Anda di halaman 1dari 27

ABANDONMENT (OF A

MALPRAKTIKPATIENT)
MEDIK OLEH
H.M. HADI S.

ABANDONMENT
(OF A PATIENT)

Pendahuluan
Abandonment = n. hal meninggalkan, hal
membiarkan (Peter Salim);
Abandon = to leave, as in danger or out of
necessity; forsake; desert. Abandon implies
leaving a person or thing, either as a final,
nescessary measure or as a complete rejection
of ones responsibilities, claims, etc. (Websters
Dict.)
Verlaten (menelantarkan): Ps 304, 309, 531
KUHP (Majanne T., Kamus Hukum Bld.)

Ilustrasi Kasus
Seorang dokter SpOG menolong pasien yg akan
partus dg menggunakan forsep,
Tiap kali forsep akan dipasang pasien ber-teriak
sambil me-nendang,
Merasa bhw pasien sdh tdk kooperatif lagi, dr
menolak utk memberikan pertolongan lagi &
meninggalkan pasien lalu pergi,
Oleh suami pasien, dokter digugat krn tlh
menelantarkan pasien,
Hakim memutus dokter bersalah,

KKI: Penyelenggaraan Pradok yg


Baik
8.5. Mengakhiri Hub Profesional dg Pasien
(34) Dr. tdk blh mengakhiri hub dg pasien yg
mengeluh krn yanmed yg diberikan kpd-nya,
tmsk ttg tagihan biaya yanmed. Hub Dr - Pasien
dpt berakhir bila pasien melakukan kekerasan
(&/atau sdh tdk koordiantip lagi, penulis),

(35) Dr. hrs jelaskan kpd pasien alasan mengakhiri


hub profesional-nya, namun tdk blh telantarkan
pasien tsb. hingga didpt Dr. penggantinya (Ps
1354 KUHPer: Perwakilan suka-rela / Zaakwaarneming,
penulis),

Konsekwensi Hukum
Bbrp contoh abandonment: tindakan tdk
profesional / immoral; hentikan tindakan tanpa
alasan yg jelas; sengaja hentikan tindakan yg
blm selesai,
Tiga macam tindakan yg = abandonment:
1. terminasi tindakan didahului oleh kemauan dr.
(bukan pasien),
2. tdk ada kesempatan bg pasien utk cari dr
pengganti,
3. Pasien msh memerlukan asuhan medik,

Konsekwensi Hukum (lanjutan)


Depkes-KKI: Ada 28 jenis bentuk pelanggaran
disiplin kedokteran, di antaranya adalah: - tdk
memberi long-dar (butir 15); - menolak atau
menghentikan tindakan pengobatan thd pasien
tanpa alasan yg layak & sah sbgmn diatur dlm
peraturan per-UU-an atau etika profesi (butir
16),
Dokter yg berbuat spt tsb di atas = wujud dari
tindakan abandonment of a patient,
Sanksi: - peringatan tertulis, - cabut STR/SIP, reschooling (MKDKI), - blmn berakibat cacat /
sanksi pidana (peradilan pidana umum)

Dasar Hukum
Ps 304 KUHPid: Barangsiapa dgn sengaja
menempatkan atau membiarkan seorang dlm keadaan
sengsara, pdhal mnrt hkm yg berlaku baginya atau
karena persetujuan, dia wajib memberi kehidupan,
perawatan atau pemeliharaan kpd orang itu, diancam
dgn pidana penjara plg lama 2 th 8 bln atau denda 300
rph. (delicta omissionis ?)
Ps 1354 KUHPer: Jika seseorang dg suka-rela tanpa
ditugaskan, mewakili urusan orang lain, dg atau tanpa
setahu orang itu, mk ia secara diam-diam mengikatkan
dirinya utk meneruskan urusan itu, hingga orang yg ia
wakili kepentingannya dpt mengerjakan sendiri urusan
itu. (Zaakwaarneming).
Ps 1352 KUHPer, Ps 51 d. UUPK: Perikatan krn UU.

Dasar hukum (lanjutan)


Ps 1352 KUHPer: Perikatan yg lahir krn UU,
timbul dari UU sebagai UU atau dari UU sbgai
akibat perbuatan orang,
Ps 51 d. UUPK: dr/drg dlm melaksanakan
praktik kedokteran mempunyai kewajiban
melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yg bertugas dan mampu melakukannya,
Ps 29k. UURS: RS berkewajiban menolak
keinginan pasien yg ber-ttg-an dg standar

MALPRAKTIK MEDIK dlm


kaitannya dg abandonment
Definisi:
Malpractice is wrongdoing; (law) improper treatment of patient by
medical attendent;
illegal action for ones own benefit while in position of trust. (The
Oxford Illustrated Dict.);
Tindakan medik yang salah (wrongdoing), karena tidak cukup dalam
melakukan pengobatan / perawatan pasien (neglect the patient by
giving not or not enough care to the patient)
Unsur :
Couglin: intentional wrongdoing (dolus), illegal practice, unethical
practice
Black: lack of skill / kurang cakap, negligence / lalai, ignorance /
kekurang tahuan,

Mencegah Tuduhan Abandonment


Antara lain dg jalan:
Patuhi SPM
Patuhi med SOP
Informed consent (lisan/tertulis)

MALPRAKTIK MEDIK

MALPRAKTIK (MP)
MP adalah istilah yang digunakan oleh kelompok profesi
(hukum, dokter, akuntan, dll.) utk menggambarkan
penyimpangan, kegagalan, kesalahan, ketidakmampuan
melakukan praktik profesi
Pada umumnya hanya peer dari klompok profesi yg tahu
adanya MP
Orang awam / bahkan terpelajar sangat sulit memahami
MP sering terjadi mis interpretasi
MP Medis dpt terjadi percampuran / ketidak jelasan
antara pelanggaran etika, MP, dan / atau pelanggaran
hukum
Kerugian akibat MP Medis yg dialami dapat bervariasi
sangat lebar

JENIS-JENIS MALPRAKTIK

Fred Ameln:
- MP Dolus sengaja: Abortus kriminalis
- MP Culpa lalai / negligence
Anny Isfandyarie:
- MP Etik rikjang / obat tanpa indikasi,
- MP Yuridik perdata, - pidana,
- MP Administratif praktik tanpa STR/SIP

STANDAR PROFESI MEDIS

Unsur-unsur (Leenen):
- teliti (zorgvuldigheid),
- sesuai standar medik (volgens de medische standaard),
- kemampuan rata-rata / average (gemiddelde bekwaamheid),
- sikon sama (gelijke omstandigheden),
- sarana upaya sebanding / proporsional

KRITERIA MALPRAKTIK
4 D:
Duty (Profesi); the existence of the physicians
duty to the plaintiff
Damage / kerugian; a compensable injury
Dereliction of duty / penyimpangan; the
applicable standard of care and its violation
Direct causation / sebab-akibat langsung; a
causal connection between the violation of the
standard of care and the harm

ASPEK HUKUM MALPRAKTIK


Aspek Pidana: adanya culpa lata luka /
cacat berat / (Ps. 359 KUHP) sanksi
denda / penjara
Aspek Perdata: adanya culpa levis
sanksi ganti rugi (menyimpang dari
standar profesi, lalai/kurang hati-hati,
kaitan sebab-akibat)
NB: jenis-jenis culpa - C. lata, - C. levis, C. levissima

KASUS 1997 - 2003


Sp.OG : 32
DU
: 17
Sp.B. : 14
Sp.PD. : 12
Sp.An : 6
Sp.A
:6
Sp. KJ : 3
Sp.THT : 4
Sp.JP : 2
Sp.M : 2
Sp.P : 2
Masing-masing 1 (satu): Sp.BO, Sp.BP, Sp.BS, Sp.F, Sp.R, Sp.U,
Sp.RM, Sp.KK
Sbr: Budi S., MKEK DKI Jakarta, 2004

bbrp contoh KASUS MALPRAKTIK yg


berkaitan dg abandonment

Kuretase Ny. Ngatemi RSB Kartini Belawan (1983): kuretase dilakukan oleh
Bidan a/p Dr. (suami bidan tsb.) kesalahan fatal usus Ngatemi putus 10 cm. +
kandungan rusak untuk selamanya pasien harus b.a.b melalui anus buatan di
perut
Operasi Mata RSM AINI (JKT): Stlh operasi mata Andriani mengalami kerusakan
otak. Dokter Anestesi dituduh tlh lalai meninggalkan O.K. saat operasi
berlangsung (abandonment !)
Operasi Mata RS Syamsudin - Sukabumi (1986): IC / PTM tidak dilakukan secara
benar Muhidin yg kepadanya dilakukan pengambilan OD menuntut
Bedah Plastik Ny. Sulastri Klinik Asih Trisna JKT (1987): Dr. TP (dibantu Dr.
Anestesi / Dr. K) dituduh melakukan malpraktik (abdominal lipektomi + vagino
plasty wan prestasi + tidak sesuai standar) pasien
Kasus Akiko RSIA Evasari JKT (2003): karena kelalaian jari kelingking bayi
Akiko putus;
Kasus Miao Mingming (5 th) RS Changsha-Cina: Dokter keliru melakukan
pemotongan kaki, stlh pasien dibius posisi dirubah (melanggar SOP);
Kasus Pat Skinner (69 th) RS St. George-Sydney (2002): Gunting 17 cm. tertinggal
dalam tubuh;
Dll.

ALUR PENGADUAN PASIEN

MKDKI
IDI Cabang / Wilayah
Dinas Kesehatan
SARKES yang bersangkutan
Polisi
LBH / LSM
Media Massa
Pemerintah c.q Menkes / PEMDA

ALASAN PENGADUAN
Hasil pengobatan tidak memenuhi
harapan / tidak puas
Hubungan Dokter Pasien kurang baik
Pelayanan / ucapan tidak menyenangkan
Dugaan kelalaian / tidak hati-hati
Tidak mentaati standar
Provokasi
Dana

PENCEGAHAN / PENYELESAIAN
KASUS PENGADUAN
Pencegahan:
- BIN-WAS Anggota (IDI): patuh UU,
Standar Profesi, Etika, Sanksi (Teguran,
hukuman, dsb.)
Penyelesaian:
- Mediasi / Alternatif Penyelesaian
Sengketa (Perdata)
- Litigasi: Pidana, Perdata

SANKSI THD MALPRAKTIK


Belum jelas diatur
AD, ART, Kodeki, dan Kompendium IDI tidak
menyebutkan malpraktik
Pengadilan Umum sering menggunakan pasal-pasal
KUHP, UU Kes, UU Perlind. Kons., atau pasal UU lain
Di kalangan IDI sering mengacu kepada sanksi yang
mirip pelanggran etik:
- peringatan I III
- reschooling
- pencabutan SIP (Dinkes)
Stlh UU No. 29/2004: Pradok pasal-pasal UU tsb.

UU NO. 23 / 92: KESEHATAN


(Cat: tlh diganti dg UU No. 36/2009)
Pasal 54:
(1) Nakes yg melakukan kesalahan / kelalaian dpt
dikenakan tindakan disiplin
(2) Ada / tidaknya kesalahan / kelalaian ditentukan oleh
MDTK
Cat: stlh UU No. 29 / 2004: Pradok MDTK hapus
Pasal 55:
(1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat
kesalahan / kelalaian yg dilakukan Nakes
(2) Ganti rugi tsb. dilaksanakan sesuai peraturan UU
Cttn: UU No. 23/92 tlh diganti dg UU No. 36/2009 (Psl cari
sendiri dlm UU yg baru tsb. !)

UU NO. 29 / 2004: PRADOK


Ketentuan pidana hanya terhadap
pelanggaran administrasi (STR, SIP,dsb.)
Ancaman pidana thd tindakan malpraktik
= diatur dlm UUKes (Pasal 81)

MENCEGAH MALPRAKTIK
(PB. IDI)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Patuhi kaidah etika kedokteran


Memelihara kompetensi (tmsk STR + SIP)
Informasi yang adekwat kpd pasien, jelas, jujur
Kecermatan setiap melakukan tindakan
Buat RM dengan lengkap dan simpan dg baik
Bekerja dg tim dalam tindakan medis berisiko
Turut serta dlm asuransi ganti rugi akibat
praktik kedokteran
8. Mengatasi masalah melalui APS / Mediasi
9. Memahami / menghormati hak-hak pasien

DAFTAR PUSTAKA
Anny Isfandyarie, Malpraktik & Resiko Medik, Prestasi
Pustaka, Jakarta, 2005;
Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran,
Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991;
Guwandi, J., Malpraktek Medik, FKUI, Jakarta, 1993;
------ , Dugaan Malpraktek Medik & Draft RPP: Perjanjian
Terapetik antara Dokter dan Pasien, FKUI, Jakarta,
2006;
Ninik Mariyanti, Malpraktek Kedokteran, Bina Aksara,
Jakarta, 1988;
Pitono Soeparto, dkk., Etik dan Hukum di Bidang
Kesehatan, KERSI RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 2001

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai