasciculata dan
medulla, merupakan lapisan adrenal korteks yang paling dalam. Tersusun atas
tumpukan sel-sel yang tidak teratur membentuk anyaman yang bersinambungan.
Sel-selnya berbentuk lebih kecil dari dua lapisan lainnya. Terdapat granula pigmen
lipofusin yang besar-besar dan cukup banyak.
Medulla adrenal
Tersusun atas sel parenkim polyhedral bertumpuk atau berkelompok serta disokong
oleh fiber-fiber retikulin. Terdapat kapiler diantara tumpukan yang bersebelahan dan
terdapat sel ganglion parasimpatis.
Sel parenkima medulla berasal dari sel-sel neural crest dan merupakan neuron
pasca ganglionic simpatis yang dimodifikasi, yang telah dihilangkan akson dan
dendritnya selama perkembangan embrional dan menjadi sel-sel sekretorik. Sel ini
disebut dengan chromafin cells.
Sel sel ini memiliki ciri mengandung banyak granula sekretorik padat electron
bermembran dengan diameter 150-350 nm. Granulanya mengandung katekolamin
( epinephrine dan norepinephrin ), ATP, protein yang disebut kromogranin, hidroksilase dopamine, serta peptda mirip opiate ( enkefalin ).
Adrenal
medulla
ini
berfungsi
untuk
mensekresikan
hormone
katekolamin
A. HORMON
Hormon adalah suatu sinyal kimia yang bersirkulasi di dalam darah, dihasilkan
oleh sel-sel endokrin. Dalam aktivitasnya hormon tersebut akan bekerja di sel target,
yaitu suatu sel yang dapat merespon terhadap hormon yang spesifik. Langkah
pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel
target. Reseptor itu sendiri ialah suatu protein khusus di dalam sel-sel target yang
dapat mendeteksi hormon. Pada beberapa aktivitas tipe hormon di dalam sel target,
dibutuhkan suatu unsur kimia yang menyampaikan pesan hormon dari reseptor ke
efektor. Unsur kimia tersebut dikenal dengan 2nd messenger. 2nd messenger akan
menghantarkan pesan ke efektor, yaitu suatu protein yang diregulasi oleh suatu
hormon yang menimbulkan efek selular.
I. Klasifikasi Hormon
I.1. Berdasarkan cara penyampaiannya
Hormon dapat bersirkulasi di dalam darah atau bekerja secara lokal. Oleh
karena itu, berdasarkan cara penyampaiannya, hormon terbagi menjadi :
1.
2.
dan mempengaruhi
fungsi dari sel yang sama yang mensekresikannya,
dengan berikatan
terhadap reseptor permukaan sel
b. Intrakrin
endokrinnya tersebut
c. Juxtakrin
menempel
pada
membran
sel
namun
dapat
d. Parakrin
dan berpengaruh
terhadap sel tetangga dari jenis yang berbeda
2. Steroid
Disekresikan oleh korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), ovarium
(estrogen dan progesteron), testis (testosterone), dan plasenta (estrogen
dan progesterone).
3. Turunan dari asam amino tirosin
Disekresikan oleh tiroid (tiroksin dan triidotironin) dan medulla adrenal
(epinefrin dan norepinefrin). Sampai saat ini belum diketahui hormon
polisakarida dan asam nukleat
Sekresi hormon melibatkan sintesis atau produksi hormon dan pelepasannya dari
sel. Tingkat hormon dalam plasma dapat berubah-ubah sepanjang hari. Bermacammacam bentuk opola pada pelepasan hormon ditentukan oleh interaksi dan integrasi
dari mekanisme kontrol multipel, yang mencakup: kontrol hormonal, kontrol neural,
nutrisional, dan faktor lingkungan yang meregulasi sekresi hormon konstitutif (basal)
dan terstimulasi tingkat puncak.. pelepasan hormon yang pulsatil dan periodik
penting dalam menjaga fungsi normal endokrin, serta dalam menimbulkan efek
fisiologis pada target organ. Meskipun mekanisme yang menentukan pulsatilitas dan
periodisitas pelepasan hormon tidak sepenuhnya dimengerti oleh setiap hormon, 3
mekanisme umum dapat diketahui sebagai regulator umum dan pelepasan hormon.
Yaitu:
1. Neural Controle
Kontrol & integrasi oleh CNS merupakkan komponen kunci ungtuk regulasi
hormon dan dimediasi oleh kontrol langsung neurotransmitter dari pelepasan
hormon endokrin. Kontrol neural juga memiliki peran penting dalam
meregulasi pelepasan hormon endokrin perifer. Organ-organ endokrin seperti
pankreas menerima input simpatisdan parasimpatis, yang berkontribusi dalam
meregulasi pelepasan insulin dan glucagon. Kontrol neural dari pelepasan
hormon paling baik ditunjukkan oleh regulasi simpatis terhadap kelenjar
adrenal, yang fungsinya sebagai ganglion simpatik termodifikasi yang
menerima input neural langsung dari sistem saraf simpatis. Pelepasan
asetilkolin dari ujung saraf pre-ganglionik pada medula adrenal menstimulasi
pelepasan epinephrine ke sirkulasi.
2. Hormonal Controle
pelepasan hormon dari organ endokrin sering dikontrol oleh organ yang lain.
Ketika hasilnya berupa stimulasi pelepasan hormon, hormon yang
mempengaruhi pelepasan hormon yang lain tersebut, disebut tropic
hormone. Seperti pada kasus kebanyakan hormon yang diproduksi dan
dilepaskan oleh anterior pituitari. Salah satu contoh untuk kontrol pelepasan
hormon jenis ini adalah regulasi pelepasan glukokortikoid oleh ACTH. Hormon
juga dapat menekan pelepasan hormon yang lain. Contohnya adalah inhibisi
pelepasan growth hormon oleh somatostatin. Inhibisi hormonal terhadap
pelepasan hormono memiliki peran penting dalam proses regulasi negatif
feedback dari pelepasan hormon. Hormon juga dapat menstimulasi
pelepasan hormon kedua, dimana dikenal sebagai mekanisme FEEDFORWARD .
3. Nutrition or Ion Regulation
Tingkat nutrisi atau ion dalam plasma, juga dapat meregulasi pelepasan
hormon. Pada semua kasus hormon tertentu meregulasi konsentrasi nutrisi
dan ion dalam plasma baik secara langsung maupun tidak. Contoh regulasi
nutrisi dari pelepasan hormon meliputi kontrol pelepasan insulin oleh tingkat
glukosa plasma. Pada beberapa contoh pelepasan satu hormon dapat
dipengaruhi oleh lebih dari satu mekanisme ini. Sebagai contoh, pelepasan
insulin diregulasi oleh tingkat asam amino oleh glukosa plasma, stimulasi
simpatis & parasimpatis, dan hormon-hormon. Fungsi utama dari mekanismemekanisme kontrol ini adalah untuk memungkinkan sistem neuroendokrin
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan menjaga homeostasis.
Keresponsifan dari sel-sel target terhadap aksi hormonal berujung pada
regulasi pelepasan hormon yang membentuk mekanisme controle feedback.
Pengurangan atau inhibisi stimulus awal disebut negative feedback.
Stimulasi atau penambahan stimulus awal, disebut positive feedback. Serta
negative feedback merupakan mekanisme kontrol paling umum dalam
meregulasi pelepasan hormon. Integritas dari sistem tersebut memastikan
perubahan adaptif, sehingga tingkat hormon tidak menimbulkankondisi
patologis. Mekanisme kontrol juga memiliki peran penting dalam adaptasi
hormon terhadap perubahan lingkungan baik yang pendek maupun jangka
panjang. 3 tingkat feedback, diantaranya:
1. Long loop
2. Short loop
3. Ultra short loop
Mineralokortikoid
komplek
hormon
reseptor(hsp90)
Sitoplasma
4. Subunit hsp90 terdisosiasi
5. Masuk ke dalam nukleus
6. Berikatan
dengan
Nukleus
7. Tanskripsi spesifik mRNA
8. mRNA matur
nuclear
chromatin
acceptor
site
9. Terbentuk protein
10. Protein kemudian mempengaruhi repons Mineralokortikoid
Mineralkortikoid
Hormone jenis ini diproduksi pada zona glomerulosa. Zona glomerulosa hanya
menghasilkan hormone jenis ini, karena zona glomerulosa tidak memiliki enzim 17aIfahydroxyIase, sehinga pregnolone hanya bisa diubah menjadi progesterone. Selain itu zona ini
juga tidak memiliki aktifitas enzim 11 beta-hydroxylase sehingga tidak bisa mengubah I Ideoxycorticosterone menjadi corticosterone.
Proses sintesis
kalium, dan sedikit ACTH, sehingga aldosterone lebih dikenal di system renin-angiotensinaldosterone (RAA pathway).
Berikut adalah RAA pathway:
Meningkatkan reabsorpsi natrium dan air di ginjal, kelenjar ludah, dan kelenjar
keringat
2
Diotak, aldosterone mempengaruhi pengaturan saraf terhadap tekanan darah, salt appetite,
volume regulation, dan sinyal simpatis
derivate tetrahidroglucoronide
dan diekskresikan di
urine.
Sebuah bagian dari aldosterone dimetabolisme menjadi
18-glucoronide
kondisi asam dapat dihidrolisis menjadi free aldosterone kembali. Bentuk ini disebut juga
dg acid-labile form. Jadi ekskresi aldosterone adalah sbb:
a
Glucocorticoid
komplek
Sitoplasma
4. Subunit hsp90 terdisosiasi
5. Masuk ke dalam nukleus
hormon
reseptor(hsp90)
6. Berikatan
dengan
nuclear
chromatin
acceptor
Nukleus
7. Tanskripsi spesifik mRNA
8. mRNA matur
9. Terbentuk protein
10. Protein kemudian mempengaruhi repons glukokortikoid
Sintesis Glukokortikoid
Sitoplasma
site
Sekesi Glukortikoid
Metabolisme Glukokortikoid
Metabolisme glukokortikiod sebagian besar dilakukannnn di hati dan sebagian
kecil di ginjal. Sedangkan ekskresinya paling banyak melalui urine dalam bentuk
terkonjugasi. Ekskresi kedalam urin ini membutuhkan perubahan sifat dari lipofilik
menjadi hidrofilik.
Proses metabolisme giukokortikoid yang menjadikannya inaktif dan hidrofilik
terdiri atas proses katabolisme (reduksi, oksidasi, hidroksilaai) dan konjugasi
dengan derivate sulfat atau glukoronide.
Hasilnya adalah berupa tetrahidrokortisol dan tetrahidrokortison yang juga
dikenal sebagai 17-hydroxycorticosteroid. Kadar zat ini dalam urin bisa dijadikan
uji diagnosa terhadap fungsi adrenaldalam menghasilkan steroid.
Androgen
komplek
hormo
reseptor(hsp90)
Sitoplasma
4. Subunit hsp90 terdisosiasi
5. Masuk ke dalam nukleus
6. Berikatan
dengan
Nukleus
7. Tanskripsi spesifik mRNA
8. mRNA matur
nuclear
chromatin
acceptor
site
Androgen Adrenal
Hormon androgen yang disekresi oleh corteks adrenal adalah androstenedione,
dehydroepiandrosterone (DHEA0 dan dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS).
1. Struktur Kimia
Dehydroepiandrosterone -
- Androestenedione -
2. Sintesis
Kolesterol yang dibawa oleh LDL memasuki sel
Adenylate cyclase menjadi sktif, lalu membantu perubahan ATP menjadi cAMP
Pregnenolone
17 alfa hydroxy pregnenolone
Dehydroepiandrosterone
Androstenedione
DHEAS
Testosteron
Diaromatisasi menjadi
Androgen adrenal juga memicu pertumbuhan axillary dan pubic hair pada wanita
dan pria.
Hipofungsi
Kelenjar
Tumor
Hiperplasia
Destruksi
Prohormon
Produksi ektopi
iatrogenik
block
Hormon
Stimulasi
block
Degradasi
Antibodi antagonis
Defek
Degradasi
Reseptor
Antibodi
Efektor
Stimulasi
Respon
Kerusakan jaringan
Kerusakan jaringan
1. Hipofungsi Endokrin
Destruksi Kelenjar
- Biasanya menyangkut autoimmune, contoh : diabetes mellitus tipe 1,
hipotiroidism, adrenal insufficiency, gonadal failure. Destruksi banyak kelenjar
syndrome).
Kerusakan imunologi, infeksi merupakan penyebab lain.
Kerusakan pada kelenjar pituitary biasanya karena tumor, hemorage, dan
proses inflamasi.
Extraglandular disorder
Pada beberapa kasus, jaringan yang rusak merupakan jaringan yang
memproduksi hormone ataupun precursor pengkonversi hormone menjadi
bentuk aktif. Contohnya : rusaknya jaringan ginjal dapat merusak konversi 2,5
OH-cholecalciferol menjadi 1,25 (OH)2-cholecalciferol yang berakibat pada
2. Hiperfungsi Hormon
Diakibatkan oleh 3 sebab, yaitu : (1) tumor, (2) hyperplasia, (3) stimulasi auto
imun.
Tumor
Tumor pituitary menyebabkan stimulasi hormone ke kelenjar target
Contoh tumor endokrin lain :
Tumor kelenjar paratiroid, menghasilkan paratiroid hormone berlebih
Tumor tiroid, menghasilkan peningkatan T3 & T4 ataupun calsitonin
Produksi ektopi oleh sel tumor biasanya hormone polipeptida : ACTH, ADH,
Calcitonin, dll.
Hiperplasia
Stimulasi autoimun
Hiperinsulin
Cushings Syndrome
Cushings syndrome merupakan kelebihan glukokortikoid secara kronik, biasanya
karena terapi glukokortikoid kronik. Cushings syndrome acute juga dapat terjadi
dikarenakan abnormalitas sekresi CRH dan/atau ACTH, biasanya karena ektopik
sekresi oleh nonpituitary tumor. Cushings disease merupakan tipe spesifik cushings
syndrome karena sekresi ACTH berlebih oleh karena tomor pituitary.
Klasifikasi dan Insidensi
Cushings Sindrome
ACTH-dependent
-Cushings disease
-sekresi ektipik ACTH
ACTH-independent
-Neoplasia
-hyperplasia
-iatrogenic
Cushings Disease
Insidensi
-
Patologi
-
Pathophysiology
_
_
Hipotha
Anterior
Cortex a
Glukokortokoid
Secara
hipersekresi ACTH.
Secara sekunder
primer oleh
karena
oleh
pituitary adenoma
karena
benign
yang
mengakibatkan
hypothalamic
gangliocytoma
Prognosis
-
Etiology
-
Selain ditunjukan oleh peningkatan ACTH juga adanya fragmen ACTH berupa
ACTH
_
_
Mineralokortikoid
Walaupun stimulus dari hipohalamus berupa CRH dan ACTH dari anterior pituitary
sedikit ataupun tidak ada oleh karena mekanisme feed back, ACTH tetap
disekresikan denga jumlah yang banyak dan biasanya lebih besar daripada pada
cushings disease oleh sel-sel tumor. Akibatnya cortex adrenal mensekresikan
glukokortikoid
dan
androgen
dalam
jumlah
berlebih
dan
juga
sejumlah
dan aminoglytethimide)
Diberikan mitotane. (zat antineoplasma yang serupa dengan insektisida DDT
dan DDD; dipakai pada pengobatan karsinoma adenokortikoid yang tidak
dapat diobati).
Prognosis
-
ACTH-independent
Cushings
Syndrome,
dimana
peningkatan
glukokortikoid tidak dipengaruhi oleh ACTH yang dikeluarkan oleh anterior pituitary.
Insidensi
-
Patology
-
hypothalamus-pituitary.
Jarang terjadi karena terlebih dahulu cronik hypersecretion ACTH.
Pathophysiology
_
_
Mineralokortikoid
Walaupun stimulus dari hipohalamus berupa CRH dan ACTH dari anterior pituitary
sedikit ataupun tidak ada oleh karena mekanisme feed back, hormone-hormon
steroid tetap disekresikan oleh sel-sel adrenal yang abnormal. Akibatnya pada
adenoma, cortex adrenal mensekresikan glukokortikoid dalam jumlah berlebih,
berbeda dengan adenoma, sel-sel karsinoma selain mensekresikan glukokortikoid
juga androgen dan sejumlah mineralokortikoid. Androgen kemudian diconvert
menjadi testosteron ataupun dihidrotestosteron yang pada wanita berakibat pada :
histurism, acne dan amenorrhea, ditambah lagi virilism sedangkan pada pria karena
peningkatan testosteron ini mengirim signal kepada hypothalamus dan anterior
pituitary untuk menekan sekresi hormone gonad akibatnya: penurunan testosteron
testis, penurunan libido, impoten. (testosteron yang dihasilkan korteks adrenal tidak
mencukupi disbanding testosteron dari testis). Mineralokortikoid juga berakibat pada
hipertensi dan hiperkalemia.
Treatment
-
Adenoma
diterapi
dengan
unilateral
adrenalectomi
ditambah
terapi
Insufisiensi Adrenocortical
Definisi : keadaan dimana kurangnya produksi glukokortikoid dan mineralkortikoid di
adrenal, akibat disfungsi dari kortex atau adrenal akibat kekurangan sekresi ACTH
pituitary.
Definisi
Merupakan kelainan dari gagalnya adrenal cortex memproduksi hormonehormon adrenocortical, dan seringkali disebabkan oleh atrhopy pada adrenal
cortex.
Insiden
Jarang terjadi, dengan prevalensi 1 dari setiap 100.000 orang populasi di
sunia. Penyakit ini dapat menyerang semua umur dan sering terjadi pada
wanita, dengan perbandingan pada pria dan wanita 1 : 6.
Etiology
Biasanya terjadi karena kerusakan korteks adrenal. Akibatnya, baik hormone
kortisol dan aldosteron sering kurang.
Autoimun
Pada gangguan autoimun, system kekebalan tubuh membuat antibody yang
menyerang
jarngan
tubuh
sendiri
atau
organ
dan
perlahan-lahan
Adrenal hemorrhage
Kelenjar adrenal kaya akan supply pembuluh darah, tetapi hanya memiliki 1
pembuluh darah vena. Thrombosis vena adrenal munkin terjadi selama
keadaan turbulensi yang mana meningkatkan tekanan vena adrenal dan
Infeksi
Tuberculosis, histoplasmosis, AIDS.
Adrenoleukodrstrophy
Gangguan ini menyebabkan malfungsi pada adrenal cortex dan demyelination
(pengrusakan, pengangkatan atau hilang nya sarung myelin atau saraf-saraf)
di CNS. Gangguan ini dikarakteristikan secara abnormal oleh tingginya level
VLCFAs (very long chain fatty acid) dikarenakan adanya kecacatan beta
oxidation di dalam peroksisom.
Resistence Cortisol
Pituitary resisten terhadap cortisol yang menghasilkan hypersecresi ACTH,
yang mana menstimulasi kelenjat adrenal untuk memproduksi jumlah kortisol
yang berlebihan, mineralcortcoid dan adrenal androgen.
Penyebab lainnya
Obat-obatan berkaitan erat dengan insufficiency agent ketonazole dan
antiparasitic
agent
suramin
sebagai
Pathophysiology
Autoimun
sintesis
steroid
inhibitor
Sekresi steroid normal, tetapi ketika ada stress seharusnya mengalami peningkatan
dan hal tersebut terjadi karena adanya destruksi
Adrenal hemorrhage
Perdarahan ke dalam kelenjar
Destruksi adrenal
Hilangnya sekresi glucocorticoid dan mineralcorticoid
Muncul gejala-gejala pada krisis adrenal akut
Etiology
Pathophysiology
Penurunan sekresi ACTH
Diagnosis Insufisiensi
Walaupun diagnosis insufisiensi adrenal harus dipastkan dengan melakukan
penilaian aksi hipofisis-adrenal, tetapi tifak boleh terlambat dilakukan, dapat
menyebabkan
peningkatan
kehilangan
cairan
serta
dehidrasi
yang
dapat
Uji diagnostic
Uji-uji untuk memeriksa cadangan adrenokortikal perlu dilakukan untuk
memastikan diagnosis.
jika
hasilnya
normal
menyingkirkan
insufisiensi
adrenokrtikal sekunder.
Farmakologi
A to Z Drug Facts
Systemic fungal infections, administrasi dari live virus vaccines pada pasien yang
menerima immunosuppressive doses.
Route/Dosage
ADULTS:
Per Oral : 25300 mg/day.
IM 20300 mg/day. Pada kasus yang tidak terlalu parah < 20 mg/hari mungkin
cukup, pada kasus yang berat > 300 mg/hari mungkin diperlukan
Adverse Reactions
CardioVaskular: Thromboembolism atau fat embolism; thrombophlebitis; necrotizing
angiitis; cardiac arrhythmias atau perubahan ECG ; syncopal episodes; hypertension
CNS: Convulsions; peningkatan tekanan intracranial dengan papilledema; vertigo;
sakit kepala; neuritis/paresthesias; psychosis; fatigue; insomnia.
Dermato:Petechiae and ecchymoses; erythema; lupus erythematosuslike lesions;
subcutaneous fat atrophy; purpura; hirsutism; acneiform eruptions; allergic
dermatitis; urticaria; angioneurotic edema; perineal irritation; hyperpigmentation atau
hypopigmentation.
EENT: Cataracts; glaucoma; exophthalmos.
GI: Pancreatitis; abdominal distention; ulcerative esophagitis; nausea; vomiting;
peningkatan appetite dan berat badan; peptic ulcer
GenitoUrinary: peningkatan atau penurunan motility dan jumlah spermatozoa.
HEMA: Leukocytosis.
META: Sodium and fluid retention; hypokalemia; hypokalemic alkalosis; metabolic
alkalosis; peningkatan serum cholesterol; hypocalcemia; hypothalamicpituitary-axis
suppression; endocrine abnormalities (penurunan T3, T4 and
131
I uptake, menstrual
Dexamethasone
Class: Corticosteroid
Action
Synthetic long-acting glucocorticoid
Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi endogen
termasuk
prostaglandins,
kinins,
histamine
dan
liposomal
enzymes.Juga
Contraindications
Systemic
fungal
infections;
penggunaan
melalui
IM
pada
idiopathic
Parenteral : 4 ml
Adverse Reactions
CV: Thromboembolism atau fat embolism; thrombophlebitis; necrotizing angiitis;
cardiac arrhythmias atau perubahan ECG; syncopal episodes; hypertension;
myocardial rupture.
CNS:
Convulsions;
peningkatan
tekanan
intracranial
dengan
papilledema
DERM:
thin
fragile
skin;
petechiae
dan
ecchymoses;
erythema;
lupus
tolerance,
hyperglycemia,
reactions);maskin
glycosuria,
infections;
malaise;
anaphylactoid
leukocytosis;
atau
fatigue;
Prednisone
Class: Corticosteroid
Action
Intermediate-acting glucocorticoid
Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi endogen
termasuk
prostaglandins,
kinins,
histamine
dan
liposomal
enzymes.Juga
Indications
Endocrine disorders; rheumatic disorders; collagen diseases; dermatologic diseases;
allergic states; allergic dan inflammatory ophthalmic processes; respiratory diseases;
hematologic disorders; neoplastic diseases; edematous
states (disebabkan
Convulsions;
peningkatan
tekanan
intracranial
dengan
papilledema
thin
fragile
skin;
petechiae
dan
ecchymoses;
erythema;
lupus
tolerance,
hyperglycemia,
reactions);maskin
glycosuria,
infections;
malaise;
anaphylactoid
leukocytosis;
atau
fatigue;
Methylprednisolone
Class: Corticosteroid
Action
Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi endogen
termasuk
prostaglandins,
kinins,
histamine
dan
liposomal
enzymes.Juga
Adverse Reactions
CV: Thromboembolism atau fat embolism; thrombophlebitis; necrotizing angiitis;
cardiac arrhythmias atau perubahan ECG; syncopal episodes; hypertension;
myocardial rupture.
CNS:
Convulsions;
peningkatan
tekanan
intracranial
dengan
papilledema
thin
fragile
skin;
petechiae
dan
ecchymoses;
erythema;
lupus
HEMA: Leukocytosis.
META: Sodium retansi cairan; hypokalemia; hypokalemic alkalosis; metabolic
alkalosis; hypocalcemia.
RESPIRATORY: Oral inhalation: Wheezing.
Lain-lain: Musculoskeletal effects (eg, weakness, myopathy, muscle mass loss,
osteoporosis, spontaneous fractures); endocrine abnormalities (eg, menstrual
irregularities, cushingoid state, penekanan pertumbuhan pada anak, penurunan
carbohydrate
hypersensitivity
tolerance,
hyperglycemia,
reactions);maskin
glycosuria,
infections;
malaise;
anaphylactoid
leukocytosis;
atau
fatigue;
Prednisolone
Class: Corticosteroid
Action
Intermediate-acting glucocorticoid.
Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi endogen
termasuk
prostaglandins,
kinins,
histamine
dan
liposomal
enzymes.Juga
Indications
Oral/Parenteral administration: Endocrine disorders: rheumatic disorders; collagen
diseases; dermatologic diseases; allergic dan inflammatory ophthalmic processes;
respiratory diseases; hematologic disorders; neoplastic diseases; edematous
disebabkan nephrotic syndrome; GI diseases; multiple sclerosis; tuberculous
meningitis; trichinosis dengan neurologic atau myocardial involvement.
arthritis,
epicondylitis,
acute
nonspecific
tenosynovitis,
posttraumatic
osteoarthritis.
Intralesional administration: Treatment lesion: keloids; localized hypertrophic,
infiltrated, inflammatory lesions of lichen planus, psoriatic plaques, granuloma
annulare, lichen simplex chronicus; discoid lupus erythematosus; necrobiosis
lipoidica diabeticorum; alopecia areata; cystic tumors aponeurosis atau tendon.
Ophthalmic administration: Treatment
Adverse Reactions
thin, fragile
skin;
petechiae
dan
ecchymoses;
erythema;
lupus