Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Baterai merupakan sebuah media yang dapat mengubah energi kimia yang terkandung
dalam bahan aktif secara langsung menjadi energi listrik melalui reaksi reduksi dan oksidasi
elektrokimia yang terjadi pada elektroda (Chang, 2004). Pengertian baterai yang saat ini
umum digunakan sesungguhnya mencakup satu atau beberapa sel baterai yang digabungkan
secara seri atau parallel sesuai dengan tegangan dan kapasitas listrik yang diinginkan. Sel
baterai adalah unit terkecil dari suatu sistem proses elektrokimia yang terdiri dari elektroda,
elektrolit, separator, wadah dan terminal / current collector (Triwibowo, 2011).
Komponen terpenting dalam sel baterai adalah (Linden, 2002):
1. Elektroda negatif / anoda, yaitu elektroda yang melepaskan elektron ke rangkaian luar
serta mengalami proses oksidasi pada proses elektrokimia.
2. Elektroda positif / katoda, yaitu elektroda yang menerima elektron dari rangkaian luar
serta mengalami proses reduksi pada proses elektrokimia.
3. Penghantar ion / elektrolit, yaitu media transfer ion yang bergerak dari anoda ke
katoda dalam sel baterai saat penggunaan. Fisik elektrolit umumnya berupa cairan /
larutan dimana molekul garam larut didalamnya.
Mengacu pada sumber energi listrik yang terbentuk dari hasil proses elektrokimia, maka
baterai/ sel dikelompokkan sebagai berikut (Triwibowo, 2011):
1. Baterai/ sel primer (baterai dengan penggunaan sekali saja)
Pada umumnya baterai primer murah. Mudah digunakan sebagai sumber listrik untuk
peralatan portabel. Memiliki densitas energi listrik yang besar dengan kecepatan
discharge yang rendah dan tidak memerlukan perawatan. Contoh baterai ini dapat
dilihat di Gambar 2.1.a
2. Baterai/ sel sekunder (dapat diisi ulang/rechargeable)
Pengisian dilakukan dengan memasukkan arus listrik pada kutub yang berlawanan.
Baterai jenis ini disebut juga sebagai baterai penyimpan/ storage battrey atau
accumulator. Baterai sekunder diaplikasikan dalam dua katagori, yaitu:
a. Sebagai alat penyimpan energi/ Energy-storage Device. Umumnya baterai jenis ini
tersambung dengan jaringan listrik permanen dan jaringan listrik primer saat
digunakan. Contoh penggunaanya adalah dalam otomotif, pesawat terbang,

Uninterupptible Power Source (UPS) dan sebagai pendukung load leveling pada
Stationary Energy Sttorge Systems.
b. Sebagai sumber energi listrik pada portabel divais, pengganti baterai primer dan
pada semua divais yang menggunakan baterai primer, seperti telephone genggam,
kamera, notebook dll. Contoh baterai sekunder dapat dilihat pada Gambar 2.1.b

Gambar 2.1 Jenis-jenis Baterai/ Sel, a) baterai primer berbentuk slinder, b) baterai sekunder
dengan elektrolit cair (Triwibowo, 2011).
Diantara jenis baterai menurut sumber energi listrik yang terbentuk, hasil produksi
baterai jenis primer banyak menimbulkan permasalahan pada limbah sisa pemakaiannya.
Penelitian mengenai pengolahan limbah baterai sudah banyak dilakukan diantaranya dengan
memanfaatkan biomaterial seperti dari limbah kulit pisang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fadilah (2015), limbah kulit pisang dapat
dimanfaatkan sebagai biobaterai. Jenis limbah kulit pisang tersebut diantaranya pisang
ambon, pisang raja sere, pisang raja bulu. Limbah kulit pisang tersebut dihaluskan, kemudian
digunakan sebagai pengganti pasta MnO2 pada limbah baterai bekas. Setelah pasta diganti
dengan limbah kulit pisang, kemudian diuji kelistrikan dan daya tahan baterai. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa limbah kulit pisang jenis raja bulu menghasilkan tegangan dan
daya tahan yang paling optimum, dengan penambahan garam KCl 0,75 gram, tegangan 1,40
volt dan daya tahan sebesar 5880 menit.

Penelitian yang dilakukan Fadilah,dkk (2015) tersebut menghasilkan baterai dengan


daya tahan yang cukup besar dibandingkan dengan baterai biasa, namun penelitian ini
memiliki beberapa kekurangan diantaranya baterai yang dihasilkan merupakan baterai sekali
pakai (unrechargeable) dan sisa penggunaan baterai habis pakai menimbulkan limbah baru
sehingga diperlukan proses penggantian pasta kulit pisang kembali.
Selain limbah kulit pisang, limbah organik lain yang dapat digunakan untuk
mengganti pasta MnO2 diantaranya adalah limbah kulit durian, limbah sayuran di pasar,
limbah buah buahan, atau limbah organik yang mengandung mineral tinggi terutama Natrium
dan Kalium. Namun baterai yang dihasilkan dari limbah-limbah tersebut hanya dapat
digunakan dalam satu kali pemakaian (unrechargeable) karena reaksi dalam pasta tersebut
berlangsung satu arah (irreversible).
Reaksi yang terjadi pada baterai sekali pake (unrechargeable) sebagai berikut
(Riyanto, 2013):
Katode (+)
Anoda (-)
Total

: 3MnO2 (s) + 2H2O + 4eMn3O4 (s) + 4 OH- (aq)


: Zn (s) + 2OH
ZnO (s) + H2O + 2e: 2Zn (s) + 3MnO2 (s)
Mn3O4 (s) + 2ZnO (s)

E0 = + 0,80 V
E0 = + 0,76V
E0 = +1,54 V

Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan dalam pemanfaatan kembali (reuse)
limbah baterai bekas, dengan cara mengganti pasta pada baterai bekas menggunakan senyawa
yang dapat menghasilkan reaksi dua arah (reversible). Salah satu contoh senyawa yang dapat
menghasilkan reaksi dua arah (reversible) adalah Ni(OH)2.
Baterai dengan katoda Nikel mengubah energi kimia menjadi energi listrik, dan ketika
digunakan mengubah energi listrik menjadi kimia melalui isi ulang. Dalam keadaan penuh,
katoda mengandung Nikel hidroksida Ni(OH)2 sedangkan baterai dalam keadaan isi ulang,
komposisi kimia di katoda dipindahkan dan nikel hidroksida diubah menjadi nikel
oksihidroksida (NiOOH). Ketika baterai digunakan proses reaksinya dibalik (Riyanto, 2013).
Reaksi yang terjadi pada baterai dengan pasta Ni(OH)2 sebagai berikut:
Katode (+)
Anoda (-)
Total

: 2NiOOH (s) + 2H2O (l) + 2e2Ni(OH)2 + 2 OH- (aq) E0 = +0,52 V


: Zn (s) + 2OHZnO (s) + H2O + 2eE0 = +0,76 V
: 2NiOOH (s) + 2Zn (s))
2Ni(OH)2) + 2ZnO (s) + H2O E0 = +1,28 V

Secara perhitungan reaksi, pada reaksi reversible dengan menggunakan pasta MnO 2
dihasilkan energi potensial (E0) sebesar +1,54 V, sedangkan pada reaksi ireversible dengan
pasta Ni(OH)2 dihasilkan energi potensial (E0) lebih kecil yaitu sebesar +1,28 V. Namun

secara daya guna pasta dari MnO2 hanya dapat digunakan satu kali pemakaian, sedangkan
pasta Ni(OH)2 dapat digunakan berulang kali (rechargeable).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Penelitian
3.1.1 Alat penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pisau
Gunting
Obeng
Voltmeter
Tespen
Tissue

3.1.2 Bahan
1. Baterai bekas
2. Ni(OH)2
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Preparasi Baterai
1. Membongkar baterai bekas dengan gunting pada bagian penutup atas (pada
kutub positif atas)
2. Mengeluarkan serbuk atau pasta elektrolit yang ada didalam baterai
3. Melapiskan Ni(OH)2 ke batang karbon (katoda)
4. Menutup kembali bagian penutup atas yang telah di buka dengan rapat
3.2.2 Uji Kelistrikan dan Daya Tahan Baterai
1. Menguji tegangan baterai yang telah di isi dengan pasta Ni(OH)2 menggunakan
voltmeter
2. Mengamati lama kekuatan nyala lampu pada baterai

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
N
o
1
2
3
4
5

Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

Peralatan Penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain
Total

2.450.000
5.535.000
160.000
4.355.000
12.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No

Minggu Ke-

Kegiatan
1

Studi Pustaka

Persiapan Alat dan Bahan

Preparasi Baterai

Uji Kelistrikan Dan Daya


Tahan Baterai
Analisa hasil akhir dan
evaluasi
Pembuatan laporan akhir dan
draft publikasi

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai